Mengintip Peluang Pemain Muda Untuk Menembus Tim Piala Uber Indonesia

Putri Kusuma Wardani Saat Melakukan Selebrasi. (Foto: PP PBSI)

Beberapa waktu lalu, Pengurus Pusat (PP) Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PBSI) sukses menggelar PBSI Home Tournament. Tunggal putri pun menjadi sektor terakhir yang dipertandingkan dan beberapa pemain muda sukses mencuri perhatian dengan memberikan kejutan sepanjang jalannya turnamen. Beberapa nama tersebut ialah Putri Kusuma Wardani dan Saifi Rizka Nur Hidayah yang mampu mencuri perhatian lewat permainan apiknya di sepanjang turnamen yang berlangsung di kompleks Pelatnas PBSI, Cipayung, Jakarta Timur ini. Secara luar biasa, Putri mampu keluar sebagai runner-up, sedangkan Saifi finis di posisi ketiga. Meski baru berusia 18 tahun dan menempati ranking 261 dunia, Putri mampu mengalahkan sang unggulan, Gregoria Mariska Tunjung di fase penyisihan Grup M dan Fitriani di babak perempat final. Sementara Saifi yang baru berusia 17 tahun mampu melangkah hingga babak semifinal. Pencapaian para pemain di PBSI Home Tournament menjadi bekal evaluasi PP PBSI untuk mempersiapkan diri ke Piala Thomas dan Uber yang direncanakan berlangsung pada 3-11 Oktober mendatang di Aarhus, Denmark. Untuk mempersiapkan Piala Thomas dan Uber tersebut, PBSI melakukan evaluasi secara menyeluruh, khususnya dari sektor tunggal putri. Kabid Binpres PP PBSI, Susy Susanti, mengatakan ada angin segar dari sektor tunggal putri setelah melihat hasil dari turnamen internal PBSI Home Tournament. “Hasil dari keseluruhan turnamen ini memang cukup baik. Perlawanan juga bagus antara junior dan senior,” kata Susy dikutip dari laman Bolasport.com. Lebih lanjut Susy mengatakan, pemain muda memang tampil menjanjikan, tapi peringkat pemain memang menjadi faktor penentu dalam perekrutan tim Piala Uber. Walaupun itu bukan yang utama. ā€œAda capaian prestasi, bagaimana perkembangan performa mereka, dan tentu saja mentalnya. Itu yang paling penting. Bisa main bagus tapi mental nggak mendukung, ya percuma,ā€ Ā tutup Susy. Tim Uber Indonesia sendiri tergabung dalam grup b bersama Korea, Malaysia dan Australia. Saat ini, Korea jelas menjadi lawan yang cukup berat buat tim Uber Indonesia. Tapi peluang srikandi Merah Putih untuk lolos ke babak-babak selanjutnya masih terbuka lebar.

Status Djarum Sirnas 2020: Masih Dikaji

Djarum Sirnas 2020

Djarum Sirkuit Nasional yang lebih dikenal dengan sebutan Sirnas, pelaksanaan nya tahun ini masih dalam status penundaan akibat dampak dari pandemic Covid-19. Sejatinya seri pertama Sirnas 2020 dijadwalkan untuk dilaksanakan pada tanggal 23-38 Maret 2020 di Purwokerto, Jawa Tengah. Dilansir dari situs Djarumbadminton.com, ketua PP PBSI, Achmad Budiharto menyampaikan bahwa Jadwal Djarum Sirnas 2020 masih disusun dan akan dirapatkan antara bidang turnamen, sponsor dan PP PBSI. Adapun jadwal yang telah disusun sebelumnya meliputi 8 kota, 5 diantaranya adalah kota-kota baru yang belum pernah mengadakan Sirnas sebelumnya. 3 kota yang kembali ditunjuk menjadi penyelenggara adalah DKI Jakarta, Bandung (Jawa Barat) dan Purwokerto (Jawa Tengah). Berikut jadwal lengkap Sirkuit Nasional 2020 sebelum ditunda: 1. Sirnas Jawa Tengah di Purwokerto (Premier) – 23-28 Maret 2. Sirnas Jambi di Jambi – 6-11 April 3. Sirnas Jawa Barat di Bandung (Premier) – 29 Juni-4 Jul 4. Sirnas Bali di Denpasar – 20-25 Juli 5. Sirnas DKI Jakarta di Jakarta (Premier) – 24-29 Agustu 6. Sirnas Kalimantan Tengah di Palangkaraya – 22-26 September 7. Sirnas Sulawesi Selatan di Makassar – 23-28 November 8. Sirnas Jawa Timur di Surabaya (Premier) – 7-12 Desember Sponsor yang ditunjuk dalam Sirnas 2020 ini adalah Djarum Foundation, Li Ning, Flypower dan Polytron. Dikutip dari situs badmintonindonesia.org, salah satu syarat umum Djarum Sirnas 2020 yaitu: KETENTUAN KELOMPOK USIA YANG DIPERTANDINGKAN : ā€¢ MANDATORI a. Remaja Putra/Putri usia di bawah 17 tahun, kelahiran tahun 2004 atau sesudahnya (Tunggal, Ganda dan Ganda Campuran) b. Taruna Putra/Putri usia di bawah 19 tahun, kelahiran tahun 2002 atau sesudahnya (Tunggal, Ganda dan Ganda Campuran) c. Dewasa Putra/Putri usia bebas (Tunggal, Ganda dan Ganda Campuran) ā€¢ OPSIONAL a. Pemula Putra/Putri usia di bawah 15 tahun, kelahiran tahun 2006 atau sesudahnya (Tunggal, Ganda) KETENTUAN PESERTA : Peserta adalah : 1. Perkumpulan/klub SAH PBSI (sudah terdaftar dalam SI PBSI) 2. Pelatnas/Pelatprov/Pelatkab/Pelatkot/Pusdiklat/SKO/PPOP 3. Peserta Luar Negeri

Pangkas 10 Persen Kuota Pelatnas, PP PBSI Panggil 98 Pebulu Tangkis Masuk Cipayung

Stephani Widjaya menjadi atlet termuda yang menembus skuat Pelatnas Tunggal Putri PP PBSI 2019. Atlet kelahiran Jakarta 19 Februari 2003, yang membela PB Jaya Raya Jakarta itu, kini berstatus anggota Pelatnas Pratama. (tempo.co)

