Piala Pertiwi U-17: Persib Putri Raih Gelar Juara

Persib Putri memastikan diri sebagai juara Piala Pertiwi U-17 setelah mengalahkan Raga Negeri dengan skor 2-1 dalam laga final yang berlangsung di Lapangan ASIOP, Jakarta, 19 Desember 2024. Kemenangan ini diraih dengan perjuangan keras setelah sempat tertinggal lebih dahulu di babak pertama. Pertandingan dimulai dengan tempo tinggi. Kedua tim saling melancarkan serangan. Raga Negeri berhasil membuka keunggulan pada menit ke-36 melalui gol Kikka Putri. Memanfaatkan kesalahan pemain belakang Persib Putri, Kikka dengan tenang mengarahkan bola ke gawang, membawa Raga Negeri unggul 1-0 hingga babak pertama usai. Memasuki babak kedua, Persib Putri bermain lebih agresif dan mencoba mengatasi ketertinggalan. Upaya mereka membuahkan hasil pada menit ke-74 saat wasit memberikan penalti setelah Nabila Saputri dijatuhkan di kotak terlarang oleh pemain Raga Negeri, Penila. Auliah Arifah yang dipercaya sebagai eksekutor tidak menyia-nyiakan kesempatan dan sukses menyamakan kedudukan menjadi 1-1. Hanya berselang empat menit, Persib Putri berhasil membalikkan keadaan melalui serangan balik cepat. Umpan terukur dari Nabila Saputri berhasil diselesaikan dengan sempurna oleh Wafi Fadilah. Gol tersebut menjadi penentu kemenangan Persib Putri, yang akhirnya menutup laga dengan skor 2-1. Di pertandingan sebelumnya, perebutan tempat ketiga berlangsung ketat antara Bina Sentra dan Arema FC. Kedua tim bermain imbang hingga waktu normal berakhir, memaksa pertandingan dilanjutkan ke babak adu penalti. Bina Sentra tampil lebih tenang dan berhasil menang dengan skor 3-2. Piala Pertiwi U-17 tahun ini digelar sejak 12 Desember di Jakarta, dengan diikuti oleh 10 tim dari berbagai daerah. Kompetisi ini menjadi ajang unjuk kemampuan para pemain muda yang berbakat dan merupakan langkah penting dalam pembinaan sepak bola putri nasional.

Mengenal Sosok Dibalik Akademi Persib Cimahi

Mengenal Sosok Dibalik Akademi Persib Cimahi

Akademi Persib Cimahi (APC) menunjukan keberhasilannya dalam membina pesepak bola muda. Salah satu contohnya Kakang Rudianto. Tidak hanya mampu menembus tim senior, Kakang Rudianto jebolan Akademi Persib Cimahi ini juga menjadi pilihan untuk program Garuda Select. Bahkan saat ini terpanggil timnas Indonesia U-19 menjalani training center (TC) di Korea Selatan untuk persiapan Piala Dunia U-20 2023. Keberhasilan Akademi Persib Cimahi ini tak lepas dari sosok Firman Hadillah. Dia tak pernah menyangka, kecintaannya kepada Persib dan kepeduliannya pada pembinaan sepak bola telah mengantarkannya menjadi salah satu sosok penting dalam berdirinya APC. Firman Hadillah yang ditawari manajemen Persib untuk membuat cabang Akademi Persib di Kota Cimahi pada 2018 silam ini berhasil melahirkan para pesepak bola muda handal dan berbakat, yang di antaranya Kakang Rudianto. “Awalnya saya coba bikin lapangan bola di atas lahan keluarga. Tujuannya biar anak-anak di lingkungan tempat saya tinggal punya fasilitas untuk belajar sepakbola,” ujar Firman Hadillah. Maka pada 2013 itulah berdiri sebuah lapangan bola yang saat ini menjadi tempat para siswa binaan APC merintis jalan menuju atlet profesional melalui sepak bola. Lapangan bola itu sendiri terletak di sebuah gang di wilayah Cigugur Tengah, Kecamatan Cimahi Tengah, Kota Cimahi. Dimana siswa akademi banyak yang berasal dari luar daerah dan berbagai latar belakang ekonomi. “Dulu saya tidak menyangka akan menjadi sebesar ini. Pembuatan lapangan sepak bola sendiri berangkat dari kesadaran bahwa tidak semua anak-anak memiliki daya dukung yang cukup untuk dapat belajar sepak bola secara layak,” lanjut Firman. Menurut Firman selain mencetak pesepak bola andal, tujuan lain dari Akademi Persib Cimahi adalah memberikan akses dan kesempatan belajar bagi anak-anak bertalenta sepak bola namun memiliki keterbatasan ekonomi untuk mewujudkan mimpinya. “Anak didik kami berasal dari banyak daerah. Tak jarang sebagian dari mereka juga berasal dari keluarga ekonomi lemah. Maka dari itu kami punya program kolaborasi dengan beberapa sekolah swasta untuk memfasilitasi pendidikan formalnya lewat jalur prestasi,” tambah Firman. Firman berharap APC dapat banyak melahirkan pesepak bola yang dapat berkontribusi terhadap tim nasional Indonesia. Firman juga berkeinginan agar APC dapat bekerjasama dengan pemerintah agar semakin banyak siswa binaannya terfasilitasi untuk mendapatkan pendidikan formal di sekolah negeri. “Kami di APC sangat menyadari bahwa karier seorang pesepak bola itu bisa sangat singkat. Maka kami berusaha mendorong agar siswa binaan kami tetap memiliki bekal pendidikan formal yang baik,” tutup Firman. Dihubungi secara terpisah Sekretaris Daerah Kota Cimahi, Dikdik S. Nugrahawan, S.Si., MM. menyampaikan rasa bangganya terhadap prestasi yang telah diukir Akademi Persib Cimahi juga apresiasi terhadap para pengurus APC yang telah berkontribusi dalam meningkatkan prestasi olahraga di daerahnya. “Akademi Persib Cimahi merupakan potensi yang sekiranya dapat dioptimalkan di dalam upaya kita untuk mengembangkan dunia olahraga di Kota Cimahi. Bagaimanapun juga kita harus bisa mewujudkan Kota Cimahi yang Maju, Agamis dan Berbudaya yang tentu tidak lepas dari peran semua stakeholder,” tutup Dikdik. Sumber: INILAHKORAN

