PON XXI: Perenang 13 Tahun Raih Tiga Medali Emas dan Ciptakan Rekor

Perhelatan Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI Aceh-Sumatera Utara 2024 berhasil melahirkan atlet muda bertalenta. Ia adalah atlet renang putri asal DKI Jakarta, Adelia Chantika Aulia. Meski masih berusia 13 tahun, Adelia mampu menyita perhatian setelah berhasil menyabet tiga medali emas di PON 2024, Kamis (19/9/2024). Bertempat di Kolam Renang Selayang, Medan, Sumatera Utara, Adelia meraih medali emas PON 2024 nomor 100 meter gaya bebas putri, 100 meter gaya punggung putri, dan 200 meter gaya punggung putri. Selain menyumbang medali emas untuk DKI Jakarta, Adelia juga mampu menciptakan rekor baru di ajang PON. Adelia menciptakan rekor di nomor 100 meter gaya punggung putri dan 200 meter gaya punggung putri. Saat bertanding di nomor 100 meter gaya punggung putri, Adelia finis dengan membukukan waktu 1 menit 04,07 detik. Catatan waktunya tersebut sukses memecahkan rekor PON yang sebelumnya dibuat sesama perenang DKI Jakarta, Flairene Candrea. Sebelumnya, Flairene mencetak rekor dengan catatan 1 menit 04,68 detik. Lalu untuk nomor 200 meter gaya punggung putri, Adelia mampu mencatatkan waktu 2 menit 16,77 detik. Adelia memecahkan rekor PON yang sebelumnya dibukukan perenang Jawa Timur, Nurul Fajar Fitriyati, saat PON 2021 Papua lalu. Kala itu, Nurul mencacatkan waktu 2 menit 19,78 detik. Kemunculan Adelia jelas membawa angin segar bagi dunia olahraga Indonesia, terlebih lagi untuk cabor renang. Dengan usianya yang masih sangat muda, Adelia bak permata yang bisa menjadi harapan cabor renang Indonesia di masa depan. Lalu untuk nomor 200 meter gaya punggung putri, Adelia mampu mencatatkan waktu 2 menit 16,77 detik. Adelia memecahkan rekor PON yang sebelumnya dibukukan perenang Jawa Timur, Nurul Fajar Fitriyati, saat PON 2021 Papua lalu. Kala itu, Nurul mencacatkan waktu 2 menit 19,78 detik. Kemunculan Adelia jelas membawa angin segar bagi dunia olahraga Indonesia, terlebih lagi untuk cabor renang. Dengan usianya yang masih sangat muda, Adelia bak permata yang bisa menjadi harapan cabor renang Indonesia di masa depan. Sumber: Tribunnews

PON XXI: Azzahra Catatkan Hattrick Medali Emas

Perenang Muda Indonesia, Azzahra Permatahani, mampu mencatatkan hattrick medali emas pada cabang olahraga renang dengan nomor 400 meter gaya ganti perorangan putri dalam gelaran Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI/2024 Aceh-Sumatera Utara. Pertandingan tersebut berlangsung di Kolam Renang Selayang Disporasu, Medan, Sumut, Minggu (15/9). Azzahra yang menjadi wakil Sulawesi Tengah itu berhasil finis terdepan dengan catatan waktu 4,55 menit. Azzahra mengaku senang atas pencapian yang didapatnya. Dia bilang nomor tersebut memang menjadi andalannya selama ini untuk mendapatkan medali. “Ini kan 400 meter memang nomor aku ya, dan menjadi target pribadi untuk mendapatkan medali emas,” katanya. Pertandingan final ini tak mudah bagi Azzahra. Sebab dia sempat mendapatkan perlawanan yang cukup ketat dari wakil Banten yaitu Michelle Surjadi dalam 50 meter pertamanya. Kendati demikian, perenang 22 tahun itu mampu menjaga ritmenya dengan baik. Sehingga posisinya terus terdepan hingga akhir laga dan menyegel medali emas. Medali perak didapat wakil Jawa Timur yaitu Ressa Kania Dewi dengan catatan waktu 5,04 menit. Sedangkan perunggu dibawa pulang Elysha Chloe Pribadi (Jakarta) dengan membukukan 5,07 menit. “Strategi saya memang pada seratus meter pertama nggak mau terburu-buru. Saya usahakan jaga ritme dan menyimpan energi. Setelahnya menjelang akhir baru aku habiskan,” jelasnya. Azzahra mengaku semua lawan di final cukup berat. Masing-masing memiliki strategi. Oleh karenanya, dia kedepan berharap bisa lebih baik lagi untuk memperbaiki catatan waktunya. “Catatan waktu sekarang ini sudah bagus, dibawah lima menit. Jadi aku ingin mempertajamnya lagi untuk kompetisi-kompetisi yang akan datang,” bebernya. Tradisi medali emas berhasil dijaga Azzahra dalam ajang PON Aceh-Sumatera Utara kali ini. Dalam dua edisi sebelumnya di Jawa Barat dan Papua, Azzahra selalu menjadi yang terbaik dengan torehan medali emas.

Joe dan Azzahra Raih Tiket Olimpiade, Indonesia Sudah Loloskan 29 Atlet

Ketua Umum Pengurus Besar Akuatik Indonesia sekaligus Chef de Mission Indonesia untuk Olimpiade Paris 2024, Anindya Bakrie menyambut keberhasilan dua atlet renang Joe Aditya dan Azzahra Permatahani lolos ke Olimpiade Paris 2024. Pengurus Besar Akuatik Indonesia atau PB AI mengumumkan dua atletnya yakni Joe Aditya dan Azzahra Permatahani lolos ke Olimpiade 2024 Paris melalui jalur Universality Places. View this post on Instagram A post shared by NYSN Media (@nysnmedia) Kuota universality places atau unqualified athletes merupakan salah satu sistem kualifikasi yang diterapkan federasi olahraga internasional yang mengizinkan National Olympic Comittee (NOC), yang gagal meloloskan atletnya ke salah satu cabang olahraga Olimpiade, untuk mengajukan satu atlet putra dan putri peringkat tertinggi agar tampil di Paris. “Bersyukur renang bisa meloloskan dua atlet, sehingga total saat ini ada 29 atlet Indonesia yang telah lolos Olimpiade baik itu melalui kualifikasi maupun Universality Places,” kata Anindya Bakrie. View this post on Instagram A post shared by NYSN Media (@nysnmedia) Kepastian lolosnya dua atlet renang tersebut diperoleh PB AI setelah menerima surat resmi dari Federasi Akuatik Dunia atau World Aquatic. Joe dan Azzahra memastikan diri berangkat ke Paris setelah dinyatakan lolos berdasarkan poin tertinggi dalam perolehan tabel poin World Aquatic hingga 23 Juni 2024. Joe Aditya Kurniawan di nomor 100 meter gaya kupu-kupu putra dengan catatan 53,17 detik. Sedangkan Azzahra Permatahani di nomor 200 meter gaya ganti putri dengan Waktu 02 menit 18,47 detik. Lolosnya Joe dan Azzahra menambah daftar sementara atlet Indonesia yang berkompetisi pada Olimpiade Paris menjadi 29 orang. Daftar 29 Atlet Indonesia yang Lolos ke Olimpiade Paris 2024: 1. Arif Dwi Pangestu (Panahan) 2. Desak Made Rita Kusuma Dewi (Panjat Tebing) 3. Diananda Choirunisa (Panahan) 4. Rifda Irfanaluthfi (Senam Artistik) 5. Rahmad Adi Mulyono (Panjat Tebing) 6. Fathur Gustafian (Menembak) 7. Rio Waida (Selancar Ombak) 8. Eko Yuli Irawan (Angkat Besi) 9. Rizki Juniansyah (Angkat Besi) 10. Memo (Dayung) 11. Bernard Benyamin van Aert (Balap Sepeda) 12. Jonatan Christie (Bulu Tangkis) 13. Anthony Sinisuka Ginting (Bulu Tangkis) 14. Gregoria Mariska Tunjung (Bulu Tangkis) 15. Fajar Alfian (Bulu Tangkis) 16. Muhammad Rian Ardianto (Bulu Tangkis) 17. Apriyani Rahayu (Bulu Tangkis) 18. Siti Fadia Silva Ramadhanti (Bulu Tangkis) 19. Rinov Rivaldy (Bulu Tangkis) 20. Pitha Haningtyas Mentari (Bulu Tangkis) 21. Nurul Akmal (Angkat Besi) 22. Raji’ah Sallsabilah (Panjat Tebing) 23. Veddriq Leonardo (Panjat Tebing) 24. Maryam March Maharani (Judo) 25. Lalu Muhammad Zohri (Atletik) 26. Rezza Octavia (Panahan) 27. Syifa Nur Afifah Kamal (Panahan) 28. Joe Aditya W. Kurniawan (Renang) 29. Azzahra Permatahani (Renang) Sumber: Tempo

