Catur yang umumnya sangat identik dengan para orang yang sudah berumur dengan menggunakan strategi pertarungan dalam bentuk miniatur mulai banyak di minati oleh remaja, kali ini catur berhasil memikat Aisha Nadine Sharikha, yang lahir di Sangatta, 9 juli 2004 tertarik dengan catur. Nadine, siswi kelas 7 SMP Sinar Cendekia Jombang, Rawalele, Tangsel merupakan siswi yang berprestasi di bidang olahraga catur. Remaja penggemar pempek ini memaparkan kepada NYSN mulai berlatih catur sejak kelas 2 SD, sekitar umur 7 tahun. Tetapi sempat berhenti satu tahun yang lalu dan kembali memulai di bangku kelas 4 SD sekaligus awal dirinya mengikuti berbagai kejuaraan catur. “Waktu saya kelas 2 SD, saya mengikuti les piano. Terus di depan tempat les saya ada tempat les catur. Kalau saya belum dijemput, biasanya saya sering menunggu di tempat ekskul catur dan melihat orang-orang yang sedang berlatih catur sekaligus mempelajarinya. Lama kelamaan saya tertarik main catur, dan akhirnya ikut ekskul catur di sekolah untuk mengembangkan diri saya agar bisa bermain catur lebih baik lagi. Saya tertarik main catur krn seru aja lihatnya. sekitar 5 bulan, saya mencoba fokus belajar catur, lalu saya mengikuti kejuaraan untuk menambah pengalaman.”cerita Nadine Nadine juga telah mengumpulkan cukup banyak prestasi luar biasa dalam berbagai kejuaraan catur, diantaranya : Juara 1 O2SN SD se kabupaten Kutai Timur 2015 juara 2 catur cepat O2SN SD se provinsi Kaltim 2015 juara 1 O2SN SMP se-Tangsel 2017 Juara 1 Kejuaraan Daerah Kaltim Junior Putri E 2014 Juara 3 Kejuaraan Daerah Kaltim Junior Putri E 2015 Juara 2 Kejuaraan Daerah Kaltim Junior Putri D 2016. Ternyata, walau sudah banyak mencetak prestasi, Nadine mengakui terkadang masih ada saat dimana ia merasa capek dan malas berlatih. “Belum lagi berlatih memory, saya dan adik juga atlet memory Indonesia. Cuma ya kalau mau ikut kejuaraan, harus tetap giat berlatih.” jelas Nadine yang juga mempunyai adik yang berprestasi di bidang olahraga yang sama. Nadine juga mengatakan kepada NYSN, jika kejuaraan memakan waktu sampai berhari-hari, ia sering kali tertinggal pelajaran, jadi ia harus rajin mengejar ketinggalan, salah satunya dengan mengikuti pelajaran tambahan dan aktif di sekolah. Kejurnas dan Porprov juga diakui Nadine merupakan tantangan terberat dan tersulit karena mayoritas pesertanya sudah sangat berpengalaman, bahkan ada yang sudah mempunyai gelar. Siswi yang juga hobby membaca novel ini juga pernah merasakan pengalaman pahit saat mengikuti kejurnas. “Saya sempat kalah melawan tim lain, karena kecurangan di tim lain yang sudah kerja sama antara pelatih dan pemain. Disitu saya sangat kecewa sekali, dan saya nangis ke ibu saya karena kalah.” ungkap nadine. Akan tetapi, Nadine bukan merupakan anak yang pantang menyerah. Jika gagal terus untuk mencobanya lagi. “Jangan pantang menyerah, intinya latihan dan berdoa, semuanya pasti akan ada hasilnya cepat atau lambat. Kalo gagal coba lagi, belajar dari kegagalan itu, dan berusaha untuk tidak mengulangi kesalahan yg sama. Semangat terapkan sikap disiplin jg, manfaatkan waktu dengan baik. Orang sukses itu orang yg pandai memanfaatkan waktu, dan belajar setiap kesalahannya.” pesan Nadine (crs/adt)