Kunjungi Sekolah Khusus Olahraga Internasional, Ini Harapan Menpora Imam Nahrawi

Imam Nahrawi (Menpora), mengunjungi Sekolah Khusus Olahraga Internasional (SKOI) Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim), di Kota Samarinda, Selasa (21/5). (Kemenpora)

Jakarta- Imam Nahrawi, Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), mengunjungi Sekolah Khusus Olahraga Internasional (SKOI) Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim), di Kecamatan Palaran, Kota Samarinda, awal pekan ini. Untuk menjadi atlet sukses, Imam berharap ratusan siswa SKOI Kaltim dapat berlatih dengan keras. Contoh nyata Kesuksesan, menurut menteri asal Bangkalan, Madura, Jawa Timur itu, yakni sprinter muda Lalu Muhammad Zohri, dan Egy Maulana Vikri, pesepak bola asal Medan yang bermain untuk tim Lechia Gdansk di Liga Polandia. “Sprinter Indonesia Lalu Muhammad Zohri menjadi yang tercepat dan membuat kita semua bangga (lolos kualifikasi Olimpiade 2020 Tokyo, Jepang). Adapula Egy Maulana Vikri. Prestasi mereka membuat kita bangga,” ujar Imam, Selasa (21/5). Menteri berusia 45 tahun itu menyebut Indonesia sebagai negara yang besar, sehingga atlet muda Indonesia harus yakin dalam meraih kesuksesan. “Bendera merah putih berkibar setelah atlet-altet Indonesia mengukir prestasi di berbagai negara, sama halnya dengan lagu Indonesia Raya yang dinyanyikan. Tentunya kita semua bangga,” tukas Imam. (Adt)

Menpora: Peran Media Sangat Penting untuk Kemajuan Prestasi Olahraga Indonesia

Jakarta- Imam Nahrawi, Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), mengatakan media memiliki peran penting untuk kemajuan olahraga Indonesia. “Kita sama-sama memiliki tanggung jawab untuk memajukan olahraga Indonesia,” ujar Imam pada acara Ngabuburit (Ngumpul, Buka Bareng dan Cerita) Media Gathering bersama wartawan, di Hotel Royal, Bogor, Jawa Barat, Selasa (21/5). Menteri asal Bangkalan, Madura, Jawa Timur itu, berharap forum silaturahmi yang diselenggarakan Humas Kemenpora terus dilakukan. “Forum silaturahmi dengan media seperti ini sangat penting. Dan harus terus dilakukan,” lanjutnya. “Wartawan sudah menganggap kami sebagai rekan bahkan saudara dalam menjalankan kegiatan di Kemenpora. Selama ini hungan kita sangat erat sekali, oleh karenanya saya ucapkan terima kasih kepada teman-teman yang sudah menyampaikan informasi yang ada di Kemenpora dengan baik,” tambah menteri berusia 45 tahun itu. Menurut Imam, pilar terpenting demokrasi salah satunya adalah media. “Informasi ini menjadi hal yang sangat penting dalam menjalankan demokrasi,” tuturnya. Suami dari Shobibah Rohmah itu menekankan bahwa media yang selama ini bekerjasama dengan Kemenpora terus menyampaikan informasi kepada masyarakat. “Saya baru saja kembali dari Samarinda melihat sekolah olahraga internasional, disana saya melihat para atlet muda kita begitu semangat untuk menjadi atlet yang bisa mengharumkan nama bangsa. Semangat itulah yang harus disampaikan media dan masyarakat,” tegasnya. Ia meminta kepada rekan media untuk tak pernah berhenti untuk menggali inspirasi serta menyampaikan informasi demi kemajuan pemuda dan olahraga Indonesia. “Saya juga menginginkan semua isu yang ada di Kemenpora harus melalui klarifikasi,” cetus ayah 7 anak itu. Sementara itu, Isa Ansyari, Kepala Bagian Humas mengapresiasi kehadiran rekan media dalam menghadiri acara tersebut. “Tujuan dari kegiatan ini adalah sebagai bentuk apresiasi kepada insan media untuk terus menjaga hubungan baik antara Kemenpora dan teman-teman media. Kemenpora dengan media massa merupakan keharusan hingga terbentuk hubungan yang baik,” tukas Isa. (Adt)

Juara Dunia Berkuda Junior M. Akbar Kurniawan Ingin Tampil di Olimpiade, Kemenpora Jembatani Fasilitas untuk Latihan

