Olimpiade 2024: Kalahkan Prancis, Spanyol Raih Medali Emas

Timnas Spanyol berhasil meraih medali emas cabang sepak bola putra Olimpiade Paris 2024. Tim Matador mengalahkan Prancis 5-3 pada laga final di Parc des Prince, Paris, Jumat (9/8/2024) malam WIB. Pada menit ke-11, Millot membawa Prancis unggul 1-0 atas skuat Matador muda. Ia melepaskan tembakan dari dalam kotak penalti yang gagal diantisipasi oleh kiper Spanyol. Spanyol berhasil menyamakan kedudukan menjadi 1-1 saat laga memasuki menit ke-18 lewat gol Fermin Lopez. Bintang Barcelona itu mengarahkan bola ke sudut kiri dengan penyelesaian yang tenang. Spanyol bahkan mampu membalikkan kedudukan menjadi unggul 2-1 atas Prancis di menit ke-25. Fermin Lopez mencetak gol keduanya usai memanfaatkan bola muntah tepisan kiper Prancis. Di menit ke-28 Spanyol berhasil memperlebar keunggulan menjadi 3-1. Tendangan bebas Alex Baena yang meluncur ke pojok kanan atas gawang lawan hingga membuat kiper Prancis mati langkah. Di babak kedua, Prancis akhirnya mampu memperkecil ketertinggalan menjadi 3-2 pada menit ke-78. Tendangan bebas rendah dari Michael Olise berhasil dibelokkan oleh Maghnes Akliouche dan masuk ke gawang. Insiden di kotak penalti membuat wasit mengecek VAR pada menit ke-89. Benar, wasit memberikan penalti untuk Prancis di menit-menit akhir babak kedua. Mateta yang menjadi eksekutor berhasil menjalankan tugasnya dengan baik untuk membuat skor imbang 3-3 pada menit ke-90+3. Pertandingan harus dilanjutkan ke babak tambahan untuk mecari pemenang. Di paruh pertama babak tambahan, Spanyol berhasil mencetak gol untuk mengubah skor menjadi 4-3. Sontekan Sergio Camello berhasil memperdaya kiper Prancis, Guillaume Restes. Di pengujung pertandingan, Spanyol menambah keunggulannya atas Prancis menjadi 5-3. Sergio Camello melepaskan tendangan terukur yang membuat bola bersarang di gawang Prancis. Kemenangan ini membuat Spanyol meraih medali emas sepak bola putra Olimpiade Paris 2024. Sementara itu, tim tuan rumah Prancis harus puas mendapat medali perak. Susunan Pemain: Prancis: Guillaume Restes; Castello Lukeba, Loic Bade, Adrien Truffert (Bradley Locko 91′), Kiliann Sildillia (Rayan Cherki 110′), Alexandre Lacazette (Arnaud Kalimuendo 52′), Manu Kone (Soungoutou Magassa 106′), Michael Olise, Joris Chotard (Maghnes Akliouche 52′), Enzo Millot (Desire Doue 77′), Jean-Philippe Mateta. Spanyol: Arnau Tenas; Pau Cubarsi, Eric Garcia, Juan Miranda (Miguel Gutierrez 97′), Marc Pubill (Juanlu Sanchez 72′), Fermin Lopez (Adrian Bernabe Garcia 72′), Alex Baena (Benat Turrientes 83′), Pablo Barrios, Abel Ruiz (Sergio Camello 83′), Sergio Gomez, Aimar Oroz (Jon Pacheco 88′). Sumber: RRI

Sejarah dan Rekor Rizki Juniansyah Saat Raih Emas Olimpiade 2024

Lifter andalan Indonesia, Rizki Juniansyah, berhasil mencatatkan rekor saat menyumbang medali emas untuk Merah Putih di Olimpiade 2024. Rizki Juniansyah turun di cabang olahraga (cabor) angkat besi Olimpiade 2024 nomor men’s 73 kg di South Paris Arena 6 pada Kamis (8/8/2024) atau Jumat (9/8/2024) dini hari WIB. Dalam kompetisi itu, Rizki berhasil mencatatkan total angkatan 354 kg. Ia unggul atas Weeraphon Wichuma (Thailand) dan Andreev Bozhidar (Bulgaria). Weeraphon Wichuma berhasil mengangkat total 346 kg, sedangkan Andreev meraih perunggu dengan total angkatan 344 kg. Keberhasilan Rizki membawa pulang emas diiringi dengan pencapaian meraih rekor di pentas Olimpiade pertamanya tersebut. Atlet angkat besi berumur 21 tahun itu berhasil melakukan angkatan 199 kg. Ia pun mencatatkan rekor Olimpiade dalam angkatan 199 kg clean and jerk. Kemenangan tersebut sekaligus membuat Rizki menjadi lifter Indonesia pertama dalam sejarah yang mampu meraih medali emas Olimpiade. Selain itu, Rizki menjadi peraih medali emas Olimpiade termuda Indonesia. Sebelumnya, rekor ini dipegang oleh Apriyani Rahayu, yang memenangkan medali emas di cabang bulu tangkis ganda putri pada Olimpiade Tokyo 2020 bersama Greysia Polii. Saat itu, Apriyani Rahayu berusia 23 tahun.

Olimpiade 2024: Emas Kedua Untuk Indonesia Dari Rizki Juniansyah

Rizki Juniansyah menyumbang mendali emas untuk Indonesia dari pertandingan angkat besi kelas 73 kilogram di Olimpiade Paris 2024. Bertanding di South Paris Arena 6, Paris, Prancis, Kamis waktu setempat, atlet angkat besi asal Serang, Banten, ini menang dengan total angkatan 354 kilogram (kg). Rizki sempat gagal pada percobaan pertama angkatan snatch seberat 155 Kg, kemudian sukses di momentum kedua. Dia sempat menambah beban hingga 162 Kg, namun tidak bisa menyelesaikannya. Saat itu Rizki tertinggal 10 poin dari lifter Ciina, Shi Zhiyong, yang bisa mengangkat beban 165 Kg. Pada clean and jerk, Rizki akhirnya melejit setelah mengangkat beban 191 kg dan mencatat total angkatan 346 kg. Lifter kelahiran 17 Juni 2003 ini akhirnya mengamankan emas lewat angkatan clean and jerk seberat 199 Kg. Total beban angkatannya menjadi 354 Kg. Rizki sekaligus mencetak rekor dunia junior baru untuk angkat besi 73 Kg clean and jerk. Rekor sebelumnya ada 198 Kg. Dia melampaui Weeraphon Wichuma dari Thailand yang meraih perak dengan total angkatan 346 Kg, kemudian Bozhidar Andreev dari Bulgaria di posisi ketiga dengan total angkatan 344 Kg. Rizki menjadi salah satu dari tiga lifter Indonesia yang tampil di Olimpiade Paris 2024. Dia menjadi andalah setelah Eko Yuli Irawan, lifter Indonesia lainnya, gagal di kelas 61 kilogram putra. Selain itu ada juga Nurul Akmal yang bertanding di kelas 81 kilogram. Indonesia kini mengantongi dua emas. Satunya lagi dari Veddriq Leonardo yang menyabet medali emas di cabang olahraga panjat tebing. Ada juga sumbangan satu perunggu dari atlet bulu tangkis tunggal, Gregoria Mariska Tunjung.

