Demi Emas Beruntun, Maria Londa Nekad Curi Ilmu di Negeri ‘Paman Sam’

Maria Natalia Londa akan menjalani latihan di Amerika Serikat (AS) mulai April 2018 demi medali emas Asian Games 2018, Jakarta-Palembang. (Adt/NYSN)

Jakarta- Atlet andalan Indonesia cabang atletik nomor lompat jauh, Maria Natalia Londa, terus menempa kemampuannya jelang pelaksanaan Asian Games 2018. Demi mengejar medali emas beruntun di pesta olahraga negara-negara se-Asia, ia bakal mencuri ilmu di Amerika Serikat (AS). Di negeri ‘Paman Sam’ itu, bersama 12 atlet yang dikirim oleh PB Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PASI), ia akan digembleng oleh Harry Marra, pelatih terbaik 2016 versi Asosiasi Internasional Federasi Atletik. “Saya ingin curi ilmu atlet-atlet disana. Bagaimana cara pemanasan, persiapan, selama pertandingan dan setelah pertandingan,” ujar Marlon, sapaan atlet asal Bali, akhir pekan lalu. Ia mengaku latihan yang dijalaninya saat ini fokus pada perbaikan lompatan. “Semua latihan yang saya jalani untuk memperbaiki prestasi lompatan. Semoga semua berjalan lancar,” sambung wanita kelahiran Denpasar, 29 Oktober 1990. Diketahui, pada saat test event Asian Games 2018, Februari lalu, catatan terakhir lompatan Marlon adalah 6,43 meter. Soal lawan di Asian Games 2018, anak didik I Ketut Pageh itu mengaku bila Vietnam, China dan Kazakhstan bisa menjadi ‘batu sandungan’ meraih emas beruntun di event olahraga terbesar empat tahunan itu. Bukan tanpa alasan. Buktinya, pada saat Asian Games 2014, Incheon, Korea Selatan, ia harus bersaing dengan atlet asal Vietnam Bui Thi Thu Thai (perak), dan atlet asal China Jiang Yanfei (perunggu). “Tapi Korea dan Jepang juga atletnya bagus-bagus. Saya sekarang latihannya juga masih di fase umum. Nanti sama Harry Marra sudah masuk fase khusus. Di fase ini, titik beratnya selain pada fisik juga mental bertanding,” tukas Maria. (Adt)

Diminta Rp 1,4 Miliar Pakai Stadion Madya, PB PASI Batal Gelar Kejurnas Atletik ?

Mohammad Bob Hasan, Ketua Umum PB PASI, keluhkan biaya Stadion Madya Senayan, yang jumlahnya miliaran rupiah untuk Kejurnas Atletik, pada Mei 2018. (Adt/NYSN)

Jakarta- Jelang pelaksanaan Kejuaraan Nasional (Kejurnas) Atletik Remaja, Junior dan Senior, 6-12 Mei 2018, Pengurus Besar (PB) Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PASI), diharuskan membayar Rp 1,4 miliar untuk penggunaan Stadion Madya, Senayan, Jakarta, selama enam hari. “Kami belum tahu Kejurnas jadi atau tidak. Mengapa? Karena kalau kami memakai Stadion Madya untuk Kejurnas, kami diminta membayar Rp 1,4 miliar. Jadi satu hari itu kami keluar dana Rp 300 juta,” terang Muhammad Bob Hasan, Ketua Umum PB PASI di Stadion Madya, Senayan, Jakarta, Kamis (29/3). Dengan dana sebesar itu, menurut suami dari Pertiwi Hasan, terlalu berat bagi PB PASI. Untuk itu, ia berencana mencari alternatif lain soal tempat pelaksanaan Kejurnas ini. “Jadi untuk apa kami keluarkan begitu banyak uang. Lebih baik kami cari lapangan di kampung saja. Kami menggelar Kejurnas bukan untuk mencari uang. Atletik itu tidak ada uangnya,” sambungnya. Dia menyebut Kejurnas ini bakal mendatangkan atlet-atlet junior, remaja, dan pra-remaja agar PB PASI tidak kekurangan dalam mencari bibit-bibit muda dengan bakat yang baik. “Kalau begini terus nanti Asian Games susah dapat medali. Negara lain terus yang dapat, sedangkan Indonesia makin tertinggal,” tambahnya. Bob Hasan menyebut pelaksanaan Kejurnas akan mendatangkan atlet-atlet yang berasal dari daerah. Pria kelahiran Semarang, Jawa Tengah (Jateng), 87 tahun lalu itu, mengaku pihaknya menanggung biaya penginapan, akomodasi, dan makan atlet selama pelaksanaan Kejurnas. “Kemungkinan atlet yang ikut Kejurnas itu jumlahnya sampai ribuan. Bayangkan biaya yang harus kami keluarkan,” tukasnya. Untuk itu, PB PASI akan meminta bantuan kepada Menteri Keuangan (Menkeu) guna memecahkan persoalan ini. “Solusinya itu kami harus dibantu Menteri Keuangan. Gelora Bung Karno (GBK) sebagai Badan Layanan Umum (BLU) itu bukan untuk mencari uang. GBK itu dibangun untuk olahraga,” tutup Bob Hasan. (Adt)