Youthswim 2024 Ajang Jaring Atlet Muda Renang

Fun Swimming Competition YOUTHSWIM 2024 merupakan kompetisi bagi pelajar tingkat TK, SD, SMP, dan SMA se-Jabodetabek. Kompetisi ini melibatkan Empat gaya renang, yaitu Gaya Dada, Gaya Punggung, Gaya Kupu, dan Gaya Bebas. Kompetisi ini berlangsung di Arena Yonif Mekanis 201, Jakarta Timur pada Minggu (2/5/2024). Dengan mengusung konsep liga, peserta berkompetisi dalam beberapa lomba. Hasil keseluruhan dihitung berdasarkan jumlah lomba yang diikuti dan medali emas yang diperoleh. Peserta dengan medali emas terbanyak akan menjadi pemenang keseluruhan. Sementara itu, atlet renang binaan PT Pertamina dari Nadya Swimming Club (NSC), berhasil menjadi juara usai meraih 15 emas, 19 perak dan 24 perunggu dalam ajang Fun Swimming Competition YOUTHSWIM 2024. NSC sendiri mengirimkan total 28 atlet muda terbaiknya. Yuliadi Saputro, Head Coach dari Nadya SC, juga menekankan bahwa kegiatan ini membantu perenang pemula yang berbakat untuk berkembang menjadi atlet renang profesional. “Kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Pertamina atas dukungannya untuk para atlet Nadya SC. Dukungan ini sangat berarti dalam membantu para atlet muda meraih prestasi dan mengembangkan bakat mereka di dunia renang,” pungkas Yuliadi.

ASEAN Schools Games 2024: Arya Pecahkan Rekor dan Raih Emas Pertama Indonesia

Cabang olahraga (cabor) mencatatkan emas pertama bagi kontingen Indonesia di 13th ASEAN Schools Games (ASG) 2024 Da Nang, Vietnam. Adalah Arya Adrean Putra Haryono yang mendulang emas perdana Indonesia dari nomor 50 meter gaya dada putra pada final yang berlangsung di Da Nang Swimming and Diving Club, Senin (3/6) malam. Arya yang berada di lintasan empat menjadi yang tercepat dengan torehan waktu 28.90. Catatan ini memecahkan rekor ASG tahun 2018 yang juga dicetak atlet Indonesia, Ahnaf Kamal Pasya yaitu 29.38. “Alhamdulillah senang banget bisa memberikan medali emas bagi Indonesia, apalagi ini emas pertama bagi tim Merah Putih, walaupun best time 28.52 tidak pecah, tapi sekali lagi alhamdulillah mendapat medali emas,” ungkap Arya. Atlet renang dari Perkumpulan Kaizen SC Bantul ini mengaku tidak puas atas catatan waktu yang dihasilkannya pada nomor final 50 meter gaya dada tersebut. Lantaran di babak eliminasi dirinya bisa membukukan catatan waktu lebih baik, yakni 28.70. Adapun medali emas yang direngkuh Arya ini masih bisa bertambah karena bakal kembali tampil di nomor final 100 dan 200 meter gaya dada putra. “Bismillah insyaallah bisa dapat medali emas lagi dengan target sekaligus bisa memecahkan best time dari 01.03,40 detik menjadi 01.02,00 detik di final nomor 100 meter gaya dada,” tekadnya. Atas prestasi medali emas pertama Indonesia ini, Manajer Tim Renang Indonesia di ASG 2024 Jonas Bain mengaku sangat bersyukur. Apalagi dalam pencapaian ini juga berhasil dipecahkan rekor ASG. “Kami bangga dan semoga apa yang telah dihasilkan oleh Arya ini mampu menjadi pemicu semangat bagi para atlet Indonesia lainnya yang tampil di ASG 2024 ini,” tutur Jonas. Emas Arya sendiri bukan satu-satunya emas yang didulang cabor renang pada hari pertama pertandingan. Emas kedua diraih Jeremy Elyon Master Ganesha di nomor 100 meter gaya bebas putra. Selain emas, hari pertama renang juga meraih dua medali perak dan tjga medali perunggu. Medali perak diraih Jason Donovan Yusuf di nomor 100 meter gaya bebas putra dan Adelia Chantika Aulia di nomor 200 meter gaya punggung putri. Sementara tiga medali perunggu didapatkan Adelia Chantika Aulia di nomor 100 meter gaya bebas putri, Muhammad Havis Rizal Wibisono di nomor 200 meter gaya punggung putra, serta di nomor estafet 4×200 meter gaya bebas putra oleh Liquor Harison Andoko, Samuel Maxson Septionus, Sebastian Frederick Harsono, dan Mochammad Akbar Putra Taufik. Adapun perolehan medali ini menjadikan Indonesia membukukan total 11 medali meliputi 2 emas, 4 perak, dan 5 perunggu untuk event ASG 2024 yang berlangsung Senin (3/6). Sumber: Kemenpora

Akuatik Indonesia Bantu Atlet Peroleh Beasiswa Demi Kualitas Renang

Pengurus Besar Akuatik Indonesia memastikan terus memfasilitasi beasiswa untuk atlet renang sebagai langkah membina mereka guna meningkatkan kualitas agar semakin kompetitif dalam berbagai kejuaraan. “Kami terus mencari dan memfasilitasi beasiswa untuk para atlet agar mereka bisa sekolah dan latihan di luar negeri yang prestasi olahraga renangnya sangat maju,” kata Wakil Ketua Umum PB Akuatik Indonesia, Harlin Rahardjo ketika dihubungi melalui sambungan telpon di Jakarta, Selasa. Dia menyampaikan hal itu berkaitan dengan langkah PB Akuatik Indonesia dalam membina atlet akuatik agar kualitas atlet renang Indonesia meningkat. Harlin mengatakan, beasiswa untuk atlet adalah salah satu langkah pembinaan penting karena atlet renang bisa belajar mengasah kemampuan di lingkungan yang kompetitif. Ia mencontohkan perenang Dwiki Rahardjo yang mendapat beasiswa dari World Aquatic untuk menjalani pelatihan di Australia setelah beasiswa itu diperjuangkan sejak 2023. “Itu kesempatan yang langka, kita cuma dapat satu kuota diawal, tetapi kalau ini sukses, mudah-mudahan tahun depan (2025) dapat lebih dari satu,” kata Harlin. Beberapa atlet lain juga difasilitasi untuk mendapatkan kesempatan berlatih di luar negeri, seperti Masinari Wolf yang berlatih di Jerman dan Felix Vitor Iberle di Malaysia. “Ada juga yang masuk universitas di Amerika, yang mendapatkan beasiswa dari Kemendikbud, dan sebagainya,” kata Harlin. Dia mengatakan, beasiswa dapat memacu atlet dalam meningkatkan kemampuan berenang karena meskipun mereka memiliki catatan prestasi di Indonesia, kemampuan mereka masih berada di bawah atlet-atlet luar negeri. Di sisi lain, kata dia, fasilitas beasiswa bisa menginspirasi para perenang muda lainnya untuk terus bekerja keras agar mendapatkan kesempatan belajar secara gratis di luar negeri. “Ada fasilitas beasiswa yang bisa didapat seperti dari World Aquatic, federasi negara lain seperti Hungaria, juga beasiswa di Indonesia seperti dari LPDP, Kemendikbud, dan kami harapkan dari beberapa BUMN juga,” pungkas Harlin. Sumber: ANTARA

Andalkan Atlet Muda, Timnas Renang Indonesia Boyong 6 Emas dari Kejuaraan di Singapura

Andalkan Atlet Muda, Timnas Renang Indonesia Boyong 6 Emas dari Kejuaraan di Singapura

