Kunci Gelar Indonesia Open 2018, Tontowi/Liliyana Siap Fokus Raih Emas Asian Games 2018

Sabet gelar juara Blibli Indonesia Open 2018 HSBC BWF World Tour Super 1000, jadi peforma Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir yang terakhir di event bergensi ini. (Pras/NYSN)

Jakarta- Duet Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir sukses menjadi kampiun Blibli Indonesia Open 2018 HSBC BWF World Tour Super 1000, di Istora Senayan, Jakarta, Minggu (8/7). Mereka menekekuk pasangan Malaysia, Chan Peng Soon/Goh Liu Ying, dua gim langsung, lewat duel berdurasi 38 menit, dengan skor 21-17 dan 21-8. Mendapat dukungan penuh publik yang hadir di partai puncak sepanjang laga, Owi/Butet, sapaan akrabnya, langsung menggebrak dan memimpin 11-8 di interval gim pertama. Pertandingan berlanjut, kedudukan sempat imbang 13-13. Kesalahan demi kesalahan yang dilakukan dobel Negeri Jiran itu memberi keuntungan bagi Owi/Butet dengan meraih empat angka beruntun. Skor berubah 17-13 untuk pasangan utama Merah Putih. Tekanan yang terus dilancarkan kubu Merah Putih disisa gim pertama tak mampu dibendung Chan/Goh. Alhasil, Owi/Butet mengunci gim pertama, 21-17. Memainkan gim kedua, dominasi pasangan Indonesia peraih medali emas Olimpiade 2016, Rio de Janeiro, Brasil itu terus berlanjut. Owi/Butet tak memberikan kesempatan pada lawan untuk mengembangkan permainan. Mereka langsung unggul 6-1, dan terus memundi poin demi poin. Interval gim kedua disudahi Owi/Butet dengan skor 11-3. Panen angka terus terjadi, hingga Owi/Butet membungkus gim kedua dengan selisih angka terpaut jauh, 21-8. Hasil ini membuat dobel penghuni pemusatan latihan nasional (Pelatnas) PBSI, Cipayung, Jakarta itu mempertahankan gelar juara di ajang turnamen bulutangkis terbaik di dunia itu. Kemenangan ini sekaligus gelar pertama setelah event ini kembali bergulir di Istora Senayan, Jakarta. Sebelumnya, mereka meraih gelar juara tahun lalu yang dihelat di Jakarta Convention Center (JCC) Senayan, Jakarta. Kemenangan ini makin memperlebar rekor pertemuannya dengan Chan/Goh menjadi 10-1. Satu-satunya kekalahan Owi/Butet atas wakil Malaysia yang kini menghuni ranking 15 dunia versi BWF itu, terjadi di China Open 2002, dengan skor 19-21 dan 14-21. “Perasaan saya sebenarnya campur aduk. Saya senang akhirnya bisa juara. Sekaligus mematahkan mitos kalau Istora (Senayan) itu angker buat kami,” ujar Butet usai laga. “Tapi saya juga sedih, karena mungkin ini akan Indonesia Open terakhir buat saya. Saya pasti akan merindukan momen itu lagi. Tahun depan tidak bisa merasakan suasana seperti ini lagi,” lanjut pemain berpostur 1,65 meter itu. Selepas meraih hasil sempurna di turnamen berhadiah total Rp 17 miliar itu, mereka fokus ke Asian Games 2018, pada 18 Agustus – 2 September nanti. Bagi, Owi/Butet, pesta multievent empat tahunan itu menjadi impian untuk bisa meraih medali emas. “Kemenagan ini memberikan rasa optimis. Tapi Asian Games nanti tetap beda. Makannya kami harus fokus lagi lawan siapapun. Disisa waktu yang ada kami akan maksimalkan hingga saatnya bertanding di Asian Games nanti. Mudah-mudahan Asian Games bisa meraih medali emas,” tambah Butet. Semenara itu, Owi mengungkapkan di Asian Games 2018 semua lawan sama. Menurutnya, China menjadi lawan yang kuat, karena pemain mereka menghuni ranking 1 dan 2. “Jepang juga kuat. Kemudian Thailand, dan yang lainnya. Semoga saja kami bisa memberikan yang terbaik,” tukas Owi. (Adt)

Menang Di Dua Laga Uji Coba Lokal, Timnas U-16 Agendakan Lawan Malaysia

Pelatih Timnas U-16 Fakhri Husaini saat memberi instriksi pada timnya dalam TC di Sidoarjo, Jatim, jelang Piala AFF U-15 2018. (Bola.com)

