Raih Perunggu Kejuaraan Asia, Rahmat Erwin Jaga Peluang ke Olimpiade Tokyo

Raih Perunggu Kejuaraan Asia, Rahmat Erwin Jaga Peluang ke Olimpiade Tokyo

Indonesia membuka peluang untuk menambah tiket Olimpiade Tokyo dari cabang angkat besi. Lifter putra Rahmat Erwin Abdullah meraih medali perunggu di nomor Clean and Jerk pada Kejuaraan Angkat Besi Senior Asia di Tashkent, Uzbekistan, Selasa, 20 April 2021. Bertanding pada kelas 73 kg, lifter berusia 21 tahun tersebut meraih medali perunggu untuk kategori clean and jerk dengan angkatan 187 kg yang dibukukannya pada upaya kedua. Ia gagal menambah berat beban menjadi 190 kg pada percobaan ketiga. Sementara pada kategori snatch, Rahmat menempati posisi kelima lewat 148 kg pada upaya kedua. Ia kembali gagal mengangkat beban seberat 150 kg pada kesempatan terakhir. Untuk kategori total angkatan, Rahmat berada di posisi keempat dengan 335 kg. Ia kalah bersaing dengan lifter asal China Shi Zhiyong yang mencatatkan 363 kg dan berhak atas medali emas. Medali perak untuk kategori total angkatan diraih oleh lifter Turkmenistan Meredov Maksad dengan 336 kg. Sedangkan medali perunggu direbut oleh Miyamoto Masanori asal Jepang dengan catatan 335 kg. Menurut Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PB PABSI, Hadi Wihardja dalam keterangan tertulisnya, total angkatan yang diraih oleh lifter yang juga putra dari mantan lifter nasional Erwin Abdullah itu menunjukkan grafik peningkatan sebanyak 6 kilogram. “Dalam hasil tes progres sebelum berangkat, ia mencatat total angkatan seberat 329 kilogram. Hasil ini cukup menggembirakan,” kata Hadi, Rabu, 21 April 2021. Ia juga mengatakan, dengan hasil ini Rahmat Erwin Abdullah berpeluang untuk menempati urutan 8 besar dunia dan lolos ke Olimpiade Tokyo. “Ia berhasil menambah Poin sebanyak 4332. Sementara saingannya peraih perak dari Turkmenistan baru meraih 4118 poin. Kemungkinan untuk lolos terbuka lebar dengan catatan kita juga harus memonitoring prestasi lifter dari kawasan lainnya seperti Amerika Latin dan Oceania, terutama lifter Kolombia yang juga menjadi saingan kuat,” lanjutnya. Sementara itu, pelatih angkat besi, Dirdja Wihardja mengatakan Rahmat masih ikut kembali pada Kejuaraa Dunia Junior 2021. “Kalau di Kejuaraan Dunia dengan total yang sama akan lolos ke Olimpiade,” ucap Dirdja kepada media, Rabu, 21 April 2021.

Sabet Medali, Windy Cantika Aisah Pastikan Tiket Olimpiade

Sabet Medali, Windy Cantika Aisah Pastikan Tiket Olimpiade

Satu lagi atlet Indonesia yang memastikan diri untuk berlaga di Olimpiade Tokyo. Kali ini giliran lifter muda Indonesia, Windy Cantika Aisah. Ia mengunci tiket ke Olimipiade seusai meraih medali perunggu angkatan snatch pada Kejuaraan Asia Angkat Besi 2021 di Tashkent, Uzbekistan, Sabtu, 17 April 2021. Turun di nomor 49 kg putri, lifter berusia 18 tahun itu menempati peringkat ketiga kategori snatch dengan angkatan 87 kg. Di kategori Clean and Jerk, ia berada di peringkat keempat dengan 102 kg. Pada kategori total angkatan, Windy berada di peringkat keempat dengan 189 kg. Manajer tim Indonesia, Pura Darmawan mengatakan raihan perunggu di Uzbekistan membuat Windy mengumpulkan 4038,7198 poin di peringkat Federasi Angkat Besi Internasional (IWF). Ia pun naik dari peringkat tujuh ke peringkat lima. Kini, ia sudah aman berada di delapan besar ranking IWF sehingga tiket Olimpiade Tokyo resmi digenggam. “Ini sudah optimal. Kejuaraan ini (Kejuaraan Asia Angkat Besi 2021) boleh dibilang mini Olimpiade. Jadi, perjuangan Windy Cantika untuk meraih perunggu di snatch cukup berat,” ujar Pura Darmawan, Senin, 19 April 2021. Menurut Pura, pada akhir Mei nanti, ada kemungkinan Windy Cantika kembali tampil di Tashkent pada Kejuaraan Asia Angkat Besi Junior 2021. Peluang Windy Cantika mendapatkan emas di sana tentu sangat terbuka. “Paling tidak, kami sudah punya gambaran apakah Windy Cantika tetap ditampilkan pada Kejuaraan Asia Junior atau tidak,” kata Pura Darmawan. “Jika sukses di kejuaraan tersebut tentu peringkat IWF makin terdongkrak. Yang jelas untuk sekarang, tiket Olimpiade aman dalam genggaman,” lanjutnya. Dengan lolosnya Windy Cantika, total ada enam atlet Indonesia yang sudah memastikan tiket Olimpiade Tokyo 2020. Adapun sisanya masih berjuang untuk mengamankan posisi mereka dalam Race to Tokyo karena kualifikasi masih berjalan. Sedangkan untuk Paralimpiade Tokyo 2020, sejauh ini ada 15 atlet Indonesia yang telah memastikan tempat. Berikut daftar atlet Indonesia dalam Olimpiade dan Paralimpiade Tokyo (per 19 April 2021): Olimpiade Tokyo 2020 Angkat Besi Eko Yuli Irawan (61 kg putra) Windy Cantika Aisah (49 kg putri) Atletik Lalu Muhammad Zohri (100 meter putra) Menembak Vidya Rafika Rahmatan Toyyiba (100 m air riffle putri) Panahan Diananda Choirunnisa (Individual putri, mixed team) Riau Ega Agatha (Individua Putra, mixed team) Paralimpiade Tokyo 2020 Atletik Saptoyogo Purnomo Kharisma Evi Tiarani Angkat Berat Ni Nengah Widiasih Balap Sepeda Muhammad Fadli Imammuddin Bulu Tangkis Dheva Anrimusthi Hary Susanto Fredy Setiawan Ukun Rukaendi Leani Ratri Oktila Khalimatus Sa’diyah Menembak Bolo Triyanto Hanik Puji Astuti Renang Syuci Indiriani Tenis Meja David Jacobs Komet Akbar