Olimpiade 2024: Veddriq Leonardo Persembahkan Medali Emas Pertama Indonesia

Lagu Indonesia Raya akhirnya berkumandang di Olimpiade 2024 Paris. Emas pertama Indonesia berhasil diraih atlet panjat tebing Veddriq Leonardo yang berhasil mengalahkan Wu Peng di Le Borguet Climbing Venue, Paris, Prancis, Kamis (8/8) sore. Bermain di perempatfinal Veddriq berhasil menyisihkan Bassa Mawem. Atlet asal Pontianak, Kalimantan Barat, itu mencetak waktu 4,88 detik berbanding 5,26 milik lawan. Pada babak semifinal, Veddriq menantang Reza Alipour. Atlet asal Iran itu sebelumnya mengalahkan Amir Maimuratov dengan catatan 5,57 detik. Sementara di semi final lainnya, Sam Watson menantang Wu Peng. Pria asal Amerika Serikat tersebut sebelumnya menyisihkan David Julian dengan torehan 5,03 detik. Wu menyingkirkan Matteo Zurloni. Pria asal China itu lolos berkat keunggulan 0,002 detik saja dengan catatan 4,995 detik. Atlet panjat tebing asal China Wu berhasil menembus final. Ia mengalahkan Watson dengan keunggulan 4,85 detik berbanding 4,93. Kemudian, Veddriq menang atas Alipour di semifinal. Pria berusia 27 tahun itu mencatat 4,78 detik. Sementara, sang lawan meencetak 4,84. Di final, Veddriq berhadapan dengan Wu. Veddriq akhirnya berhasil mempersembahkan medali emas dengan catatan 4,75 detik. Sementara Wu mencatat waktu 4,77 detik. Ini merupakan medali emas pertama bagi Kontingen Indonesia di Olimpiade 2024 Paris. Sebelumnya, Tanah Air baru merebut satu perunggu dari Gregoria Mariska Tunjung (bulu tangkis).

Olimpiade 2024: Saling Pecah Rekor, Veddriq Melaju ke Perempat Final

tlet panjat tebing Tim Indonesia, Veddriq Leonardo, berhasil mengamankan tiket ke babak perempat final panjat tebing Olimpiade 2024 Paris yang digelar di Le Bourget Climbing Venue. Di babak qualification seeding, Veddriq sempat memecahkan rekor dunia dan rekor olimpiade dengan catatan waktu 4,79 detik. Namun, rekor tersebut kembali dipecahkan oleh Samuel Watson asal USA yang mencatatkan waktu 4,75 detik pada elimination heats. “Saling pecah rekor itu memang terjadi di nomor speed biar menarik. Saya sangat senang karena ini jadi pengalaman baru dan akan menjadi sesuatu yang bersejarah buat saya,” kata Veddriq usai pertandingan, Rabu (7/8/2024). “Tampil di Olimpiade ini jadi tanggung jawab, kenapa jadi beban kalau sudah mempersiapkan diri dengan baik. Jadi saya mohon doa supaya bisa jadi yang terbaik. Olimpiade ini bukan single event, di Olympic Village dan venue semua suasananya olympic spirit,” lanjutnya. Selanjutnya, Veddriq akan berhadapan dengan wakil tuan rumah Bassa Mawem di babak perempat final. Atlet asal Pontianak itu menyebut akan lebih fokus dalam mempersiapkan strategi meraih kemenangan. “Keinginan pecah rekor lagi ada, tapi saya coba jaga fokus bagaimana strategi menangnya nanti,” imbuhnya. Masuk di babak elimination heats, Veddriq harus berhadapan dengan kompatriotnya, Rahmad Adi Mulyono, yang mencatatkan waktu 5,07 detik di seeding heats. Sayangnya, Rahmad mengalami false start dan menyelesaikan waktu 5,13 detik sehingga tidak dapat lanjut ke babak perempat final. “Ya, kecewa, tadi saya terlalu menggebu-gebu. Kalau tidak false start harusnya bisa. Tapi namanya speed, kalau tidak kepleset ya false start,” ujar Adi. Sumber: InfoPublik

Presiden Jokowi Lepas Kontingen Indonesia ke Olimpiade 2024 Paris

Presiden Joko Widodo (Jokowi) secara resmi melepas Kontingen Indonesia menuju Olimpiade 2024 Paris di Halaman Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (10/7) sore. Presiden berpesan agar atlet Indonesia meraih medali dan mengharumkan nama Indonesia di mata dunia. “Rakyat menginginkan bendera Merah Putih dikibarkan di arena olimpiade, lagu Indonesia Raya dikumandangkan di arena olimpiade dan saudara-saudara pulang membawa medali, sekali lagi selamat bertanding harumkan nama Indonesia mata dunia,” pesan Presiden Jokowi. “Dan dengan mengucap basmallah, pada sore hari ini secara resmi saya berangkatkan tim Indonesia menuju Olimpic Games ke-33 Paris tahun 2024,” kata Presiden Jokowi didampingi Menpora Dito dan beberapa menteri Kabinet Indonesia Maju lainnya. Menurut Presiden, delegasi Indonesia yang akan bertanding di event olahraga paling bergengsi itu merupakan atlet-atlet pilihan hasil seleksi ketat. “Saya tahu untuk menjadi anggota delegasi ke olimpiade ini seleksinya sangat ketat. Jadi, saudara-saudara adalah atlet-atlet pilihan yang diseleksi secara ketat, atlet pilihan yang akan tampil diajang dunia yang sangat bergengsi yaitu arena Olimpiade,” jelasnya. Mata dunia, lanjut Presiden, akan tertuju semuanya pada penampilan para atlet dan juga rakyat Indonesia juga akan tertuju semuanya kepada atlet Indonesia dan akan mengelu-elukan serta menaruh banyak harapan kepada atlet-atlet Indonesia. “Oleh karena itu, persiapan diri dengan baik siapkan fisik, siapkan mental, siapkan diri untuk bertanding dan harapan kita semuanya semoga berhasil dan menang dan membawa pulang medali,” tegas Presiden Jokowi. “Saya tahu di arena pertandingan nanti lawan saudara-saudara pasti banyak orang- orang terbaik dari seluruh dunia, pasti sangat berat kita tahu. Tapi, saya pesan semuanya harus optimis, bertandinglah dengan penuh semangat,” pungkasnya.

