Tak Peduli Suriah Mundur dari Mini Turnamen, Indra Sjafri Hanya Butuh Lawan Tanding

Timnas U-19 melakukan persiapan jelang Piala Asia U-19 2018, dengan melakukan uji coba dalam format mini turnamen memakai sistem trofeo, melawan Timnas U-19 China dan Thailand U-19, mulai 21 September, di Stadion Pakansari, Bogor. (kampiun.id)

Yogyakarta- Timnas U-19 terus melakukan persiapan jelang gelaran Piala Asia U-19 2018 pada Oktober nanti. Salah satunya event yang akan digelar oleh PSSI dengan mengadakan mini turnamen di Stadion Pakansari, Cibinong, Kabupaten Bogor, mulai Jumat (21/9). Dalam mini turnamen itu, Timnas U-19 akan menghadapi Thailand dan China. Namun, Timnas U-19 Suriah, akhirnya dipastikan batal datang ke Indonesia karena padatnya jadwal pertandingan di Asia Barat. Pelatih Timnas U-19, Indra Sjafri, tak ingin ambil pusing tentang batalnya Suriah dalam mengikuti mini turnamen. Pria kelahiran 2 Februari 1963 ini hanya ingin PSSI mengabulkan keinginannya supaya memcarikan lawan uji coba yang sama dengan peserta Piala Asia U-19 2018. “Saya tahu (kabar itu), cuma saya mau hal-hal seperti ini, PSSI yang merilis, dan bukan dari saya, karena itu pekerjaan dari PSSI. Saya hanya butuh uji coba dengan situasi yang sama dengan turneman yang sebenarnya,” ujarnya, dilansir Tribun Jogja. Dalam event ini, tim merah putih Junior akan bermaterikan sebanyak 28 pemain. Hal itu disampaikan Indra yang menyebut dirinya belum akan melakukan pencoretan didalam skuatnya. “Saat ini masih ada 28 pemain. Itu masih cukup,” tegas pria asal Lubuk Nyiur, Painan, Sumatera Barat. Hal serupa juga diungkap Manajer Timnas U-19, Daconi yang menyatakan, hanya dua negara yang menjadi lawan Saddil Ramdani dan kawan-kawan, jelang Piala Asia U-19 2018. Dua lawan tersebut adalah Thailand dan China, sedangkan Suriah menarik diri dari keikutsertaannya. “Baru saja saya dapat kabar dari Sekjen PSSI, jika Thailand dan China sudah pasti ikut. Tetapi Suriah kemungkinannya batal datang. Jadwal uji coba tetap dilaksanakan, tapi dengan sistem Trofeo saja,” sebut Daconi, pada Rabu (13/9). Sekadar informasi, Timnas U-19 terakhir kali bertanding resmi, pada 14 Juli 2018, dalam perebutan juara tiga Piala AFF U-18 Menghadapi Thailand, Nurhidayat Haji Haris dan kolega berhasil meraih kemenangan 2-1. Dalam gelaran Piala Asia U-19 2018, Tim Garuda Nusantara berada satu grup dengan Qatar, Uni Emirat Arab (UEA), dan Taiwan. Di laga perdana, Saddil Ramdani dan kawan-kawan akan bersua Taiwan, pada 18 Oktober 2018. (art)

Agenda TC Timnas U-19 ‘Molor’, Indra Sjafri Minta Tambah Satu Uji Coba Lagi

TC Timnas U-19 yang berlangsung hingga 27 Mei 2018, di Stadion Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), diperpanjang hingga 2 Juni. (bola.com)

