140 Atlet Junior Usia 4-12 Tahun, Tampil Dalam Kejuaraan Tahunan Senam Artistik di GOR Ragunan

140 atlet senam artistik muda mulai usia 4 tahun hingga 12 tahun, tampil dalam ajang tahunan yang bertajuk Circle Gymnastic Club 4th Annual Competition 2018, di Gedung Senam GOR Ragunan, Jakarta Selatan. (Circle Gymnastic Club)

Jakarta- Circle Gymnastic Club, sebuah klub senam artistik berbasis di Jakarta, yang berdiri sejak 2014 di bawah Pengurus Provinsi PERSANI DKI Jakarta, menggelar ajang kompetisi tahunannya Circle Gymnastic Club 4th Annual Competition. Ajang tahunan ini diikuti oleh sekitar 140 atlet senam artistik muda mulai usia 4 tahun hingga 12 tahun, mulai 8 Desember 2018 di Gedung Senam GOR Ragunan, Jakarta Selatan. Ini merupakan ajang evaluasi kemampuan atlet binaan Circle Gymnastic Club. Founder Circle Gymnastic Club, Veronica Yosinta berharap, kejuaraan ini dapat melatih kepercayaan diri atlet muda ini untuk menghadapi pertandingan atau kejuaraan eksternal, baik di dalam maupun di luar Indonesia. “Ajang yang kami selenggarakan tiap tahun ini guna memberi kesempatan pada atlet-atlet kami untuk unjuk kemampuan mereka dan agar kepercayaan diri mereka meningkat,” kata Sinta. “Hal ini sejalan dengan tujuan kami membentuk Circle Gymnastic Club yaitu untuk menghasilkan atlet-atlet yang berprestasi di kancah nasional maupun internasional, dan untuk memperkenalkan senam artistik kepada anak-anak serta agar mereka menikmati olah raga dari sedini mungkin,” ujar Sinta. Lebih lanjut Sinta menjelaskan bawa senam artistik sebaiknya dimulai pada usia 4 tahun, saat masa tersebut merupakan saat yang tepat untuk melatih motorik kasar anak. Selain itu pada usia 4 tahun anak sudah dapat berkomunikasi dengan lancar dan dapat mengerti intruksi. Olah raga senam ini juga dapat membantu membentuk mental anak sejak dini untuk mengenal disiplin, solidaritas, berjuang dan sportivitas. Senam artistik yang merupakan salah satu mother of sport atau induk olah raga, saat ini semakin diminati oleh anak-anak walau belum menjadi cabang olahraga yang populer di masyarakat. “Semoga dengan semakin diminatinya cabang olah raga senam artistik, Indonesia akan memiliki bibit-bibit muda yang dapat nantinya mengharumkan nama daerah dan bangsanya melalui olah raga,” tutup Sinta. Ada beberapa alat yang dibedakan untuk nomor senam artistik putri dan artistik putra. Untuk nomor Senam Artistik Putri, yakni Palang Bertingkat (uneven bars), Balok Keseimbangan (balance beam), Meja Lompat (vault) dan Senam Lantai (floor exercise). Sedangkan nomor Senam Artistik Putra, yaitu Senam Lantai (floor exercise), Kuda-kuda Pelana (pommel horse), Meja Lompat (vault), Palang Tunggal (high bars), Palang Sejajar (parallel bars), dan Gelang-gelang (rings). (Adt)

Kalah Dari Nomor 1 Dunia, Indonesia Kembali Gagal Raih Medali Pada Cabor Senam Artistik

Pesenam 16 tahun asal Korea Selatan, Seojeong Yeo, menjadi yang terbaik dalam final cabor Senam Artistik nomor individual putri, kategori Meja Lompat, yang berlangsung di Hall D JIExpo Kemayoran, pada Kamis (23/8). (Pras/NYSN)