Joe dan Azzahra Raih Tiket Olimpiade, Indonesia Sudah Loloskan 29 Atlet

Ketua Umum Pengurus Besar Akuatik Indonesia sekaligus Chef de Mission Indonesia untuk Olimpiade Paris 2024, Anindya Bakrie menyambut keberhasilan dua atlet renang Joe Aditya dan Azzahra Permatahani lolos ke Olimpiade Paris 2024. Pengurus Besar Akuatik Indonesia atau PB AI mengumumkan dua atletnya yakni Joe Aditya dan Azzahra Permatahani lolos ke Olimpiade 2024 Paris melalui jalur Universality Places. View this post on Instagram A post shared by NYSN Media (@nysnmedia) Kuota universality places atau unqualified athletes merupakan salah satu sistem kualifikasi yang diterapkan federasi olahraga internasional yang mengizinkan National Olympic Comittee (NOC), yang gagal meloloskan atletnya ke salah satu cabang olahraga Olimpiade, untuk mengajukan satu atlet putra dan putri peringkat tertinggi agar tampil di Paris. “Bersyukur renang bisa meloloskan dua atlet, sehingga total saat ini ada 29 atlet Indonesia yang telah lolos Olimpiade baik itu melalui kualifikasi maupun Universality Places,” kata Anindya Bakrie. View this post on Instagram A post shared by NYSN Media (@nysnmedia) Kepastian lolosnya dua atlet renang tersebut diperoleh PB AI setelah menerima surat resmi dari Federasi Akuatik Dunia atau World Aquatic. Joe dan Azzahra memastikan diri berangkat ke Paris setelah dinyatakan lolos berdasarkan poin tertinggi dalam perolehan tabel poin World Aquatic hingga 23 Juni 2024. Joe Aditya Kurniawan di nomor 100 meter gaya kupu-kupu putra dengan catatan 53,17 detik. Sedangkan Azzahra Permatahani di nomor 200 meter gaya ganti putri dengan Waktu 02 menit 18,47 detik. Lolosnya Joe dan Azzahra menambah daftar sementara atlet Indonesia yang berkompetisi pada Olimpiade Paris menjadi 29 orang. Daftar 29 Atlet Indonesia yang Lolos ke Olimpiade Paris 2024: 1. Arif Dwi Pangestu (Panahan) 2. Desak Made Rita Kusuma Dewi (Panjat Tebing) 3. Diananda Choirunisa (Panahan) 4. Rifda Irfanaluthfi (Senam Artistik) 5. Rahmad Adi Mulyono (Panjat Tebing) 6. Fathur Gustafian (Menembak) 7. Rio Waida (Selancar Ombak) 8. Eko Yuli Irawan (Angkat Besi) 9. Rizki Juniansyah (Angkat Besi) 10. Memo (Dayung) 11. Bernard Benyamin van Aert (Balap Sepeda) 12. Jonatan Christie (Bulu Tangkis) 13. Anthony Sinisuka Ginting (Bulu Tangkis) 14. Gregoria Mariska Tunjung (Bulu Tangkis) 15. Fajar Alfian (Bulu Tangkis) 16. Muhammad Rian Ardianto (Bulu Tangkis) 17. Apriyani Rahayu (Bulu Tangkis) 18. Siti Fadia Silva Ramadhanti (Bulu Tangkis) 19. Rinov Rivaldy (Bulu Tangkis) 20. Pitha Haningtyas Mentari (Bulu Tangkis) 21. Nurul Akmal (Angkat Besi) 22. Raji’ah Sallsabilah (Panjat Tebing) 23. Veddriq Leonardo (Panjat Tebing) 24. Maryam March Maharani (Judo) 25. Lalu Muhammad Zohri (Atletik) 26. Rezza Octavia (Panahan) 27. Syifa Nur Afifah Kamal (Panahan) 28. Joe Aditya W. Kurniawan (Renang) 29. Azzahra Permatahani (Renang) Sumber: Tempo

Rifda Ingin Cetak Sejarah untuk Indonesia di Olimpiade 2024

Pesenam muda Rifda Irfanaluthfi mengatakan ingin mencetak sejarah untuk Indonesia pada Olimpiade 2024 Paris, yang digelar pada Juli nanti. “Saya ingin menunjukkan kepada dunia bahwa pesenam Indonesia ada di sana (bisa bersaing di panggung tertinggi),” kata Rifda, dikutip dari laman resmi Olimpiade, Senin. Adapun realokasi negara tuan rumah membuat Rifda mendapatkan tempat di Olimpiade Paris 2024 seusai tampil di Kejuaraan Dunia Senam Artistik (Artistic Gymnastics) 2023 di Antwerp, Belgia.Atas keberhasilannya itu, Rifda pun mencetak sejarah sebagai pesenam Indonesia pertama yang akan tampil di Olimpiade. Komite Olimpiade Nasional (NOC) memiliki kewenangan eksklusif untuk mewakili negaranya masing-masing di Olimpiade; Partisipasi atlet di Olimpiade Paris bergantung pada NOC yang memilih mereka untuk mewakili delegasinya di Paris 2024. Namun, Rifda mengakui bahwa perjalanan dan penantiannya untuk lolos Olimpiade cukup berliku. Pada Oktober 2023, ia mengalami cedera lutut saat melakoni Kejuaraan Dunia Senam Artistik di Belgia. Cedera itu pun membuatnya harus menjalani pemulihan dengan baik, sampai akhirnya ia dipastikan lolos ke Paris. “Saya terus bertanya kepada manajer saya, pelatih saya, dan teman-teman saya. Saya mengirim pesan kepada mereka satu per satu untuk menanyakan, ‘Apakah saya memenuhi syarat (untuk lolos)?’,” ungkap Rifda. “Saat itu saya menangis sambil memeluk pelatih saya. Pelatih saya memberi tahu saya bahwa akhirnya perjuangan kami di tahun 2015 menjadi kenyataan,” ujarnya menambahkan. Lebih lanjut, Rifda mengatakan bahwa keberhasilan sebagai pesenam putri pertama Indonesia yang berlaga di Olimpiade tak hanya berarti untuk dirinya sendiri, tapi ia berharap ini juga bisa memotivasi para atlet muda lainnya dari berbagai cabang olahraga. “Ini bukan untuk saya sendiri. Saya ingin memberikan motivasi kepada semua pihak, khususnya para atlet muda, tidak hanya pada senam artistik, tapi juga pada cabang olahraga lain yang belum pernah lolos ke Olimpiade,” kata Rifda. “Saya ingin memberi tahu mereka jika saya bisa melakukannya, Anda juga bisa,” ujar atlet kelahiran tahun 1999 tersebut. Sumber: Tempo

Garuda Muda Akui Keunggulan Guinea

Tim U-23 Indonesia harus mengakui keunggulan 0-1 atas Guinea pada laga play-off Olimpiade 2024 di Stade Pierre Pibarot, Prancis, Kamis (9/5). Gol tunggal Guinea dicetak oleh Ilaix Moriba pada menit ke-29′ melalui titik penalti. Guinea mendapat penalti seusai Witan Sulaeman menjatuhkan striker lawan. Pada laga kali ini, Indonesia yang memakai jersey berwarna putih-putih-putih sebenarnya mampu mengancam gawang Guinea. Indonesia memiliki peluang di menit ke-14, namun sepakan Rafael Struick gagal menjadi gol. Lanjt pada menit ke-16, sepakan Pratama Arhan masih bisa diamankan kipper Guinea. Pada menit ke-40, Marselino mendapatkan peluang tetapi tendangannya masih melebar. Indonesia nyaris kebobolan lagi pada menit ke-45, namun berkat ketenangan Ernando, tendangan striker Guinea Bah Algassime berhasil dipatahkan. Skor 1-0 untuk keunggulan Guinea bertahan hingga babak pertama berakhir. Pada babak kedua, Indonesia coba bangkit demi mengejar ketertinggalan. Menit 67, Marselino Ferdinan dengan aksi individunya berhasil menerobos pertahanan Guinea. Namun, aksi itu tidak menjadi gol. Pada menit 72, Alfeandra Dewangga dianggap melakukan pelanggaran terhadap Algassime Bah di dalam kotak penalti, Wasit Francois Letexier menunjuk titik putih untuk kedua kalinya bagi Guinea. Keputusan ini diprotes dengan keras oleh tim Indonesia, bahkan pelatih Shin Tae-yong sampai diberikan kartu merah. Setelah laga dilanjutkan, Algassi Bah yang jadi penendang penalti gagal menceploskan bola, sehingga skor 0-1 untuk Guinea tidak berubah. Sampai laga selesai, skor 0-1 untuk Guinea tidak berubah. Hasil ini membuat Indonesia gagal berlaga di Olimpiade Paris 2024. Sementara itu, Guinea tergabung di Grup A Olimpiade 2024 bersama tuan rumah Prancis, Amerika Serikat, dan Selandia Baru. Cabang olahraga (cabor) sepak bola putra Olimpiade 2024 akan berlangsung pada 24 Juli sampai 9 Agustus mendatang. Susunan Pemain Indonesia: Ernando Ari, Muhammad Ferarri, Komang Teguh, Nathan Tjoe-A-On, Bagas Kaffa, Ivar Jenner, Marselino Ferdinan, Pratama Arhan, Jeam Kelly Sroyer, Rafael Struick, Witan Sulaeman Guinea: Soumaila Sylla, Ibrahima Diakite, Saidou Sow, Mohamed soumah, Maadiou Keita, Issiaga Camara, Aguibou Camara, Ilaix Moriba, Ousmane Camara, Algassime Bah, Facinet Conte