Sidoarjo- Timnas U-16 dua kali tampil dalam laga uji coba, sejak menjalani pemusatan latihan di Sidoarjo. Dua lawan mereka adalah Tim Bhayangkara U-17 pada Minggu (1/7) dan Persida Sidoarjo U-17 pada Sabtu (30/6). Dua uji coba dilangsungkan di Stadion Jenggolo, Sidoarjo. Timnas U-16 berhasil unggul di dua uji coba tersebut. Bhayangkara dikalahkan dengan skor 5-2, sementara Persida ditumbangkan dengan skor 6-1. Pelatih Timnas U-16, Fakhri Husaini, menilai permainan anak asuhnya saat ini semakin berkembang. Hal ini menjadi modal penting tim asuhannya untuk menyongsong Piala AFF U-15 2018 yang akan digelar mulai 29 Juli di Sidoarjo. “Beberapa hal positif yang sudah muncul adalah komunikasi semakin lebih baik sekarang. Sekarang cara transisi semakin bagus dan respons kehilangan bola juga cukup baik,” ungkap Fakhri. Namun, dia juga masih melihat ada beberapa kekurangan yang perlu diperbaiki. Satu di antaranya jarak antarlini yang dinilainya masih terlalu lebar sehingga kesulitan melakukan umpan pendek. “Ini adalah anak-anak yang berusia 16 tahun, dan penampilan mereka bisa sering berubah-ubah, kami terus ingatkan penampilannya. Yang pasti komunikasi kali ini semakin membaik, hanya saja kadang-kadang jarak antara depan, tengah, dan belakang mungkin harus diperbaiki, kami akan coba pertahankan jarak ideal,” jelasnya. Timnas U-16 mendapat lampu hijau dari PSSI untuk menggelar dua kali uji coba internasional di Malaysia. “Kamis (5/7), kami akan berangkat ke Malaysia untuk bertanding melawan Timnas Malaysia U-17 pada tanggal 6 (Juli), Lalu, melawan klub U-17 di Malaysia, tapi saya belum tahu namanya,” kata Fakhri. Lebih lanjut, Fakhri mengungkapkan, setelah dua kali uji coba di Malaysia timnya akan kembali di Sidoarjo. Dia pun menuturkan bakal ada pertandingan persahabatan lagi yang akan dilakukan timnya. “Saya berharap mendapatkan laga internasional di Sidoarjo. Kalau tidak dapat, ya mungkin kembali bertanding melawan tim lokal, karena kami pada tanggal 29 (Juli) akan bermain di sana,” jelasnya. Di Piala AFF U-15 2018, Timnas U-16 tergabung ke Grup A yang berisikan enam tim. Selain tuan rumah, lima negara lainnya adalah Vietnam, Myanmar, Kamboja, Timor Leste, dan Filipina. (Dre)

Indonesia Curi Kemenangan Dari Malaysia, Pebulutangkis 19 Tahun Ini Gagal Sumbang Angka

Pebulutangkis asal Garut berusia 19 tahun, Fitriani (merah), takluk dari Soniia Cheah, tunggal pertama Tim Uber Malaysia. (nst.com.my)

Jakarta- Tim Uber Indonesia berhasil mencuri kemenangan tipis 3-2 atas Malaysia di babak penyisihan Piala Uber grup D, Senin (21/5). Bertanding di Impact Arena Bangkok, Thailand, Fitriani yang diturunkan di partai pertama justru gagal mengamankan kemenangan bagi skuat Merah Putih. Ia harus takluk dari Soniia Cheah dalam pertarungan melelahkan tiga gim dengan skor 21-10, 17-21, dan 14-21. Dara kelahiran Garut, Jawa Barat, berusia 19 tahun itu mampu memaksimalkan performanya di gim pertama atas wakil Negeri Jiran itu. Namun, di gim kedua justru lawan mampu mendikte permainan pebulutangkis asal klub PB Exist Jaya Jakarta itu. Memainkan gim ketiga, Fitriani makin tertekan. Setelah melakoni pertarungan selama 58 menit, akhirnya juara USM Internasional 2016 itu harus mengakui ketangguhan Soniia. “Di awal gim Fitri bisa menang dan mungkin lawan masih ada rasa tegang atau nggak enak, karena banyak mati sendiri. Di gim kedua justru Fitri yang rada ragu-ragu pukulannya, sebab menang angin. Dan kaki saya agak lambat,” ujar Fitriani, usai laga. Mereka terakhir kali berjumpa di ajang All England 2018. Dari pertemuannya kali ini, Fitriani mengungkapkan permainan lawan sebenarnya tidak beda jauh pada saat pertemuan terakhirnya itu. Namun, diakuinya, bila power dan serangan Soniia kali ini lebih bagus. “Banyak yang harus saya perbaiki di pertandingan berikutnya. Teknik, fisik, powernya serta fokusnya yang kadang masih hilang-hilangan,” urai Fitriani. Tertinggal 1-0 dari Malaysia, misi harus menang diemban pasangan Greysia Polii/Apriani Rahayu yang turun di partai kedua. Duet Pelatnas Cipayung itu hanya butuh waktu 40 menit untuk menyamakan kedudukan 1-1 atas Malaysia usai menaklukkan Yea Ching Goh/Lee Meng Yean, dua gim langsung, 21-13 dan 21-14. Pebulutangkis tunggal Gregoria Mariska Tunjung berhasil menambah keunggulan Merah Putih menjadi 2-1.Turun di partai ketiga, ia tak memiliki kesulitan membungkam wakil Malaysia Goh Jin Wei. Usai memainkan laga sepanjang 36 menit, Gregoria sukses meraih kemenangan 22-20 dan 21-16. Srikandi Indonesia memastikan kemenangan 3-1 atas Malaysia melalui duet Della Destiara Haris/Rizki Amelia Pradipta. Berjumpa dengan Chow Mei Kuan/Vivian Hoo, dobel Indonesia harus melalui pertarungan ketat di gim pertama dan kedua dengan skor 24-22 dan 20-22. Namun, dengan keyakinan diri yang tinggi, Della/Rizki berhasil melumpuhkan lawan di gim ketiga dengan skor 21-12 lewat laga selama 1 jam 19 menit. “Kami main normal aja, nggak mikir main beregu atau perorangan, yang penting melakukan yang terbaik aja,” cetus Rizki. Dan, Malaysia berhasil memperkecil kekalahan di partai kelima. Indonesia yang menurunkan Ruselli Hartawan dipaksa menelan pil pahit dari pemain tunggal Selvaduray Kisona. Meladeni lawan dalam pertarungan sengit tiga gim, Ruselli akhirnya menyerah dari Selvaduray dengan skor 23-21, 21-23, dan 13-21 dalam waktu 61 menit. (Adt)

Timnas U-16 Masuk Grup C, Iran Jadi Saingan Terberat Ajang Piala AFC U-16

Timnas U-16 akhirnya tergabung di Grup C di ajang Piala AFC U-16, bersama Iran, India dan Vietnam. (net)