Kabar baik datang dari timnas renang Indonesia dari penampilan terkini di Major Games Qualifiers (MGQ) 2023 di Singapura. MGQ 2023 berlangsung pada 23-26 November 2022 di OCBC Aquatic Centre, Singapura. Timnas renang Indonesia sukses membawa pulang 6 medali emas, 2 medali perak, dan 7 medali perunggu. Lebih menggembirakan lagi, prestasi ini dibukukan oleh tim yang memuat banyak perenang muda. Pengurus Besar Persatuan Olahraga Renang Indonesia (PB PRSI) mengapresiasi pencapaian ini. Lebih dari sekadar medali, mereka mampu memanfaatkan kesempatan berlomba dengan menunjukan perkembangan yang baik. “Para perenang pelatnas juga mengalami banyak kemajuan yakni mencatat 19 personal best time,” demikian pernyataan PB PRSI. Total ada 11 atlet Indonesia yang bertanding. Mereka terdiri dari lima atlet putra dan enam atlet putri. Nicholas Karel Subagyo, Andi Muhammad Nurrizka, Romeo Lingga Al Farizi, Alvino Dika Wijaya, dan S. Malikil Alliim turun di nomor-nomor putra. Adapun tim putri bermaterikan Adellia, Serenna Karmelita, Izzy Dwifaiva, Ni Putu Pande Lisa Primasari, Michelle Sujadi Fang, dan Kezeea Octavia Famayanti. Andi Muhammad Nurrizka di nomor 200 meter gaya dada putra dengan catatan 2 menit 18,68 detik. Kemudian Adellia mengawinkan dua medali di nomor 200 meter gaya dada putri dengan waktu 02:35,90 detik dan 100 meter gaya dada putri dengan waktu 1 menit 11,99 detik. Prestasi serupa dibukukan Izzy Dwi Faiva Herfrisyanthi yang memenangi nomor 1500 meter gaya bebas putri dengan 17:39,67 detik. Perenang Indonesia yang baru berusia 13 tahun juga tak ketinggalan mendulang medali emas untuk tanah air. Dia adalah Michelle Sujadi Fang yang meraih emas pada nomor 400 meter gaya ganti putri dengan waktu 5 menit 10,98 detik. Emas terakhir didapat Nicholas Karel Subagyo dari nomor 1.500 meter gaya bebas putra dengan catatan 15 menit 55,97 detik. Selain itu, dua medali perak dipersembahkan oleh Adellia nomor 50 m gaya dada putri dengan waktu 33,21 detik dan Ni Putu Pande Lisa Primasari pada nomor 200 m gaya punggung putri dengan waktu 2 menit 25,24 detik. Kemudian tujuh medali perunggu, dua di antaranya dari Nicholas Karel Subagyo pada nomor 800 meter gaya bebas putra 8 menit 15,69 detik dan 200 meter gaya bebas putra dengan catatan 1 menit 52,66 detik. Lalu, Andi Muhammad Nurrizka juga menyumbang dua perunggu pada nomor 100 m gaya dada putra dengan waktu 1 menit 03,15 detik dan 50 m gaya dada dengan waktu 29,00 detik Ni Putu Pande Lisa Primasari juga meraih perunggu dari nomor 50 meter gaya punggung dengan catatan 30,47 detik. Medali perunggu juga diraih Izzy Dwi Faiva Herfrisyanthi pada nomor 800 meter gaya bebas dengan waktu 9 menit 17,69 detik. Perenang putra Malikil Alliim juga meraih perunggu nomor 200 meter gaya kupu-kupu dengan catatan 2 menit 5,71 detik. Masih ada dua kejuaraan tersisa pada tahun 2022, yaitu Indonesia Open Aquatic Championship 2022 dan SEA Age Group Swimming Championship.

PRSI: Pemanggilan Atlet Pelatnas Renang Berdasar Pada DBON

PRSI: Pemanggilan atlet pelatnas renang berdasar pada DBON

Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi Pengurus Besar Persatuan Renang Seluruh Indonesia (PB PRSI) Wisnu Wardhana mengatakan pemanggilan atlet pelatnas tahun 2022 tak lepas dari program Desain Besar Olahraga Nasional (DBON). Para pemangku kepentingan, kata Wisnu kepada pewarta di Jakarta, Selasa, juga terlibat dalam proses pemilihan atlet mulai dari Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora), Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI), Komite Olimpiade Indonesia (KOI), dan praktisi olahraga. “Prosesnya bukan hanya dari PRSI, tapi juga melalui proses diskusi pengawasan dan pendampingan PPON (Peningkatan Prestasi Olahraga Nasional), KONI, KOI, dan praktisi olahraga untuk mempersiapkan peta Desain Besar Olahraga Nasional,” kata Wisnu yang juga menjabat sebagai manajer timnas renang. Kemudian, PRSI menerbitkan Surat Keputusan PB PRSI Nomor 14 Tahun 2022 yang salinannya diterima ANTARA. Terdapat 23 nama yang menjadi bagian dari persiapan menghadapi SEA Games Kamboja dan Asian Games 2022 di Hangzhou, China yang bergulir tahun depan. Namun dalam daftar tersebut, beberapa nama yang sebelumnya langganan pelatnas seperti Glenn Victor Sutanto, Gagarin Nathaniel, I Gede Siman Sudartawa, hingga Kania Dewi terdepak dari pelatnas 2022. Bahkan, Aflah Fadlan Prawira yang mengikuti Olimpiade Tokyo 2020 tidak masuk dalam skuad pelatnas 2022. Hal ini membuat sejumlah atlet tersebut mempertanyakan proses pemanggilan melalui media sosial. Terkait hal tersebut, Wisnu pun memberikan penjelasan. Dia mengatakan 23 nama yang masuk dalam pelatnas renang Indonesia tahun 2022 memang diisi mayoritas perenang muda. Tujuannya sesuai dengan DBON yakni melakukan pembinaan jangka panjang yang berfokus pada prestasi perenang di tingkat Olimpiade. “Ada tiga landasan dalam DBON, pertama untuk Olimpiade 2024 di Paris, Olimpiade 2028 di Los Angeles, dan Olimpiade 2032 di Brisbane,” kata Wisnu. “Di Olimpiade 2028, kami harapkan atlet sudah bisa memberikan kontribusi dengan melampaui kualifikasi limit A dengan masuk 16 besar dunia,” ujarnya menambahkan. Dengan demikian sudah saatnya, kata Wisnu, memberikan tongkat estafet ke perenang muda. “Sesuai dengan tujuan program DBON dan juga PPON mereka menyampaikan komposisi 60 persen atlet junior dan 40 persen atlet senior. Kami kombinasi untuk mendukung program pemerintah,” kata Wisnu. Meski begitu, atlet senior yang tak masuk pelatnas 2022, lanjut Wisnu, tetap akan bisa mengikuti seleksi nasional untuk pembentukan tim SEA Games Kamboja dan sesuai masukan teknis dari pelatih kepala Michael Piper pada Februari 2023. Adapun untuk nama yang masuk pelatnas 2022, delapan di antaranya adalah perenang putra yakni Farrel Armandio Tangkas, Erick Ahmad Fathoni, Pande Made Iron Digjaya, Joe Aditya, Nicholas Karel Subagyo, Andi Muhammad Nurrizka, Romeo Lingga Al Farizi, dan Alvino Dika Wijaya. Lalu ada juga atlet junior I Komang Gede Mas Dekotama Putra, S. Maliki Allim, dan Ibrahim F. Faqih. Pada sektor putri ada Azzahra Permatahani, Flairene Candrea W, Masniari Wolf, Angel Gabriella Yus, Adelia, Serenna Karmelita M, Izzy Dwifaiva Hefrisyanthi, dan Ni Putu Pande Lisa Primasari. Untuk junior ada Michlle Surjadi Fang, Gusti Ayu made Nadya Saraswati, Ni Kadek Rena Kartika, dan Kezeea Octavia Damayanti. PB PRSI telah memanggil 23 perenang untuk mengikuti Pelatnas renang 2022 Berikut nama-namanya.#PBPRSI#renang#pelatnasrenang pic.twitter.com/ij0llb4MzG — Akuatik Indonesia (@akuatikid) October 17, 2022

PRSI Mulai Seleksi Perenang untuk SEA Games Vietnam

Persatuan Renang Seluruh Indonesia (PRSI) menggelar seleksi untuk menentukan 16 perenang inti yang akan diboyong ke SEA Games 2022 Vietnam. Seleksi time trial (waktu ujicoba) digelar tiga hari di Stadion Akuatik GBK, Jakarta mulai 10 hingga 12 Maret 2022. “Seleksi ini bertujuan memilih 16 perenang inti timnas Indonesia yang akan bertanding di SEA Games sesuai kuota yang ditetapkan Kemenpora dan KOI. Setelah tiga hari time trial, nama-nama 16 perenang ini akan diserahkan ke panitia SEA Games,” Kata Wakil Ketua Umum PB PRSI, Harlin Rahardjo, di Jakarta, kemarin. Seleksi diikuti perenang pelatnas dan non pelatnas peringkat 10 besar nasional. Harlin mengatakan para perenang pelatnas meski masih mendominasi tetap mendapat perlawanan sengit dari perenang non pelatnas. Harlin berharap Kemenpora dan KOI dapat menambah kuota perenang yang dikirim ke SEA Games untuk mengakomodasi perenang-perenang muda berbakat tersebut untuk regenerasi. Pelatih Kepala, Albert Sutanto mengatakan para perenang pelatnas sebagian sudah mendekati waktu terbaiknya seperti Glen Victor Sutanto dan Patrisia Yosita. Ia mengatakan mereka masih menjalani latihan berat sehingga belum bisa dipaksa untuk menembus waktu tercepat. “Namun mereka sudah mengalami perkembangan. Kita atur ritmenya di sisa waktu 8 pekan, puncak performanya bisa meledak di SEA Games 2022, Mei nanti,” tutup Albert.