Atlet berkuda muda Indonesia Muhammad Akbar Kurniawan (baju biru) usai bertemu Menpora Imam Nahrawi dan menyampaikan keinginannya untuk tampil di Olimpiade. (Adt/NYSN)

Jakarta- Atlet berkuda muda Indonesia Muhammad Akbar Kurniawan atau yang akrab disapa Aan, ingin tampil di pesta multievent sejagat, Olimpiade. Hal itu dikatakan Aan usai berjumpa dengan Imam Nahrawi, Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) di Kantor Kemenpora Senayan, Jakarta, Senin (20/5). Aan hadir bersama kedua orangtuanya Fatchul Anas dan Ernawati Yuhana serta kakak kandungnya Shalma Kurnia Wulandari yang merangkap manajer Aan, dan Alex Asmasoebrata (Ketua Umum Pordasi DKI Jaya). Aan merupakan juara dunia berkuda junior di seri kejuaraan dunia Longines Master-HKJC Asian Junior Challenge pada 15-17 Februari 2019. Ia turun di kelas jumping 14-18 tahun dan bersaing ketat dengan atlet tuan rumah yang sudah tampil di Youth Olympic, atlet Taiwan, serta atlet Thailand yang usianya lebih tua darinya. Sebelum menjuarai seri kejuaraan dunia di Hong Kong, Aan juga meraih prestasi sebagai juara di 3rd AEF Junior Jumping Championship di Taiwan pada 9-12 November 2018 dan juara CSIJB Princes Cup Thailand 19-21 November 2018. Pada 28 Februari-3 Maret lalu, Aan mengikuti FEI Jumping Challenge seri 1 di Jakarta dan menjadi juara pertama. Bila menang lagi pada seri 2 di Jakarta pada 2 Juni mendatang, maka Aan akan menjadi wakil Asia untuk kejuaraan dunia yang akan berlangsung di Amerika Serikat (AS). “Alhamdulillah saya bisa memenangi kejuaraan di Taiwan, Thailand, dan Hong Kong. Itu pertama kali saya tampil di ajang kejuaraan internasional dan bisa meraih juara. Apalagi kejuaraan itu diikuti 20 negara Asia dan Asia Pasifik,” ujar Aan. “Cita-cita saya bisa mengikuti dan tampi di Olimpiade. Saya juga berharap bisa berlatih di Pulomas (Jakarta International Equestrian Park),” lanjut remaja kelahiran 20 Februari 2004 itu. Terkait keinginan Aan yang ingin berlatih di venue berkuda Pulomas, Jakarta Timur, Kemenpora siap menjembatani hal itu. “Cita-cita Aan adalah bisa berlaga di Olimpiade, dan pemerintah tentu mendukung cita-cita tersebut. Terlebih Aan telah memiliki prestasi di tingkat internasional. Untuk tempat berlatih di Pulomas, Menpora menugaskan kami untuk menelusuri agar Aan bisa berlatih disana. Dan kami akan berkomunikasi dengan Gubernur (DKI Jakarta), supaya Aan bisa menggunakan fasilitas yang ada, karena prestasinya sudah level internasional,” ungkap Yuni Purwanti, Plt Deputi Bidang Peningkatan Prestasi Olahraga Kemenpora. Sedangkan Alex Asmasoebrata, mengungkapkan selama ini Aan berlatih di Kurnia Stable, Gunung Geulis, Bogor, Jawa Barat, setiap akhir pekan. “Kami prihatin melihat atlet yang punya prestasi di ajang internasional, seperti Aan berlatih jauh di kampung. Sementara kita punya tempat latihan yang bertaraf internasional di Pulomas. Tapi kami sebagai warga DKI tidak bisa menggunakan tempat itu,” tegasnya. Kami ingin supaya Kemenpora bisa menjembatani masalah ini ke Gubernur DKI. Daripada rusak tidak terpakai, lebih baik rusak karena dipakai. Apalagi digunakan oleh atlet yang memiliki prestasi internasional,” tukas Alex. (Adt)

Menpora Berharap Olahraga Indonesia Makin Berjaya

Menpora Imam Nahrawi hadir dalam acara buka puasa bersama dengan stakeholder Olahraga, di Wisma Kemenpora Senayan, Jakarta, Jumat (17/5). (Kemenpora)