Jakarta– Timnas U-16 masuk ke dalam Grup C di event AFC Cup atau Piala Asia U-16 2018, usai drawing yang dilakukan di Kuala Lumpur, Malaysia, Kamis (26/5). Indonesia satu grup dengan Iran, Vietnam, India. Iran diperkirakan akan menjadi lawan kuat Indonesia. Meski Vietnam dan India juga tak bisa diremehkan. Timnas U-16 tampil di Piala Asia U-16, setelah menjadi juara Grup G babak kualifikasi pada September 2017. Status itu disandang setelah menyapu bersih seluruh laga dengan kemenangan. Di laga pertamanya, Indonesia menggilas Kepulauan Mariana Utara 18-0 sebelum mengalahkan Timor Leste 3-1, Thailand 1-0, dan Laos 3-0. Total 25 gol dibuat oleh anak asuh Fakhri Husaini. Indonesia masuk pot keempat sebelum pengundian dilakukan bersama dengan Tajikistan Yordania, dan Afghanistan. Sementara pot pertama diisi tuan rumah Malaysia, Irak, Iran, dan Korea Utara. Pot kedua diisi Jepang, Oman, Vietnam, dan Korea Selatan, sedangkan pot ketiga diisi Yaman, India, Thailand, dan Australia. Piala Asia U-16 2018, digelar 20 September sampai 7 Oktober 2018, di Malaysia. Empat tim semifinalis mewakili Asia di Piala Dunia U-17 2019, di Peru. Pelatih Timnas U-16, Fakhri Husaini, menilai persaingan Piala AFC tidak mudah. Kekuatan semua tim, kata dia, hampir merata. “Yang penting, pemain harus fokus dan berusaha menampilkan permainan terbaik mereka,” katanya, seperti dikutip laman resmi PSSI. Fakhri menambahkan, target empat besar menjadi misi utama. “Ya, kami akan berusaha keras untuk mencapai target itu,” ujar Fakhri. Timnas Garuda Remaja akan menjalani pemusatan latihan pada Sabtu (28/4), di Cijantung. (Dre/Ham) Berikut Pembagian Grup: Grup A Malaysia, Jepang, Thailand, Tajikistan Grup B Korea Utara, Oman, Yaman, Yordania Grup C Iran, Vietnam, India, Indonesia Grup D Irak, Korea Selatan, Australia, Afghanistan

Gelar TC di Malaysia, Timnas Hoki AG 2018 Asah Peforma Fisik dan Pengalaman Tanding

Timnas hoki putri Indonesia saat menjalani latih tanding di Lapangan Hoki, Senayan, Jakarta. (Adt/NYSN)

Jakarta- Skuat Timnas hoki yang akan tampil di Asian Games 2018, Agustus-September, bakal menggelar Training Center (TC) di Malaysia. Hal itu dilakukan guna mengasah pengalaman bertanding dengan mengikuti beberapa turnamen penting yang digelar di Negeri Jiran itu. “Kami akan Training Camp (TC) di Malaysia, selama sebulan. Dimulai akhir April hingga akhir Mei,” kata Yus Adi Kamarullah, Ketua Umum Pengurus Pusat (PP) Federasi Hoki Indonesia (FHI), saat dihubungi, Sabtu (14/4). Dikatakan pria yang menjabat sebagai Staf Khusus Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KASAD) itu, bahwa Malaysia punya kualitas turnamen hoki yang sangat baik, diantaranya Turnamen Hoki Sultan Azlan Shah Cup, dan Kejohanan Jemputan Pra Sukma. “Pengalaman bertanding sangat diperlukan bagi atlet. Hal itu guna membiasakan mereka untuk mengetahui perkembangan hoki modern di Indonesia,” tutur Yus Adi. Meski harus berjibaku dengan peserta dari negara-negara kuat di Asia, seperti Malaysia, Pakistan, Korea Selatan, India, Jepang dan China, namun ia optimis tim Hoki Indonesia mampu mencetak hasil terbaik di Asian Games edisi ke-18, yang pelaksanaannya hanya menyisakan waktu sekitar empat bulan itu. “Kami sangat optimis cabang hoki bisa mempersembahkan hasil yang terbaik. Yang penting bagi kami adalah berjuang dahulu semaksimal mungkin,” paparnya. Sebelumnya, pada awal Maret 2018, tim hoki putri Indonesia sempat diikut sertakan pada Kejuaraan Hoki Kejohanan Jemputan Pra Sukma di Ipoh, Malaysia. Para Srikandi Indonesia inipun sukses merengkuh gelar juara. “Tim yang akan turun di ajang Asian Games ini terus mengasah kemampuan termasuk peforma fisik. Karena salah satunya dibutuhkan daya tahan tubuh yang kuat, bersaing dengan negara peserta lainnya,” tutup mantan Kepala Pusat Keuangan (Kapusku) TNI itu. (Adt)

Berlatih Silat Lantaran Iseng, Pesilat Khansa Avissa Kini Pemegang Titel Dunia

Khansa Avissa Salsabila penyandang gelar juara dunia silat di ajang Malaysia Open 2018 (Adt/NYSN)