Perenang Muda Balikpapan Sabet Tujuh Medali di Kejurnas di Yogyakarta

Perenang Muda Balikpapan Sabet Tujuh Medali di Kejurnas di Yogyakarta

Siswa SMPN 5 Balikpapan, Farand G Simon, berhasil menyabet tujuh medali di ajang Kejuaraan Renang antar Sekolah dan Perguruan Tinggi se-Indonesia, di Yogyakarta pada 12-13 Februari lalu. Farand berhasil meraih lima emas dari 400 meter, 200 meter dan 100 meter gaya bebas, 50 meter dan 100 meter gaya kupu-kupu serta dua perak dari 200 meter gaya kupu-kupu dan 50 meter gaya bebas. “Tentu saja bahagia dan bangga bisa berprestasi bagi SMPN 5 Balikpapan pada kejuaraan tingkat nasional tersebut,” ujar siswa kelas IX ini. Torehan ciamik Farand tidaklah mudah. Dia kerap dipandang sebelah mata oleh peserta lain. Selain itu, persaingan pada ajang bergengsi tersebut berat, terutama perenang asal Jawa dan Bali. “Persaingan ketat dari SMP Cita Hari Christian School, Surabaya dan SMP Negeri 1 Singraja, Buleleng,” ungkapnya. Putra pasangan anggota DPRD Balikpapan, Simon Sulean dan Yohana Mangape ini akan terus berlatih untuk mempersiapkan Pekan Olahraga Pelajar Daerah (Popda) kendati belum dirilis. “Yang penting saya tetap latihan rutin saja,” katanya. Di tengah minimnya fasilitas kolam renang di Kota Beriman, remaja 15 tahun ini tetap mampu menorehkan yang terbaik. Di mana saat ini Balikpapan belum memiliki kolam renang standar sebagai sarana penunjang latihan dan kompetisi. “Makanya kami (atlet, Red) sangat berharap pemerintah bisa merealisasikan pembangunan kolam renang yang sesuai standar untuk latihan dan kejuaraan,” paparnya. Untuk diketahui Farand juga didapuk sebagai Farand sebagai perenang terbaik KU II pada kejuaraan renang antar sekolah dn perguruan Tinggi se-Indonesia. Ketua Pengkot Persatuan Renang Seluruh Indonesia (PRSI) Balikpapan, Ali Bausat, menyebut, ada 12 perenang Balikpapan yang ambil bagian pada kejuaraan di Yogyakarta tersebut. “Selain Farand, perenang putri, Kaysha Radji Marzeanty juga turut mempersembahkan medali. Ini tentu prestasi yang membanggakan bagi Balikpapan dan khususnya sekolah mereka,” kata Ali Bausat.

Jelang Porprov, PRSI Kabupaten Bogor Tetap Lanjutkan Program Pembinaan

Jelang Porprov, PRSI Kabupaten Bogor Tetap Lanjutkan Program Pembinaan

Meski masih dalam persiapan menuju Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) XIV Jawa Barat 2022 pada November mendatang, namun program pembinaan regenerasi atlet untuk mencari perenang-perenang andal, terus dilakukan Persatuan Renang Seluruh Indonesia (PRSI) Kabupaten Bogor. Ketua Umum PRSI Kabupaten Bogor, Nuradi mengatakan, pihaknya tidak akan berhenti menggali potensi-potensi atlet muda yang andal bersama jajaran pengurus dan pelatih melalui klub-klub renang yang ada dibawah naungan PRSI Kabupaten Bogor. “Kami tidak akan berhenti menggali potensi calon atlet berbakat. Apalagi dengan banyaknya atlet-atlet usia dini yang ada klub-klub binaan PRSI Kabupaten Bogor, tentunya membuat kami lebih mudah untuk mencari regenerasi atlet andal,” kata Nuradi. Nuradi mengatakan, atlet-atlet muda yang ada dibawah pembinaan klub anggota PRSI Kabupaten Bogor, memiliki potensi yang sangat luar biasa, apabila dibina dengan baik dari sejak dini. “Atlet-atlet muda ini nantinya yang akan mengisi kekuatan cabang olahraga renang Kabupaten Bogor disetiap kejuaraan. Oleh sebab itu, kami akan konsen terhadap pembinaan atlet-atlet muda,” ucapnya. Dia menjelaskan, jumlah atlet-atlet muda yang ada dibawah binaan PRSI Kabupaten Bogor sangat banyak, bahkan untuk beberapa tahun yang akan datang PRSI tidak akan kekurangan atlet-atlet potensial dalam melanjutkan perjuangan para senior-senior mereka di setia even resmi daerah, maupun nasional.

Indonesia Kirim 8 Perenang Ke Kejuaraan Dunia Renang 2019 Gwangju

Persatuan Renang Seluruh Indonesia (PRSI) mengirim delapan perenang untuk tampil di Kejuaraan Dunia Renang atau FINA World Championship 2019

Jakarta-Persatuan Renang Seluruh Indonesia (PRSI) mengirim delapan perenang untuk tampil di Kejuaraan Dunia Renang atau FINA World Championship 2019 yang berlangsung di Gwangju, Korea Selatan. Cabang renang sendiri akan dilombakan 21-28 Juli. Tim yang diberangkatkan terdiri dari lima atlet putra, yakni Siman Sudartawa, Glenn Victor Sutanto, Triady Fauzi, Gagarin Nathaniel, dan Fadlan Prawira. Sementara, sisanya terdiri dari atlet putri, yaitu Adinda Larasati, Anandia Treciel Vanessae Evato, dan Azzahra Permatahani. Para perenang akan didampingi empat pelatih yakni Marifa Herman Yus, David Armandoni, Felix C.Sutanto dan Donny B.Utomo. Pelatih tim renang, Felix Sutanto mengatakan, keikutsertaan Indonesia di Kejuaraan Dunia lebih kepada mencari pengalaman dalam persiapan menuju SEA Games 2019. “Untuk ikut Kejuaraan Dunia ini memang sudah kita persiapkan dari lama. Untuk target sebenarnya lebih ke SEA Games. Tapi, karena Kejuaraan Dunia adalah single event terbesar di renang, kita harapkan anak-anak mampu memperbaiki posisi,” kata Felix. Kendati demikian, Felix tetap berharap tim Merah Putih bisa meraih hasil semaksimal mungkin. Setidaknya mencapai semifinal seperti yang ditorehkan Siman Sudartawa pada 2017 silam. “Siman masih jadi andalan di nomor 50 meter gaya punggung. Dia dulu pernah mencatatkan waktu yang jadi 15 besar dunia dan masuk semifinal di Kejuaraan Dunia dua tahun lalu. Kita harap minimal dia bisa mengulang prestasinya,” ujarnya. “Kekuatan Indonesia ada di putra. Tapi, gak menutup kemungkinan untuk putri seperti Azzahra yang jadi rising star bisa menampilkan kejutan,” ungkapnya. Lebih lanjut, Felix juga mengungkapkan negara mana saja yang bakal jadi pesaing ketat tim Indonesia. Salah satunya Singapura. “Untuk Asia Tenggara, Singapura paling kuat. Kalau dari seluruh Asia ada Jepang, China, Korea Selatan, dan Kazakhstan,” dia menambahkan. Sebelumnya, perenang Indonesia berusia 22 tahun, Fadlan Prawira juga sudah berlomba lebih dulu di nomor renang perairan terbuka berjarak 10 kilometer. Catatan Fadlan bahkan terbaik yang ada di Indonesia yakni 1 jam 52 menit 33,8 detik. Catatan ini jadi yang tercepat atau nomor satu untuk zona Asia Tenggara dan nomor empat untuk kawasan Asia dibawah perenang Cina dan 2 perenang Jepang. “Kalau di alam itu ombak setiap laut berbeda-beda karakternya. Dan saya cukup puas karena baru kali pertama berenang 10 km dibawah dua jam. Semoga ini bisa jadi modal bagus sebelum terjun di SEA Games 2019 nanti,” ucap Fadlan. Selanjutnya Fadlan akan bertanding di nomor kolam mengikuti beberapa nomor jarak jauh yakni 200 m, 400m, 800m dan 1500m. (Art)