Jakarta- Melalui Surat Keputusan nomor SKEP/001/0.3/I/2019, PP PBSI memanggil 98 pebulu tangkis masuk dalam pemusatan latihan nasional (Pelatnas) 2019 di Cipayung. Mereka yang mendapatkan kesempatan ini masuk pelatnas ini, adalah hasil pantauan serta penilaian tim Pembinaan dan Prestasi PP PBSI dalam setahun terakhir. Seperti diberitakan Badmintonindonesia, pada Jumat (4/1), seluruh pebulu tangkis akan langsung masuk pelatnas, mulai Senin (7/1). Pada 10 Desember 2018, seluruh pemain dipulangkan ke klub masing-masing. Namun ada beberapa pemain yang tak meninggalkan pelatnas masih mengikuti latihan. Mereka melakukan persiapan menuju turnamen Thailand Masters yang akan berlangsung di Bangkok pada awal Januari 2019. Sama seperti tahun sebelumnya, penghuni pelatnas tetap akan dibagi menjadi dua level, yaitu level utama dan pratama. Mulai 2019, PBSI menetapkan empat klasifikasi Surat Keputusan (SK) bagi tiap atlet. Terdiri dari SK Prioritas, SK Utama, SK Pratama dan SK Magang. Atlet dengan SK Prioritas adalah mereka yang diproyeksikan Olimpiade Tokyo 2020. Perbedaan mendasar dari keempat SK ini adalah jumlah turnamen yang diikuti para atletnya dalam setahun. Jika ingin menambah jumlah turnamen yang diikuti, pemain dapat berangkat menggunakan biaya sendiri. Selebihnya, soal fasilitas latihan, makan, asrama, semua ditanggung oleh PBSI. Jumlah 98 orang atlet ini mengalami penurunan sekitar 10 persen, dibanding skuat Pelatnas PBSI tahun lalu yang mencapai 105 atlet. Beberapa waktu sebelumnya, Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PP PBSI, Susy Susanti sempat mengisyaratkan akan memangkas kuota atlet Pelatnas PBSI sekitar 10 persen di tahun 2019. Dari deretan nama pemain, dalam daftar sudah tak ada lagi nama pasangan ganda putra, Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan. Juara Dunia 2015 dan 2013 ini telah memutuskan untuk menjadi pemain profesional. Meski begitu keduanya tetap berlatih dengan pemain pelatnas dan akan menanggung biaya turnamen yang diikuti. Tidak ada pula nama pemain ganda putri Nitya Krishinda Maheswari. Namun, Nitya rencananya akan membantu tim kepelatihan di pelatnas. Sementara itu, dua pemain ganda campuran, Liliyana Natsir dan Debby Susanto yang memutuskan untuk gantung raket, kini menjadi penghuni pelatnas SK Utama hingga Januari 2019. “Ada beberapa pertimbangan dalam menentukan nama-nama pemain, yang dipanggil kembali ke pelatnas. Diantaranya dilihat dari segi prestasi, potensi, usia dan target baik di jangka pendek maupun jangka panjang,” ujar Susy. “Untuk Nitya, melihat kondisi pasca cedera dan usianya, tak memungkinkan untuk bisa bersaing lagi. Tetapi rencananya akan diperbantukan di tim kepelatihan dan ini akan kami bicarakan lebih lanjut,” pungkas Juara Olimpiade 1992 ini. (Adt) Daftar Atlet Pelatnas PP PBSI 2019 Tunggal Putra Pelatnas Utama 1. Anthony Sinisuka Ginting (PB SGS PLN Bandung) – SK Prioritas 2. Jonatan Christie (PB Tangkas Intiland) – SK Prioritas 3. Ihsan Maulana Mustofa (PB Djarum) 4. Chico Aura Dwi Wardoyo (PB Exist) 5. Ikhsan Leonardo Imanuel Rumbay (PB Djarum) 6. Shesar Hiren Rhustavito (PB Djarum) Magang 1. Firman Abdul Kholik (PB Mutiara Cardinal Bandung) Pelatnas Pratama 1. Syabda Perkasa Belawa (PB Djarum) 2. Yonathan Ramlie (PB Exist) 3. Christian Adinata (PB Tangkas Intiland) 4. Gatjra Piliang Fiqihilahi Cupu (PB Exist) 5. Karono (PB Jaya Raya) Magang 1. Alberto Alvin Yulianto (PB Djarum) 2. Bobby Setiabudi (PB Djarum) 3. Iqbal Aji Tri Pamungkas (PB Exist) Tunggal Putri Pelatnas Utama 1. Gregoria Mariska Tunjung (PB Mutiara Cardinal Bandung) – SK Prioritas 2. Fitriani (PB Exist) – SK Prioritas 3. Ruselli Hartawan (PB Jaya Raya) – SK Prioritas 4. Aurum Oktavia Winata (PB Sarwendah) 5. Choirunnisa (PB Mutiara Cardinal Bandung) 6. Bening Sri Rahayu (PB Exist) Pelatnas Pratama 1. Putri Kusuma Wardani (PB Exist) 2. Stephani Widjaya (PB Jaya Raya) 3. Yasnita Enggira Setiawan (PB Exist) Magang 1. Alifia Intan Nurrokhim (PB Djarum) 2. Aisha Galuh Maheswari (PB Djarum) 3. Aisyah Sativa Fatetani (PB Djarum) Ganda Putra Pelatnas Utama 1. Kevin Sanjaya Sukamuljo (PB Djarum) – SK Prioritas 2. Marcus Fernaldi Gideon (PB Jaya Raya) – SK Prioritas 3. Fajar Alfian (PB SGS PLN Bandung) – SK Prioritas 4. Muhammad Rian Ardianto (PB Jaya Raya) – SK Prioritas 5. Hardianto (PB Mutiara Cardinal Bandung) 6. Berry Angriawan (PB Djarum) 7. Akbar Bintang Cahyono (PB Djarum) 8. Moh. Reza Pahlevi Isfahani (PB Jaya Raya) 9. Sabar Karyaman Gutama (PB Exist) 10.Frengky Wijaya Putra (PB Exist) 11.Ade Yusuf Santoso (PB Wima) Pelatnas Pratama 1. Bagas Maulana (PB Djarum) 2. Mohammad Shohibul Fikri (PB SGS PLN Bandung) 3. Daniel Marthin (PB Djarum) 4. Leo Rolly Carnando (PB Djarum) 5. Ghifari Anandaffa Prihardika (PB Jaya Raya) 6. Pramudya Kusumawardana Riyanto (PB Djarum) 7. Yeremia Erich Yoche Yacob Rambitan (PB Exist) Magang 1. Syahrizal Dafandi Arafixqli (PB Pratama) 2. Syahrozi Dafandi Arafixqli (PB Pratama) 3. Dwiki Rafian Restu (PB Djarum) 4. Bernardus Bagas Kusumawardhana (PB Djarum) Ganda Putri Pelatnas Utama 1. Greysia Polii (PB Jaya Raya) – SK Prioritas 2. Apriyani Rahayu (PB Jaya Raya) – SK Prioritas 3. Della Destiara Haris (PB Jaya Raya) – SK Prioritas 4. Rizki Amelia Pradipta (PB Jaya Raya) – SK Prioritas 5. Ni Ketut Mahadewi Istarani (PB Suryanaga) – SK Prioritas 6. Tania Oktaviani Kusumah (PB Djarum) 7. Yulfira Barkah (PB Mutiara Cardinal Bandung) 8. Jauza Fadhila Sugiarto (PB Jaya Raya) 9. Siti Fadia Silva Ramadhanti (PB Djarum) 10.Agatha Imanuela (PB Djarum) 11.Ribka Sugiarto (PB Djarum) 12.Febriana Dwipuji Kusuma (PB Djarum) 13.Virni Putri (PB Jaya Raya) 14.Vania Arianti Sukoco (PB Djarum) Pelatnas Pratama 1. Nita Violina Marwah (PB Exist) 2. Putri Syaikah Ulima Hidayat (PB Exist) 3. Indah Cahya Sari Jamil (PB Djarum) Magang 1. Melanni Mamahit (PB Exist) 2. Tryola Nadia (PB Jaya Raya) 3. Metya Inayah Cindiani (PB Djarum) 4. Amalia Cahaya Pratiwi (PB Mutiara Cardinal Bandung) 5. Rayhan Vania Salsabila (PB Mutiara Cardinal Bandung) 6. Febby Valencia Dwijayanti Gani (PB Djarum) Ganda Campuran Pelatnas Utama 1. Praveen Jordan (PB Djarum) – SK Prioritas 2. Melati Daeva Oktavianti (PB Djarum) – SK Prioritas 3. Hafiz Faizal (PB Jaya Raya) – SK Prioritas 4. Gloria Emanuelle Widjaja (PB Djarum) – SK Prioritas 5. Tontowi Ahmad (PB Djarum) 6. Liliyana Natsir (PB Djarum) 7. Debby Susanto (PB Djarum) 8. Winny Oktavina Kandow (PB Jaya Raya) 9. Ronald Alexander (PB Suryanaga) 10.Annisa Saufika (PB Djarum) 11.Alfian Eko Prasetya (PB Jaya Raya) 12.Marsheilla Gischa Islami (PB Djarum) 13.Rinov Rivaldy (PB Djarum) 14.Pitha Haningtyas Mentari (PB Jaya Raya) Pelatnas … Read more

