PB PSOI Gelar Kejurnas Cari Potensi Atlet Selancar Ombak

Pengurus Besar Persatuan Selancar Ombak Indonesia (PB PSOI) menggelar kejuaraan nasional (Kejurnas) 2022 di Pantai Pererenan, Canggu, Bali, Selasa, yang diharapkan dapat melahirkan talenta baru dalam cabang olahraga selancar ombak. Ketua Umum PB PSOI, Arya Subyakto, mengatakan Kejurnas pertama yang digelar oleh federasi tersebut bertujuan sebagai ajang silaturahmi sekaligus melihat potensi atlet di masing-masing daerah. “Ini Kejurnas pertama yang di bawah PSOI, tujuannya di sini untuk silaturahmi, saling mengenal, dan untuk daerah-daerah untuk bisa ukur kekuatan lawan dan belajar dengan sistem surfing profesional internasional rules,” ujar Arya dalam sambungan telepon kepada ANTARA di Jakarta, Selasa. Sejumlah provinsi yang mengikuti Kejurnas, yang berlangsung pada 4-5 Oktober 2022, tersebut di antaranya Bali, DKI Jakarta, Jawa Barat, Sumatera Barat, Papua, Lampung, Aceh, NTT, Jawa Timur, dan Banten. Kejurnas selancar ombak tidak diikuti oleh seluruh provinsi di Tanah Air mengingat cabang olahraga tersebut memiliki keterbatasan dalam hal geografis. “Harus diingat bahwa surfing itu karena faktor geografisnya tidak mungkin bisa seluruh Indonesia,” kata Arya. Kejurnas selancar ombak mempertandingkan empat nomor, yaitu longboard putra dan putri, serta shortboard putra dan putri, dengan peserta paling muda berusia sembilan tahun asal DKI Jakarta. Soal potensi atlet, Arya melihat selancar ombak saat ini tidak melulu didominasi oleh provinsi Bali, NTB dan Jawa Barat. “Sekarang aku lihat luar biasa perkembangannya ya, ada atlet-atlet dari daerah lain itu peningkatannya banyak. Dulu itu yang menyumbang prestasi dari kita bikin WSL 1000 dan selanjutnya, itu biasanya cuma Bali, NTB, Jawa Barat, dan Sumut yang diwakili atlet Nias-nya,” kata Arya. Arya juga meminta provinsi untuk menggelar perlombaan antarklub setidaknya lima perlombaan setiap tahunnya dengan sistem kategori umur, terutama dari kategori di bawah 10 tahun untuk pencarian talenta baru, dan agar anak-anak terbiasa dengan sistem pertandingan internasional. “Agar mereka saling terpacu. Kalau enggak ada pertandingan tidak ada tantangan, tidak ada target,” ujar Arya. Dia juga menambahkan bahwa melalui Rio Waida, dan kawan-kawan, yang berhasil menempatkan tim putra Indonesia di urutan ketiga turnamen kualifikasi Olimpiade Paris 2024 pertama yang berlangsung di Huntington Beach, California, Amerika Serikat, September lalu, menjadi momentum luar biasa. Rio bahkan berhasil mempersembahkan medali perak bagi Indonesia pada ajang yang diikuti oleh 144 atlet putra dari 51 negara itu. Selanjutnya, Arya mengatakan PB PSOI tahun depan akan menggelar kualifikasi untuk Pekan Olahraga Nasional (PON) yang akan digelar di Aceh-Sumatera Utara pada 2024.