Sabet Delapan Emas di IOAC 2018, Dara 16 Tahun Ini Tembus Limit-A Kejuaraan Dunia Renang Junior 2019

Perenang kelahiran Jakarta, 7 Januari 2002, Azzahra Permatahani, lolos limit batas waktu untuk tampil di ajang Kejuaraan Dunia Renang Junior (7th FINA Junior World Swimming Championships) di Budapest, Hungaria, pada 20-25 Agustus 2019. (zimbio.com)

Jakarta- Indonesia kembali meloloskan perenangnya, Azzahra Permatahani, guna mengikuti Kejuaraan Dunia Renang Junior (7th FINA Junior World Swimming Championships) di Budapest, Hungaria pada 20-25 Agustus 2019. Zahra, sapaannya, di nomor 200 meter gaya ganti putri, mengukir waktu 2 menit 16,71 detik, sekaligus menjadi rekornas baru. Catatan ini ditorehkan dara kelahiran Jakarta, 7 Januari 2002, pada event 2nd Indonesia Open Aquatic Championship (IOAC) 2018 di Stadion Akuatik Gelora Bung Karno (GBK) Jakarta, Minggu (2/12). Catatan ini telah melewati limit-A FINA World Junior Swimming Championship 2019 yakni 2 menit 16,97 detik. Ajang 2nd IOAC 2018 merupakan event dalam kalender FINA Sanction, sehingga hasil 2nd IOAC 2018 ini diakui oleh FINA. “Zahra perenang muda potensial. Alhamdulillah bisa lolos di nomor 200 meter gaya ganti. Kami harap, dia juga lolos limit A, untuk 400 meter gaya ganti,” jelas Wakil Ketua Umum PB PRSI, Harlin Rahardjo, Selasa (12/11). 7th FINA Junior World Swimming Championships adalah ajang kejuaraan dunia renang junior, yang diselenggarakan oleh FINA, setiap dua tahun sekali, dan telah diadakan sejak 2006. Pesertanya adalah remaja yang dibatasi oleh usia, yakni untuk putri harus berusia 14–17 tahun, dan putra berusia 15–18 tahun, pada 31 Desember tahun kompetisi. Ini kali kedua beruntun, Zahra menjadikan IOAC sebagai batu loncatan menembus kejuaraan internasional. Pada IOAC 2017, siswi SMA Perdana Rumbai Pekanbaru, Riau, juga mencatat waktu terbaik, di nomor 200 meter gaya ganti putri (2 menit 17,42 detik), guna lolos di even Youth Olympic (Olimpiade Remaja) 2018, oktober lalu di Argentina. Pada IOAC 2018, perenang klub Belibis Pekanbaru ini, bahkan mengantongi gelar perenang terbaik kelompok umur satu putri. Tak tanggung-tanggung, selain memecahkan rekor nasional nomor 200 meter gaya ganti perorangan putri, dalam event selam empat hari itu, Zahra total meraup delapan medali emas dan dua perak. Selain Zahra, satu perenang putra yang juga diharapkan lolos, yakni Farrel Armandio Tangkas, di nomor 200 meter gaya punggung. Catatan pemuda kelahiran Bandung, 22 December 2001, di nomor 200 meter gaya punggung adalah 2 menit 02,31 detik. Sedangkan limit-A World Junior Swimming Championship adalah 2 menit 01,92 detik. Zahra dan Farrel masih bisa menembus limit-A Kejuaraan Dunia Junior dengan mengikuti beberapa event yang diakui FINA, sampai Mei 2019. Khusus Farrel, hanya terpaut 0,39 detik dan masih punya waktu lima bulan untuk memperbaikinya. Salah satu event yang jadi kualifikasi adalah Festival Akuatik Indonesia, pada April 2019 mendatang. (Adt)

Atlet Pelatnas Tampil Lesu di IOC 2018, PRSI : Perenang Junior Bisa Ancam Seniornya

Atlet renang putra gaya punggung, yang tampil dalam event 2nd Indonesia Open Aquatic Championship 2018, Stadion Akuatik GBK, Jakarta, 1-5 Desember, berpose sejenak sebelum tampil bertanding. Mereka adalah Farrel Armandio Tangkas (kiri), I Gde Siman Sudartawa dan Rick Anggawijaya. (kompas.com)

Jakarta- Perlombaan renang di 2nd Indonesia Open Aquatic Championship (IOC) 2018 di Stadion Akuatik Gelora Bung Karno (GBK) Senayan, Jakarta berakhir. Pengurus Besar Persatuan Renang Seluruh Indonesia (PB PRSI) mengantongi nama-nama perenang baru. PRSI memanfaatkan ajan ini sebagai seleksi awal perenang menuju pelatnas 2019. Hasil dari perenang yang tampil pada Sabtu (1/12) hinngga Rabu (5/12), akan segera dievaluasi. Secara garis besar, penampilan perenang pelatnas kurang sip. Sementara, nonpelatnas memberikan kejutan, yakni mengalahkan senior yang juga pelatnas. Wakil Ketua PRSI, Harlin E. Rahardjo akan mempertimbangkan atlet-atlet non pelatnas yang berprestasi masuk pelatnas 2019, kendati harus disesuaikan juga dengan limit yang ditetapkan PRSI, dilansir detik.com. “Ini banyak perenang baru. Jika juara pasti kami pertimbangkan. Tinggal limitnya disesuaikan dengan kami. Seperti Reza Bayu Prasetyo (18 tahun), dia peringkat dua tapi pantas masuk pelatnas, karena sebagai sparring atlet pelatnas, Aflah Fadlan Prawira,” kata Harlin, di Stadion Akuatik, Senayan, Rabu (5/12). Harlin mengungkapkan beberapa nama lain yang muncul, seperti Farrel Armandio Tangkas (17 tahun), peraih medali emas nomor 200 meter gaya punggung, dengan catatan waktu 2 menit 03,33 detik. Dia mengalahkan seniornya, Ricky Angga Wijaya, yang meraih medali perak 2 menit 05,46 detik. Farrel adalah perenang Jawa Barat, kelahiran Surabaya, 22 Desember 2001. Siswa SMAN 3 Bandung ini merupakan aset renang merah putih yang siap berprestasi. Pada Oktober lalu, Farrel adalah salah satu atlet Indonesia, yang tampil di Buenos Aires, Argentina, dalam event Youth Olympic Games 2018. Lalu, prestasi Reza Bayu, perenang kelahiran Bekasi 21 Februari 2000, yang berhasil mendekati Fadlan, paska membukukan waktu 16 menit 05.25 detik di nomor 1500 gaya bebas putra. Fadlan meraih emas di nomor sama, setelah menjadi yang tercepat, dengan catatan waktu 15 menit 33.96 detik. Kemudian, aksi atlet nonpelatnas asal Sumatra Utara, Muhammad Fachri Tunjung, yang jadi kampiun nomor 50 meter gaya dada, usai membukukan 28.57 detik. Dia mengalahkan atlet pelatnas, Gagarin Nathaniel Yus, yang hanya mencatatkan waktu 28,89 detik. Jauh dari catatannya saat tampil di Asian Games lalu, 28,37 detik. “Yang penting, kami membuat program latihan dan uji coba untuk SEA Games, sekaligus membuat komposisi terbaik. Teknisnya kami susun lebih dulu dari hasil peringkat pertama dan dua nasional, serta memasukkan limit yang kami tetapkan. Lalu kamu ajukan ke Kemenpora sebagai perenang pelatnas,” ujar dia. Meski sudah mengantongi nama, Harlin mengatakan, hasil ini bukan akhir dari pembentukan tim inti SEA Games 2019. Para perenang masih ditunggu dua event lainnya, yang juga sebagai event seleknas atlet, sampai mendekati proses entry by name SEA Games Manila. “April 2019, kami buat seleksi juga lewat festival akuatik. Pasti nanti komposisinya, bisa berubah lagi. Dan September masih ada seleksi lagi. Jadi memang yang betul-betul siap-lah yang berangkat. Iklim ini penting, agar atlet pelatnas tak merasa sudah aman. Mereka harus terpacu, untuk memberikan perfoma terbaik,” pungkasnya. (Adt)

Millennium Aquatic Jakarta Juara Umum Indonesia Open Aquatic 2018, Zahra Perenang Terbaik Junior

