Resmi, Persani Berganti Nama Jadi Federasi Gimnastik Indonesia

Federasi Gimnastik Indonesia

Persatuan Senam Indonesia (Persani) resmi berganti nama menjadi Federasi Gimnastik Indonesia. Keputusan ini ditetapkan dalam Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) yang berlangsung secara daring pada akhir pekan lalu. Ketua Umum Federasi Gimnastik Indonesia, Ita Yuliati, menjelaskan bahwa perubahan nama ini dilakukan sebagai bagian dari redefinisi cabang olahraga gimnastik di Indonesia. Istilah senam selama ini lebih sering dikaitkan dengan aktivitas kebugaran massal, sementara gimnastik merupakan olahraga yang melibatkan keseimbangan, kekuatan, fleksibilitas, kelincahan, koordinasi, seni, dan daya tahan. “Agar tidak terjadi kesalahpahaman, kami mengusulkan pergantian nama sehingga dapat lebih fokus memperkenalkan gimnastik sebagai olahraga yang kompleks dan kompetitif. Alhamdulillah, usulan ini telah mendapat lampu hijau dari Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora), serta didukung oleh Komite Olimpiade Indonesia (KOI), Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI), dan seluruh pengurus provinsi dalam Munaslub,” ujar Ita. Federasi Gimnastik Indonesia tetap berafiliasi dengan Asian Gymnastics Union (AGU) dan Federation Internationale de Gymnastique (FIG), yang menaungi delapan disiplin, yaitu Gimnastik Artistik Putra, Gimnastik Artistik Putri, Gimnastik Aerobik, Gimnastik Ritmik, Gimnastik Trampolin, Gimnastik Akrobatik, Gimnastik untuk Semua (Gymnastics for All), dan Parkour. Selain perubahan nama, Munaslub juga menyetujui Mars Gimnastik Indonesia sebagai identitas baru yang semakin memperkuat eksistensi gimnastik di Indonesia. “Dengan perubahan nama menjadi Federasi Gimnastik Indonesia dan Mars Gimnastik Indonesia, kami berharap cabang olahraga gimnastik ini bisa semakin dikenal di masyarakat dan semangat baru ini dapat mengobarkan atlet-atlet muda kita untuk berjuang mengibarkan Merah Putih dan mengumandangkan Indonesia Raya di panggung dunia,” tambah Ita. Sumber: VIVA

Senam Indonesia Akhirnya “Bangkit” Pada Pertandingan SEA Games 2017

Pesenam putri Rifda Irfanaluthfi meraih perunggu dari nomor senam lantai dan medali emas di nomor balok keseimbangan.

Atlet senam Indonesia tampil menawan di ajang SEA Games 2017, Kuala Lumpur, Malaysia. Atlet  Senam Indonesia sukses meraih prestasi yang membanggakan, ini menandakan kebangkitan cabang senam Indonesia setelah mati suri selama 10 tahun. “Persani (Persatuan Senam Indonesia) ini sudah mati suri selama 10 tahun, tidak ada yang mengurus. Nah, dua tahun terakhir ini kita gerakan kembali,” tutur Ketua Persani, Ilya Avianti saat ditemui tim Liputan6.com di Terminal 3 Bandara Soekarno Hatta (Soetta) Kota Tangerang, dalam penyambutan atlet senam SEA Games 2017, Kamis (24/8/2017). Di awal kebangkitannya, Ilya mengakui Persani mengalami kesulitan pendanaan. Tidak memiliki Tempat berlatih , alat yang dibutuhkan pun sangatlah minim. Maka tak heran bila para atlet ini berlatihnya pun berpencar di berbagai daerah di Indonesia. Hingga sampai akhirnya sebelum SEA Games, mereka masuk karantina atlet senam di Doha, Qatar. “Kami kirimkan atlet putra 7 orang, putri 4 orang dan pelatihnya 3 orang,” ujar Ilya. Karantina pun membuahkan hasil, dari SEA Games, mereka dapat AAtket membawa pulang 7 medali untuk Indonesia. Yakni 1 medali emas, 2 medali perak dan 4 medali perunggu. Dengan pencapaian ini, Ilya berharap atlet senam Indonesia harus mendapatkan pelatihan rutin minimal enam bulan. Hal ini dilakukan untuk penyempurnaan gerakan. “Target dari Satlak Prima untuk senam di SEA Games hanya 1 perak, dan kita sudah bisa menyumbang 7 medali,” tutur Ilya. Dan itu persiapannya bukan 6 bulan, melainkan hanya dalam waktu relatif empat bulan saja, termasuk try out di Doha, satu bulan. Dengan demikian, Persani sangat mengharapkan adanya perhatian dari Pemerintah untuk memberikan fasilitas pelatihan bagi atlet. Termasuk kesempatan try out mengikuti pertandingan, minimal dua kali pertandingan. “Sama seperti cabang olah raga lain, berikan kami fasilitas penunjang,” katanya. Selain itu, Ilya juga berharap, pemerintah bisa membantu mereka mendatangkan pelatih asing, minimal untuk jangka waktu enam bulan. Begitu juga dengan fasilitas hall senam untuk Pelatnas.