Jakarta- Imam Nahrawi, Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), meminta kepada para pemuda untuk bisa menjadi pemimpin di masa mendatang. Ia juga berharap olahraga Indonesia ke depannya semakin jaya. “Saya mendorong para pemuda kita bisa menjadi pemimpin dimasa mendatang,” ujar Imam disela-sela buka puasa bersama Pemuda dan Stakeholder Olahraga di Wisma Kemenpora Senayan, Jakarta, Jumat (17/5). “Tentu juga masa depan olahraga kita semakin jaya. Semoga di event olahraga kedepannya juga tim Indonesia bisa sukses dan tentunya siap untuk menghadapi tantangan,” lanjutnya. Terlebih, Indonesia saat terus melakukan komunikasi secara intensif dengan IOC (International Olympic Committe) untuk bisa menjadi tuan rumah Olimpiade 2032. Disebutkan Imam, bahwa Indonesia serius untuk menjadi tuan rumah Olimpiade 2032. “Indonesia serius untuk menjadi tuan rumah Olimpiade 2032 karena Wakil Presiden Jusuf Kalla saat ini sedang berada di Swiss. Semoga Indonesia bisa menjadi tuan rumah Olimpiade 2032,” tegas menteri yang hobi bermain bulutangkis itu. Diketahui, Wapres Jusuf Kalla (JK) menghadiri sekaligus menjadi pembicara pada Global Platform for Disaster Risk Reduction (GPDRR) 2019, di Jenewa, Swiss. Selama berada di Swiss, Wapres JK menyempatkan diri bertemu dengan Presiden Komite Olimpiade Internasional (IOC), Thomas Bach, di Markas IOC, Laussane, Swiss, Rabu (15/5) waktu setempat. (Adt)

Kurmin Halim Minta KONI dan Menpora Tak Akui Hasil Munaslub PB PTMSI

14 Pengprov PTMSI yang tidak sepakat hasil Munaslub melakukan aksi walk out. (Adt/NYSN)

Jakarta- Calon Ketua Umum PB (Pengurus Besar) PTMSI (Persatuan Tenis Meja Seluruh Indonesia), Kurmin Halim meminta KONI (Komite Olahraga Nasional Indonesia) Pusat dan Kemenpora (Kementerian Pemuda dan Olahraga) tidak mengakui hasil Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) PB PTMSI yang digelar di Hotel Twin Plaza, Jakarta, Sabtu (11/5) malam. Sebab, Munaslub yang salah satu agenda memilih Ketua Umum PB PTMSI periode 2019-2023 tidak memenuhi kourum akibat 14 Pengprov (Pengurus Provinsi) PTMSI melakukan aksi walk out. “Pieter Layardi sebagai kandidat telah merekayasa Munaslub PB PTMSI dengan mengarahkan peserta untuk kepentingannya. Makanya, 14 Pengprov PTMSI yang tidak sepakat melakukan aksi walk out. Jadi, saya minta KONI Pusat dan Kemenpora bertindak fair dengan tidak mensahkan hasil Munaslub,” ujar Kurmin. Sejak awal, Kurmin yang juga Ketua Pengprov PTMSI Sumatera Selatan (Sumsel) sudah melihat adanya ketidakberesan dalam pelaksanaan Munaslub. Yakni, pimpinan sidang Kol Sus (Purn) Irfan tidak membuka secara transparan tentang keabsahan peserta yang hadir. “Pimpinan sidang hanya menyebutkan Munaslub dihadiri 30 Pengprov PTMSI, tetapi menolak saat diminta menyebutkan secara rinci. Ini jelas merusak citra dunia olahraga Indonesia yang menjunjung tinggi sportifitas,” lanjutnya. Menurut Kurmin, dirinya bersedia mencalonkan diri sebagai Ketua Umum PB PTMSI atas permintaan Pengprov dan keinginan untuk menyatukan dualisme organasi tenis meja Indonesia. “Saya itu maju mencalonkan sebagai Ketua Umum PB PTMSI karena diminta dan berkeinginan memperbaiki tenis meja Indonesia. Perlu diketahui bahwa target saya setelah terpilih adalah mempersatukan dualisme organisasi tenis meja Indonesia. Dualisme inilah yang harus diselesaikan sehingga kita bisa bersama-sama membangun prestasi olahraga tenis meka ke depan,” tambah Kurmin. Sementara itu, Azrad, Ketua Pengprov PTMSI Sulawesi Barat (Sulbar), mengakui memang ada rekayasa yang dilakukan dalam Munaslub. Sebagai bukti, ia menyebut, AD/ART tentang tata tertib Munaslub yang belum pernah diplenokan. “Saya itu termasuk dalam Tim Tujuh yang menyusun AD/ART tentang tata tertib Munaslub. Tetapi AD/ART itu tidak pernah dibahas dalam rapat pleno,” cetusnya. “Yang lebih parah lagi, tata tertib Munaslub itu kan harus dibacakan dan dikoreksi seluruh peserta. Tapi, semua ini tidak diindahkan malah yang melakukan instruksi disuruh keluar,” ungkapnya. Ia juga menegaskan bahwa Munaslub PB PTMSI jelas tidak sah. “Munaslub PB PTMSI itu tidak memenuhi kourum. Dengan walk outnya 14 Pengprov PTMSI sudah jelas syarat Munaslub yang harus dihadiri 2/3 anggota tidak memenuhi kourum. Ini cacat hukum,” tukasnya. Ke-14 Pengprov PTMSI yang melakukan aksi walk out yakni Jambi, Sumsel, Aceh, Sumatera Barat, Bangka Belitung, DKI Jakarta, Jawa Barat, Banten, Sulbar, Sulawesi Selatan, Gorontalo, Papua Barat, Maluku, dan Sulawesi Utara. (Adt)