Klub renang millennium aquatic berpose setelah memastikan diri sebagai juara umum pada 2nd Indonesia Open Aquatic Championship 2018, di Stadion Akuatik, Senayan, Jakarta, Rabu (5/12). MNA menjadi juara dengan meraih 29 medali emas, 30 perak dan 25 perunggu. (PRSI)

Jakarta- Perkumpulan renang Millennium Aquatic Jakarta keluar sebagai juara umum dalam Kejuaraan Renang Antar Perkumpulan Seluruh Indonesia ke-40 atau KRAPSI 2018 bertajuk 2nd Indonesia Open Aquatic Championship 2018. Bagi Millennium Aquatic Jakarta, ini menjadi kali ketiga secara beruntun menjadi juara sejak 2016. Dalam kejuaraan yang berlangsung di Stadion Akuatik GBK, Jakarta, 1-5 Desember ini, Millennium Aquatic Jakarta menjadi juara dengan mengumpulkan poin terbanyak, 3309. HIU Surabaya berada di urutan kedua dengan mengumpulkan 1900 poin, disusul Bali Pari di peringkat ketiga, setelah mengantongi 1595.5 poin. MNA menjadi juara dengan meraih 29 medali emas, 30 perak dan 25 perunggu. HIU meraih 19 medali emas, 14 perak dan 16 perunggu. Adapun Bali Pari mengoleksi delapan emas, 15 perak serta 16 perunggu. Penentuan poin dihasilkan berdasarkan atlet yang berlaga. Untuk nomor perorangan, sang juara meraih 10 poin, peringkat kedua mengantongi sembilan poin, posisi ketiga delapan poin dan seterusnya hingga posisi 10 mengantongi satu poin. Untuk nomor beregu, juaranya akan mengantongi 100 poin, peringkat dua 90 poin, peringkat tiga 80 poin. Hingga posisi 10 akan mengantongi 10 poin. Aflah Fadlan Prawira yang membela klub Aquarius (Bandung) mengunci titel perenang senior putra terbaik, setelah mengoleksi tujuh emas. Gelar perenang terbaik senior sektor putri, jadi milik AT Vanessae Evato dari klub Belibis (Pekanbaru), yang mengantongi empat emas dan dua perak. Untuk perenang terbaik kelompok umur satu putra, diraih atlet Pari Sakti (Jakarta), Joe Aditya, dengan raihan dua emas dan dua perak. Perenang belia yang membela klub Belibis, Azzahra Permatahani, berhasil mengantongi gelar perenang terbaik kelompok umur satu putri. Zahra yang baru berusia 16 tahun mengoleksi delapan emas dan dua perak, sekaligus memecahkan rekor nasional nomor 200 meter gaya ganti perorangan putri. Ernest Fabian (Unattached) menjadi perenang terbaik putra kelompok umur dua, dengan raihan tiga emas dan tiga perak. Perenang terbaik kelompok umur dua sektor putri diraih perenang ESC (Jakarta), Adelia, dengan koleksi tiga emas. Untuk yang terbaik kelompok umur tiga putra dikantongi Agung Sulaksono Putro yang membela HIU Surabaya. Agung mengantongi tujuh emas dan dua perak. Izzy Dwifaiva dari TH Malang, meraih perenang terbaik putri kelompok umur tiga, dengan raihan empat emas, tiga perak dan satu perunggu. Perenang putra terbaik kelompok umur empat diraih Ilham Surya Saputra, dari klub Jatayu (Denpasar), setelah menghasilkan empat emas, tiga perak dan satu perunggu. Gelar terakhir yakni perenang terbaik kelompok umur empat sektor putri, jatuh ke tangan Luh Made Budiartini dari klub TSC (Badung), dengan raihan empat emas, dua perak, dan satu perunggu. (Adt)

Renang Hari Ketiga IOAC 2018, Dara 16 Tahun Kembali Sumbang Emas Nomor 200 Meter Gaya Kupu-Kupu

Perenang 16 tahun dari Riau, Azzahra Permatahani, kembali meraih medali emas nomor 200 meter gaya kupu-kupu putri, pada hari ketiga Kejuaraan Akuatik Indonesia Terbuka (IOAC) 2018, di Jakarta, Senin (3/12). Total, kini Zahra sudah mengoleksi tiga medali emas. (instagram.com)

Jakarta- Perenang nasional yang baru berusia 21 tahun, Aflah Fadlan Prawira, memborong dua medali emas di nomor 200 meter gaya bebas putra dan 200 meter gaya kupu-kupu putra, pada hari ketiga Kejuaraan Akuatik Indonesia Terbuka (IOAC) 2018, di Jakarta, Senin (3/12). Di nomor 200 meter gaya bebas putra, Fadlan, yang tampil untuk klub Aquarius Bandiung, mencatatkan waktu tercepat 1 menit 50,78 detik diikuti oleh Putra M Randa, MNA Jakarta, di peringkat dua untuk medali perak dengan waktu 1 menit 53,48 detik, dan Ricky Annggawijaya dari klub ESC, di peringkat tiga (1:54,19). Lalu di nomor 200 meter gaya kupu-kupu putra, pemuda kelahiran Cirebon 13 November 1997 ini kembali jadi yang tercepat, dengan waktu 2 menit 3,01 detik. Sejatinya, pada babak kualifikasi, catatan waktu Fadlan dikalahkan oleh Joe Aditya. Namun, Joe justru melorot ke peringkat lima, saat bertarung di babak final. Medali perak nomor diraih oleh perenang Aquarius lainnya, Reza Bayu Prasetyo, yang terpaut tipis dengan Fadlan (02:03,22). Dan perenang Pyramid, Azel Zelmi harus puas dengan perunggu (02:06,41). Di Nomor 200 meter gaya bebas putri, perenang klub MNA Surabya, Ressa Kania Dewi merebut emas dengan catatan waktu 2:05,30. Disusul Prada Hanan, Klub Aquarius, dengan 02:06,47 dan Sagita Putri, klub TCS, di tempat ketiga dengan waktu (02:07,25). Nama Anandia Treciel Vanessae Evato dari klub Belibis, Pekanbaru, menjadi yang tercepat di final nomor 50 meter gaya dada putri. Evato mencatatkan waktu 32,57 detik untuk mengamankan medali emas. Di peringkat kedua ada Adelia dari klub ESC (33,88) dan Ressa Kania Dewi, MNA Surabaya di peringkat tiga dengan waktu 34,24 detik. Dan emas nomor 50 meter gaya dada putra, milik Muhammad Fachri Tanjung, dari klub Boa (28,57). Perenang senior klub ACS, Gagarin Nathaniel Yus, harus puas di posisi dua dengan waktu 28,89. Diikuti oleh wakil klub MNA Jakarta, Dennis Tiwa mengantongi perunggu (29,07). “Setelah Asian Games belum ada latihan,” tukas Gagarin tentang performanya hari ini. “Kejuaraan ini sebagai tolak ukur saya, untuk melihat posisi saya ada di mana, jika turun tanpa latihan yang maksimal,” terangnya. Untuk nomor 200 meter gaya kupu-kupu putri, perenang 16 tahun dari Riau, Azzahra Permatahani, kembali mencetak hasil gemilang. Zahra, yang berasal dari klub Belibis, Pekanbaru mencatatkan waktu (02:16,39) diikuti Adinda Kusuma Ningrum dari klub Aquarius, (02:18,37) dan Hanna Christina dari klub Paswind di tempat ketiga (02:26,04). “Kalau menurut aku di 200 meter gaya kupu-kupu ini, lebih sedikit berat dari kemarin, saat saya dapet emas di 200 gaya ganti,” ujar dara kelahiran Jakarta, 7 Januari 2002, usai perlombaan. Total, hingga Senin, Siswi kelas XII SMA Cendana Rumbai ini usdah mengoleks tiga medali emas. Hari keempat IOAC 2018, pada Selasa (4/12), akan melombakan cabang olahraga renang nomor 400 Gaya Ganti Perorangan Putra dan Putri, 50 Meter Gaya Kupu-kupu Putra dan Putri, 100 Meter Gaya Dada Putra dan Putri, 4×100 Gaya Bebas Estafet Putra dan Putri, serta 4×100 Gaya Ganti Estafet Campuran. Selain itu, juga akan dipertandingkan partai Polo Air Putra, yakni Jawa Timur kontra Jambi, Sumatera Selatan melawan Merauke, DKI Jakarta A hadapi DKI Jakarta B, Jawa Timur menghadapi Merauke, dan Jawa Barat menjajal Sumatera Selatan. (Adt)

Perenang 16 Tahun Klub Belibis Pecahkan Rekor Nasional, Patricia Yosita Jadi Ratu Gaya Bebas