Kejurnas PBSI 2018 Digelar di Jakarta Bulan Depan, Kelas Taruna Jadi Promosi Atlet Bulutangkis Muda

DKI Jakarta menjadi tuan rumah Kejuaraan Nasional PBSI 2018 pada 18-22 Desember. Sport Mall Kelapa Gading, bakal menjadi arena pertandingan kejurnas, yang dibagi menjadi dua bagian yakni divisi I dan divisi II. (twitter.com)

Jakarta- DKI Jakarta akan menjadi tuan rumah penyelenggara kejuaraan nasional Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (kejurnas PBSI) 2018 pada 18-22 Desember. Sport Mall Kelapa Gading, bakal menjadi arena pertandingan kejurnas, yang dibagi menjadi dua bagian yakni divisi I dan divisi II. Tiga ketentuan peserta yang masuk ke divisi I adalah mereka yang memiliki kontribusi besar dalam mengirim atlet ke Pelatnas PBSI seperti provinsi DKI Jakarta, Jawa Tengah, Jawa Barat, dan Jawa Timur. Selain itu, para atlet/klub yang meraih gelar juara Divisi II pada kejurnas tahun sebelumnya, berhak tampil, serta para atlet tunggal dan ganda yang memiliki ranking 30 besar, dihitung dari satu bulan sebelum kejurnas. Dari segi usia, kejurnas juga dibagi menjadi dua bagian yaitu taruna (U-19) dan dewasa. Pada tahun genap, kejurnas kelas dewasa akan memainkan nomor beregu campuran yang memainkan nomor tunggal putra, tunggal putri, ganda putra, ganda putri serta ganda campuran, sementara kelas taruna memainkan nomor perorangan. Kejurnas khususnya kelas taruna, menjadi salah satu tempat ujian para atlet muda, serta untuk meninjau hasil pembinaan bibit-bibit muda di klub. Penyebabnya, mereka yang akan menjadi generasi penerus pada masa datang. Adapun bagi para pemain top dunia, menjadi sebuah kebanggaan membela klub yang telah membesarkan nama mereka, pada turnamen nasional paling bergengsi ini. Kehadiran para pemain elite tentunya menambah semangat bagi para pemain muda di klub tersebut. Sampai saat ini, PBSI tengah menggodok waktu pendaftaran. Susy Susanti, Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PBSI, menyebut ajang itu menjadi kesempatan pebulutangksi taruna untuk melihat langsung aksi pemain elite. Di sisi lain, PBSI akan menggunakan sebagai salah satu penilaian promosi dan degradasi. “Kami memang mau memantau bibit-bibit muda lewat hasil pertandingan terakhir di kejurnas ini. Untuk persiapan jelang Kejurnas, kami akan persilahkan para atlet untuk bergabung ke klub masing-masing untuk memaksimalkan kesiapan mereka,” kata Susy Susanti, Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PBSI. Susy menjelaskan, Kejurnas PBSI 2018 tentunya bukan jadi satu-satunya event yang menentukan promosi dan degradasi atlet. Faktor-faktor ini juga dilihat selama setahun penuh di rangkaian turnamen BWF World Tour 2018 yang mereka jalani. “Kami akan pulangkan semua atlet ke klub, jelang kejurnas. Nanti ada pemanggilan lagi usai kejurnas, mungkin awal tahun depan diumumkan daftar promosi dan degradasi,” ujar Susy. Dua tahun lalu, Kejurnas Bulutangkis di Solo, Jawa Tengah, PB Djarum Kudus menjadi kampiun, usai mengalahkan Jaya Raya Jakarta dengan skor 3-0. (Adt)

Pebulutangkis Junior Mulai Rutin Ke Turnamen Internasional, PBSI: Level Senior Tantangannya Lebih Berat