Jakarta- Indonesia harus mengakui keunggulan Korea Selatan, Uzbekistan dan Korea Utara pada cabang olahraga Senam Artistik nomor individual putri, kategori Vault Women atau Meja Lompat putri. Satu-satunya atlet yang mewakili Indonesia dalam lomba ini adalah Rifda Irfanaluthfi. Tampil di final senam artistik nomor meja lompat, yang berlangsung di Hall D JIExpo Kemayoran, pada Kamis (23/8), Rifda yang bersaing sengit dengan tujuh pesenam dari berbagai macam negara harus puas berada di posisi empat dengan total poin 13,287. Posisi pertama ditempati oleh atlet asal Korea Selatan yang berusia 16 tahun, Seojeong Yeo, yang mendapatkan poin 14,387 dari dua kali lompatan. Sementara posisi kedua dan ketiga diambil alih oleh Oksana Chusovitina asal Uzbekistan, (14,287) dan Pyen Rye Yong asal Korea Utara (14,287). Rifda yang tahun lalu mendapatkan medali emas SEA Games Malaysia untuk nomor senam artistik tak terkejut dengan kekalahannya itu. Dia juga memuji penampilan sempurna Yeo Seojeong. “Saya tak kecewa karena saya sudah tahu. Berada di posisi empat besar sudah bagus buat saya,” ucapnya usai laga. “Lihat tadi Yeo, usianya masih 16 tahun, dia itu nomor 1 dunia. Sekarang di sini, juga jadi nomor satu,” ucap Rifda sambil tersenyum. Dara kelahiran Jakarta Jakarta, 16 Oktober 1999 ini mengaku pantang menyerah. Ia ingin tampil habis-habisan di nomor lantai yang bakal berlangsung pada Jumat (24/8). “Semoga saya bisa tampil lebih baik besok. Ini jadi pelajaran untuk saya di pertandingan nomor lantai,” ucap dara yang bercita-cita ingin lolos olimpiade ini. Pelatih senam putri, Eva Novalina Butar-Butar, mengaku sudah memprediksi hasil ini. Ia justru puas jika Rifda lolos ke babak final. “Saya sudah prediksi, kita kalah karena saat lompat. Tapi sekalipun pesaing Rifda itu jatuh, mereka etap di atas rifda,” ujar Eva, saat ditemui di mix zone arena senam. “Kita memang sudah tau juga persaingan seperti apa. Tingkat kesulitan tak bisa dibentuk dalam waktu 3-4 bulan, butuh proses panjang,” tutur Eva. Ia menilai sebenarnya Rifda juga punya kekuatan di nomor meja lompat. Eva ingin anak asuhnya itu memperbaiki kualitas di lompatan kedua. Rifda pun sengaja tak diturunkan dalam final beregu putri pada Rabu (22/8), karena padatnya jadwal lomba Asian Games 2018. Bagi Eva, kesehatan dan waktu istirahat anak asuhnya haruslah memadai. Apalagi Rifda sempat mengalami cidera ligamen pada bagian lutut, yang membuatnya harus memiliki waktu istirahat cukup “Lawan kita itu negara kuat semua, China, Korea Selatan, Jepang, jadi ya sudah, realistis saja. Kalau Rifda tetap dipaksakan turun nomor beregu itu terlalu beresiko. Sebab, di nomor individu saja masih lumayan berat,” ungkapnya. (Ham) Hasil Senam Artistik kategori Vault Women 1. Seojeong Yeo (Korea Selatan), Total skor : 14.387 2. Oksana Chusovitina (Uzbekistan), Total skor : 14.287 3. Rye Yong Pyon (Korea Utara), Total skor : 13.875 4. Rifda Irfanaluthfi (Indonesia), Total skor : 13.287

Bidik Tiket Youth Olympic di Argentina, Pesenam Junior Harus Lolos JAGAC 2018 Babak Delapan Besar

Dua atlet senam artistik junior Indonesia, Abiyu Rafi dan Trithalia, harus lolos babak 8 besar JAGAC 2018, agar bisa berangkat ke YOC di Argentina, Oktober nanti. (Pras/NYSN)