Yogyakarta- Dalam pemusatan latihan di Stadion Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), Timnas U-19 menggelar uji coba kontra Persis Solo pada Senin (28/5). Namun sepertinya uji coba tersebut dirasa kurang oleh pelatih timnas U-19 Indonesia, Indra Sjafri untuk melihat kemajuan para pemain selama pemusatan latihan. Pelatih Timnas U-19, Indra Sjafri berencana akan menggelar laga uji coba kembali pada 2 Juni 2018. “Kami memang lagi butuh uji coba lagi mungkin tanggal 2 Juni,” kata Indra. Terbersit kabar PSS Sleman akan menjadi lawan selanjutnya setelah kontra Persis Solo. Namun juru taktik ini masih belum bisa memastikan siapa yang ajan menjadi lawan, meski pihak PSS sudah berkomunikasi dengannya. “Yang jelas baru Persis Solo, dengan Sleman memang sudah ada komunikasi tetapi untuk resminya belum,” ujar pelatih asal Sumbar ini. Artinya, agenda pemusatan latihan (TC) Timnas U-19 mengalami perubahan. Awalnya, TC yang berlangsung sejak 18 Mei di Stadion UNY, hingga 27 Mei 2018. Namun pemusatan latihan tahap pertama diperpanjang hingga 2 Juni 2018. Indra menyebut perubahan itu agar pelaksanaan pemusatan latihan lebih efektif. Sehingga atas berbagai pertimbangan TC diperpanjang hingga awal Juni. “Setelah dapat masukkan dari PSSI, kami memperpanjang TC. Sebenarnya tahap pertama selesai 27 Mei dan 7 Juni dilanjutkan lagi, namun kini diteruskan sampai 2 Juni,” jelasnya usai memimpin latihan pada Kamis (24/5). Indra memaparkan, nantinya pemusatan latihan tahap kedua kembali dilanjutkan setelah lebaran. Beberapa program dirancang termasuk soal penilaian performa pemain. Mantan pelatih Bali United itu menambahkan, dengan diperpanjangnya agenda TC tahap pertama, ada beberapa tambahan program yang diberikan kepada Syahrian Abimanyu dkk. Salah satunya uji coba yang berlangsung 2 Juni atau hari terakhir pemusatan latihan. (Ham)

Bangkit Dari Cedera Panjang, Pemuda 22 Tahun Ini Jadi Gelandang Modern Timnas Indonesia

Sosok anyar yang menjadi kepercaan Luis Milla di Timnas U-23 yakni gelandang Sriwijaya FC kelahiran Bireun, Zulfiandi (16). (Pras/NYSN)