Duet ganda campuran Leo Rolly Carnando (kiri) dan Indah Cahya Sari Jamil yang menjadi juara dunia junior 2018 di Toronto, Kanada, kembali tampil dengan pebulutangkis muda lainnya dalam event turnamen International Challenge di Bangladesh dan turnamen Junior International di Turki, pada Desember nanti. (djarumbadminton.com)

Jakarta- Usai Kejuaraan Dunia Junior 2018, di Markham Pan Am Center, Ontario, Toronto, Kanada, pada 5-18 November lalu, Pengurus Pusat (PP) Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PBSI) bakal mempersiapkan para atlet muda Indonesia itu mengikuti sejumlah turnamen. Bagi pemain yang berada di kategori junior akan tampil pada turnamen International Challenge pada 11-15 Desember di Dhaka, serta Turki Junior International pada 13-16 Desember di Ankara, Turki. Bagi pemain yang tak lagi berada di kategori junior atau berusia 18 tahun ke atas, mulai dipersiapkan ke kategori senior. Ahmad Budiarto, Sekretaris Jenderal (Sekjen) PP PBSI, mengatakan para pemain muda harus berlatih lebih keras. Sebab, tantangan yang akan mereka hadapi di level senior sangat berat. “Pemain muda harus mematangkan diri. Sebab di senior tantangannya akan lebih berat,” ujar Budiarto, di Jakarta, pada Senin (26/11). Sebelumnya, di Kejuaraan Dunia Junior 2018, tim bulutangkis Indonesia berhasil meraih satu medali emas dan medali perak dari sektor ganda campuran, serta tiga medali perunggu dari ganda putri dan nomor beregu. Dikatakan Budiarto, hasil itu tak terlalu mengecewakan. Namun, diakuinya, Indonesia belum pernah membawa pulang trofi sejak Piala Suhandinata itu diperebutkan pada 2009. “Saya pikir ini menjadi tantangan bagi kita semua, termasuk pelatih dan pengurus untuk mengondisikan potensi positif yang ada di pemain agar tercipta tim yang solid,” tegasnya. Sementara itu, pelatih junior Pelatnas PBSI Amon Santoso memastikan, duet atlet ganda campuran Leo Rolly Carnando/Indah Cahya Sari Jamil berlanjut pada turnamen 2019. “Kami masih akan tetap melanjutkan pasangan Leo/Indah karena mereka harus mencari poin untuk turnamen Jerman, Belanda, dan Austria,” kata Amon. Ia mengatakan dobel Juara Dunia Junior 2018 di Kanada itu akan mengikuti turnamen di Bangladesh dan Turki. “Bisa juga, lawan tidak bisa memantau mereka karena mereka masih asing dan tidak terpantau,” kata Amon tentang faktor keuntungan pasangan baru ganda campuran junior Indonesia ini. Amon mengatakan Leo/Indah akan menjadi pasangan utama ganda campuran junior pada 2019. “Tapi, mereka juga akan ikut beberapa event kejuaraan senior guna menambah kematangan selain menambah poin mereka,” kata Amon. Leo mengaku hanya satu bulan berlatih dengan Indah setelah mengikuti kejuaraan di India jelang Kejuaraan Dunia Junior 2018. “Saya hanya persiapkan diri sendiri dan menerapkan kemampuan individu saya pada pertandingan,” kata atlet berusia 17 tahun itu. Sedangkan Indah mengaku permainannya bersama Leo dapat menggebrak pasangan lain dalam Kejuaraan Dunia Junior 2018, karena saling menyambung, di permainan depan net dan di sisi belakang lapangan. “Bola belakang Leo, dapat menutup permainan depan saya, sehingga serangan dan pertahanan kami seakan menyambung,” kata Indah. (Adt)

Bawa 23 Orang Skuat Junior di Kejuaraan Dunia 2018, Indonesia Bidik Gelar Juara di Kanada

Berkekuatan 23 0rang dalam skuatnya, Indonesia membidik satu gelar juara di kejuaraan bulutangkis BWF World Junior Championship 2018, di Markham Pan Am Venue, Ontario, Kanada, pada 5-18 November. (Humas PBSI)

Jakarta– Indonesia membidik satu gelar juara di kejuaraan bulutangkis BWF World Junior Championship 2018, di Markham Pan Am Venue, Ontario, Kanada, pada 5-18 November. ā€œTarget kami satu gelar juara. Kami usahakan untuk bisa mempertahankan dua gelar,ā€ terang Susy Susanti, Manajer Tim Junior Indonesia, pada Selasa (2/10). Susy, yang juga Ketua Bidang (Kabid) Pembinaan dan Prestasi (Binpres) Pengurus Pusat (PP) Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PBSI), menyebut pemilihan atlet junior yang akan berlaga di Kanada berdasarkan prestasi, ranking, serta potensi atlet, dan kebutuhan tim. Demi mewujudkan target itu, sebanyak 23 atlet junior bakal berjibaku dengan negara peserta lain guna meraih podium tertinggi, di nomor beregu dan perorangan. Terlebih, skuat muda yang diturunkan telah memiliki pengalaman di tim junior Merah Putih, pada Asia Junior Championship 2018, di Jakarta, Juli lalu. Saat kejuaraan yang sama tahun lalu, Indonesia sukses membawa pulang dua gelar juara. Gelar juara masing-masing diraih tunggal putri, Gregoria Mariska Tunjung, dan ganda campuran, Rinov Rivaldy/Pitha Haningtyas Mentari. (Adt) Daftar Nama Pemain BWF World Junior Championship 2018: Beregu: Putra: 1. Ikhsan Leonardo Imanuel Rumbay 2. Karono 3. Alberto Alvin Yulianto 4. Leo Rolly Carnando 5. Daniel Marthin 6. Ghifari Anandaffa Prihrdika 7. Pramudya Kusumardana Riyanto 8. Rehan Naufal Kusharjanto 9. Christian Adinata 10. Bernadus Bagas Kusumawardana Putri: 1. Putri Kusuma Wardani 2. Stephani Widjaja 3. Yasnita Enggira Setiawan 4. Siti Fadia Silva Ramadhanti 5. Agatha Imanuela 6. Ribka Sugiarto 7. Febriana Dwipuji Kusuma 8. Lisa Ayu Kusumawati 9. Putri Syaikah 10. Nita Violina Marwah Perorangan: Tunggal Putra: 1. Ikhsan Leonardo Imanuel Rumbay 2. Karono 3. Alberto Alvin Yulianto 4. Christian Adinata Tunggal Putri: 1. Putri Kusuma Wardani 2. Stephani Widjaja 3. Yasnita Enggira Setiawan 4. Olivia Chelin Maria Ganda Putra: 1. Daniel Marthin 2. Leo Rolly Carnando 3. Ghifari Anandaffa Prihrdika 4. Pramudya Kusumardana Riyanto 5. Dwiki Rafian Restu 6. Bernadus Bagas Kusumawardana Ganda Putri: 1. Siti Fadia Silva Ramadhanti 2. Agatha Imanuela 3. Ribka Sugiarto 4. Febriana Dwipuji Kusuma 5. Putri Syaikah 6. Nita Violina Marwah Ganda Campuran: 1. Rehan Naufal Kusharjanto 2. Siti Fadia Silva Ramadhanti 3. Ghifari Anandaffa Prihrdika 4. Lisa Ayu Kusumawati 5. Pramudya Kusumardana Riyanto 6. Ribka Sugiarto 7. Leo Rolly Carnando 8. Indah Cahya Sari Jamil