Kejar Medali Emas Asian Games 2018, PB PASI Kirim 13 Atlet TC di Amerika

Sebanyak 13 atlet Pelatnas Asian Games 2018 akan menjalani Training Camp (TC) di Amerika Serikat selama satu bulan mulai April 2018. (Adt/NYSN)

Jakarta- Persiapan maksimal dilakukan Pengurus Besar (PB) Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PASI) jelang pelaksanaan Asian Games 2018, Agustus-September mendatang. Demi mewujudkan target medali emas, sebanyak 13 atlet bakal menjalani Training Camp (TC) selama satu bulan mulai April nanti di Amerika Serikat (AS). Selain itu, para atlet juga akan mengikuti serangkaian pertandingan di negara ‘Paman Sam’ tersebut. Keberangkatan atlet Pelatnas Asian Games 2018 ke negara Adikuasa itu bukan tanpa alasan. Mohammad Bob Hasan, Ketua Umum PB PASI, mengatakan Amerika Serikat memiliki standart yang tinggi dalam cabang olahraga atletik. “Bertanding di Amerika Serikat, anak-anak punya motivasi tinggi, bahkan kemampuan mereka bisa lebih baik. Disana mereka berlatih dengan pelatih AS Harry Marra,” ujar pria yang akrab disapa Bob Hasan di Stadion Madya, Senayan, Jakarta, Kamis (29/3). Harry adalah pelatih yang dinobatkan sebagai pelatih terbaik Asosiasi Internasional Federasi Atletik pada 2016. “Harry juga memiliki dua atlet putra dan putri yang merupakan pemegang rekor dunia untuk nomor Dasa Lomba dan Sapta Lomba,” sambungnya. Bob Hasan menyebut sebelum pelaksanaan pesta akbar olahraga negara-negara se-Asia, Harry akan berkunjung ke Indonesia. “Setelah berlatih di Amerika Serikat, nanti Harry datang ke Indonesia pada Juni, hingga pelaksanaan Asian Games 2018,” tukas mantan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Indonesia ini. Berlatih selama satu bulan di negara Presiden Donald Trumph, dinilai pria berusia 87 tahun itu, sangat efektif. “Mereka disana bisa bertemu dengan musuh-musuh dari Universitas California, yang levelnya dunia. Meskipun kalah disana, setidaknya mereka siap. Ini soal mental untuk para atlet,” paparnya. Sebanyak 13 atlet atletik Pelatnas Asian Games 2018 yang mengikuti pelatihan di AS, yakni Atjong Tio Purwanto, Bayu Kartanegara, Eki Febri Ekawati, Eko Rimbawan, Emilia Nova, Fadlin Ahmad, Idan Fauzan Richsan, Lalu Muhammad Zohri, Maria Natalia Londa, Rio Maholtra, Sapwaturrahman, Suwandi Wijaya, dan Yaspi Boby. Sementara, tiga atlet lain yaitu Agus Prayogo, Triyaningsih, dan Hendro tak berangkat ke AS. “Ketiga atlet ini tidak diakomodir, karena Harry bukan pelatih jarak jauh dan jalan cepat 20 dan 50 Km. Di Amerika tak ada pertandingan untuk nomor itu,” tambah Tigor M Tanjung, Sekretaris Jenderal (Sekjen) PB PASI. (Adt)