Jakarta- Timnas U-23 kini punya pemain baru yang menjadi kepercayaannya di sektor tengah permainan. Sosok anyar yang menjadi kepercaan Luis Milla yakni gelandang Sriwijaya FC, Zulfiandi. Pemuda kelahiran Bireuen, Aceh, 17 Juli 1995, menjadi pemain kepercayaan Luis Milla di jajaran skuat Garuda Muda. Pada empat laga terakhir yang dilakoni Garuda Muda, Cole, sapaannya, selalu jadi pilihan utama pelatih asal Spanyol itu untuk menjaga keseimbangan permainan. Bertugas di lini tengah, gelandang jebolan Timnas U-19 asuhan Indra Sjafri ini tak tergantikan semenjak kembali berseragam timnas. Usai kembali terpanggil bergabung ke pemusatan latihan pada Februari lalu, Cole telah empat kali terpilih menjadi starter pada empat laga terakhir yang dilakoni timnas U-23. Sebelumnya, Cole, harus mundur dari sepak bola lantaran cedera lutut yang membekapnya. Tiga tahun lalu, pada Senin (15/6/2015), menjadi laga terakhir baginya bersama Timnas U-23, yang saat itu ditaklukkan Vietnam dalam perebutan medali perunggu, di ajang SEA Games 2015. Sejak saat itu, pemain berusia 22 tahun ini absen dari Timnas, hingga di level klub. Namun, setelah sembuh dari cedera, Cole bangkit dan menunjukkan pada publik bahwa talenta dan kemampuannya masih belum habis ditelan cedera. Bahkan, performa impresifnya bersama Timnas U-23 dan makin mengukuhkannya sebagai pilihan utama di lini tengah skuat Garuda Muda. Posisi gelandang jangkar ini disebut pelatih beken, Rahmad Darmawan, sebagai gelandang yang sangat unik. Ia dinilai memiliki tingkat kecerdasan di atas rata-rata. Statistik Zulfiandi di Timnas U-23 Empat laga terakhir: Laga Pertama Timnas U-23 vs Timnas U-23 Singapura Timnas U-23 mengalahkan timnas U-23 Singapura dengan skor 3-0 pada laga uji coba di Stadion Nasional, Singapura, Rabu (21/3). Tiga gol timnas U-23 Indonesia masing-masing dicetak oleh Febri Hariyadi pada menit ke-44, Muhammad Hargianto (51′), dan Septian David Maulana (65′). Tim asuhan Luis Milla memang tampil mendominasi dengan menguasai penguasaan bola sebesar 66 persen. Zulfiandi tampil gemilang sebagai gelandang jangkar saat timnas U-23 Indonesia berhasil membungkam timnas U-23 Singapura dengan skor 3-0. Ia menjadi pemain yang menorehkan angka operan tepat terbanyak (64 kali), tekel sukses terbanyak (4 kali), dan akurasi operan tertinggi di kubu Garuda Muda yakni sebesar 88.8%. Laga Kedua Timnas U-23 vs Timnas U-23 Bahrain Kendati menelan kekalahan dari Bahrain dengan skor 0-1, timnas U-23 Indonesia sebenarnya tampil lebih mendominasi. Mereka memimpin dalam hal penguasaan bola hingga 64 persen. Jumlah operan sukses mereka bahkan mencapai 393 dari total 484 upaya alias 81 persen tepat sasaran. Sementara itu, Bahrain cuma melepaskan 182 operan sukses dari 265 percobaan atau tingkat akurasi menyentuh 68 persen. Lantas, siapa anak asuh Luis Milla yang paling sering dioper rekannya? Dia adalah gelandang bertahan Zulfiandi. Zulfiandi menjadi pemain Indonesia yang sangat dipercaya teman-temannya. Sepanjang pertandingan, pesepak bola berusia 22 tahun ini menerima 53 operan. Catatan Zulfiandi mengungguli Hansamu Yama Pranata (48), Bagas Adi Nugroho (47), Febri Hariyadi (45), dan Muhammad Hargianto (45). Laga Ketiga Timnas U-23 vs Timnas U-23 Korea Utara Zulfiandi bermain penuh saat timnas U-23 Indonesia ditahan imbang timnas U-23 Korea Utara. Pada laga kedua turnamen PSSI Anniversary Cup 2018 ini, Zulfiandi juga menjadi memegang peran krusial di lini tengah skuat Garuda Muda. Bertugas sebagai gelandang, Zulfiandi mencatatkan operan sukses sebesar 32 dari 36 kali percobaan. Artinya, ia menorehkan presentase keberhasilan operan sebesar 88%. Angka akurasi operan ini sekaligus menjadi yang tertinggi di kubu Garuda Muda. Akurasi Zulfiandi lebih tinggi dari Hargianto (74%), Hansamu Yama (79%) dan Septian David Maulana (75%). Zulfiandi juga impresif secara defensif. Terbukti, ia mencatatkan tiga kali tekel sukses dari lima percobaan dan clearence sebanyak dua kali. Laga Keempat  Timnas U-23 vs Timnas U-23 Uzbekistan Uzbekistan menjadi lawan terakhir Zulfiandi dkk di turnamen PSSI Anniversary Cup 2018. Bermain imbang dengan skor 0-0, Zulfiandi kembali tampil moncer di jantung permainan Garuda Muda. Pada laga ini, skuat besutan Luis Milla unggul tipis di wilayah penguasaan bola, yakni 52% berbanding 48%. Lagi-lagi, Zulfiandi jadi sosok penting di balik stabilitas lini tengah Garuda Muda. Peran gelandang berusia 22 tahun ini tentu saja tak bisa dipandang sebelah mata begitu saja. Berduet dengan Hargianto, Zulfiandi mencatatkan 53 operan sukses dari 61 kali percobaan. Ia menorehkan 86% operan sukses selama 90 menit pertandingan. Presentase keberhasilan operan Zulfiandi hanya kalah dari raihan Bagas Adi Nugroho yang mencatatkan 47 operan sukses dari 51 percobaan (92%). Bahkan, rekan duetnya di lini tengah, Hargianto, hanya mencatatk 35 kali operan sukses dari 53 percobaan (66%). Performa defensif Zulfiandi juga tak kalah moncer. Ia sering membantu pertahanan dan melakukan empat kali intersep dan dua kali sapuan. Bahkan, ia menyumbangkan lima kali tekel sukses dari sembilan kali percobaaan. (art)