Hasilkan Emas Ke-24 Kontingen Asian Games Indonesia, Dobel Kevin/Marcus Bidik Prestasi di Olimpiade Tokyo

Tundukkan Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto, Duo Minions ā€“julukan Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon- memenangi laga dengan skor 13-21, 21-18, dan 24-22, dalam final ganda putra Asian Games 2018, di Istora Senayan Jakarta, Selasa (28/8). (Riz/NYSN)

Awas Jakarta- Menyudahi laga ketat dari rekan senegara, yakni Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto, Duo Minions ā€“julukan Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon- memenangi laga dengan skor 13-21, 21-18, dan 24-22, di partai final yang berlangsung di Istora Senayan Jakarta, Selasa (28/8). Kemenangan itu pun mengantarkan Kevin/Marcus meraih medali emas pertamanya di ajang Asian Games. Hebatnya, ini penampilan perdana mereka di Asian Games. Tentu hasil ini juga menjadi pembuktian bagi keduanya, hingga level Asian Games, mereka berhasil bebas dari kutukan Lee Chong Wei. Chong Wei merupakan pemain Malaysia yang amat mendominasi nomor tunggal putra beberapa tahun terakhir. Bahkan berbagai gelar Superseries yang didapat Chong Wei bisa dibilang tak terhitung. Namun, pada ajang bergengsi untuk negaranya, Chong Wei selalu mengalami kegagalan. Prestasi terbaik Lee Chong Wei hanyalah meraih medali perak seperti Kejuaraan Dunia, Asian Games, dan paling tinggi Olimpiade. Pada tiga edisi terakhir Asian Games pun Chong Wei pencapaian optimal pebulu tangkis 35 tahun itu, hanyalah meraih perak pada 2010. Hal serupa sempat menghantui Kevin/Marcus. Dominasi dobel peringkat satu dunia itu terlihat pada kejuaraan Superseries sejak 2017 hingga kini. Namun, di berbagai event penting, Kevin/Marcus nihil gelar, dengan yang paling mencolok di Kejuaraan Dunia. Tampil dalam dua edisi, duet ini belum bisa berbicara banyak dan bahkan belum pernah meraih medali. Kini di Asian Games 2018, Kevin/Marcus yang melakoni debutnya mampu memecahkan kebuntuan tersebut. Raihan emas di pesta olahraga terbesar se-Asia itu, memastikan mereka tak senasib dengan Chong Wei. Guna mematahkan kutuhkan Chong Wei, adalah menjadi kampiun Kejuaraan Dunia dan Olimpiade. Pada Olimpiade, Kevin/Marcus belum pernah tampil. Olimpiade Tokyo 2020, bisa menjadi jalan baginya untuk membuktikan diri jadi yang terbaik setelah emas Asian Games 2018. Medali emas Kevin/Marcus ini menjadi emas kedua dari cabor bulutangkis atau yang ke-24 untuk kontingen Indonesia. Sebelumnya, medali emas disumbangkan Jonatan Christie dari nomor tunggal putra usai mengalahkan pebulutangkis Taiwan, Chou Tienchen, 21-18, 20-22, dan 21-15. Prestasi tertinggi Fajar/Rian adalah medali emas SEA Games 2017 di nomor beregu putra. Sementara Kevin/Marcus merupakan juara dunia 2018 dan juga ganda putra peringkat satu dunia. Kevin memuji penampilan Fajar/Rian yang bermain dalam performa terbaik. ā€œPuji Tuhan atas pertandingan hari ini. Padahal, skornya tadi sempat jauh, tapi bisa menang. Mereka bermain sangat baik dan diluar ekspektasi kami,ā€ terang Kevin. Ditambahkan Marcus, pada pertandingan tadi keberuntungan menjadi faktor mereka meraih kemenangan. ā€œApalagi di gim ketiga mereka unggul, tapi di poin-poin akhir, kami lebih beruntung dari mereka,ā€ timpalnya. Sementara Susy Susanti, Kepala Bidang Pembinaan Prestasi (Kabid Binpres) Pengurus Pusat (PP) Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PBSI), mengaku jika semula mentargetkan bulutangkis bakal meraih emas, dari ganda campuran dan ganda putra. ā€œPencapaian di Asian Games 2018 disemua sektor cukup baik. Di beregu putri dan tunggal putri prestasinya sudah lumayan, meski tak mendapatkan medali. Tapi Gregoria (Mariska Tunjung) mampu mengibangi lawan pemain unggulan. Dan memang kami tidak targetkan, justru ganda campuran yang target emas, malah dapetnya perunggu,ā€ jelas Susy. ā€œEmas tak terduga juga dapat dari tunggal putra. Dan ganda putra diluar ekspekstasi, karena setelah 44 tahun yakni Asian Games 1974, akhirnya kembali all indonesian final,ā€ tukas istri dari legenda bulutangkis, Alan Budikusuma itu. Saat Asian Games 1974, di Teheran, Iran, partai final cabang bulutangkis mempertemukan sesama pemain Indonesia, yakni ganda Tjun Tjun/Johan Wahjudi meraih emas setelah menagalahkan Christian Hadinata/Ade Chandra. Tambahan emas dari ganda putra itu membuat total koleksi medali kontingen Indonesia di Asian Games 2018 menjadi 24 emas, 19 perak, dan 29 perunggu. Sampai berita ini dibuat, untuk sementara posisi Indonesia mantap di peringkat keempat unggul enam medali emas atas Iran. (Adt)

Lakukan Pergantian Shuttlecock 20 Kali, Jonatan Christie Rebut Emas Asian Games 2018