Jakarta- Indonesia menurunkan lima pesenam putra dan lima pesenam putri junior di Kejuaraan Senam Artistik bertajuk ’15th Junior Artistic Gymnastic Asian Championship (JAGAC) 2018, di Istora Senayan, Jakarta, 25-28 April. Tim putra terdiri dari Abiyu Rafi, Ibra Elbina, Ronaldo Garda, Yofie Fahrezi, dan Ken Ritung. Sedangkan tim putri yakni Trithalia, Nadia Indah Amalia, Vira Aprilia, Salsabila Hadi Pamungkas, dan Yulia Dian Retno. “Kami sudah mempersiapkan tim dan akan memberi penampilan yang terbaik. Para atlet saat ini masih berlatih di beberapa daerah dan akan tiba beberapa hari lagi di Jakarta,” ujar Murdasih, Pelatih Tim Indonesia untuk JAGAC 2018, di Jakarta, Rabu (18/4). Selain test event Asian Games 2018, JAGAC 2018 ajang kualifikasi Olimpiade Remaja (Youth Olympic Games/YOG) 2018, Oktober, di Argentina. Batas usia untuk JAGAC 2018 adalah 14-17 tahun untuk putra (kelahiran 1 Januari 2001 hingga 31 Desember 2004), dan putri berusia 13-15 tahun (kelahiran 1 Januari 2003 hingga 31 Desember 2005). Dian Arifin, Ketua Bidang Pembinaan dan Prestasi (Kabid Binpres) Pengurus Besar Persatuan Senam Indonesia (PB Persani), menyebut selain sukses penyelenggaraan, pihaknya menargetkan pesenam junior Indonesia bisa meraih tiket Youth Olympic Games. “Minimal satu jatah bisa diambil. Karena ada dua potensi di putri U-15, dan lima potensi di putra U-16 hingga U-17. Dan, untuk bisa lolos, minimal atlet Indonesia harus bisa menembus babak 8 besar,” tuturnya. Dian menambahkan untuk bisa mendapatkan tiket kualifikasi maka atlet harus turun di semua alat. Untuk putri ada empat alat, sedangkan putra ada enam alat. “Potensinya itu ada di putri. Yang diproyeksi itu Trithalia. Dia berpotensi dapat tiket kualifikasi. Peluangnya fifty-fifty. Tapi, dengan catatan dia harus benar-benar tak melakukan kesalahan di alat,” terangnya. “Potensi lainnya di putri yang bisa dapat tiket adalah pesenam dari negara Jepang, Korea Utara, dan Vietnam. Sedangkan proyeksi dibagian putra ada di Abiyu Rafi,” lanjut Dian. Sementara, Trithalia mengungkapkan untuk menghadapi ajang JAGAC 2018, dirinya telah melakukan persiapan secara maksimal, dan hanya tinggal dimatangkan gerakannya disisa waktu yang ada. “Targetnya masuk babak 8 besar. Kendalanya karena latihannya ada dibeberapa daerah, jadi agak sulit bersama. Dan belum coba alat di Istora Senayan, sebab belum ada alatnya juga disana,” cetus Trithalia. “Untuk bisa dapat medali susah. Karena lawannya juga berat seperti Jepang dan China. Fokusnya bisa masuk babak 8 besar. Sejauh ini persiapan saya juga sudah maksimal,” timpal Abiyu Rafi. (Adt)

JAGAC 2018 Siap Dihelat, Panpel Gratiskan Tiket Penonton Event Senam Junior Ini

20 negara akan tampil di Kejuaraan Senam Artistik bertajuk '15th Junior Artistic Gymnastic Asian Championship (JAGAC) 2018, bagi pesenam Junior. (Pras/NYSN)