286 Atlet Berprestasi Resmi Jadi ASN, Menpora: Selalu Berikan yang Terbaik Bagi Bangsa

Imam Nahrawi (Menpora) menyerahkan SK CPNS kepada 286 atlet berprestasi menjadi ASN di Wisma Kemenpora, Senayan, Jakarta, pada Selasa (2/4). (Adt/NYSN)

Jakarta- Sebanyak 286 atlet berprestasi resmi menjadi Aparatur Sipil Negara (ASN). Hal itu ditandai dengan penyerahan Surat Keputusan (SK) Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) Kemenpora yang diserahkan Imam Nahrawi (Menpora), di Wisma Kemenpora, Senayan, Jakarta, Selasa (2/4). SK CPNS ini sesuai dengan Keputusan Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Nomor 30 Tahun 2019 tentang Pengangkatan Calon Pegawai Negeri Sipil. Ini menjadi salah satu penghargaan yang diberikan pemerintah atas prestasi para atlet yang telah mengharumkan nama bangsa. Baik di ajang SEA Games dan ASEAN Para Games 2017, Asian Games dan Asian Para Games 2018, maupun Olimpoiade dan Paralimpiade. “Selamat datang di Kementerian Pemuda dan Olahraga, rumah baru yang nantinya akan kalian tempati sebagai tempat pengabdian dan perjuangan untuk meneruskan prestasi yang kalian pernah lakukan. Di tempat baru ini seluruh atlet dan masyarakat Indonesia menggantungkan harapannya untuk bersama-sama mengibarkan Sang Saka Merah Putih,” ujar Menpora dalam sambutannya. Disebutkan Imam, pengabdian baru ini sangat berbeda saat berada di Pelatnas (pemusatan latihan nasional). Namun dari sisi ketepatan, kecermatan dan kedisiplinan, menurut Imam, hampir sama. “Saya tidak pernah khawatir ketika Presiden memberikan arahan bagi para peraih medali untuk diangkat sebagai PNS,” lanjutnya. Menteri kelahiran Bangkalan, Madura, Jawa Timur, 45 tahun silam itu, menilai para atlet penerima SK CPNS ini merupakan pribadi yang tangguh, karena telah mengorbankan segenap kegembiraan dan kesenangannya di masa indahnya hanya untuk mempersembahkan medali bagi merah putih. “Sebelumnya kalian masih bebas melakukan apa saja, tapi mulai sekarang kalian adalah CPNS yang berpihak kepada kebenaran dan keadilan, berpihak kepada tugas dan kewajiban sebagai pegawai negeri sipil,” tambah Imam. “Meski kalian sudah CPNS, kalian boleh kembali ke Pelatnas dengan beberapa persyaratan yang nantinya akan dikeluarkan oleh Biro Kepegawaian Kemenpora. Kepala Biro Kepegawaian akan mengkoordinasikan dengan baik seperti halnya para senior kalian yang ada di sini. Selagi kalian dibutuhkan di Pelatnas melalui seleksi yang baik, silahkan kembali, jangan pernah mengendorkan motivasi, kalian sudah diangkat sebagai PNS tetap harus memberikan yang terbaik bagi bangsa ini,” tutur menteri yang hobi bermain bulutangkis itu. Sementara itu, Eko Yuli Irawan, Atlet Angkat Besi Indonesia, berharap SK CPNS yang diterimanya dapat memicu dirinya untuk terus berprestasi. “Semoga tetap konsisten dan olahraga Indonesia tetap maju kedepannya. Apresiasi ini tidak menyurutkan semangat kami. Di kejuaraan lainnya akan kami buktikan. Saya terus berjuang untuk Indonesia. Terdekat, ada SEA Games dan Olimpiade, tentu kami inginnya hasil yang terbaik,” ujar peraih medali emas Asian Games 2018 itu. Eko yang meraih medali emas Kejuaraan Dunia Angkat Besi 2018, di Ashgabat, Turkmenistan, November 2018 itu, memotivasi atlet lainnya agar bisa mengukir prestasi, dengan cara berlatih serta mengikuti bimbingan dari tim pelatih. “Setelah menerima SK CPNS ini, semoga saya bisa membantu dan memberi kontribusi yang nyata, dan bisa memberikan ide ataupun gagasan,” tegas peraih lifter terbaik di Kejuaraan Dunia Yunior 2007 itu. Senada, Liliyana Natsir, Atlet Bulutangkis Merah Putih yang telah menyatakan pensiun bersamaan dengan gelaran Indonesia Masters 2019, akhir Januari lalu, di Istora Senayan, Kompleks Gelora Bung Karno (GBK) Senayan, Jakarta, berharap dirinya dapat menjalankan tugas dengan baik sebagai ASN. “Semoga bisa melaksanakan tugas dengan baik. Ini juga menjadi motivasi bagi atlet lainnya. Untuk adik-adik yang ingin jadi atlet, jangan ragu, raihlah prestasi. Saya harus komitmen nanti ketika menjalankan tugas,” tukas perempuan asal Manado, Sulawesi Utara, berusia 33 tahun itu. (Adt)