Jonatan Christie menjadi tunggal putra ke-enam Indonesia, dalam sejarah bulutangkis perorangan Asian Games, yang sanggup meraih medali emas. Jojo, sapaannya, menumbangkan unggulan empat, Chou Tie Chen asal Taiwan, di Istora Senayan, Jakarta, Selasa (28/8). (Pras/NYSN)

Jakarta- Jonatan Christie sukses mengamankan medali emas kontingen Indonesia usai di partai puncak cabang bulutangkis perorangan putra Asian Games 2018 menumbangkan unggulan empat, Chou Tie Chen asal Taiwan, di Istora Senayan, Jakarta, Selasa (28/8). Pebulutangkis asal PB Tangkas Specs Jakarta ini, tampil superior menghentikan perlawanan Chou, dalam drama pertarungan tiga gim selama 73 menit, dengan skor 21-18, 20-22, dan 21-15. Selain ditonton ribuan pendukung, laga ini juga mendapatkan dukungan penuh Wiranto (Ketua Umum Pengurus Pusat Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia/PP PBSI), Anies Baswedan (Gubernur DKI Jakarta), Imam Nahrawi (Menteri Pemuda dan Olahraga/Menpora), serta beberapa jajaran Menteri Kabinet Kerja. Pada laga final, Jojo, sapaan akrab penghuni Pelatnas PBSI Cipayung, Jakarta itu memulai pertandingan dengan kepercayaan diri penuh. Di gim pertama, Jojo sempat unggul 11-8 sebelum jeda interval. Chou tak menyerah dan mampu membuat kedudukan imbang 15-15. Jojo kembali memaksimalkan peluang. Serangan demi serangan yang ia lancarkan itu berbuah match point 20-18. Akhirnya, bola pengembalian Chou yang melebar ke sisi kiri lapangan, membuat pemuda bertinggi 179 cm ini mengunci gim, dengan skor 21-18. Sebaliknya, di gim kedua, Chou mengusai laga dengan mencuri dua poin lebih dahulu atas Jojo. Dan wakil Taiwan itu unggul 11-8 saat jeda interval. Poin kedua pemain melebar untuk keunggulan Chou menjadi 18-13 akibat kesalahan demi kesalahan yang dibuat Jojo. Perlahan dan pasti, Jojo mampu memundi poin demi poin hingga memaksa kedudukan imbang 20-20. Namun, bola pengembalian Jojo yang menyangkut di net saat poin krusial membuat Chou mampu memperpanjang nafas di gim ketiga. Chou menutup mengakhiri gim dengan skor 22-20. Pada gim penentu, duel sengit mewarnai pertandingan yang ditandai dengan rapatnya perolehan poin kedua pemain hingga kedudukan imbang 4-4. Setelah itu, perolehan poin Jojo melesat dengan unggul 8-4, dan menutup jeda interval 11-7. Selepas jeda, dominasi anak pasangan Andreas Adi Siswa (ayah) dan Marlanti Djaja (ibu) memundi poin gagal dihentikan oleh Chou. Unggul 18-12 membuat Jojo makin percaya diri. Kendatipun Chou terus berusaha mematahkan serangan lawan hingga memangkas jarak poin menjadi 15-19. Namun itu belum cukup untuk membuat Jojo mencetak match point 201-15. Jumping smash keras Jojo akhirnya mengakhiri perlawanan pemain Taiwan peraih gelar Jerman Open 2012 itu, 21-15, sekaligus memastikan meraih medali emas pesta multievent empat tahunan edisi ke-18 itu. ā€œYang pasti puji Tuhan, karena berkat Tuhan yang luar biasa banget. Kita semua tahu ini kejuaraan se-Asia, notabene memang banyak pebulutangkis bagus-bagus di Asia. Ada Kento Momota, Chen Long, Shi Yuqi, Chou Tien Chen, Srikanth Kidambi dan Anthony (Sinisuka) Ginting,ā€ ujar Jojo usai pengalungan upacara pengalungan medali. Peraih medali emas SEA Games 2017, Kuala Lumpur, Malaysia itu mengaku perjalanannya di Asian Games 2018 tidak mudah. Bahkan saat pertandingan final, tercatat kedua pemain melakukan pergantian shuttlecock sebanyak 20 kali, yakni gim pertama 11 kali, gim kedua 6 kali, dan gim penentu 3 kali. ā€œMungkin Chou tegang, dari pertama kali jabat tangan sebelum pertandingan dimulai, tangannya sedikit dingin, wajahnya tegang. Baru beberapa pukulan dia terlihat capek. Mungkin ada pengaruh kemarin melawan (Anthony) Ginting,ā€ lanjut pemuda kelahiran Jakarta, 15 September 1997 ini. Menurutnya, kemenangan ini sangat luar biasa baginya. Terlebih, dirinya sempat terpuruk serta banyaknya komentar negatif yang mewarnai perjalanan karirnya di olahraga ā€˜tepok bulu angsaā€™ itu. ā€œTapi saya berpikir, kami sudah usaha kenapa hasilnya belum? Jadi juara di Asian Games, saya sangat senang, dan buktikan kalau saya masih bisa. Setelah Asian Games ini yang terdekat itu ada Jepang Open, tak banyak waktu untuk recovery, dan lusa sudah mulai latihan lagi,ā€ bilang Jojo. Berkat prestasinya, Jojo, berhak disandingkan dengan legenda bulutangkis Tanah Air, yang menyumbang medali emas Asian Games. Sebelumnya, Taufik Hidayat, sukses meraih emas di Asian Games 2002, Busan, Korea Selatan (Korsel), dan Asian Games 2006, Doha, Qatar. Lalu, Hariyanto Arbi, pada 1994 saat Asian Games Hiroshima, Jepang. Dan Lim Swie King di Asian Games 1978, Bangkok, Thailand, setalah 12 tahun paska Ang Tjin Siang di Asian Games 1966, Bangkok, Thailand. Sedangkan medali emas pertama Merah Putih, diukir Tan Joe Hok, saat Indonesia menjadi tuan rumah Asian Games 1962, Jakarta.Ā (Adt)

Melaju ke Semifinal, Fajar/Rian Tantang Unggulan Dua Asal China, Kevin/Marcus Duel Dengan Ganda Taiwan

Dobel Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto, berhak lolos ke semifinal cabang bulutangkis perorangan Asian Games 2108, paska menyingkirkan wakil Malaysia, Ong Yew Sin/Teo Ee Yi, dua gim langsung, 21-17 dan 21-13. (Pras/NYSN)

