Regenerasi Atlet Tenis Diarahkan Prestasi

Regenerasi Atlet Tenis Diarahkan Prestasi

Usai resmi dilantik, pengurus Persatuan Tenis Lapangan Indonesia (Pelti) Kabupaten Malang langsung tancap gas. Pelti Kabupaten Malang memiliki target prestasi-prestasi yang dapat bersumber dari para atletnya. Guna merealisasikan target tersebut, para pengurus langsung tancap gas dengan melakukan pembinaan pada atlet-atlet junior. Ketua Pelti Kabupaten Malang, Nazaruddin Hasan menyatakan, pembinaan atlet junior dirasa penting guna melakukan pembibitan atlet usia muda. Apalagi pria yang menggantikan almarhum Hari Sasongko sebagai Ketua Pelti ini menyebut pentingnya akan regenerasi. “Konsentrasi pada pembinaan usia dini, sehingga proses regenerasi bisa berjalan,” kata Nazaruddin, dilansir dari suarajatimpost.com, Senin (1/3/2021). Ditambahkan olehnya, guna merealisasikan target tinggi ini, pengurus Pelti Jawa Timur telah memberikan stimulus dan langkah untuk mencetak bibit-bibit atlet yang maksimal. “Kami akan mensuport dalam mencetak atlet, hal ini kami lakukan juga untuk menyongsong even tahunan internasional federasi yang akan dihadiri 35 negara yang akan dilaksanakan di bulan Oktober,” jelas Nazaruddin. Prioritas agendanya dalam rakor (rapat organisasi) bersama pengurus Pelti yang akan segera dilaksanakan dalam waktu dekat, akan meninjau kembali kelayakan fasilitas tenis di Kabupaten Malang. “Fasilitas tenis yang memadai adalah fasilitas tenis yang terpelihara, untuk bisa terpelihara maka dibutuhkan biaya, sehingga perlu untuk kita pikirkan bersama, kemudian diupayakan juga agar bisa terlaksana,” tegas sosok yang saat ini juga menjabat sebagai Kasatpol PP Kabupaten Malang. Selain menyoroti fasilitas, sosok yang juga akrab disapa Bung Nazar juga bertekad akan menjadikan tenis sebagai olahraga yang lebih familiar di masyarakat. “Mencetak atlet tenis bisa maksimal jika di dahului dengan penjaringan, untuk itu tenis harus digemari dulu oleh masyarakat, untuk bisa di gemari maka cabang olah raga tenis ini harus selalu dikenalkan kepada masyarakat terutama generasi muda,” terangnya. “Kami akan promosikan cabang olah raga tenis ini di kalangan muda seperti kegiatan ekstrakulikuler di sekolah-sekolah, sehingga peminatnya banyak dan yang mengikuti penjaringan juga banyak maka suasana kompitisi bisa diwujudkan dalam proses penjaringan,” tutup Nazaruddin.

Fokus Mencari Bibit Unggul, Ini Program Yang Dicanangkan oleh Pelti Purbalingga

Fokus Mencari Bibit Unggul, Ini Program Yang Dicanangkan oleh Pelti Purbalingga

Sejak dilantik pada awal bulan lalu, Pengurus Persatuan Tenis Seluruh Indonesia (Pelti) Kabupaten Purbalingga untuk periode kepemimpinan tahun 2020-2024 memiliki tiga program utama yang akan mereka laksanakan selama periode masa jabatan tersebut. Ketiga program itu akan berfokus menjadikan Pelti menjadi wadah untuk menjaring bibit-bibit unggul. Hal tersebut disampaikan langsung oleh Ketua Pelti Kabupaten Purbalingga, Rofik Hananto. “Ketiga program yang akan kami laksanakan terdiri dari revitalisasi, regenerasi, dan reaktualisasi,” ujar Rofik dilansir dari Republika.co.id. Lebih lanjut, Rofik menyebutkan, dalam program reaktualisasi, Pelti Kabupaten Purbalingga akan lebih mengaktualisasikan olahraga tenis lapangan di tengah masyarakat. Terutama pada bibit-bibit atlit tenis muda di sekolah-sekolah. Menurutnya, tenis harus dikenal masyarakat luas, khususnya ke calon-calon pemain junior, yakni dengan ke sekolah-sekolah. “Insyaallah, program perdana yang akan kami lakukan adalah program ‘Pelti Goes to School’. Kami berharap pemerintah dan teman-teman anggota Pelti lainnya, bisa memberikan insentif kepada sekolah-sekolah yang mulai mengenalkan olahraga ini,” ujar Rofik. Kemudian untuk program regenerasi, ia dan pengurus lain akan berusaha agar Pelti Purbalingga bisa melahirkan banyak pemain junior. Sedangkan program revitalisasi, Pelti Purbalingga akan berupaya untuk membantu merevitalisasi lapangan yang biasa untuk latihan tenis ini. “Pelti menjadi wadah untuk mencari bibit unggul, sekaligus melakukan pembinaan yang terstruktur dan membantu atlet untuk meraih kesuksesan yang lebih tinggi,” katanya. “Selama ini sudah banyak lapangan sepak bola, voli dan badminton. Tapi masih sedikit lapangan tenis,” lanjut Rofik. Sementara itu, Ketua Pelti Jawa Tengah, Ahmadi, berharap Pengkab Pelti Purbalingga kelak bisa kembali selenggarakan turnamen nasional sebagaimana waktu-waktu sebelumnya. “Turnamen ini penting sebagai salah satu cara pembinaan, pembibitan dan seleksi,” kata Ahmadi. Hal senada turut disampaikan oleh Bupati Purbalingga, Dyah Hayuning Pratiwi. Ia beharap pengurus Pengkab Pelti Kabupaten Purbalingga yang baru mampu melahirkan bibit bibit unggul para atlet lapangan yang berprestasi yang membanggakan nama kabupaten Purbalingga. “Tidak hanya tataran regional, nasional akan tetapi juga sampai internasional,” ujar Dyah.