Mantan Anak Asuhnya Kalah, Indra Sjafri : Masa Kaos Ukuran S, Harus Pakai XL

Egy Maulana Vikri (10) dan kawan-kawan menerima pengalaman berharga usai takluk 1-4 dari Timnas U-19 Jepang, pada laga uji coba di SUGBK, pada Minggu (25/3). (Pras/NYSN)

Jakarta- Timnas U-19 mendapat pelajaran berharga saat meladeni Timnas U-19 Jepang, dalam laga uji coba di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Senayan, pada minggu (25/3). Egi Maulana Vikri dan skuat harus menerima kekalahan takluk dengan skor akhir 1-4. Satu-satunya gol tunggal Timnas U-19, diciptakan oleh striker Bali United U-19, Aji Kusuma, di menit akhir babak kedua. Pada kesempatan yang sama, tampak mantan Pelatih Timnas U-19, Indra Sjafri hadir menyaksikan mantan anak asuhannya dalam pertandingan ini. Sempat diwawancarai awak media, namun pria asal Padang, Sumatera Barat ini, justru enggan berkomentar banyak. “Saya tak mau mengomentari permainan yang ada sekarang, saya hanya bisa mengira-ngira kenapa sebabnya bisa begitu. Semua tahu Jepang kualitasnya lebih bagus dari kita, masa iya kita kaosnya S harus pakai ukuran XL, kira-kira itu yang harus kita pahami,” ungkapnya di lobby SUGBK, pada Minggu (25/3). Sempat muncul momen yang tak diduga, di akhir pertandingan para suporter Timmas Indonesia meneriakkan nama Indra Sjafri sebagai tanda berharap akan kembali melatih para Garuda Muda. “Nggak usah pake gitu-gituan lah, nggak usah. Saya kan sudah ikhlas jadi tak perlu lagi diteriak-teriakan seperti itu. Saya apresiasi aksi seperti itu, mungkin mereka masih cinta saya,” ujar Indra seraya tersenyum. (Ham)

Indra Sjafri Blusukan Survey Stadion, Askot PSSI Tangerang : Belum Pasti Latih Persikota

Indra Sjafri, saat mengunjungi Markas Persikota berlatih pada Senin kemarin. (net)a