Dayung Raih Perunggu di Hongkong, Incar Ranking Atlet di Olimpiade 2020 Meningkat

Satu dari sembilan atlet dayung yang dikirim ke Asian Rowing Coastal Championship 2018, di Hongkong, membawa pulang medali Sabtu (25/11). Prestasi itu diraih oleh Romdhon Mardiana di nomor single sculls. (ilustrasi/arah.com)

Jakarta- Kabar positif kembali datang dari cabang olahraga dayung. Satu dari sembilan atlet yang dikirim ke Asian Rowing Coastal Championship 2018, di Hongkong, membawa pulang medali Sabtu (25/11) lalu. Memang bukan emas seperti capaian pada Asian Games 2018 lalu, melainkan perunggu. Prestasi itu diraih oleh Romdhon Mardiana di nomor single sculls. Sejak awal, Timnas dayung tak memasang target besar pada ajang ARCC 2018 yang diselenggarakan 23-25 November lalu. Kejuaraan ini memang masuk dalam agenda pelatnas yang telah digeber sejak 2016. Di antara enam nomor yang dipertandingkan, Indonesia hanya mengikuti empat nomor saja. Yakni single sculls putra, double sculls putra, single sculls putri, dan double sculls putri. “Ada perubahan regulasi. Yang biasanya jarak hanya 500 meter, kini berubah menjadi 4 kilometer,” terang Muhammad Hadris, pelatih kepala pelatnas dayung. “Tentunya hal tersebut berpengaruh pada performa anak-anak,” ujarnya. Pada laga final, Romdhon finis ketiga dengan catatan waktu 21 menit 08,5 detik. Sersan Dua Prajurit Komando Lintas Laut Militer (Kolinlamil) ini kalah cepat dari Eduardo Gabriel Linares Ruiz dari Hongkong, yang mampu menyelesaikan lintasan dalam waktu 20 menit 07 detik. Disusul pedayung Thailand, Nuttapong Sangpromcharee, yang membukukan waktu 20 menit 44,2 detik. Kendati demikian, capaian ini tak dapat dijadikan tolok ukur jelang kesiapan Indonesia guna menghadapi persaingan di kualifikasi olimpiade pada 2019. Mengingat peserta berasal dari empat negara saja, yaitu Hongkong, Tiongkok, Indonesia, dan Jepang. Selain itu, karakteristik tempat pertandingan dan model perahu yang digunakan, juga berbeda dengan yang diterapkan saat olimpiade. Hingga saat ini, menurut Hadris, tim pelatih belum menentukan nama-nama atlet yang akan diberangkatkan untuk kualifikasi olimpiade nanti. Apalagi Desember nanti, rencananya ada penambahan atlet muda untuk memperkuat skuad. Saat ini pedayung aktif ada 20 saja, sementara biasanya kuota ada 28. Para atlet junior yang berjumlah 10 orang ini akan menggantikan atlet-atlet senior yang telah memutuskan keluar dari pelatnas. “Nantinya kami akan mengadakan seleksi untuk menentukan tim,” ujar Hadris pada Senin (26/11). Rencananya ada empat nomor yang diikuti pada kualifikasi nanti, yakni single sculls putra, light weight men’s double sculls, single sculls putri, dan light weight women’s double sculls. Pada 2016 lalu, dua pedayung Indonesia, yakni La Memo dan Dewi Yuliati, lolos kualifikasi dan tampil di Olimpiade Rio de Janeiro. Walau keduanya belum bisa bersaing di kancah dunia. Di sektor putra, Memo yang berasal dari Pulau Seram Barat, Maluku, hanya finis diurutan ke-16. Sedangkan Dewi berada di posisi ke-29. Berkaca pada kesuksesan di Asian Games lalu, Hadris berupaya supaya ranking para atlet dayung Indonesia di olimpiade 2020 nanti bisa meningkat. (Adt)