Didukung Kemenpora, Ratusan Sekolah Bersaing di Ajang Youth National Esport Championship 2019

Menpora Imam Nahrawi membuka Esport to School bertajuk Youth National Esport Championship 2019, yang dihelat di 22 kota dan diikuti 600 sekolah, pada Selasa (29/1). Event ini diharapkan mendorong prestasi para pelajar. (Kemenpora)

Jakarta- Sebagai komitmen untuk ikut terus berkontribusi kepada peningkatan kebutuhan teknologi masyarakat dengan memberdayakan generasi muda di bidang olahraga melalui Esport, Garena sebagai salah satu perusahaan internet terbesar di Asia Tenggara dan sekitarnya, menggelar kompetisi bertajuk ‘Youth National Esport Championship (YNEC) 2019’. Kompetisi YNEC 2019 yang didukung Kemenpora (Kementerian Pemuda dan Olahraga) dan bekerja sama dengan perusahaan makanan dan minuman nasional ternama di Tanah Air itu, merupakan rangkaian dari program Garena Goes to School, yakni program pemberdayaan Esports yang positif di antara pelajar di Indonesia. Kompetisi berskala nadional ini akan diadakan di 22 kota, dan 600 sekolah akan bertanding dalam game Arena of Valor dan Free Fire. Nantinya, pemenang dari masing-masing sekolah akan melanjutkan pertandingan ke tingkat kota, regional dan terakhir ke tingkat nasional untuk memperebutkan Piala Menpora, pada September mendatang. Pemilihan kedua mobile game ini tidak lepas dari prestasi yang telah dicapai dimana Arena of Valor dinobatkan sebagai Best Multiplayer Game di ajang International Mobile Gaming Award (IMGA) 2018 sekaligus masuk sebagai salah satu cabang eksibisi di Asian Games 2018. Sedangkan Free Fire terpilih sebagai Google Play User’s Game Choice of 2018. Esports (electronic sports) sendiri merupakan pertandingan olahraga elektronik dimana atlet bertanding secara online melalui media elektronik seperti komputer maupun telepon genggam. “Garena telah menyelenggarakan berbagai event Esports antar sekolah sejak 2017 yang menerapkan syarat nilai dari rapor dan beasiswa sebagai hadiah, sehingga dapat ikut mencetak bibit unggul di sekolah maupun bibit unggul atlet Esports,” ujar Wijaya Nugroho, Project Manager YNEC 2019, di Jakarta, Selasa (29/1). Menurut Wijaya, dalam pertandingan, para atlet Esports mengutamakan strategi kerjasama antar angota tim untuk mencapai kemenangan yang sekaligus meningkatkan nilai sosial budaya para pemuda. Selain itu, lanjutnya, event Esports yang diadakan Garena juga memiliki struktur kompetisi resmi serta standar dan jenjang dari tingkat amatir, nasional hingga internasional yang menumbuhkan nilai sportivitas. “Nilai ini juga dimiliki oleh olahraga tradisional. Kami harapkan, turnamen Youth Nacional Esports Championship 2019 ini dapat hadir untuk mendukung perkembangan Esports yang memiliki nilai positif secara