Perenang klub Belibis Riau, Azzahra Permatahani, yang masih berusia 16 tahun, memecahkan rekor nasional nomor 200 Meter Gaya Ganti Perorangan Putri, pada hari kedua 2nd Indonesia Open Aquatic 2018, Minggu (2/12). Siswa kelas XII SMA Cendana Rumbai ini, mematahkan rekornya sendiri, yang tercipta pada 2017 (02.17.42). (metrotvnews.com)

Jakarta- Perenang klub Belibis, Azzahra Permatahani, gemilang pada hari kedua 2nd Indonesia Open Aquatic Championship 2018, di GBK Aquatic Stadium, pada Minggu (2/12). Melesat menjadi yang terdepan untuk meraih emas (02.16.71), Zahra, sapaanya juga memecahkan rekor nasional nomor 200 Meter Gaya Ganti Perorangan Putri. Dara kelahiran Jakarta, 7 Januari 2002 itu mematahkan rekor miliknya sendiri, yang tercipta pada 2017 (02.17.42). Wakil klub MNA Surabaya, Ressa Kania Dewi, mendapat perak (02.18.85). Perunggu dikantongi perenang HIU, Adinda Larasati (02.25.30). “Kaget sih memecahkan Rekor Nasional, karena memang nggak ada rencana untuk memecahkan Rekor. Awalnya cuma menajamkan best time sendiri,” ucap zahra. Siswa kelas XII SMA Cendana Rumbai ini, juga mengukir medali emas nomor 1500 Meter Gaya Bebas Putri (17.25.04). Lalu, Raina Saumi dari klub ESC, di poisis dua (17.31.90). Perenang klub TH, Izzy Dwifaiva, harus puas dengan perunggu (18.11.47). Sedangkan atlet cantik klub MNA Surabaya, Patricia Yosita Hapsari, menjadi ratu pada nomor 100 Meter Gaya Bebas Putri. Atlet kelahiran Jakarta, 30 Juli 1995 ini, layak mendapat emas, usai mengantongi waktu tercepat 57.97 detik. Menyusul perenang klub HIU, Adinda Larasati (58.17). Posisi tiga atau perunggu, diduduki Sagita Putri yang membela klub TCS (59.10). Perenang andalan Indonesia, Gede Siman Sudartawa kembali unjuk gigi. Kali ini Siman yang membela klub MNA Jakarta mengunci titel kampiun nomor 50 Meter Gaya Punggung Putra. Catatan waktu Siman (25.58) menjadi yang tercepat dan berhak mengantongi emas. Menyusul di tempat kedua ada perenang Pari Sakti, Dwiki Anugrah, mendapat perak (27.31). Dan Farrel Armandio, yang membela klub Kraken AQ, mendapat perunggu (27.62). Untuk nomor 50 Meter Gaya Punggung Putri, emas berhasil diraih perenang Petrokimia, Nurul Fajar (30.43). AA Istri Kania dari klub MNA Jakarta menempati peringkat dua (30.59). Perenang klub MNA lainnya, Sofie Kemala, harus puas dengan perunggu (30.80). 100 Meter Gaya Bebas Putra dikuasai perenang ESC, Triadi Fauzi (51.50). Perak dikantongi sesama perenang ESC, Ricky Anggawijaya (51.80). Dan Erick Ahmad Fathoni dari klub Aquarius, mendapat perunggu (52.17). Persaingan sengit juga terjadi di nomor 200 Meter Gaya Ganti Perorangan Putra. Emas berhasil diraih Aflah Fadlan wakil dari klub Aquarius (02.04.81). Perak dikantongi Dwiki Anugrah, dari klub Pari Sakti (02.08.57). Dan I Putu Wirawan dari klub Bali Pari, meraih perunggu (02.09.27). Aflah Fadlan Prawira juga mendapat emas 800 Meter Gaya Bebas Putra. (08.15.35). Disusul Joe Aditya yang membela klub Pari Sakti, meraih perak (08.22.03). Sementara wakil Aquarius lainnya, Reza Bayu Prasetyo mengantongi perunggu (08.22.39). Pada Senin (3/12), akan memainkan nomor 200 Meter Gaya Bebas Putra dan Putri, 50 Meter Gaya Dada Putra dan Putri, 200 Meter Gaya Kupu-kupu Putra dan Putri, 4×50 Meter Gaya Bebas Estafet Putra dan Putri, serta 4×100 Meter Gaya Ganti Estafet Putri. Sementara cabang Polo Air Putra, juga akan mulai bertanding DKI Jakarta A melawan Jawa Timur, Jawa Barat kontra Jambi DKI Jakarta B menghadapi Sumatera Selatan pada sesi pagi hari mulai Pukul 08.30 WIB, dan dilanjutkan sore hari Pukul 15.00 WIB yakni DKI Jakarta A kontra Merauke Jawa Barat melawan DKI Jakarta B. (Adt)

Siman Masih Raja 100 Meter Gaya Punggung Putra, Perenang Tangsel 18 Tahun Turut Sabet Emas

Hari pertama event 2nd Indonesia Open Aquatic Championship 2018, menggelar delapan nomor final di GBK Aquatic Stadium, Sabtu (1/12). Perenang andalan Indonesia, I Gede Siman Sudartawa, yang tampil untuk klub Millennium Aquatic (MNA) Jakarta, melesat menjadi raja pada nomor 100 Meter Gaya Punggung Putra. (istimewa)

Jakarta- Hari pertama gelaran 2nd Indonesia Open Aquatic Championship 2018, menggelar delapan nomor final di GBK Aquatic Stadium, Sabtu (1/12). Perenang andalan Indonesia, I Gede Siman Sudartawa, yang tampil untuk klub Millennium Aquatic (MNA) Jakarta, melesat menjadi raja pada nomor 100 Meter Gaya Punggung Putra. Mengukir catatan waktu 56.68 detik, Siman pun berhak atas medali emas. Perak dikantongi Ricky Anggawijaya yang membela Elite Swimming Club/ESC (57.62), dan Farrel Armandio dari klub Kraken AQ mendapat perunggu (57.65). Lalu, Nurul Fajar Fitriyati dari klub Petrokimia, meraih emas nomor 100 meter gaya punggung putri (01.03.96). Posisi dua atau perak diraih perenang Belibis, Azzahra Permatahani, (01.06.35). Sementara Dewi Novita yang membela Elang Laut, mendapat perunggu (01.06.70). Aflah Fadlan Prawira dari klub Aquarius Bandung, menjadi penguasa di nomor 400 Meter Gaya Bebas Putra (03.55.41). Menyusul di tempat kedua atau perak diraih Joe Aditya dari Pari Sakti (04.01.01), sementara perunggu diraih Agus Nuarta dari klub TB Denpasar (04.03.73). Di 400 Meter Gaya Bebas Putri dikuasai perenang Tri Cakti Semesta (TCS) Semarang, Sagita Putri, berhak mendapat emas (04.26.53). Perak diraih perenang ESC, Raina Saumi, (04.27.08) dan perenang Aquarius, Prada Hanan, berhak atas perunggu (04.30.72). Persaingan sengit tersaji di nomor 200 Meter Gaya Dada Putra. Perenang muda ESC asal Tangsel yang masih berusia 18 tahun, M Dwiky Raharjo, menyabet emas usai menorehkan waktu dua menit 19 detik.23. Perenang Bali Pari, Pande Made Iron berhak atas perunggu (02.19.76). Dan perak dikantongi Gerdi Zulfitranto dari klub MNA Jakarta (02.22.52). Untuk 200 Meter Gaya Dada sektor Putri, emas dikuasai AT Vanessae Evato dari klub Belibis Riau (02.33.01). Wakil Belibis lainnya, Azzahra Permatahani, berhak atas perak (02.33.55). Sedangkan Ressa Kania dari klub MNA Surabaya, harus puas dengan perunggu (02.36.82). 50 Meter Gaya Bebas Putra juga berjalan seru. Perenang ESC, Triadi Fauzi berhasil menjadi yang tercepat dan mengantongi emas (23.29). Perenang MNA Surabaya, Glenn Victor membuntuti di posisi dua (23.40). Perunggu diraih Danandra Indra dari klub MNA Surabaya (24.05). Perenang MNA Jakarta, AA Istri Kania jadi yang tercepat untuk nomor 50 Meter Gaya Bebas Putri (26.62), disusul Adinda Larasati dari klub HIU surabaya di posisi dua menggenggam perak (26.82). Perenang MNA Surabaya, Patrisia Yosita terpaksa mendapat perunggu (27.12). Pada Minggu (2/12), 2nd Indonesia Open Aquatic Championship, akan memainkan sembilan nomor cabang renang. Esok hari event ini juga akan memainkan cabang olahraga Polo Air Putri, Jambi melawan Sumatera Selatan dan Jawa Barat kontra DKI Jakarta. Ke-9 nomor itu yakni 1500 Gaya Bebas Putri, 800 Gaya Bebas Putra, 50 Meter Gaya Punggung Putra dan Putri, 100 Meter Gaya Bebas Putrai dan Putri, 200 Meter Gaya Ganti Perorangan Putra dan Putri, serta 4×100 Meter Estafet Putri. Kesemua nomor akan dimulai pukul 08.00 WIB. (Adt)