Jelang Olimpiade Paris 2024, CdM: Sudah Saatnya Federasi Segera Regenerasi Atlet

Jelang Olimpiade Paris 2024, CdM: Sudah Saatnya Federasi Segera Regenerasi Atlet

Chef de Mission (CdM) Kontingen Indonesia untuk Olimpiade Tokyo 2020, Rosan Roeslani menilai sudah saatnya memikirkan regenerasi atlet dalam program pemusatan latihan nasional setiap cabang olahraga. Menurut dia, regenerasi menjadi penting terutama dalam menyambut Olimpiade 2024 di Paris yang tinggal menyisakan tiga tahun lagi. Di Olimpiade Tokyo, Indonesia membawa pulang lima medali. Lima medali terdiri atas satu medali emas, satu medali perak, dan 3 medali perunggu. Dengan hasil ini, Tim Merah Putih menempati urutan 55 dari 86 peserta. Sementara itu, pada penyelenggaraan Olimpiade sebelumnya di Rio de Janeiro, Indonesia berada di ranking 46 dengan koleksi 1 medali emas dan 2 medali perak. “Peringkat memang turun, tetapi di sisi lain ada faktor positif yang mengejutkan,” kata Rosan di Jakarta pada Senin, 9 Agustus 2021. Rosan menjelaskan mayoritas peraih medali merupakan hasil regenerasi. Peraih medali emas Olimpiade Tokyo merupakan duet pemain senior-junior, Greysia Polii (33 tahun) dan Apriyani Rahayu (23 tahun). Peraih perunggu dari cabang olahraga angkat besi, yaitu Windy Cantika Aisah baru berusia 19 tahun dan Rahmat Erwin Abdullah berusia 20 tahun. Di samping peraih medali, kata Rosan, banyak pula atlet muda Indonesia yang berpartisipasi di Olimpiade Tokyo. Mereka yakni atlet rowing Mutiara Rahma Putri dan pemanah, Arif Dwi Pangestu, yang masih berusia 17 tahun. Ada juga Bagas Prastyadi (atlet panahan-19 tahun), Azzara Permatahani (renang-19 tahun), Vidya Rafika Rahmatan Toyyiba (menembak-20 tahun), Gregoria Mariska Tunjung (bulu tangkis-21 tahun), dan Rio Waida (surfing-21 tahun). “Artinya ada atlet-atlet yang bisa dikembangkan dan menjadi tumpuan. Apalagi Olimpiade 2024 Paris tersisa tiga tahun dan beberapa cabang olahraga juga sudah marak menyelenggarakan kualifikasi pada akhir tahun sehingga Federasi Nasional sudah harus memikirkan atlet muda ini agar bisa lolos sehingga jumlah atlet yang lolos ke Olimpiade Paris bisa bertambah,” kata Rosan. Selain pentingnya regenerasi di pelatnas untuk mengadapi ajang olahraga multicabang, Rosan menilai setiap cabang olahraga juga harus memiliki program jangka panjang. “Kita juga lihat, raihan medali dari atlet yang cabor-cabor nya melaksanakan pelatnas berkesinambungan. Sebab, prestasi tidak bisa dibuat secara instan,” katanya. Rosan yang juga menjabat sebagai Ketua PB Persatuan Angkat Besi Seluruh Indonesia menuturkan bahwa proses regenerasi sudah ia terapkan di federasinya. Hasilnya pun berbuah manis setelah dua atlet angkat besi muda mampu memberikan medali di Tokyo pada debut mereka di Olimpiade. “Bahkan di pelatnas angkat besi saat ini ada 16 atlet, 13 di antaranya merupakan lifter muda,” ujar dia.

Baru Berusia 13 Tahun, Inilah Atlet Skateboard Termuda yang akan Berkompetisi di Olimpiade Tokyo

Meski dihiasi pro dan kontra pada awal dikeluarkan keputusan, skateboard kini resmi jadi olahraga yang dipertandingkan di Olimpiade. Selain skateboard, ada empat cabang olahraga lain, yakni selancar, baseball, surfing, karate, dan panjat tebing yang memulai debutnya atau kembali ke kejuaraan ini. Tak hanya itu, ada satu skateboarder muda yang mencuri perhatian pada Olimpiade kali ini. Skateboarder muda tersebut ialah Sky Brown. Ia menjadi atlet skateboard termuda yang akan berkompetisi di Olimpiade Tokyo 2021 dengan usia 13 tahun 11 hari. Dia dinobatkan bersama Bombette Martin yang berusia 15 tahun sebagai atlet muda yang akan mencuri perhatian di Olimpiade musim panas ini. “Ini adalah perasaan yang gila, lebih dari mimpi yang menjadi kenyataan, hanya gila,” kata Brown yang dibesarkan di Jepang dan Amerika Serikat dikutip dari Sun Sport. “Saya hanya ingin melakukan yang terbaik untuk Inggris dan bahkan lebih luar biasa bagi saya untuk memiliki rekan setim,” lanjutnya. Ayah Sky Brown, Stu, yakan bertindak sebagai pendamping atlet Brown di Tokyo adalah orang Inggris, sedangkan ibunya, Mieko adalah keturunan Jepang. Luar biasanya, Brown kini telah bangkit kembali dari cedera serius tahun lalu ketika dia menderita patah tulang tengkorak serta patah pergelangan tangan yang hampir memupuskan mimpinya untuk tampil di olimpiade. Sejak usia 8 tahun, Brown telah menjadi peserta termuda di Vans US Open. Sejak saat itu, berbagai prestasi mampu diraih oleh Brown, termasuk memenangkan acara TV AS Dancing with the Stars: Juniors, bersama mitra JT Church. Selain itu, ia juga menjadi wanita pertama yang menyelesaikan trik ‘frontside 540’. Sebelumnya, rekor atlet termuda Olimpiade dipegang oleh Margery Hilton yang berusia 13 tahun 44 hari ketika dia berkompetisi di Olimpiade Amsterdam 1928 dalam renang gaya dada 200m.