edukasi, sosial budaya dan sportivitas bagi generasi muda Indonesia,” tambah Wijaya. Sedangkan Norma Sari Dewi, General Manager Marketing PT Sinar Sosro, menegaskan pihaknya mendukung penuh perkembangan Esports bagi remaja di Indonesia. “Kami sangat senang bisa menjadi bagian dari Youth National Esports Championship 2019. Akhirnya kami bisa berkolaborasi dengan Garena dalam menyiapkan bibit-bibit atlet Esports yang nantinya siap mengharumkan nama Tanah Air Indonesia di kancah kompetisi internasional. Melalui pertandingan Esports sekolah pertama dan terbesar di Indonesia yang ikut difasilitasi oleh pihak sekolah ini, siswa dan siswi dapat menyalurkan bakat dan minatnya di bidang esports,” tutur Norma. “Kami akan melakukan edukasi serta pertandingan tahap kualifikasi ke seluruh 600 sekolah. Pemenang dari setiap sekolah kemudian akan melanjutkan pertandingan hingga ke tingkat nasional untuk memperebutkan Piala Menpora. Kota-kota penyelenggara kompetisi ini yakni Bekasi, Bandung, Bogor, Cirebon, Jakarta (Jaktim, Jakbar, Jakut, Jaksel, Jakpus), Depok, Tangerang, Tangerang Selatan, Yogya, Semarang, Solo, Surabaya, Malang, Bandar Lampung, Palembang, Pekanbaru, Padang dan Medan,” terang Norma. Sedangkan Neni S. Soewondo, Marketing Manager Sukro, menyakini event ini memberikan dampak positif bagi kreativitas anak muda Indonesia. “Kami yakin dalam event yang mengedepankan sportivitas ini akan menjadi poin plus terhadap kreativitas serta produktivitas anak muda tanah air dalam bidang Esport di masa yang akan datang,” tegas Neni. Disisi lain, Imam Nahrawi, Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), menjelaskan kompetisi ini merupakan kegiatan yang menopang keberlangsungan Piala Presiden 2019 Esport yang sudah dicanangkan Menkominfo (Menteri Komunikasi dan Informatika), Kantor Staf Kepresidenan, Bekraf (Badan Ekonomi Kreatif), dan Kemenpora. “Piala Presiden akan lebih banyak melibatkan tim-tim profesional yang selama ini sudah berkiprah lebih awal,” tutur Menteri asal Bangkalan, Madura, Jawa Timur itu. Lebih lanjut, Menpora menjelaskan pengembangan Esport di Indonesia akan menjadi harapan baru dalam industri olahraga maupun prestasi olahraga nasional. “Sebab para atlet Esport juga dituntut untuk menjaga kebugaran diri, kerjasama, sportivitas, juga nutrisi,” terangnya. Ditambahkan menteri berusia 45 tahun itu, event Youth National Esport Championship 2019 tingkat pelajar ini diharapkan dapat mendorong prestasi para pelajar. “Karena para pelajar ini yang nanti akan menjadi atlet-atlet pelapis Esport di Indonesia untuk kejuaraan yang lebih tinggi,” tukas menteri yang hobi bermain bulutangkis itu. (Adt)

Menpora : Dewi Yuliawati itu Atlet Hebat, Segera Kembali ke Pelatnas Asian Games untuk Raih Medali