Jakarta- Indonesia menjadi penyelenggara Kejuaraan Senam Artistik bertajuk ’15th Junior Artistic Gymnastic Asian Championship (JAGAC) 2018, di Istora Senayan, Jakarta, 25-28 April 2018. Event yang masuk dalam kalender kegiatan dari Asian Gymnastic Union (AGU) sekaligus sebagai kejuaraan pra-kualifikasi Youth Olympic di Argentina pada Oktober 2018 itu akan diikuti 20 negara. Mereka adalah Indonesia, Bangladesh, China, India, Iran, Irak, Jepang, Kazakhstan, Korea Selatan, Malaysia, Mongolia, Philipina, Qatar, Singapura, Sri Lanka, Suriah, Thailand, Taiwan, Uzbekistan, dan Vietnam. “Awalnya ada 24 negara akan berpartisipasi di JAGAC 2018 ini. Tapi, hanya 20 yang dipastikan ikut karena empat negara berhalangan hadir karena poblem di negara mereka, yakni Kyrgyzstan, Korea Utara, Arab Saudi dan Turkmenistan,” ujar Ilya Avianti, Ketua Umum Pengurus Besar (PB) Persatuan Senam Indonesia (Persani), Rabu (18/4). Ia mengatakan pihaknya sangat antusias terhadap gelaran turnamen internasional junior yang digelar di Tanah Air tersebut. “Sehingga para pesenam Indonesia bisa melihat secara langsung kompetensi para pesaing dari negara lainnya di tingkat Asia,” lanjutnya. Selain kejuaraan ini merupakan single event gymnastic internasional pertama di Indonesia, gelaran JAGAC 2018 sekaligus menjadi test event menilai kesiapan dan bahan evaluasi panitia sebagai tuan rumah pesta olahraga terbesar se-Asia, Asian Games, pada Agustus-September 2018. “Cabang olahraga gymnastic belum banyak dikenal di masyarakat. Event ini diharapkan dapat menjadi sarana promosi dan edukasi, sehingga gymnastic lebih dikenal secara luas, dan saat Asian Games minat masyarakat untuk menyaksikan pertandingan gymnastic akan meningkat,” tambah Ilya. Ita Yuliati, Competition Manager Gymnastic Asian Games 2018 dan JAGAC 2018, menyebut ajang ini digunakan jadi pengalaman tanding di turnamen internasional, khususnya bagi pesenam junior Indonesia. “Kami telah melakukan persiapan dan koordinasi, mulai dari venue hingga teknis operasional di lapangan,” ungkapnya. Event ini juga dihadiri perwakilan dari Federation Internationale Gymnastic (FIG) sebagai bagian dari Youth Olympic, serta technical delegate yang juga bertugas di Asian Games 2018. Ita melanjutkan pihaknya memperoleh dukungan yang sangat besar dari AGU dalam persiapan penyelenggaraan kejuaraan ini. “Mereka memahami posisi kami yang masih belajar menjadi tuan rumah event internasional. Dukungan dan kepercayaan dari AGU sangat kami apresiasi,” tuturnya. Sementara, penyelenggaraan JAGAC akan dibuka pada 25 April 2018 pukul 09.00 WIB di Istora Senayan, Jakarta, namun podium training sudah dimulai sejak 23-24 April 2018, di lokasi yang sama, mulai pukul 08.00 WIB hingga pukul 21.00 WIB. “Persiapan sekarang Alhamdulillah 99 persen, sebab ini dimulai sejak pertengahan tahu lalu. Agar masyarakat bisa menyaksikan pertandingan artistik gymnastic secara langsung, PB Persani memutuskan untuk tak menjual tiket pertandingan,” tutup Ita. (Adt)

Minim Dana dan Tanpa TC, 10 Atlet Muda Indonesia Turun di Kejuaraan Senam Junior Asia 2018

Jakarta- Sebanyak 10 atlet junior senam Indonesia akan mengikuti 15th Junior Artistic Gymnastics Asian Championships 2018. Event itu dijadwalkan berlangsung di Stadion Istora Senayan, pada 25-28 April. Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi Pengurus Besar Persatuan Senam Indonesia (Kabid Binpres PP Persani), Dian Arifin, mengatakan menyiapkan lima atlet putra dan lima atlet putri berpartisipasi. “Kami berharap, setidaknya satu atlet putra dan satu atlet putri, bisa lolos dalam Kejuaraan Asia Senam Artistik Junior 2018, sehingga dapat mengikuti Olimpiade Junior di Buenos Aires, Argentina, pada Oktober 2018,” kata Dian. Sepuluh atlet junior yang disiapkan PB Persani berasal dari DKI Jakarta, Jawa Timur, Riau, dan Sekolah Khusus Olahragawan (SKO) Ragunan. “Atlet-atlet junior kita selama ini, belum punya peringkat di Asia. Kami memilih dengan ketat atlet-atlet junior untuk mengikuti Kejuaraan Asia tahun ini,” tambahnya. Mereka disebutkan Dian, terpaksa berlatih di daerah masing-masing karena terdapat sejumlah kendala apabila melakukan pemusatan latihan di Jakarta. “Kami belum sanggup memusatkan pelatihan 10 atlet itu di Jakarta, lagi-lagi karena keterbatasan tempat dan dana,” ujar Dian. Atlet-atlet junior Indonesia, lanjut Dian, akan mencoba arena pertandingan di Stadion Istora Senayan pada 21 April. Kesempatan itu mereka dapatkan setelah arena pertandingan selesai didirikan. “Selain kami, atlet-atlet Jepang dan Korea Selatan, akan mencoba arena pertandingan lebih awal dibanding jadwal yang disediakan untuk para peserta pada 22 April,” tutur Dian. Terdapat 23 negara Asia yang diundang dalam Kejuaraan ini. Responsnya pun cukup baik karena 21 negara sudah mengonfirmasi kehadiran. (Art)