Persiapan Olimpiade, Fika Terbang ke Kroasia

Persiapan Olimpiade, Fika Terbang ke Kroasia

Petembak muda Indonesia, Vidya Rafika Rahmatan Toyyiba atau yang akrab disapa Fika, saat ini tengah mempersiapkan diri jelang keikutsertaannya di Olimpiade Tokyo pada 23 Juli- 8 Agustus mendatang. Guna mematangkan persiapannya tersebut, Fika dijadwalkan mengikuti uji coba di Kroasia pada Juni mendatang. Fika yang bakal turun di nomor 10 meter air rifle putri, tak punya target di Kroasia. Dia mengatakan ingin menambah pengalaman sebagai persiapan di Olimpiade Tokyo 2020. “Saya tidak mematok target medali untuk penampilan di Kroasia. Di sana saya ingin menambah jam terbang sehingga saya bisa lebih siap saat tampil di Olimpiade” ujar Fika, dalam siaran pers Komite Olimpiade Indonesia (KOI) mengutip Antara, Kamis (27/5/2021). Sementara itu Chef de Mission (CdM) Kontingen Indonesia, Rosan P. Roeslani, dalam kunjungannya ke pelatnas menembak di Senayan, Jakarta, mengaku terkesan dengan Fika yang bisa lolos kualifikasi dalam usia yang masih muda. “Fika ini atlet muda Indonesia yang luar biasa. Dia lolos kualifikasi Olimpiade pada usia 18 tahun. Semoga ia bisa memberikan penampilan terbaik di Olimpiade Tokyo nanti,” kata Rosan. Fika sebelumnya meraih medali perunggu dalam kejuaraan dunia menembak ISSF World Cup 2021 di New Delhi, India pada 15-26 Maret lalu. Dia menempati posisi ketiga pada nomor beregu 50 meter rifle three positions bersama Audrey Zahra dan Monica Daryanti. Peraih medali emas SEA Games 2019 itu awalnya dijadwalkan mengikuti ISSF World Cup di Baku, Azerbaijan, 21 Juni-2 Juli. Namun panitia penyelenggara telah memutuskan untuk membatalkan kejuaraan yang menjadi turnamen kualifikasi terakhir Olimpiade Tokyo tersebut karena situasi pandemi COVID-19 di negara tersebut. Saat ini, Indonesia hampir dipastikan menurunkan 19 atlet dari enam cabang olahraga ke Olimpiade Tokyo 2020. Keenam cabang olahraga tersebut adalah panahan, menembak, atletik, dayung, bulu tangkis, dan angkat besi. Jumlah itu masih bisa bertambah karena kualifikasi Olimpiade masih berlangsung.

Usai The Straits Times, Zohri Kini Masuk Forbes 30 Under 30

Usai The Straits Times, Zohri Kini Masuk Forbes 30 Under 30

Sprinter asal Indonesia, Lalu Muhammad Zohri baru-baru ini menjadi salah satu anak muda Tanah Air yang berhasil masuk dalam daftar Forbes 30 Under 30 Asia 2021. Dalam daftar tersebut, Forbes melakukan kurasi yang menghasilkan 300 anak muda berusia di bawah 30 tahun, yang dinilai berpengaruh. Sebagai informasi, majalah Forbes adalah sebuah majalah bisnis dan finansial Amerika Serikat yang didirikan pada 1917 oleh B.C. Forbes yang terkenal dengan daftar perusahaan dan orang-orang terkaya di dunia, termasuk di bidang olahraga. Bahkan, belum lama ini pelari asal Lombok kelahiran 1 Juli 2000 itu juga berhasil masuk ke dalam daftar 30 pemuda potensial di Asia versi media kenamaan Singapura, The Straits Times. Capaian Zohri ini bukan tanpa alasan. Zohri, yang dijuluki sebagai “pria tercepat di Asia Tenggara”, merupakan atlet Indonesia pertama yang berhasil meraih medali emas pada gelaran World Athletics U-20 Championships di Finlandia pada 2018. Pada 2019, Zohri juga mencatatkan rekor nasional baru, yakni 10,13 detik untuk jarak 100 meter, sekaligus meraih medali perak pada ajang Asian Athletics Championships di Qatar. Setelah finish di posisi ketiga pada Golden Grand Prix Osaka 2019, Zohri rencananya juga akan berlaga di kompetisi Tokyo Olympics. Uniknya ketika diberi tahu namanya masuk jajaran “30 Under 30 Asia” Forbes tahun ini, Zohri awalnya mengaku tidak tahu majalah Forbes. “Awalnya saya tidak tahu ‘Forbes’ itu majalah apa. Setelah dijelaskan, pastinya saya bersyukur karena bisa masuk di majalah terkemuka, apalagi itu majalah internasional,” ujar Zohri. “Harapan saya, atlet lain dan generasi muda di Indonesia bisa terinspirasi, termotivasi agar terus berkarya dan berprestasi,” tambahnya. Nama Zohri mulai dikenal masyarakat Indonesia setelah dirinya sukses menjadi yang tercepat ketika meraih medali emas di nomor lari 100 meter pada Kejuaraan Dunia Atletik Junior U-20 di Finlandia 2018. Kegemilangan Zohri berlanjut kala Asian Games 2018 di Jakarta lalu di mana dirinya berhasil membantu Indonesia meraih perak di nomor estafet 4×100 meter di Asian Games. Kini setelah sembuh dari cedera, Zohri tengah fokus mempersiapkan diri guna menghadapi Olimpiade Tokyo yang rencananya akan dihelat pada Juli mendatang. Biodata Nama: Lalu Muhammad Zohri Tempat, Tanggal Lahir: Karang Pansor, Lombok Utara, NTB, 1 Juli 2000 Pendidikan: SD Negeri 2 Pemenang Barat SMP Negeri 1 Pemenang SMA Negeri 2 Mataram Prestasi: Medali emas di Kejuaraan Nasional (2017). Medali emas untuk nomor 100 meter di Gifu Asian Junior Championship Jepang (2018). Medali emas 100 meter putra kejuaraan dunia atletik U-20 oleh IAAF (2018).

Pulih Dari Cedera, Zohri Mulai Persiapan Olimpiade

Pulih Dari Cedera, Zohri Mulai Persiapan Olimpiade

Sekjen Pengurus Besar Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PB PASI) menyatakan sprinter muda Indonesia, Lalu Muhammad Zohri sudah pulih dari cedera lutut dan sudah menjalani latihan persiapan menuju Olimpiade Tokyo 2021 di Stadion Madya Gelora Bung Karno (GBK) Jakarta. “Cedera Zohri sudah pulih total dan dia sudah menjalani persiapan menuju Olimpiade Tokyo 2021 mulai April ini,” kata Tigor Tanjung yang dihubungi Kamis (8/4/2021). Sampai saat ini, Zohri menjadi satu-satunya atlet atletik indonesia yang sudah meraih tiket ke Olimpiade Tokyo 2021. Dia lolos ke Tokyo setelah meraih perunggu nomor 100 meter di Seiko Golden Grand Prix 2019, Osaka, Minggu (19/5/2019). Pada babak final yang berlangsung di Stadion Yanmar, Zohri finis ketiga dengan catatan waktu 10,03 detik. Sprinter 18 tahun itu finis di belakang Justin Gatlin (Amerika Serikat) yang meraih emas dengan 10,00 detik dan Yoshinide Kiryu (Jepang) yang meraih perak dengan 10,01 detik. Gatlin merupakan sprinter veteran Amerika Serikat. Gatlin merupakan peraih medali emas 100 meter Olimpiade 2004 dan perak di Olimpiade 2016 setelah dikalahkan Usain Bolt. Catatan 10,03 detik membuat Zohri kembali memecahkan rekor nasional sekaligus Asia Tenggara untuk nomor 100 meter. Sebelumnya, Zohri mencatatkan waktu 10,13 detik pada ajang yang berlangsung di Qatar, April lalu. Dengan catatan waktu 10,03 pula Zohri dipastikan tampil di Olimpiade 2020 Tokyo. Kepastian itu diungkapkan humas PB PASI, Hendri Firzani.