Jakarta- Tak ada yang menyangka bila perempuan yang terlihat lemah lembut, Khansa Avissa Salsabila, adalah pemegang gelar juara dunia silat 2018. Pada awalnya, ia mengenal olahraga pencak silat dari sang guru di Sekolah Dasar (SD). Dari guru beladiri pertamanya yang akrab dipanggil Kang Ujang itu, dara manis yang hobi bermain games ini terus menempa kemampuannya di pencak silat. “Cuma iseng awalnya belajar beladiri. Lalu, ikut pertandingan, dan Alhamdulillah juara. Dan tampil di pertandingan se-DKI Jakarta, dan juara lagi. Dari situ, pelatih ngomong jika saya berbakat di beladiri silat,” tutur Avissa, di Jakarta, beberapa waktu lalu. Kini, tugas siswi kelas 10 Sekolah Khusus Olahraga (SKO) Ragunan, Jakarta itu terus berlatih dan menambah teknik-teknik terbaru memainkan silat, sebagai salah satu olahraga tradisional Indonesia. Sebab, menurut perempuan berkulit kuning langsat itu, negara-negara lain di dunia juga telah mengembangkan silat sebagai olahraga yang diperhitungkan di pentas internasional. “Silat di luar negeri itu, menurut saya lebih cepat perkembangannya. Apalagi, pesilat luar negeri dilatih sama pelatih dari Indonesia. Kemampuan mereka pasti sama dengan pesilat Indonesia, bahkan lebih,” sambungnya. Remaja berpostur 160 centimeter itupun membagi pengalamannya ketika menjadi juara dunia dalam event 9th UPSI International Silat Championship 2018, di Perak, Malaysia. “Waktu kejuaraan dunia itu ramai banget, sebab yang datang dari seluruh dunia. Saat pembukaan, panitia kasih pengumuman ini pertama dan rekor di Malaysia, yang pesertanya bisa sampai 1.000 pesilat,” cetus pelajar berusia 15 tahun ini. “Karena pesertanya juga ribuan, jadi deg-degan juga pas mau bertanding waktu itu. Tapi, karena latihan terus, mungkin deg-degannya bisa berkurang,” lanjut dara yang bercita-cita menjadi dokter itu. Avissa akhirnya meraih emas di kategori E Putri Remaja kelas 55-59 Kg. Avissa mengaku, bila lawan terberatnya di partai puncak kejuaraan dunia itu adalah Malayasia. Negara serumpun Melayu itu ternyata mempersiapkan para pesilatnya dengan baik. “Di tingkat remaja, mereka sudah membentuk tim khusus tampil di kejuaraan dunia. Mereka juga sering melakukan ujicoba. Jadi, memang Malaysia persiapannya lebih bagus dari Indonesia,” tutup Avissa. (Adt) Biodata  Nama : Khansa Avissa Salsabila Tempa/Tgl Lahir : Jakarta, 30 April 2002 Hobi : Main Games Ayah : Nur Ali Rachmat Ibu : Neneng Ijah Sekolah : Kelas 10 SKO Ragunan, Jakarta Tinggi : 160 Cm Cita-cita : Dokter Prestasi : 1. Juara Satu Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (O2SN) se-DKI Jakarta 2015 2. Juara Satu Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) 2016 3. Juara Satu Kejuaraan Nasional (Kerjurnas) Remaja Jakarta 2016 4. Juara Satu Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) 2017 5. Juara Satu Dunia 9th UPSI International Silat Championship 2018

Selain di Malaysia, IJL Mayapada 2018 Siapkan Tim Elite ke Thailand

IJL Mayapada 2018 akan menyiapkan dua tim Elite yang bakal tampil di event internasional pada akhir 2018 nanti. (Ham/NYSN)

Tangerang- Indonesia Junior League (IJL) rutin memberikan apresiasi kepada para pesertanya usai menyelesaikan festival. Pemain potensial di IJL Mayapada 2018 akan tampil di Malaysia dan Thailand. Rezza Mahaputra Lubis, selaku CEO IJL 2018 membeberkan persiapan di dua negara Asia Tenggara. “Kami akan siapkan tim IJL Elite yang siap berlaga di Selangor (Malaysia) dan Bangkok (Thailand). Tim U-11 bermain pada pekan pertama Desember di Malaysia, sedangkan tim U-13 merumput saat pekan ketiga Desember, di Thailand,” jelas Rezza, pada Minggu (1/4). “Pada Agustus, kami sudah tentukan pemain yang akan diberangkatkan. Tiap tim akan berisi 16 pemain terpilih, jadi total ada 32 pemain dari IJL yang akan dibawa ke Malaysia dan Thailand,” tukas Rezza. Ia juga memberikan alasan pihaknya memilih Festival di Malaysia, yakni Royal Selangor Club (RSC), sebagai ajang event internasional untuk skuat IJL Elite. Atmosfer pertandingan yang lebih kompetitif disebut jadi salah satu faktor paling utama. Rezza meyakini RSC adalah turnamen yang cocok untuk meningkatkan kualitas anak-anak IJL Elite. Apalagi, mereka bakal berjumpa dengan negara-negara sepak bola berkualitas Asia Tenggara seperti Thailand dan Vietnam jadi salah satu alasannya. “Kami menganggap RSC ajang yang tepat mengasah pemain-pemain terbaik IJL. Ajang ini sudah berlangsung 14 tahun, dan selalu menjadi primadona di Malaysia dan Asia Tenggara,” katanya. “Lawan-lawan kami nantinya selain 70% tim-tim Malaysia, ada juga tim-tim asal Australia, Singapura, Thailand dan Vietnam. Aroma persaingannya agak lebih kompetitif,” sambungnya lagi. Pria berdarah Medan ini menyebut bila sepak bola Malaysia kini sudah mulai memberikan ruang youth development sebagai platform besarnya. Hal itu tak lepas dari dukungan penuh dari pemerintah daerah Malaysia. “Saya melihat pembinaan usia dini di Malaysia sudah selangkah lebih maju, mereka banyak melakukan inovasi dan terobosan mutakhir dalam konsep pembinaannya,” ungkapnya. “Pembinaan mereka juga didukung kerajaan-kerajan bagian dari wilayah Malaysia. Kedah, Sabah, Trenganu, Serawak, Selangor, Kuala Lumpur, Negri Sembilan dan lain-lain memiliki kompetisi yang berjenjang masing-masing. Dan setiap wilayah-wilayah ini juga memiliki keungulan event sepak bolanya masing-masing,” beber Rezza lagi. Rezza yakin momen berlaga di Malaysia tak hanya jadi ajang transfer ilmu bagi para pemain binaannya. Di Negeri Jiran, ia juga punya misi menjalin relasi lebih kuat dengan akademi dan sekolah sepak bola lainnya khususnya dari luar Indonesia. “Ya untuk kerjasama IJL sedang menjajaki langkah kerjasama dengan klub Selangor Royal serta Club Tiger Kids Kuala Lumpur. Kami akan saling bertukar team, jika IJL dan pihak mereka mengadakan event,” pungkasnya. (Dre)