Jakarta- Dobel Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto berhak lolos ke semifinal cabang bulutangkis perorangan Asian Games XVIII/2108. Mereka sukses membuat wakil Malaysia Ong Yew Sin/Teo Ee Yi menelan kekecewaan. Wakil Negeri Jiran itu mampu tampil baik di gim pertama dengan membuat kedudukan imbang 17-17. Namun, duet Merah Putih tak membiarkan Ong/Teo merebut gim ini. Dengan memainkan bola pendek menjadi kunci Fajar/Rian mengunci gim pertama dengan skor 21-17. ā€œSaat kedudukan 17-17 di gim pertama, saya tak berpikir gimana-gimana. Kuncinya gim pertama tak boleh angkat bola karena rawan diserang oleh lawan. Jadi kami terapkan permainan no lob, dan berhasil,ā€ ungkap Fajar usai laga. Berlanjut ke gim kedua, Fajar/Rian makin tak terbendung. Mereka dengan mudah meraih poin atas Ong/Teo. Dan usai tampil selama 33 menit, Fajar/Rian mengunci kemenangan dengan skor 21-13. ā€œMereka tak bisa bermain bertahan. Sebab ada faktor menang dan kalah angin. Mungkin mereka sempat ada defense, tapi di gim kedua, mereka bisa ditembus,ā€ timpal Rian. Kemenangan Rian/Fajar atas Ong/Teo di perempat final Asian Games 2018 sekaligus membalas kekalahan di ajang All England 2018, Maret lalu. Duet Indonesia yang menempati rangking 9 dunia itu kalah rubber game, 16-21, 21-16, dan 21-23. Di semifinal, Fajar/Rian menantang unggulan dua asal China, Li Junhui/Liu Yuchen yang menang atas wakil Srilanka, Sachin Dias/Buwaneka Goonethilleka, staright game, 21-12, 21-15. ā€œLawan kami besok (Senin, 27/8) juga berat. Power dan serangan mereka, karena postur mereka tinggi. Jadi harus antisipasi bola datar,ā€ terang Fajar. Sementara itu, langkah ganda utama Indonesia Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon masih belum terbendung. Mereka sukses menumbangkan Goh V Shem/Tan Wee Kiong asal Malaysia, straight game, 22-20, 21-19. Hasil itu sekaligus memperlebar rekor pertemuan kedua pasangan menjadi 3-1. Dua kemenangan Kevin/Marcus masing-masing diraih di ajang India Open 2016 (21-15, 21-17), dan Thomas & Uber Cup Finals 2018 (21-19, 20-22, 21-13). Sedangkan satu-satunya kemenangan Goh/Tan diperoleh di Swiss Open 2015 (21-10, 21-19). Menuntaskan laga selama 34 menit, Marcus mengakui bila dirinya bersama Kevin lebih siap dalam pertandingan ini, dibandingkan dengan lawan. ā€œKami lebih siap dan lebih yakin dari awal main. Sehingga kami bisa unggul dari mereka,ā€ ujar Marcus. Diakui Marcus, bila penampilan Goh/Tan sangat bagus dan memiliki speed yang baik. ā€œJadi kami juga harus siap untuk main dengan speed juga,ā€ tambah suami dari Agnes Amelinda Mulyadi itu. Di semifinal, Kevin/Marcus sudah ditunggu Lee Jhe Huei/Lee Yang. Wakil Taiwan ini meraih kemenangan, dari wakil Korea Selatan, Choi Solgyu/Min Hyuk Kang, staright game, 21-16, 21-16. (Adt)

Lakoni Duel Kurang Dari Satu Jam, Dua Wakil Tunggal Indonesia Lolos ke Semifinal

Anthony Sinisuka Ginting sukses menekuk wakil China, Chen Long, dua set langsung dengan skor 21-19 dan 21-11, pada laga perempat final, cabang bulutangkis perorangan Asian Games 2018, di Istora Senayan, Jakarta, pada Minggu (26/8). (Pras/NYSN)

Jakarta- Wakil tunggal Indonesia, Jonatan Christie dan Anthony Sinisuka Ginting, melaju ke semifinal cabang bulutangkis perorangan Asian Games 2018, pada Minggu (26/8). Dihadapan publik sendiri, di Istora Senayan, Jakarta, Jonatan dan Anthony memaksa lawan menyerah, lewat duel yang berlangsung kurang dari satu jam. Memainkan laga perempat final, Jonatan hanya butuh waktu 46 menit untuk memaksa wakil Hongkong, Wong Wing Ki Vincent menyerah. Di gim pertama, pemain asal PB Tangkas Specs Jakarta itu tampil dominan, bahkan tak memberikan kesempatan lawan, memundi poin dengan mudah. Jonatan yang tampil percaya diri itu kerap membuat Wong tak berkutik. Bahkan, poin yang dikumpulkan pebulutangkis Pelatnas PBSI Cipayung itu, tak mampu dikejar hingga membuat Wong pasrah. Alhasil, Jonatan mampu mengunci gim ini dengan skor terpaut jauh 21-11. Berlanjut di gim kedua, Wong berusaha keluar dari tekanan. Namun, pebulutangkis Merah Putih berpostur 1,79 meter itu konsisten dengan performanya. Sempat memimpin 11-9 di interval gim ini, tapi Wong berhasil menyusul serta memimpin perolehan poin 15-14. Lawan yang kerap mengangkat bola ke belakang, dibalas dengan jumping smash keras oleh Jonatan. Akibatnya, Jonatan kembali berhasil meninggalkan perolehan angka lawan sekaligus memastikan lolos ke semifinal usai membungkus kemenangan dengan skor 21-18. ā€œTerima kasih Tuhan. Suporter yang ada di Istora membuat juga Wong sedikit tegang. Di awal Wong sering mati sendiri. Bola yang seharusnya tidak sulit, tapi tidak bisa dia kembalikan atau keluar. Ini jadi keuntungan tersendiri buat saya,ā€ ujar Jonatan usai laga. Terkait peluang di semifinal, yang dihelat pada Senin (27/8), Jonatan mengatakan akan terlebih dahulu berkonsultasi dengan Hendry Saputra (Kepala Pelatih Tunggal Putra PBSI). ā€œSetelah lihat hasilnya barus bisa saya bicarakan dengan pelatih,ā€ cetus Jonatan. Sedangkan, Anthony menorehkan hasil gemilang usai menekuk Chen Long (China) yang juga unggulan lima ini, dalam tempo 50 menit. Pertemuan kedua pemain ini berlangsung sengit sejak awal gim pertama. Sempat tertinggal 6-11 dari Chen di interval gim pertama, tak membuat Anthony mengendurkan tekanan. Jonatan dan Chen sempat membuat publik Istora tegang, saat kedudukan imbang 18-18. Namun, penampilan impresif dari pebulutangkis Tanah Air berusia 21 tahun itu membuat Chen kewalahan. Anthony memanen angka serta membungkus gim ini, dengan skor 21-19. Memulai gim kedua, Anthony langsung menggebrak dengan memimpin interval 11-6. Bahkan, poin wakil tuan rumah makin tak terkejar oleh lawan hingga match point 20-11. Dan bola kembalian Chen yang menyangkut di net memastikan Anthony merebut gim ini dengan skor terpaut jauh 21-11. ā€œPuji Tuhan, saya bisa lewati hari ini dan dikasih kemenangan. Di gim pertama awalnya sampai interval ketinggalan, saya coba strategi seperti kemarin, lebih inisiatif menyerang serta mengembalikan kepercayaan diri lagi,ā€ terang Anthony. ā€œDi gim kedua, tak ada strategi khusus. Chen dapat lapangan yang ā€˜menang anginā€™, jadi dia banyak melakukan kesalahan sendiri, jadi ragu-ragu mainnya,ā€ tambahnya. Di babak semifinal, Anthony akan berjumpa dengan Chou Tien Chen (China Taipeh) sekaligus unggulan empat. ā€œPersiapannya tetap balik ke diri saya sendiri, dari perjalanan kemarin nggak mau terlalu banyak mikir. Sebenarnya sudah ada rancangan mau main apa, tapi fokus ke jaga badan, jaga makan, mental, kalau di lapangan semua berubah,ā€ tegas Anthony. (Adt)