Peselancar Muda Indonesia Incar Tiket ke Olimpiade Tokyo

Peselancar Muda Indonesia Incar Tiket ke Olimpiade Tokyo

Pengurus Besar Persatuan Selancar Ombak Indonesia (PB PSOI) masih berharap bisa mengirimkan atletnya ke Olimpiade Tokyo. Salah satu upayanya adalah berburu tiket melalui kejuaraan kualifikasi surfing di El Salvador, 29 Mei hingga 6 Juni. “Masih ada lima slot yang diperebutkan pada kualifikasi terakhir itu. Makanya akan kami maksimalkan meski prosesnya bakal tidak mudah,” kata Ketua Umum Persatuan Selancar Ombak Indonesia (PSOI), Arya Sena Subyanto, di Jakarta pada Kamis (25/2). Menurut dia, saat ini PSOI menyiapkan tiga atlet putra yaitu Rio Waida, I Ketut Agus Aditya Putra dan Hairil Anwar serta tiga atlet putri yaitu Taina Angel Izquierdo, Kailani Kusuma Johnson dan Dhea Natasya. Dari keenam peselancar itu, nama Rio Waida yang menjadi unggulan. Surfer muda asal Bali itu memiliki peringkat yang lebih baik dibanding rekan-rekannya. Peluangnya untuk tampil di Olimpiade Tokyo terbilang masih cukup lebar. “Menurut peringkat, peluang paling besar ada pada Rio Waida. Tapi kita lihat dan doakan yang terbaik untuk semua atlet di El Salvador nanti,” ungkap Ketua Harian PSOI yang juga merangkap manajer tim nasional surfing, Egy Adhitya Hilman. Karier Rio Waida memang terbilang cukup mengesankan. Ketika masih berusia 19 tahun, dirinya pernah mengalahkan juara dunia dua kali, Gabriel Medina. Momen tersebut terjadi pada ajang World Surf League 2019 di Pantai Keramas, Bali. Sekarang ini Rio dan kawan-kawan masih melakukan latihan rutin di Bali. “Untuk latihan mereka tidak ada masalah. Semua atlet ada di Bali. Mereka kan atlet profesional. Jadi terus berlatih,” tegas Arya. Rencananya para surfer akan berangkat El Salvador pada tanggal 16 Mei. Proses keberangkatan ke negara Amerika Tengah itu tidak mudah. Hal ini dikarenakan belum adanya kedutaan besar El Salvador di Indonesia. Sehingga ada kendala dalam pengurusan visa. “Kami juga sudah komunikasi dengan Kedutaan El Salvador di Thailand. Tapi kan bukan wewenang dari mereka. Makanya hingga saat ini kami terus berkomunikasi dengan yang berwenang di Indonesia,” ungkap Arya. Untuk Olimpiade Tokyo, sebetulnya para surfer Indonesia tidak diberikan target khusus. Karena PSOI masih seumur jagung. Organisasi yang mewadahi para surfer itu baru terbentuk dan disahkan oleh Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI). “Dulu memang sempat stagnan. Tapi sekarang mulai kembali. Apalagi Indonesia merupakan tujuan peselancar dunia. Kita punya ombak yang bagus mulai dari timur hingga Sumatera,” cerita Arya. Kehadiran PSOI mendapat atensi baik dari Ketua Umum KONI Pusat, Marciano Norman. Menurutnya surfing di Indonesia bisa berkembang dengan baik menjadi olahraga yang juga memajukan pariwisata. Sehingga bisa menggerakkan roda ekonomi daerah. “Bali, Nias merupakan daerah yang menjadi jujukan peselancar dunia. Dua daerah itu juga menjadi tujuan wisata. Kami harapkan PSOI bergerak cepat termasuk bekerjasama dengan media cetak maupun elektronik untuk publikasinya,” kata Norman. Selanjutnya Norman, berharap kedepan PSOI bisa melahirkan peselancar kelas dunia. Yang bisa berprestasi di kancah internasional seperti Olimpiade. Mengingat kondisi alam di Indonesia sangat mendukung surfer tanah air untuk berlatih maksimal. “Harapannya pada Olimpiade 2023, ada medali emas selain dari bulutangkis. Bisa angkat besi, penahan, bela diri maupun surfing,” tutup pria yang pernah menjabat sebagai Ketua Badan Intelejen Nasional tersebut.

Kalsel Kirim Tiga Atlet Junior Untuk Perkuat Tim Indonesia ke Olimpiade Tokyo

Simulasi Panjat Tebing

Tiga atlet junior panjat dinding asal Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel), terpilih untuk ikut Pelatihan Nasional (Pelatnas) untuk persiapan yang akan tampil pada Olimpiade Tokyo yang rencananya bakal digelar menjadi tahun depan. Keduanya menyusul satu orang atlet junior yang sudah berangkat terlebih dahulu ke Pelatnas. Sebelumnya, Kalsel sudah mengirim M. Ferza Andi untuk bergabung dengan atlet nasional lainnya. Sementara dua atlet lainnya direncanakan untuk berangkat ke Jakarta pada awal tahun mendatang. “Keduanya juga atlet junior kita yakni M. Firdan Ardika dan Aurin Aura Rinjani,” ujar Ketua Harian Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI) Kalsel, Bandi Chairullah, dilansir dari Banjarmasinpost.co.id. Khusus untuk Firdan, ia pernah juga tergabung dalam tim nasional pada Asian Youth 2018 yang mewakili Indonesia di Tiongkok. Lebih lanjut, Bandi berharap tiga pemanjat tebing asal Kalsel yang dipersiapkan tampil di Olimpiade Tokyo ini bisa membawa harum nama Indonesia di kancah internasional. Sebelumnya, PP Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI) menggelar seleksi nasional (Seleknas) atlet panjat tebing junior. Kegiatan tersebut dilaksanakan pada tanggal 19 hingga 24 Oktober 2020 di Jakarta Internasional Climbing Wall Park, Cakung, Jakarta Timur. Seleknas tersebut pada awalnya dijadwalkan terlaksana pada pertengahan September lalu, namun karena adanya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Jakarta sehingga Seleknas tertunda. Sebanyak 55 atlet panjat tebing dari seluruh Indonesia mengikuti Seleknas dan menjalani serangkaian tes,diantaranya tes ketrampilan memanjat, tes kesehatan dan tes psikologi. Seleksi nasional tersebut bertujuan untuk mencari bibit baru, dengan memberikan pembinaan jangka panjang kepada para atlet junior.