Sandang Juara Dunia Pencak Silat, Ratu Febia Ingin Masuk Pelatnas

Pesilat Ratu Febia Tanama Muthi berharap masuk Pelatnas membela Merah Putih di turnamen internasional. (Adt/NYSN)

Jakarta- Usianya baru 18 tahun, namun dara manis bernama lengkap Ratu Febia Tanama Muthi, merupakan penyandang gelar juara dunia pencak silat. Ia menorehkan prestasinya di Kejuaraan Dunia Silat Junior 2015, di Stadion Titiwangsa, Kuala Lumpur, Malaysia. Harapannya sederhana, gadis bertinggi 158 itu ingin suatu saat nanti ia terpilih masuk Pemusatan Latihan Nasional (Pelatnas) membela Merah Putih di pentas internasional. “Target pribadi setelah lulus Sekolah Khusus Olahraga (SKO) Ragunan, bisa ikut Pelatda (Pemusatan Latihan Daerah). Dan pelatih memotivasi supaya masuk Pelatnas. Harapannya bisa membela Indonesia di dunia internasional,” ujar Ratu disela-sela Kejuaraan Nasional (Kejurnas) Al-Azhar Seni Bela Diri Ke-2, di Jakarta, Sabtu (31/3). Guna mewujudkan harapannya tersebut, anak pasangan Nur Ali Rachmat (Ayah) dan Neneng Ijah (Ibu) itu terus menempa kemampuan ilmu bela dirinya. “Latihan setiap hari, mulai dari pagi dan sampai sore hari. Juga latihan-latihan tambahan. Selain itu juga sering mengikuti pertandingan biar mental makin kuat, biar tidak gentar juga kalau ketemu lawan-lawan baik di kejuaraan nasional maupun internasional,” sambung pehobi games itu. Diakui Ratu, bila saat ini perkembangan bela diri, terutama pencak silat sangat pesat. Ia menjelaskan saat dirinya meraih gelar juara dunia, persaingan yang dihadapi sangat ketat. “Waktu itu persaingannya ketat. Bagus-bagus semua lawannya. Apalagi yang dari Singapura, Vietnam, dan Malaysia. Speed mereka cepat banget. Jadi saya harus lebih intensif berlatih. Supaya bisa terus meraih hasil terbaik,” tutupnya. (Adt) Biodata : Nama : Ratu Febia Tanama Muthi Tempat/Tanggal Lahir : Jakarta, 8 Februari 2000 Hobi : Main Games Sekolah : SKO Ragunan Jakarta Tinggi/Berat : 158 Cm/56 Kg Nama ayah : Nur Ali Rachmat Nama Ibu : Neneng Ijah Prestasi : 1. Juara Tiga Kejurnas PPLP Kalimantan Timur 2013 2. Juara Dua Popnas Jawa Barat 2013 3. Juara Satu Kejurnas PPLP Jawa Tengah 2014 4. Juara Satu Jakarta Open 2014 5. Juara Satu Kejuaraan Dunia Silat Junior 2015 6. Juara Satu Kejurnas Maluku Utara 2015 7. Juara Satu Kejurnas Remaja 2016

SEA Games 2017: Kontroversi Indonesia Yang Kembali Dicurangi Wasit Dalam Olahraga Pencak Silat

Pesilat Indonesia Yolla Primadona Jumpil (kanan) dan Hendy (kiri) beraksi dalam pencak silat SEA Games 2017, Kuala Lumpur, Malaysia, 24 Agustus 2017. Foto : ANTARA

Kecurangan di SEA Games 2017 kembali menimpa Tim Indonesia.  Terjadi pada cabang olahraga pencak silat Ganda Putra. Juri dinilai memberikan nilai yang tak wajar ke atlet tuan rumah, Malaysia. Dilansir dari detikSport Kamis, (24/08) Malaysia merebut emas cabang pencak silat nomor artistik ganda putra di Hall 2 KLCC, Kamis (24/8) siang. Pasangan pesilat tuan rumah Mohd Taqiyuddin bin Hamid dan Rosli bin Mohd Sharif mendapatkan nilai tertinggi 582. Sementara Indonesia yang diwakili Hendy dan Yolla Primadona Jumpil harus puas dengan raihan perak, usai mengumpulkan nilai 554. Perunggu didapatkan ganda Singapura Muhammad Haziq dan Nujaid Hasif dengan angka 543. Usai pertandingan, Hendy dan Yolla yang merasa penilaian wasit tak wajar sampai menangis kecewa. Karena Hendy dan Yolla sudah kerap bertemu dengan pasangan Malaysia tersebut dan levelnya jauh di bawah mereka. Jelasnya kecurangan dan keanehan itu terlihat dari skor yang didapatkan Malaysia, seperti diungkapkan manajer tim Pencak Silat Edhy Prabowo. Sebab belum pernah ada sejarahnya nilai 582 di nomor ganda artistik. Patut diketahui, rekor angka sejauh ini di nomor tersebut dicatatkan Hendy dan Yolla dengan nilai 570 di Phuket, Thailand. ⠀ “Nggak pernah ada nilai 582 dalam sejarah. Jangankan 582, 570 aja susah. Tapi ya ini hasilnya, kita nggak boleh patah semangat. Masih ada 19 nomor, apa yang terjadi tidak boleh jadi penyesalan. Kita patut sedih, kecewa dengan hasil ini, tapi masih ada 19 nomor lagi,” ungkap Edhy seusai menenangkan Hendy dan Yolla. ⠀ “Nggak wajar, hasilnya nggak wajar. Tidak ada dalam sejarah ganda putra nilai dipatok sedemikian tinggi. Anda lihat sendiri kan tadi pertandingannya gimana? Sebenarnya tidak layak dia nomor tiga, nomor empat aja nggak layak,” imbuhnya. Edhy menilai kecurangan semacam ini dampaknya lebih ke psikologis para atlet. Tapi dia mengaku sudah memperkirakan hal ini akan terjadi di nomor-nomor tak terukur. ⠀ “Ini pembunuhan masa depan anak-anak. Tapi ya sudah, kalau memang mereka ambisinya begitu ya sudah. Tapi kan yang kita pegang itu hasil bukan karena medalinya, tapi hasil itu apa yang telah dilakukan anak-anak. Saya menilai apa yang sudaj mereka berikan adalah yang terbaik,” ujarnya.