menpora_jenguk_dewi_yuliawati

Jakarta-Imam Nahrawi, Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), menjenguk Dewi Yuliawati yang menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Soreang, Kabupaten Bandung, Selasa (27/2/2018) malam. Atlet dayung andalan Indonesia itu mengalami luka bakar dibagian tangan dan kaki kanan-kiri serta dibagian wajah akibat sengatan listrik dari kabel milik Perusahaan Listrik Negara (PLN) saat berlatih persiapan Asian Games 2018 di Situ Cileunca, Pengalengan, Jawa Barat, beberapa waktu lalu. “Saya senang dan bangga. Kondisi Dewi semakin membaik. Semangat terus untuk dapat segera mengikuti Pelatnas kembali, dan terus mengejar mimpi kibarkan Merah Putih di Asian Games,” tukas ayah 7 anak itu. Imam menyebut pedayung berusia 21 tahun itu merupakan pejuang bagi rekan-rekannya. Ia menambahkan dengan insiden yang dialami Dewi semua harus berbenah, tanpa perlu menyalahkan pihak manapun. “Kabel-kabel listrik yang rendah dan membahayakan segera disingkirkan. Jangan remehkan sekecil apapun hal-hal yang membahayakan atlet dalam latihan. Dan, saya sudah dapat laporan kabel tersebut saat ini sudah diputus dan dipindahkan,” urai suami dari Shobibah Rohmah itu. Tak lupa, pria asal Bangkalan, Madura, Jawa Timur itu, mengucapkan terima kasih kepada semua pihak, termasuk Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bandung, RSUD Soreang, orang tua, serta rekan-rekan sesama Pelatnas yang telah sabar memberikan perawatan untuk Dewi. “Dewi itu atlet hebat. Saya optimis dapat segera kembali ke Pelatnas dan ikut Asian Games untuk mendapatkan medali. Dewi juga sudah menyampaikan ingin segera kembali ke Pelatnas. Semoga ini menjadi suntikan semangat baru bagi teman-temannya juga,” tegasnya. Terpisah, dokter bedah Dik Adi Nugraha, yang menangani Dewi, mengungkapkan semua perawatan berjalan baik, dan ditargetkan pekan kedua Maret seluruh jahitan sudah dapat dilepas. “Setelah dicek dengan alat pengukur massa otot bahwa ada kabar gembira kondisi otot sangat bagus di atas masa standart. Semoga tidak ada infeksi, saya targetkan minggu ke dua bulan Maret seluruh jahitan sudah dapat dilepas,” tukasnya. (adt)

Pelatih Harus Dapat Terapkan Manajemen Olahraga Modern

Menpora_Imam_Nahrawi

Jakarta-Imam Nahrawi, Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), berharap pelatih saat ini harus bisa menerapkan manajemen olahraga modern, dengan meninggalkan manajemen tradisional yang selama ini mereka ikuti. “Semakin ke depan, semakin banyak inovasi, improvisasi dan gagasan yang tidak boleh di tolak tapi justru sebaliknya, harus bisa beradaptasi, termasuk manajemen olahraga modern yang harus bisa diterima,” ujar Imam di GOR Lila Bhuana, Denpasar, Bali, akhir pekan lalu. Menurutnya, saat ini sebisa mungkin untuk tidak lagi menggunakan manajemen tradisional agar tidak tertinggal dengan negara-negara lain. “Negara-negara lain itu betul-betul menerapkan semuanya dengan baik,” sambungnya. Disisi lain, pria kelahiran Bangkalan, Jawa Timur (Jatim), 44 tahun silam itu, menyebut bila saat ini Indonesia masih kekurangan pelatih. Untuk itu, tambah Imam, pihaknya fokus dalam meningkatkan kualitas dan kuantitas pelatih di Indonesia sebanyak 100 ribu orang. “Setiap pelatih diharapkan minimal dapat mengidentifikasi dan melatih 1 orang atlet potensial maka dimasa mendatang kami akan mendapatkan 100 ribu atlet untuk dibina dan dikembangkan menjadi atlet nasional,” tutupnya. (adt)

Nyaris Dicoret dari Pelatnas, Empat Karateka Temui Menpora

Empat karateka yang terancam dicoret dari Pelatnas bertemu Menpora. (Kemenpora)