Ribuan Atlet Ramaikan Indonesia Open Aquatic 2018, Ajang Promosi dan Degradasi Pelatnas SEA Games 2019

Harlin E. Rahardjo (kedua dari kiri), menyebut '2nd Indonesia Open Aquatic Championship (IOAC) 2018 menjadi ajang promosi dan degradasi atlet Pelatnas SEA Games 2019 Filipina. Ajang ini diikuti ribuan perenang Indonesia dan terdapat perenang asing. (Adt/NYSN)

Jakarta- Persatuan Renang Seluruh Indonesia (PRSI) akan menggelar kejuaraan bertajuk ‘2nd Indonesia Open Aquatic Championship (IOAC) 2018’, di Stadion Akuatik Gelora Bung Karno (GBK) Senayan, Jakarta, pada 1-9 Desember 2018. Kejuaraan akuatik bertaraf internasional itu sekaligus menjadi ajang promosi dan degradasi atlet Pelatnas SEA Games 2019 Filipina. Event ini akan melombakan empat cabang olahraga, yakni renang (1-5 Desember), polo air (1-6 Desember), renang artistik (7-9 Desember), loncat indah (6-9 Desember). “IOCA kali ini menjadi penyelenggaraan kedua. Dan, kali ini ada peserta asing yang hadir menyemarakkan kompetisi ini. Kejuaraan ini juga menjadi ajang promosi dan degradasi sekaligus pembentukan tim Pelatnas SEA Games 2019,” ujar Harlin E. Rahardjo, Wakil Ketua Umum PB PRSI, di Jakarta, pada Kamis (29/11). Di cabang renang akan diikuti sekitar 1.100 perenang, termasuk perenang Pelatnas yang dipersiapkan menuju SEA Games 2019 Filipina. Selain cabor reguler, adapula renang masters (9 Desember). Dan, kompetisi ini tetap mengikuti ketentuan atau format KRAPSI (Kejuaraan Renang Antar Perkumpulan Seluruh Indonesia). Ketentuan itu yakni para perenang Indonesia akan membela klub masing-masing untuk memperebutkan predikat gelar klub terbaik di Indonesia. PRSI menyempurnakan format IOCA 2018 yaitu penyelengaraan dengan menggunakan format penyisihan sesi pagi dan sesi final pada sore hari. Sesi pagi hari, hanya perenang lokal yang berlaga, untuk meraih medali dan poin untuk klub masing-masing guna berebut predikat Klub Terbaik KRAPSI 2018. Sedangkan perenang Indonesia dan asing yang masuk 16 besar pada nomor masing-masing, akan meraih tempat pada babak grand final Indonesia Open, pada sesi sore hari. “Format dengan seri dan final ini harus dilaksanakan sejak dini bagi perenang muda. Karena di ajang multievent seperti SEA Games dan lainnya, konsep seri dan final itulah yang dipertandingkan. Jadi mereka harus membiasakan diri,” lanjutnya. Harlin berharap rekor nasional (rekornas) akan banyak terpecahkan di ajang IOCA 2018. Sebab, ungkapnya, semua perenang pemilik rekornas akan tampil di ajang ini. “Seperti Siman (Sudartawa) yang memegang rekornas nomor 50 dan 100 meter gaya punggung. Dia juga masih memiliki kesempatan untuk memecahkan rekornas atas namanya sendiri,” tambahnya. “Lalu perenang muda, Azzahra Permatahani, sebagai pemegang rekornas nomor 200 meter gaya ganti. Kalau dia mempertajam waktunya, maka bisa memecahkan rekornas. Juga, Adinda Larasati. Tahun lalu penampilannya sangat superior dengan memecahkan tiga rekornas. Jadi kemungkinan banyak rekornas pecah di IOAC 2018 ini,” jelas Harlin. Hal senada dikatakan Wisnu Wardhana, Ketua Bidang Pembinaan dan Prestasi (Kabid Binpres) PB PRSI. Menurut Wisnu, IOCA menjadi ajang pembentukan sekaligus evaluasi Pelatnas SEA Games 2019 Filipina. “Usai Asian Games 2018, hasilnya kami evaluasi. Kami ingin kesiapan para atlet nanti teruji di IOAC ini. Dimana atlet nasional ini bukan sebatas like and dislike, tapi berdasarkan catatan waktu yang dilihat serta kemampuannya seobyektif mungkin yang akan kami nilai,” tegasnya. Ia berharap gelaran IOAC dapat berlangsung secara berkelanjutan dan konsisten sebagai bagian dari proses pembinaan. “Secara pembinaan kami ingin cabang akuatik menjadi primadona atau bisa diunggulkan di penyelenggaraan multievent,” tukas Wisnu. (Adt)

Salah Baca Bendera Penanda, Siman Sudartawa Gagal Total Raih Medali Cabor Renang Hari Pertama

Perenang andalan Indonesia, I Gede Siman Sudartawa (ungu), akhirnya gagal mempersembahkan medali, hari pertama cabor renang Asian Games 2018, pada Minggu (19/8), di di Stadion Aquatik, Senayan. (Pras/NYSN)

Jakarta- Timnas renang Indonesia berpartisipasi pada empat, dari tujuh nomor yang dipertandingkan pada cabang olahraga (cabor) renang Asian Games 2018 di Stadion Aquatik Gelora Bung Karno (GBK), Senayan, Jakarta, Minggu (20/8). Namun, Timnas renang Indonesia gagal menyumbangkan satu pun medali. Dimulai saat Dewi Ressa Kania, memilih untuk tak mengikuti nomor gaya bebas 1.500 putri. Ressa terpantau dengan status DNS (did not start). Fitriyati Nurul Fajar pun gagal mengangkat nama Indonesia di nomor gaya punggung 200 meter putri. Catatan waktu 2:19, 38 detik, hanya membuatnya mengakhiri lomba di peringkat ketujuh. I Gede Siman Sudartawa yang memikul ekspektasi tinggi, untuk menyumbang medali pun, akhirnya juga gagal unjuk kebolehan. Kesalahannya saat berlomba dalam nomor gaya punggung 100 meter putra, membuat Siman menyelesaikan lomba di posisi buncit. Tampil di final nomor andalannya, Siman memulai perlombaan di balok start nomor urut satu. Namun, kejadian mengejutkan terjadi, saat para perenang lainnya kembali berputar untuk menuju titik start. Siman, yang sempat berada di posisi keempat, tampak terlihat berhenti sejenak, yang mengakibatkan dia tertinggal dari perenang lain. “Tadi itu, bendera lima meternya benar-benar tidak kelihatan. Yang seharusnya (melakukan) split salto, ini malah aku hempaskan (tangan lagi),” jelas Siman, di Stadion Akuatik, Minggu (19/8) malam. Bendera lima meter yang dimaksud Siman adalah bendera yang membentang di atas dua sisi kolam renang. Akibat ketidakmampuannya melihat bendera penanda itu, Siman harus finis di posisi buncit. Jiayu Xu menjadi perenang asal China yang merebut medali emas nomor 100 meter gaya punggung putra. Lalu, diikuti oleh Ryosuke Irie (Jepang) dan Juho Lee (Korea Selatan) di tempat kedua dan ketiga. Siman bakal kembali tampil pada Senin (20/8), di nomor 50 meter gaya punggung. Dia berharap bisa lebih fokus lagi di nomor tersebut. “Lebih fokus lagi. Hari ini sih kayanya kurang fokus. Bendera lima meter kurang kelihatan,” tambah atlet adalan PB Persatuan Renang Seluruh Indonesia (PRSI) ini. Harapan terakhir Indonesia di cabor renang pada hari pembuka ini, ada di nomor estafet gaya bebas 4×100 meter putra. Indonesia yang diwakili empat atlet, Sagita Putri Krisdewanti, Adinda Larasati Dewi, Patricia Yosita Hapsari, Ressa Kania Dewi, urung berprestasi. Tim Indonesia hanya mengakhiri lomba di peringkat ketujuh. (Ham)