Di Curangi Wasit Tim Takraw Putri Indonesia Walk out dari Lapangan Pertandingan

Tim Sepak Takraw Putri yang memilih walk out pada Sea Games 2017. Foto: Kemenpora

Insiden kecurangan wasit menimpa atlet Indonesia pada cabang sepak takraw beregu putri di SEA Games 2017 yang di lansir dari Liputan 6.com Minggu (20/8/2017). Tim yang juga diperkuat pasangan kembar, Lena dan Leni itu terpaksa melakukan walk out. Penyebanya adalah karena mereka merasa dirugikan dengan keputusan wasit yang memimpin laga kedua Indonesia pada cabang sepak takraw beregu putri SEA Games 2107 tersebut. Saat itu, Indonesia sedang unggul 16-10 pada game kedua setelah kalah 20-22 pada game pertama. Indonesia merasa dicurangi karena wasit kerap memberikan poin dengan dalih salah dalam melakukan servis. Pada akhirnya, pelatih Asry Syam meminta kepada para pemainnya untuk tak melanjutkan pertandingan. Wasit sempat berteriak beberapa kali memperingatkan agar para pemain Indonesia masuk ke lapangan dan melanjutkan permainan. Namun, permintaan wasit diabaikan Indonesia yang bergegas untuk mengangkat barang bawaannya. Meski sudah memutuskan untuk WO, pelatih Indonesia masih sempat menghampiri bangku tim Malaysia untuk menyalami mereka satu per satu. Kejadian itu sendiri disaksikan Menpora Imam Nahrawi yang datang langsung ke Titiwangsa Indoor Stadium. Keputusan itu akan menyulitkan langkah Indonesia untuk merebut emas cabang sepak takraw beregu putri SEA Games 2107. Di hari yang sama, mereka juga takluk 0-2 dari Thailand. Indonesia masih menyisakan satu laga melawan Filipina, pada Senin (21/8/2017) kemarin.

Selisih Waktu Tipis Siman kalah dari Perenang Singapura Pada Sea Games 2017

I Gede Siman Sudartawa. Foto: Fajaronline

I Gede Siman Sudartawa gagal meraih medali emas kedua di SEA Games 2017. Siman finis di posisi kedua pada cabang olahraga renang nomor 100 meter gaya punggung yang berlangsung di National Aquatic Centre, Kamis (24/8/2017). Meski gagal meraih medali emas, Siman tetap puas dengan catatan waktunya. Dia menjadi satu-satunya perenang Indonesia yang mampu mencatatkan waktu kurang dari 55 detik di nomor 100 meter gaya punggung. Perenang asal Bali itu meraih medali perak pada SEA Games 2017 setelah mencatatkan waktu 54,94 detik. Dia terpaut 0,13 detik dari perenang Singapura, Zheng Wen Quah. “Sebenarnya ini personal best saya. Jadi orang pertama Indonesia yang bisa di bawah 55 detik,” ujar Siman usai pertandingan. “Saya tidak menyangka bisa kalah tipis. Saya sangat fokus dengan gaya sendiri, tidak memperhatikan keadaan sekitar,” katanya melanjutkan. Dilansir dari Liputan6.com, Siman mengatakan, saat pertandingan dia tak bisa mengetahui posisi Zheng Wen. Siman memilih fokus dengan strateginya sendiri. “Saya ingin sesempurna mungkin, jadi tidak melihat sekitar. Posisi Zheng Wen juga dihalangi perenang lain, jadi tidak lihat dia,” ucap Siman mengakhiri.Sejauh ini, Indonesia sudah meraih dua medali emas, enam perak, dan lima perunggu di ajang SEA Games

Laga Perdana SEA Games 2017: Timnas Futsal Putri Kalahkan Malaysia

Barisan Timnas Putri di ajang Sea Games 2017. Foto: Okezone

Timnas futsal putri Indonesia berhasil mengalahkan tuan rumah Malaysia 2-1. Tim asuhan Andre Picesa ini mampu meraih prestasi gemilang di laga perdana SEA Games 2017, Minggu (20/8/2017). Menurut lansiran Liputan6.com (20/08/2017), Indonesia unggul lebih dulu pada menit 11 dan 19 berkat gol dari Novita Murni Piranti serta Susi Susanti di Shah Alam Panasonic Sports Complex. Pada babak kedua, Malaysia pun coba menekan Indonesia. Hasilnya Norhawa mampu membawa Malaysia unggul dari Indonesia di menit 32. Walaupun begitu, Tim garuda muda putri tetap mendapatkan keunggulan 2-1 dari malaysia. Tak hanya putri, timnas futsal putra Indonesia juga ikut memetik kemenangan pada laga beberapa jam sebelumnya dengan tim kuat Thailand 2-1 di laga pertama SEA Games 2017.  

Malaysia Turunkan Posisi Indonesia di Klasemen Medali SEA Games 2017

Posisi Indonesia turun ke urutan kedua di klasemen sementara perolehan medali SEA Games 2017, Kamis (17/8/2017). Malaysia kini menggeser Indonesia dan menempati puncak klasemen dengan 4 medali emas, 3 perak dan 3 perunggu. Seperti yang dilansir dari Liputan6.com (17/08/2017), Indonesia hanya menambah satu perunggu dari tim panahan beregu wanita yang mengalahkan Thailand. Indonesia gagal menyumbang medali. Padahal tim Indonesia sebenarnya berharap menambah medali di cabor renang indah nomor free routine solo.