Jakarta- Terancam dicoret dari skuat Pelatnas Asian Games 2018, empat karateka akhirnya menemui Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), Imama Nahrawi, di Kantor Kemenpoa, Jakarta, pada Senin (12/2). Sebelumnya, Sisilia Ora (kata perorangan), Srunita Sari Sukatendel (kumite -50 kg), Cok Istri Agung Sanistyarani (kumite -55 kg), Ahmad Zigi Zaresta Yuda (kata perorangan putra), dikabarkan mangkir dan meninggalkan Pemusatan Latihan Nasional (Pelatnas). Imam berharap mereka secepatnya kembali dan fokus mempersiapkan diri ke ajang Asian Games 2018. “Tapi saya ingin dengar dari kalian, apakah masih bersedia tetap di Pelatnas dengan kondisi pelatih baru? Dan sejauh mana peluang mendapatkan medali di Asian Games nanti ?,” tanya Menpora, didampingi Deputi Bidang Peningkatan Prestasi Mulyana dan Deputi Bidang Pembudayaan Olahraga Raden Isnanta, pada Senin (12/2). Demi ‘Merah Putih’ keempat karateka inipun siap kembali ke Pelatnas, bahkan mereka optimis mampu meraih medali emas Asian Games 2018. Mereka juga meminta agar berita negatif yang menyebutkan mereka kabur dari Pelatnas karena menolak pelatih baru yang ditunjuk Pengurus Besar Federasi Olahraga Karate-Do Indonesia (PB Forki), serta tidak lolos seleksi tak lagi dimunculkan. “Kami tidak pernah kabur dari Pelatnas. Kami pun tak takut bersaing seleksi. Alhamdulillah kami semua sudah lolos seleksi itu. Kami hanya menolak ikut Pelatnas Premiere League di Paris, 26-27 Januari 2018. Karena permintaan kami agar pelatih yang telah dua tahun menangani kami, bisa diikutsertakan,” tukas Sisilia Ora. (adt)

Hindari Senior Cedera, Pemerintah Wajib Dorong Atlet Muda

Menpora berharap Maria Londa (merah) meraih emas di Asian Games 2018. (kemenpora)

Jakarta- Mohammad Hasan, Ketua Pengurus Besar Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PB PASI), berharap pemerintah ikut serta memikirkan atlet lapis kedua dan ketiga, khususnya di cabang olahraga (cabor) atletik. “Pemerintah bisa ikut memikirkan jangan hanya atlet senior saja, tetapi ada lapisannya yakni atlet junior, atlet remaja dan atlet pra remaja untuk menghindari cedera atlet senior,” beber Bob Hasan, sapaan akrabnya, Senin (12/2). Pada Minggu (11/2), atlet lompat jauh Maria Natalia Londa sukses menyabet emas di ajang test event Asian Games 2018, di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK). Ia mengungguli dua rivalnya yakni Neena Varakil (India), dan Nayana James (India), dengan lompatan 6,43 meter. Imam Nahrawi, Menteri Pemuda dan Olaharaga (Menpora), berharap medali emas yang ditorehkan Maria Londa dapat berlanjut di Asian Games 2018, Agustus medatang. “Selamat kepada Maria Londa yang berhasil meraih medali emas di ajang test event Atletik Asian Games ini,” ujar pria berusia 44 tahun itu. “Semoga ini dilanjutkan untuk meraih medali emas di Asian Games pada Agustus mendatang, semoga Maria, pelatih dan kita semua mendukung agar ada peningkatan untuk bersaing dengan negara lain baik di atletik dan cabang yang lain,” tambah pria asal Bangkalan, Madura, Jawa Timur itu. (adt)

Buka Kejuaraan Tenis Meja, Menpora Berharap Libatkan Pelajar

Menpora ingin Kejuaraan Tenis Meja libatkan pelajar. Foto: Kemenpora

Jakarta– Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Imam Nahrawi membuka Kejuaraan Tenis Meja Piala Menpora 2018, di Auditorium Wisma Menpora, Senayan, Jakarta, pada Jumat (9/2). Kejuaraan ini diikuti karyawan dan kalangan media. Pria asli Bangkalan, Madura, itu berharap kejuaraan ini terus dikembangkan, khususnya bisa dipertandingkan dikalangan pelajar, dimana bisa menjadi salah satu ajang menyambut Asian Games 2018. “Saya berharap, nantina peserta kejuaraan ini adalah siswa sekolah agar lebih masif. Sehingga Asian Games dan Asian Para Games ini betul-betul menjadi ajang nasional kita,” ujar Imam. Ia berharap event ini tak hanya berlangsung di lingkungan Kementeraian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) saja, namun bisa lebih luas. “Semoga tenis meja Indonesia bangkit lagi, ditambah adanya industri lokal yang fokus pada lapangan tenis meja yakni Shiamiq yang diakui dan bertaraf internasional-ITTF. Saya berhara beberapa medali bisa dipersembahkan para atlet tenis meja Indonesia,” lanjut pria berusia 44 tahun itu. Sementara, Yuni Poerwanti, Ketua PTM Gerbang Pemuda sekaligus Ketua Panitia Penyelenggara, menyebut event ini bisa meningkatkan semangat Indonesia sebagai tuan rumah yang baik pada Asian Games 2018. “Semoga event ini menginspirasi seluruh rakyat Indonesia agar Asian Games 2018 lancar dan sukses,” tegas Yuni. (adt)