Pelatnas Renang Olimpiade di Stadion GBK Akuatik Dimulai Dengan Protokol Kesehatan Ketat

Fadlan, Doni, Farrel, Wisnu, Siman, Albert, Glen. Sumber: Pelatnas Akuatik

Jakarta, Tim renang nasional Indonesia menggelar pemusatan latihan untuk proyeksi Olimpiade 2021 Tokyo di Stadion Akuatik Gelora Bung Karno, Jakarta, Senin 26 Oktober 2020. Pelatnas di tengah pandemi ini tetap mematuhi protokol kesehatan yang berlaku. Dimulai dengan memakai masker, mencuci tangan sebelum masuk kolam renang, cek suhu tubuh, alas kaki dilepas, pembatasan lintasan sampai dengan protokol ketat di kamar bilas. “Senang ya sudah bisa mulai berlatih di Kolam Renang GBK. Tentu semuanya harus patuh dengan protokol kesehatan mulai dari penginapan, perjalanan, kolam renang dan tiba lagi di penginapan,” papar Manajer Pelatnas Olimpiade Renang, Wisnu Wardhana, Senin 26 Oktober 2020. Team Manajer Pelatnas, Coach Wisnu Wardhana mengatakan, pelatnas Renang yang diikuti enam perenang terbaik Indonesia ini sudah dimulai sejak sepekan lalu, Senin 19 Oktober 2020. Saat ini latihan masih fokus pada pemulihan dan persiapan loading endurance atau daya tahan setelah selama pandemi dan PSBB perenang hanya berlatih secara terbatas. “Untuk pelatnas Olimpiade ini kami mulai kurang lebih seminggu. Ini minggu kedua kami latihan di GBK. Untuk satu-dua bulan pertama, kami masih latihan fisik yaitu untuk memantapkan sekaligus untuk adaptasi mereka,” papar Wisnu. Latihan Pelatnas Olimpiade 2021 diikuti enam perenang yakni I Gede Siman Sudartawa, Glen Victor Susanto, Fadlan Prawira, Farrel Armandio Tangkas, Triady Fauzi Sidiq dan Azzahra Permatahani yang dipimpin Tim manajer Wisnu Wardhana serta duo Pelatih Albert Sutanto dan Doni B.Utomo. Dua perenang Triady dan Azzahra belum bisa berlatih penuh, diharapkan segera bergabung serta berlatih bersama tim pelatnas. “Saat pandemi Covid 19 kemarin kita kesulitan berlatih baik di gym maupun di kolam renang. Dan harus diakui kita yang di pelatnas sangat kurang berlatih, dan saat ini saya juga meninggalkan Bandung menuju Jakarta yang fasilitas kolam serta protokol kesehatan cukup baik. Semoga ini bisa meingkatkan lagi kemampuan, karena memulainya juga dari nol lagi,” tambah Glen Victor. “Saat pandemi kemarin kita latihan terbatas seperti lewat zoom karena kolamnya tutup. Dan saat dibuka hanya bisa sehari sekali. Jadi latihan kita melalui zoom. Saat ini dengan bisa berlatih bersama tim pelatnas semoga bisa bertambah untuk meningkatkan kemampuan,” sambung Fadlan Prawira. Dengan target lolos kualifikasi limit A Olimpiade 2021, rencananya pada awal tahun 2021, para atlet bakal menjalani try out menuju Australia.

Usai Cedera Parah, Sky Brown Tetap Optimis Jadi Atlet Termuda Inggris di Olimpiade Tokyo

Usai Cedera Parah, Sky Brown Tetap Optimis Jadi Atlet Termuda Inggris di Olimpiade Tokyo

Banyak atlet bermimpi untuk bisa bertanding di Olimpiade. Sky Brown salah satunya. Ia merupakan atlet skateboard yang saat ini masih berusia 11 tahun. Namun, sebuah kecelakaan parah pada saat latihan hampir saja merenggut mimpinya untuk berlaga di Olimpiade. Usai bangkit dari cedera, ia masih optimis untuk menjadi Olimpian Britania termuda di pesta olahraga terbesar di dunia tersebut. Brown lahir di Miyazaki, Jepang, pada 7 Juli 2008. Ibunya merupakan orang Jepang sementara sang ayah merupakan orang Inggris. Keinginan bermain skateboard Brown sudah muncul sejak usia 3 tahun. Hebatnya, ia tidak pernah memiliki pelatih khusus skateboard. Brown mengatakan belajar trik-trik skateboard dari YouTube. Ia pun mengaku beruntung karena bisa ditemani sekaligus dibimbing oleh peraih medali emas Olimpiade tiga kali Shaun White, yang secara kebetulan tinggal di dekat rumahnya. Setiap sore, ia rajin berlatih di skate park dekat rumahnya. Pada awal kemunculannya, Brown sempat viral karena video keterampilan aksinya di atas papan skateboardnya telah dilihat ribuan kali di Youtube. Brown kemudian menjadi skater termuda di ajang Vans AS Terbuka Pro Series. Kala itu, usianya baru 8 tahun. Namanya kian mencuat usai berhasil meraih medali perunggu pada World Skateboarding Championship 2019 yang digelar di Brazil. Pada 28 Mei 2020 lalu, Brown mengalami kecelakaan mengerikan pada saat sesi latihan di California, Amerika Serikat, yang hingga membuat ia harus dilarikan ke rumah sakit dengan helikopter. Brown dilaporkan tidak responsif saat tiba di rumah sakit. Sang ayah mengatakan bahwa putrinya mendapatkan keajaiban hingga mampu selamat dari kecelakaan mengerikan tersebut. Kurang dari dua minggu kemudian, Brown mengunggah videonya pada saat melakukan perawatan di rumah sakit. Ia memposting sebuah video yang berisi cerita mengenai bagaimana kecelakaan dalam latihan itu terjadi dan kondisinya pada saat itu. “Saya biasanya tidak memposting saya jatuh atau membicarakan mengenai itu karena saya ingin orang melihat kesenangan dalam apa yang saya lakukan. Tapi ini adalah jatuh terparah saya dan saya hanya ingin semua orang tahu bahwa saya baik-naik saja,” kata Brown. “Tidak apa-apa jatuh sesekali. Saya hanya akan bangkit dan mendorong lebih keras. Saya tahu banyak yang terjadi di dunia saat ini dan saya ingin semua orang tahu apa pun yang kita lakukan kita harus melakukannya dengan cinta dan kebahagiaan,” “Ini adalah kecelakaan terburuk saya. Helm dan lengan saya menyelamatkan hidup saya. Ini tidak akan menghentikan saya. Saya akan mengejar emas di Tokyo 2021. Tetap kuat. Tetap positif,” ujarnya. Melalui unggahan Instagramnya, saat ini Brown sudah kembali berlatih dan mulai memasang targetnya kembali untuk meraih medali emas di Olimpiade Tokyo. Sungguh sebuah semangat yang patut dicontoh oleh para atlet lain. Olimpiade Tokyo sejatinya digelar pada tahun ini, namun ditunda hingga musim panas tahun depan karena pandemi virus corona. Pada saat Olimpiade Tokyo berlangsung, ia akan berusia 12 tahun 12 hari, dan akan membuatnya menjadi Olimpian Britania termuda dan memecahkan rekor sebelumnya yang dipegang oleh atlet renang Margery Hinton pada Olimpiade 1928. Sky Brown akan berusia lebih muda satu tahun dua hari dari Margery Hinton jika berhasil berlaga di Olimpiade Tokyo mendatang. Prestasi dan Rekor Sky Brown: Menjadi skater termuda pada ajang Vans AS Terbuka Pro Series di usia 8 tahun. Atlet skateboard profesional termuda di dunia di usia 10 tahun. Atlet termuda yang disponsori oleh Nike. Peringkat 10 – Supergirl Pro Vert 2016. Peringkat 26 – Vans Pro Skate Park Series at Huntington Beach Women’s Qualifiers 2016. Peringkat 5 – Vert Attack Women 2017. Peringkat 2 – Vans Park Series Asia Continental Championships Women’s Finals 2017. Peringkat 9 – Bowl a Rama Bondi Women’s Qualifiers 2018. Peringkat 9 – Mjøsskate Stange/Hamar Seaside Senior 2018. Peringkat 5 – Mjøsskate Brumunddal Bowl Senior 2018. Peringkat 4 – Mjøsskate Gjøvik Bowl Senior 2018. Peringkat 1 – UK National Skateboarding Championship Female Park 2019. Peringkat 6 – UK National Skateboarding Championship Female Street 2019. Peringkat 1 – Dew Tour Long Beach Women’s Park Open Qualifiers 2019. Peringkat 3 – Dew Tour Long Beach Women’s Park Quarter Finals 2019. Peringkat 12 – Dew Tour Long Beach Women’s Park Semi-Finals 2019. Peringkat 1 – International Skateboarding Open Park Nanjing Women’s Quarter Finals 2019. Peringkat 5 – International Skateboarding Open Park Nanjing Women’s Finals 2019. Peringkat 3 – International Skateboarding Open Park Nanjing Women’s Semi-Finals 2019. Peringkat 5 – X Games Minneapolis Women’s Park 2019. Peringkat 1 – World Skate Sao Paulo Park World Championships Women’s Quarter Finals 2019. Peringkat 2 – World Skate Sao Paulo Park World Championships Women’s Semi-Finals 2019. Peringkat 3 – World Skate Sao Paulo Park World Championships Women’s Finals 2019. Peringkat 3 – World Skate OI STU Open Women’s Park Finals Results. Peringkat 2 – World Skate OI STU Open Women’s Park Semi-Finals Results.