Kejayaan Stadion Lebak Bulus Yang Kini Tinggal Kenangan

Kejayaan-Stadion-Lebak-Bulus-Yang-Kini-Tinggal-Kenangan-1

Masih ingatkah anda dengan stadion Lebak Bulus? Walau kini sudah dihancurkan, stadion ini tetap menjadi salah satu stadion yang banyak menyimpan kenangan bagi dunia sepakbola di Indonesia. Stadion Lebak Bulus Dahulu Stadion Lebak Bulus terletak di Kecamatan Cilandak, Jakarta Selatan. Stadion yang memiliki kapasitas 12.500 orang dan memiliki 4 tribun ini pertama kali dibangun pada tahun 1987 oleh Bakrie Grup. Stadion Lebak Bulus menjadi saksi bisu dari sejarah kejayaan klub sepakbola kebanggaan Ibukota, Persija Jakarta. Tim Persija pindah ke stadion Lebak Bulus sejak stadion Menteng diruntuhkan. Bagi pemain Persija, bermain di stadion Lebak Bulus seakan memberikan kekuatan tersendiri. Para lawan yang bertanding seolah takut akan melawan Persija apalagi melihat dukungan dari para The JakMania. Bahkan pada tahun 2005 lalu, musuh bebuyutan dari Persija yaitu Persib Bandung sempat tidak jadi bertanding karena melihat para The JakMania yang sudah memenuhi stadion untuk menunggu kedatangan Persib dan akhirnya Persib harus pulang karena takut terjadi tindakan yang tidak diinginkan. Tak heran, stadion Lebak Bulus dijuluki “Sarang Macan”. Berbagai aksi bentrok antar supporter di stadion Lebak Bulus sudah tidak bisa terhitung baik didalam maupun diluar stadion terutama jika Persija sedang bertanding. Para supporter akan memenuhi stadion Lebak Bulus hingga meluber. Lokasi yang dekat dengan Terminal menjadi sangat strategis bagi para supporter yang akan datang dari berbagai daerah. Posisi lapangan dan tribun penonton sangatlah dekat, jadi ketika pertandingan seluruh pemain yang berada dilapangan bisa mendengarkan teriakan, dukungan bahkan makian yang keluar dari mulut supporter. Hal tersebut menjadi teror bagi lawan karena kerap mendengarkan sorakan untuk para lawan. Sejak pindah ke stadion Lebak Bulus, supporter The JakMania meningkat hingga 100.000 orang yang merupakan sejarah bagi klub Persija. Tak hanya klub Persija, klub Pelita Jaya pun pernah menyambangi stadion ini dan menjadikan markas pada tahun 1987 hingga tahun 2000an. Stadion Lebak Bulus juga pernah menjadi tempat dimana ajang internasional seperti Klasifikasi Piala Asia U-16 2008 dan SEA Games 2011 pernah diadakan di stadion ini dan menjadi stadion yang cukup menampung banyak orang selain stadion Gelora Bung Karno, Senayan. Ditahun 2008, Badan Liga Indonesia meminta Persija untuk mengganti markasnya ke stadion Gelora Bung Karno karena menganggap stadion Lebak Bulus sudah tidak layak. Persija resmi berpisah dengan stadion Lebak Bulus pada 21 Desember 2014 lalu tepat di hari jadi Persija ke-17 dan tahun 2015 stadion Lebak Bulus sudah runtuh. Stadion Lebak Bulus Sekarang Stadion Lebak Bulus berada diantara pusat perbelanjaan Poins Square dan Terminal Lebak Bulus telah digusur untuk pembangunan Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta. Lebak Bulus menjadi titik awal atau stasiun utama MRT yang akan menghubungkan beberapa wilayah Jakarta dari Lebak Bulus menuju Bundaran Hotel Indonesia. Tak hanya untuk pembangunan MRT, stadion ini juga diruntuhkan karena dianggap menjadi faktor kemacetan diwilayah sekitar Lebak Bulus. Selamat Tinggal stadion lebak bulus, kejayaanmu kini tinggallah kenangan yang akan menjadi memori, tidak hanya untuk Persija saja namun untuk dunia sepakbola di Indonesia.