Malaysia Memimpin Perolehan Mendali yang Di Susul Indonesia di Posisi Kedua pada SEA Games

Ajang SEA Games 2017 telah memasuki hari keempat setelah memulai kompetisinya pada Senin 14 Agustus 2017 lalu. Dalam empat hari, Malaysia sukses memimpin klasemen dengan total perolehan mendali 10. kontingen Tanah Air berada di urutan kedua dalam perolehan medali dengan total tiga medali. Indonesia telah mengoleksi dua medali emas dan satu medali perunggu. Dua medali emas yang diraih Indonesia disumbangkan oleh cabang olahraga (cabor) panahan dari nomor Compound putra dan putri atas nama Prima Wisnu Wardhana dan Sri Ranti dan Medali perunggu juga disumbangkan dari cabor panahan. Pada Kamis 17 Agustus 2017 kemarin, tim putri panahan Indonesia sukses menyumbangkan medali perunggu di nomor Women’s Team Compound setelah menyingkirkan Thailand 225-222. Di bawah Indonesia ada Myanmar yang telah mengoleksi dua medali emas. Di posisi tiga ada Singapura dengan total perolehan mendali lima (satu emas, dua perak, dan dua perunggu) dan pada posisi empat ada Thailand dengan total dua medali (satu emas dan satu perak). Vietnam ada di posisi enam dengan koleksi dua perak. Filipina menyusul di urutan ketujuh dengan satu perak dan dua perunggu. di lanjutkan oleh Laos di urutan ke delapan dengan satu perak dan satu perunggu. Brunei dan Kamboja berada di urutan kesembilan dan 10 dengan koleksi satu perunggu. Sementara Kontingen tuan rumah telah mengoleksi empat medali emas dan tiga medali perak serta perunggu pada masing-masing mendali. Malaysia berhasil menyingkirkan posisi Indonesia yang sebelumnya sempat menempati posisi puncak. Hanya Timor Leste yang belum mendapatkan koleksi medali satu pun. Berikut daftar perolehan medali SEA Games 2017 pada siang kemarin. (OKz)

Tim Polo Air Indonesia dan Singapura Memperebutkan Mendali Emas pada SEA Games 2017

Tim Polo Air Putra Indonesia kembali berlaga ketiga kalinya pada cabang olahraga (cabor) Polo air di ajang SEA Games 2017 pada Jumat (18/8/2017), di National Aquatic Centre. Melawan tim kuat dari Singapura, Tim Indonesia harus pasrah berbagi angka setelah keduanya bermain imbang dengan skor 4-4. Seperti yang dilansir dari okezone (18/0=8/17) Dengan hasil yang di raih, Singapura masih mengungguli klasemen sementara dengan raihan skor lima poin. Indonesia juga yang meraih poin seimbang harus menempati posisi kedua dibawah Singapura. Selisih gol membuat keduanya menduduki posisi berbeda di klasemen. Singapura memang menjadi lawan yang berat, Setelah meraih hasil positif di dua laga perdana.  Singapura sebelumnya juga sukses meraih kemenangan. Raihan tersebut juga menjadikan keduanya masih memimpin klasemen round robin. Cabor polo air putra sendiri memainkan kompetisi round robin yang diikuti oleh lima negara. Singapura unggul selisih 13 gol, sedangkan Indonesia hanya terpaut tujuh gol. Laga terakhir keduanya akan menjadi penentu siapa yang akan merebut medali emas di nomor tim polo air putra di SEA Games 2017. Pada Laga terakhir, Indonesia akan bertemu dengan Filipina pada Minggu 20 Agustus 2017 pukul 08.00 WIB. Sementara Singapura akan bertemu tim tuan rumah, Malaysia, pada hari yang sama pukul 10.00 WIB. Nantinya, pemimpin klasemen akan keluar menjadi juara dan memastikan medali emas. Sedangkan tim yang menduduki peringkat kedua dan ketiga dipastikan merebut perak dan perunggu.

Tim Putri Bola Basket Indonesia yakin Rebut Emas Pada SEA Games 2017

Bola Baseket Putri

Persatuan Bola Basket Seluruh Indonesia (Perbasi) yakin Tim Nasional (Timnas) putri Basket Indonesia mampu meraih medali emas SEA Games 2017 yang berlangsung di Kuala Lumpur, Persiapan yang lebih matang dilakukan oleh Tim Basket Putri dibanding saat SEA Games 2015 di Singapura saat itu. “Peluang tim putri untuk meraih medali emas lebih besar karena mereka sudah mengikuti pelatihan di luar negeri. Meskipun harus bersaing kuat dengan tim Thailand dan tim Filipina, kami tetap optimistis dapat kembali mengalahkan mereka sebagaimana pada 2015 di Singapura,” tutur Wakil Ketua Perbasi Andiko Ardi Purnomo di Jakarta. Tim bola basket putri Indonesia diperkuat oleh 12 pemain yaitu Agustin Elya Retong, Kadek Pratita Dewi, Nathasa Christaline, Yuni Anggraeni, Mariam Ulfah, Henny Sutjiono, Mega Nanda Putri, Sumiati, Yuliana Anggita, Gabriel Sophia, Lea Kahol dan Regita Pramesti. Dilansir dari Okezone (17/08/17) Ketua Umum PB Pelita Jaya itu mengatakan peluang medali emas tim nasional bola basket putri berdasarkan hasil SEA Games 2015 yaitu medali perak sebagaimana hasil yang telah dicapai tim nasional bola basket putra. Sementara untuk tim nasional putra, Perbasi masih menargetkan medali perak menyusul kekuatan tim Filipina sebagai tim unggulan pertama pada cabang bola basket putra di ASEAN. “Persaingan pada tim putra berat. Tapi, peluang selalu ada. Kami berharap karena pada grup yang lebih baik dibanding grup tuan rumah Malaysia. Peluang untuk masuk putaran final lebih besar pada SEA Games ini,” kata Andiko. Tim bola basket putra Indonesia dalam SEA Games 2017 diperkuat oleh 12 pemain, yaitu Arki Dikania Wisnu, Hardianus Lakudu, Christian Ronaldo Sitepu, dan Kevin Yonas Siturus, Mario Wuysang, Sandy Febriansyakh, Firman Dwi Nugroho, Andakara Prastawa Dhyaksa, Abraham Damar Grahita, Vincent Kosasih, Diftha Pratama dan pemain naturalisasi Ebrahim “Biboy” Enguio Lopez. Tim bola basket putra Indonesia dalam grup B SEA Games 2017 bersama tim Kamboja, Laos, Singapura, dan Vietnam. “Jika tim kita sudah masuk putaran final, saya yakin para pemain akan mengeluarkan 100 persen tenaga mereka dan mencapai hasil lebih baik dibanding SEA Games 2015,” kata Andiko.