Piala Davis 2019, Filosofi Kopi ala Pelti

Meski tak menghindarkan kekalahan Indonesia dari Selandia Baru pada laga Piala Davis Grup II Zona Asia/Oseania, kemenangan petenis debutan Ari Fahresi (17 tahun) memberi kebanggaan tuan rumah. Belia kelahiran Sampang, Madura, 2 Agustus 2002 itu mengalahkan tunggal utama tim Kiwi, Ajeet Rai di Stadion Tenis Gelora Bung Karno, Jakarta, Minggu (15/9). Ari menang atas peringkat ke-744 dunia, 6-3 2-6 10-7. “Kekalahan dari Selandia Baru memang pahit, karena kami sebenarnya memiliki kesempatan untuk memenangi dua partai tunggal di hari pertama. Namun ibarat kopi, kendati pahit pun tetaplah bisa dinikmati. Kemenangan Ari meski dalam laga yang sudah tak menentukan memberikan kenikmatan di sela rasa pahit itu,” tutur kapten tak bermain tim Merah Putih, Febi Widhiyanto. Regu Piala Davis Indonesia tak mampu menghindar dari kekalahan 0-3 setelah duo Susanto, David Agung dan Anthony gagal mengadang kepiawaian ganda kelas dunia milik Selandia Baru, Marcus Daniell/Michael Venus. David dan Anton kalah telak dari spesialis ganda grand slam itu 0-6 3-6. Kekalahan ini membawa Indonesia harus melakoni babak Play Off Grup II yang dijadwalkan berlangsung Maret 2020. Tim Merah Putih bergabung dengan 11 negara lain yang kalah pada laga Piala Davis Grup II Zona Asia/Oseania (Filipina dan Hongkong), Zona Amerika (El Savador, Paraguay/Meksiko, Guatemala), Zona Eropa/Afrika (Zimbabwe, Bulgaria, Denmark, Maroko, Mesir dan Georgia) serta 12 tim promosi dari Grup III (Kosta Rika, Jamaika, Puerto Riko, Vietnam, Suriah, Sri Lanka, Polandia, Estonia, Yunani, Latvia, Tunisia dan Kenya). Dalam babak Play Off Grup II yang mulai tahun depan menggunakan format global tanpa pembagian zona, 12 tim berhak menempati posisi unggulan berdasarkan peringkat negara di Piala Davis menghadapi 12 non-seeeded. Pemenang babak tersebut akan bertahan di Grup II, sementara tim yang kalah bakal terlempar, degradasi ke Grup III sesuai zona wilayahnya. “Dalam minggu ini, kami akan lakukan evaluasi hasil Piala Davis ini bersama dengan bidang pembinaan. Kami harus bersiap lebih baik karena untuk sekedar bertahan di Grup II ini pun tidak mudah. Namun kami tetap optmistis karena dari kekalahan ini pun tetap muncul sebersit harapan dari pemain muda,” tutur Ketua Umum PP Pelti, Rildo Ananda Anwar. Dalam sejarah partisipasi di ajang Piala Davis, Indonesia pernah bercokol di posisi elite Grup Dunia 1983 dan 1989 meskipun langsung kalah di babak pertama serta masuk play off Grup Dunia 1994. Namun dalam tiga tahun terakhir, tim Merah Putih harus selalu berjibaku dalam babak play off hanya untuk sekadar bertahan di Grup II Zona Asia/Oseania. Hasil Piala Davis 2019 Grup II Zona Asia/Oseania Indonesia v Selandia Baru Sabtu, 14 September R1 Muhammad Rifqi Fitriadi v Ajeet Rai 6-7(7) 3-6 R2 David Agung Susanto v Rhett Purcell 6-3 4-6 0-6 Minggu, 15 September R3 David Agung Susanto/Anthony Susanto v Marcus Daniell/Michael Venus 0-6 2-6 R4 Ari Fahresi v Ajeet Rai 6-3 2-6 10-7 R5 Muhammad Rifqi Fitriadi v Rhett Purcell Not Played