Rahmad Adi Mulyono, Pemuda 19 Tahun dengan Target Prestasinya di Asian Games & Olimpiade di Panjat Tebing

Inilah Target Rahmad Adi Mulyono di Asian Games dan Olimpiade

Pemanjat dinding Indonesia, Rahmad Adi Mulyono, mengincar dua target kemenangan di Asia Games 2022 dan Olimpiade Paris 2024. Adi yang berhasil meraih emas di IFSC Connected Speed Knockout 2020 pada 2 Agustus 2020 lalu itu mengaku siap bersaing dengan para seniornya untuk bisa berprestasi di level internasional. “Kalau latihan tidak mau kalah sama yang senior, pengen sih ngalahin prestasi yang senior-senior itu,” kata Adi seperti dikutip dari Sport.tempo.co, Senin, 10 Agustus 2020. Tentang target, atlet yang baru menginjak usia 19 tahun ini mematok juara di Asian Games Hangzhou 2022 dan Olimpiade Paris 2024. Sedangkan Olimpiade Tokyo 2021, ia memilih realistis karena cabang olahraga panjat tebing masih memperlombakan nomor kombinasi yakni speed, lead, dan boulder. “Targetnya 2024, kalau Olimpiade Tokyo itu tiga kategori. Kalau saya fokus ke Asian Games 2022 dan Olimpiade 2024,” ungkap Adi. Adi merupakan anggota klub panjat dinding Life Sport Climbing di Surabaya. Spesialisasinya adalah panjat dinding kecepatan. Ia mengaku pertama kali mengenal olahraga panjat tebing saat ia berada di kelas 6 SD. Pada awalnya, Adi merasa tertantang oleh adiknya yang lebih dahulu mengenal olahraga panjat tebing. “Lihat-lihat kok menantang, akhirnya ikut sendiri. Pertama diejek sama adek, dulu adikku sering juara, kamu tidak bisa seperti aku,” kata Adi menirukan tantangan adiknya. “Aku latihan terus, tak buktiin. Jadi saling bersaing, sekarang adekku masih di Pengcab (pengurus cabang) Surabaya,” lanjutnya. Nama Adi kian melejit saat ia menjuarai Kejuaraan Nasional kelompok umur pada 2015. Setelah itu, Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI) mempercayakan dirinya tampil di Asian Youth Championship 2017 di Singapura. Namun, Adi belum mendapatkan hasil maksimal kala itu. Setelah itu, satu demi satu kejuaraan baik level nasional mau pun internasional diikuti oleh atlet kelahiran Surabaya, 31 Oktober 2000 ini. Adi pun bisa mempersembahkan beberapa medali hasil dari kerja kerasnya tersebut. Diantaranya medali emas di kejuaraan daerah dan nasional, medali perunggu untuk nomor perorangan dan medali emas untuk nomor beregu di Asian Youth Championship 2019. Ia juga menjadi kontingen Indonesia yang berangkat ke IFSC Youth World Championships di Arco, Italia. Adi berhasil membawa pulang medali perunggu.

Syaratkan 70 Negara Jadi Anggota Federasi, Pemerintah Perjuangkan Pencak Silat ke Olimpiade

Pemerintah melalui Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) terus berupaya memperjuangan cabang olahraga (cabor) pencak silat bisa dipertandingkan di pentas dunia, Olimpiade. (Kemenpora)

Den Haag- Pemerintah melalui Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) terus berupaya memperjuangan cabang olahraga (cabor) pencak silat agar dipertandingkan di pentas dunia, Olimpiade. Syarat untuk bisa dipertandingkan di pesta multievent negara-negara se-dunia itu, federasi olahraga pencak silat internasional minimal memiliki 70-75 negara anggota. Sebelumnya, pencak silat sukses dipertandingkan di Asian Games XVIII/2018, pada Agustus-September lalu. “Bagi saya pencak silat adalah warisan olahraga dan budaya Indonesia yang harus terus dikembangkan. Dan sebagai wakil pemerintah, saya terus mendorong pencak silat masuk olimpiade,” ujar Imam Nahrawi, Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), di Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI), Den Haag, Belanda, pada Selasa (23/10). Dalam kesempatan itu, Menteri asal Bangkalan, Madura, Jawa Timur itu, didampingi YM. I Gusti Agung Wesaka Puja (Duta Besar RI untuk Kerajaan Belanda), dan Olivier Blancquaert (Ketua Pencak Silat Belanda). Melihat pesatnya perkembangan pencak silat, pemerintah Indonesia tak ingin kehilangan momentum mempromosikan olahraga pencak silat keseluruh dunia. Kini, federasi olahraga pencak silat internasional telah memiliki 49 negara anggota yang terdiri dari berbagai negara di seluruh penjuru dunia. Di kawasan Asia terdapat 25 negara anggota, yakni Indonesia, Malaysia, Singapura, Brunei Darussalam, Kamboja, Jepang, Korea, India, Laos, Myanmar, Pakistan, Filipina, Thailand, Vietnam, Kazakstan, Tajikistan, Turkmenistan, Kyrgyztan, Yordania, Kuwait, Oman, Palestina, Qatar, Arab Saudi, dan Uni Emirat Arab. Sedangkan Afrika yakni Mesir, Maroko, Afrika Selatan, dan Suriname. Kemudian Kanada, Chili, Amerika Serikat, Australia, Selandia Baru (Oseania). Sementara negara Eropa, seperti Austria, Belgia, Bosnia, Denmark, Perancis, Jerman, Yunani, Italia, Belanda, Norwegia, Portugal, Spanyol, Swiss, Turki, dan Inggris. Imam menyebut di pentas Asian Games 2018, pencak silat mendapat sambutan dan perhatian yang luar biasa dari negara-negara Asia. Sehingga, menurutnya, untuk bisa masuk Olimpiade, pemerintah tidak akan pernah berhenti untuk mendorong pencak silat ke pentas dunia. “Kemenpora bersama Kemenlu (Kementerian Luar Negeri) nanti akan terus bekerja bersama-sama untuk mengembangkan ke negara-negara lainnya, karena persyaratan untuk bisa dipertandingkan pada Olimpiade yakni minimal terdapat 70-75 negara anggota,” tukas Imam. (Adt)