Tim Voli Diharapkan Jangan Cepat Puas pada SEA Games 2017

elang SEA Games 2017, timnas bola voli Indonesia diminta tidak boleh terlalu cepat puas. Sebelumnya tim bola voli putra menempati peringkat keempat pada Kejuaraan Bola Voli Asia (Asian Men’s Championship) 2017 yang berlangsung pada 24 Juli-1 Agustus di GOR Tridharma, Gresik. Bagi Indonesia, berada di peringkat keempat merupakan sejarah baru. Sebelumnya, prestasi terbaik Indonesia adalah menempati peringkat keenam (1975, 1991, 1999, dan 2009). Sementara itu, tim putri menjadi runner-up pada turnamen Piala VTV 2017, 8-15 Juli lalu. “Hasil yang didapat tim putra maupun putri membuat kami optimistis menuju SEA Games. Tim putra sudah menunjukkan taringnya melalui taktik dan strategi di lapangan,” kata Ketua Umum Pengurus Pusat Persatuan Bola Voli Seluruh Indonesia (PP PBVSI) Imam Sudjarwo dalam acara pelepasan tim di Padepokan Voli, Sentul, Bogor, Selasa (15/8/2017), seperti dikutip dari Bolasport.com. “Tim putri memperbaiki hasil 2016. Saat itu, mereka berada di peringkat ketiga. Meski begitu, jangan cepat puas dan bangga. Hasil pada Kejuaraan Asia menjadi modal awal untuk meraih prestasi di Kuala Lumpur,” ucap Imam. Seperti yang dilansir dari kompas (16/08/17) Imam juga mengingatkan tim agar jangan gugup dan tidak percaya diri ketika dalam kondisi tertinggal saat pertandingan. “Kalau tim sedang tertinggal, jangan down. Yang terpenting, jaga mentalitas. Semoga kemampuan individu dan ditunjang dengan kerja sama yang baik akan menghasilkan prestasi yang diharapkan,” ujar Imam. Acara dilanjutkan dengan prosesi pemasangan jaket kontingen dari Imam kepada Agung Seganti (kapten tim putra) dan Wilda Siti Nurfadilah (kapten tim putri). Tim bola voli Indonesia dijadwalkan bertolak ke Kuala Lumpur pada 19 Agustus. Adapun pertandingan akan digelar pada 21-27 Agustus. Timnas putri ditargetkan meraih medali perak Pada SEA Games 2017 di Malaysia. Merah Putih di tempatkan pada Grup A bersama dengan Myanmar dan Thailand. Sementara itu, pesaing paling tangguh bagi Wilda dkk pada penyisihan grup adalah sang langganan medali emas, Thailand. Mereka akan memulai perjalanan dengan menghadapi Thailand pada 23 Agustus. Adapun timnas putra diharapkan meraih medali emas. Mereka masuk ke Grup B bersama Filipina, Timor Leste, dan Vietnam. Pada laga perdana, mereka akan menghadapi Timor Leste pada 21 Agustus mendatang.  

Merah Putih Berkibar Atas Kemenangan Tim Bola Basket Putri U-18 di Malaysia

Tim basket putri Indonesia menjadi juara FIBA 3x3 U18 Asia Cup 2017, di Cyberjaya, Malaysia. Foto : Perbasi

Tim Basket 3×3 Putri Indonesia U-18 berhasil meraih prestasi yang membanggakan dalam ajang FIBA 3×3 U18 Asia Cup 2017, yang di selenggarakan di Cyberjaya, Malaysia. Seperti yang di lansir oleh perbasi, bahwa Tim Malaysia berhasil di kalahkan Indonesia dengan hasil kemenangan 13-6. Tim yang diperkuat oleh Lea Kahol, Michelle Kurniawan, Nathania Claresta Orville, dan Valencia Pramono tersebut berhasil keluar sebagai juara Sementara itu, China berhasil di singkirkan tim basket putri indonesia di babak semifinal dengan skor tipis 19-16. Danny Kosasih ketua Umum Persatuan Bola Basket Seluruh Indonesia (Perbasi), memberikan pujian atas kemenangan Miechelle dan tim. “Kami menyambut gembira keberhasilan Indonesia menjadi juara dalam ajang FIBA U-18 3×3 ini. PP Perbasi memberikan penghargaan yang setinggi-tingginya atas kerja keras mereka,” tutur Kosasih. Kosasih menjelaskan bahwa Ini adalah awal yang bagus untuk bola basket U 18 Indonesia. Tahun lalu kita bisa naik level. Sekarang di level 3×3 kita bisa menjadi juara. Namun sayangnya, kesuksesan tim basket putri tersebut, tidak diraih juga oleh wakil nomor putra yang tergabung dalam grup D bersama Cina dan Taiwan, Indonesia menempati peringkat juru kunci di grup akibat dua kekalahan 8-21 dari Taiwan dan 10-21 dari Cina.(bam/adt/isport)