Tangerang– Mantan pelatih Timnas U-19, Indra Sjafri, pada Senin (22/1) melakukan kunjungan ke dua Stadion di kawasan Tangerang. Agenda itu adalah untuk memberi rekomendasi venue latihan untuk Persikota Tangerang. Menurut Ketua Asosiasi Kota (Askot) PSSI Kota Tangerang, H. Kosasih mengatakan dirinya menemani pelatih berumur 54 tahun itu berkeliling dan mengecek persiapan dua Stadion. Dari tinjauannya Indra lebih tertarik pada Stadion Yonif 203 Jatiuwung, daripada Stadion Benteng. “Kekurangan Stadion benteng, karena suasana lapangan kurang pas untuk latihan, dan belum ada sarana serta fasilitas yang mendukung. Di Yonif 203, ada mes dan pelatihan fisik,” ujarnya pada Senin (22/1). Terkait Status Indra yang disebeut-sebut akan menukangi Persikota, dirinya tak berbicara banyak. Dia hanya mengungkapkan hal itu baru wacana saja dan Indra pun belum memberi sinyal positif pada Manajemen tim. “Dia (Indra) mengaku belum pasti, baru wacana dan diserahkan ke manajemen Persikota. Tinjauan lapangan itu memantau sarana latihan anak-anak Persikota,” katanya. Kosasih sebenarnya senang, andai arsitek yang membawa Indonesia juara di piala AFF 2013 itu jadi mengasuh Persikota. “Sepertinya itu, cuma belum ada kepastian, Indra juga bilang itu tergantung manajemen. Secara pribadi, andai Indra ke Tangerang unutk melatih Persikota, ya sangat bangga buat saya,” tandasnya.

Egy Maulana Vikri, “Malaikat” yang Di Temukan Indra Sjafri

Egy Maulana Vikri (Dok. PSSI)

Egy Maulana Vikri,Pemain asal Medan yang menjadi Malaikat penolong atas kemenangan Timnas Indonesia U-19 berkat dua golnya ke gawang Myanmar, Selasa (7/9/2017). Egy yang lahir pada 7 Juli 2000 merupakan atlet hasil bidikan mata elang pelatih Indra Sjafri. Egy sudah menjadi incaran Indra Sjafri sejak lima tahun lalu dan saat ini ia menjadi bintang muda baru timnas U-19. Di kutip dari Bolalop, Egy pernah menimba ilmu di SSB ASIOP Apacinti Jakarta. Ia mengikuti Gothia Cup di Gothenburg, Swedia, pada 2016. Ia membawa timnya juara di turnamen usia muda kelas internasional itu. Egy juga menimba ilmu di Diklat Ragunan. Sempat juga ia menjadi bagian Persab Brebes yang menjuarai Piala Soeratin 2016. Bahkan Egy menjadi top scorer turnamen tersebut dengan total perolehan gol sebanyak 22 gol. Pemain yang mempunyai keajaiban pada kekuatan kaki kiri itu mengikuti seleksi timnas U-19 sejak Februari lalu. Dirinya begitu menonjol saat mengikuti seleksi tersebut. Itulah yang membuat Indra Sjafri tak ragu memilih Egy masuk ke skuat Garuda Nusantara. Ditemukan Indra Sjafri dengan Blusukan Indra Sjafri ternyata sudah terpikat dengan Egy Maulana Vikri sejak tahun 2012. Saat itu Egy yang masuk berusia 12 tahun sudah memikat hati Indra Sjafri. Indra bertemu Egy pada Festival Grassroot 2012 di Medan. Ia sudah mencium bakat Egy sejak dini. Hasilnya, Egy pun dipanggil bergabung dengan Timnas Indonesia U-16 pada 2015. Pelatih timnas U-16 saat itu, Fachri Husaini, menjadikan Egy sebagai kapten tim. Ia mengikuti pemusatan latihan selama satu tahun penuh. Sayangnya ia gagal membela timnas di Piala AFF U-16 karena FIFA menjatuhkan sanksi untuk sepak bola Indonesia. Gagal membela timnas, Egy pun fokus sekolah di Diklat Ragunan, Jakarta. Ia pun terus belajar dan bekerja keras berlatih bersama tim sepak bola Diklat Ragunan. Setelah Indonesia terbebas dari sanksi FIFA, Egy pun kembali dipanggil timnas. Keberhasilan Indra Sjafri membidik bakat Egy kini berbuah manis. Pelatih asal Sumatera Barat itu pun berkesempatan untuk melakukan pembenahan pada Egy hingga ia saat ini menjadi bagian penting dari timnas U-19 di ajang Piala AFF U-18.