Gali Potensi Atlet Daerah, PSOI Aceh Gelar Surfing Competition

Gali Potensi Atlet Daerah, PSOI Aceh Gelar Surfing Competition

Puluhan peselancar mempertunjukkan aksinya menaklukkan ombak pada ajang Surfing Competition 2022 yang memperebutkan memperebutkan piala Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Aceh Besar. Kegiatan yang diikuti 24 peselancar itu, digelar sejak 26-27 Februari 2022, di Kawasan Pantai Babah Kuala, Kecamatan Lhoknga, Kabupaten Aceh Besar, Aceh. “Kegiatan ini bersifat lomba, tetapi di tingkat Kabupaten Aceh Besar,” kata Ketua Pengurus Provinsi (Pengprov) Persatuan Selancar Ombak Indonesia (PSOI) Aceh, Dery Setyawan, pada Minggu (27/2/2022). Dery mengatakan, kompetisi yang keseluruhan pesertanya adalah peselancar muda di Kabupaten Aceh Besar ini sengaja digelar guna mencari potensi atlet daerah. “Jadi kita siapkan atlet-atlet peselancar dari Aceh mulai dari sekarang,” ujarnya. Atlet-atlet yang telah dipilih nantinya, dikatakan ketua Pengprov PSOI Aceh itu, akan dibina untuk dipersiapkan dalam sejumlah kompetisi. Mulai dari kejuaraan daerah (kejurda), kejuaraan wilayah (kejurwil), kejuaraan nasional (kejurnas) hingga Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI Tahun 2024 Aceh-Sumut (Sumatra Utara) mendatang. “Tujuan kegiatan ini adalah untuk mencari bibit-bibit baru untuk persiapan kita di PON ke depan,” ujarnya. Selain itu, kegiatan Surfing Competition yang digelar dikatakan Dery, sebagai tanda telah terbentuknya Pengurus Cabang (Pengcab) PSOI Aceh Besar beberapa waktu lalu. Terbentuknya Aceh Besar sebagai cabang baru, menambah jumlah pengurus di tingkat kabupaten kota. Sebelumnya telah terbentuk di Simeulue, Singkil, Aceh Selatan, Aceh Barat, Sabang, dan Banda Aceh. “Mudah-mudahan nanti ke depan akan kita bentukan lagi pengurus kabupaten kota yang tersebar di Aceh,” ucapnya.

Sukses Dihelat, Cimaja Surf Fest Pro 2020 Diharapkan Cetak Talenta Muda Surfing Kab. Sukabumi

Sukses Dihelat, Cimaja Surf Fest Pro 2020 Diharapkan Cetak Talenta Muda Surfing Kabupaten Sukabumi

Cimaja Surf Fest Pro 2020 sukses digelar di Pantai Cimaja, Desa Cimaja, Kecamatan Cikakak, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Kegiatan yang digelar oleh Persatuan Selancar Ombak Indonesia (PSOI) Kabupaten Sukabumi tersebut, berlangsung pada 21-22 November 2020. Sekretaris Jenderal PSOI Kabupaten Sukabumi, Iman Nulhaki, menjelaskan jika Cimaja Surf Fest Pro 2020 merupakan bentuk kegiatan lanjutan yang berawal dari acara webinar ‘Surfing Talks: Cek Ombak Bali dan Cimaja’ yang digelar Kemenparekraf/Baparekraf RI untuk mempromosikan wisata selancar pada awal November 2020 lalu. Meski dilaksanakan saat pandemi Covid-19, Cimaja Surf Fest Pro 2020 digelar dengan menerapkan protokol kesehatan ketat, salah satunya dilakukan rapid test untuk seluruh panitia dan peserta, membatasi jumlah peserta lomba, tidak menciptakan kerumunan di lokasi acara, menerapkan jaga jarak selama kegiatan, menjaga higienitas tangan dan barang, serta memberlakukan aturan selalu pakai masker di tempat umum. Selain itu, acara ini menghadirkan tiga orang juri dari kalangan peselancar profesional yang memiliki sertifikat juri dari International Surfing Association (ISA), yakni Diki Zulfikar, Dede Suryana, dan Gigit Permana. Sedangkan peserta lombanya berjumlah 64 orang yang berasal dari berbagai wilayah Indonesia, yakni Mentawai, Bengkulu, Carita, Jakarta, Pangandaran, Batukaras, Yogyakarta, Pacitan dan Sukabumi. Ada juga beberapa peselancar mancanegara yang sedang tinggal di Indonesia turut mengikuti kegiatan ini. “Kegiatan ini dimulai tanggal 21 sampai 22 November. Kegiatan ini kelasnya nasional, jadi peserta ada yang dari Lombok, Padang, Cilacap, Pacitan, Parangtritis, Mentawai, Pangandaran, Batukaras, Anyer, Carita, Cimaja. Dan ada juga peserta internasional yang sedang berada di Jakarta,” ujar Imam melalui pesan singkat, Rabu (25/11/2020), dilansir dari Tribunjabar.id. Cimaja Surf Fest Pro 2020 ini, kata Iman, bertujuan untuk membina dan membimbing generasi muda untuk menjadi atlet baru surfing, serta mempromosikan wisata selancar Cimaja. “Diselengarakannya kegiatan ini bermaksud untuk membina dan membimbing generasi muda yang memiliki bakat dan skil untuk menjadi atlet-atlet nasional, yang suatu saat akan mewakili daerah dan negara yang berkibar di kejuaraan dunia,” katanya. “Selain dari pada membina atlet kegiatan ini untuk mempromosikan pariwisata di bidang minat khusus surfing, olah raga ini selain prestasi juga untuk rekreasi. Setelah kegiatan ini kami berharap pariwisata minat khusus ini berkembang dan maju, serta para atlet bisa mengikuti ajang kompetisi nasional dan internasional,” pungkasnya.