Pengurus Besar Persatuan Tarung Campuran Indonesia (PB Pertacami) menggelar kejuaraan...
Read MoreSH+ Jadi Pilihan Aksesoris Atlet Sepeda, Mahal Tapi Nyaman
Jakarta- Aktifitas bersepeda tak lengkap tanpa aksesoris pendukung. Apalagi bersepeda salah satu olahraga yang memiliki risiko besar terjadinya cedera. Berbagai pilihan produk aksesoris beredar di pasaran, mulai dari yang berharga murah hingga yang mahal. Namun, pilihan ada pada Anda? Brand SH+ adalah salah satu yang bisa menjadi rekomendasi bagi para pecinta sepeda dalam memilih aksesoris. Terpilih sebagai pemenang ‘Special Mention’ dalam Cyclist’s Choice Award Togoparts 2016, membuat SH+ selalu melakukan inovasi tanpa henti menghasilkan produk olahraga berkualitas dan memiliki kinerja terbaik hingga kini. Salah satunya model helm sepeda yang mendapat perhatian khusus dari para pecinta sepeda. Selain kenyamanan, performa dan design yang ditampilkan, disisi lain yakni memiliki berat hanya 230 gram. Helm ini bahkan lebih ringan dibandingkan dengan model helm lain yang jauh lebih mahal dan lebih terkenal. Produk shalimar sebagai model utama line helm SH+ menarik perhatian berkat kemantapan performa dan perlindungannya. Berbekal material EPS serta cover shell polikarbonat sebagai material helm, mampu melindungi pemakai kala benturan. Selain itu, adapula Gogle atau kacamata. Soal harga, tidak kurang dari Rp 1,5 juta per unit. Alasan itu membuat Pengurus Besar Ikatan Sport Sepeda Indonesia (PB ISSI) bersedia disponsori oleh perusahaan asal Italia untuk equipment balapan pada ajang Asian Games 2018, Agustus-September mendatang, yaitu berupa helm, kacamata dan sepatu. Sebelumnya, pada SEA Games 2017, Timnas balap sepeda Indonesia sudah menggunakan produk SH+. Hasilnya, berkat performa mereka dan aksesoris pendukung tersebut, Indonesia mampu mengantongi 11 medali emas. “Design helm khusus dimodifikasi sesuai dengan ukuran kepala pebalap Indonesia. Juga warnanya, dibuat sedemikan rupa menyerupai bendera Merah Putih. Helm dan kacamata ini khusus dibuat untuk Timnas balap sepeda disiplin track dan road race, buatan handmade di Italia,” ujar Raja Sapta Oktohari, Ketua Umum PB ISSI. Ia melanjutkan kekuatan helm telah teruji pada saat balapan Tour d’Indonesia 2018. Saat insiden pebalap Bernard van Aert. Ben saat itu sempat terjatuh ke dalam sebuat lubang saat menggowes pada kecepatan 70 km/jam. Beruntung, Ben memakai Helm produk SH +. Meski helmnya mengalami retak, namun kepala Ben tak terluka sedikit pun. “Sangat membantu aerodinamik para pebalap Indonesia diberbagai event balapan. Terlebih, helm ini juga memiliki kekuatan yang bagus, karena sudah diuji dengan berat pukulan tertentu,” sambung pria yang akrab disapa Okto. Helm ini juga memiliki bentuk ekor yang didesain unik dan aerodinamis, tanpa meninggalkan faktor kenyamanan bagi pecinta sepeda. Elga Kharisma Novanda, pebalap BMX yang saat ini menekuni disiplin track itu mengaku helm produksi SH+ tersebut sesuai dengan karakter pebalap. “Ukurannya pas. Saya sudah mencoba saat kejuaraan di India beberapa waktu lalu. Tidak ada kendala termasuk aerodimanisnya,” tegas Elga. (Adt)