Anthony Revans Tekuk Momota Dua Gim Langsung, Ganda Putra Amankan Tiket Perempat Final

Lewat laga rubber game, 21-14, 14-21, dan 16-21, selama 84 menit, Anthony Sinisuka Ginting (putih) menang dari wakil Jepang sekaligus unggulan dua, Kento Momota, di babak 16 besar cabang bulutangkis perorangan Asian Games 2018, di Istora Senayan, Jakarta, pada Jumat (25/8). (Tribunnews.com)

Jakarta- Anthony Sinisuka Ginting akhirnya menuntaskan dendam, paska menekuk wakil Jepang sekaligus unggulan dua, Kento Momota, di babak 16 besar cabang bulutangkis perorangan Asian Games 2018, di Istora Senayan, Jakarta, pada Jumat (25/8). Pemain tunggal asal klub SGS PLN Bandung itu, sebelumnya takluk dari ketangguhan Momota, pada pertemuan semifinal beregu putra, Selasa (21/8), lewat laga rubber game, 21-14, 14-21, dan 16-21, selama 84 menit. Pada laga 16 besar, memainkan gim pertama, Anthony meladeni pemain Negeri Sakura itu. Saling tekan dan serang mewarnai duel kedua pemain ini. Namun, berkat ketenangan dalam menempatkan bola membuat Anthony mampu membungkus gim pertama dengan skor 21-18. Situasi tak berubah di gim kedua. Anthony dan Momota tampil impresif. Kendati sempat tertinggal 6-11, namun penghuni Pelatnas PBSI Cipayung itu tampil tenang, bahkan bmembuat angka imbang 15-15. Skor lawan terpaku di angka 18, sedangkan Anthony memaksa Momota menelan pil pahit, usai mengunci gim kedua dengan skor 21-18. ā€œSaya tak menyangka bisa menang dua game langsung. Rasanya plong, apalagi saya kalah di beregu. Senang bisa revans. Sebenarnya performa Momota cukup bagus. Dan di awal game dia memegang kendali. Tapi ada peribahasa, bila hasil tidak akan mengkhianati usaha,ā€ ujar Anthony mengomentari kemenangannya atas Momota. Di perempat final, Anthony menantang Chen Long asal China, yang menempati unggulan lima. Berjumpa dengan peraih medali emas Olimpiade 2016, Rio de Janeiro, Brasil itu, anak pasangan Edison Ginting (ayah) dan Lucia Sriati (ibu) mengkau siap. ā€œHarus lebih fokus sama konsentrasi di lapangan saja,ā€ lanjutnya. Selain Anthony, wakil Indonesia di tunggal Jonatan Christie juga sukses mencatat hasil positif. Pemain berusia 20 tahun, kelahiran Jakarta, 15 September itu berhasil memulangkan Khosit Phetpradab (Thailand), rubber game, 17-21, 21-18, dan 21-18. ā€œSulit melawan Khosit, tetapi Tuhan bantu saya banyak hari ini. Saya merasa performa saya kurang dibandingkan kemarin. Saya nggak mau menyerah begitu saja, ini Asian Games yang empat tahun sekali,ā€ ujar pebulutangkis asal PB Tangkas Specs itu usai laga. ā€œSaya mau semaksimal mungkin, sampai habis, sampai saya benar-benar tak bisa jalan seperti Anthony, saya akan lakukan itu,ā€ tambahnya. Di perempat final, Jonatan akan berduel dengan Wong Wing Ki Vincent (Hongkong) usai meraih kemenangan atas Wang Tzu Wei (China Taipeh), rubber game, 21-12, 16-21, dan 21-13. Hasil cemerlang turut diperoleh dua ganda terbaik Indonesia, yakni Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto, dan Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon. Fajar/Rian secara meyakinkan menyudahi duet Korea, Kim Won Ho/Seo Seung Jae, straight game, 21-18, 21-13, dalam tempo 44 menit. Di laga perempat final nanti, Fajar/Rian akan beradu kekuatan dengan ganda Negeri Jiran Malaysia, Ong Yew Sin/Teo Ee Yi, yang secara mengejutkan menang atas unggulan tiga Takeshi Kamura/Keigo Sonoda (Jepang), 21-14, 21-17. Sementara itu, kompatriotnya Kevin Sanjaya/Marcus Fernaldi Gideon, juga melenggang ke perempat final setelah menghentikan langkah Takuto Inoue/Yuki Kaneko (Jepang), rubber game, 21-16, 19-21, dan 21-18. Selanjutnya, pasangan Indonesia peraih juara Indonesia Open 2018 itu ditantang dobel Malaysia Goh V Shem/Tan Wee Kiong, yang menaklukan Bikash Shrestha/Nabin Sharestha (Nepal), straight game, 21-9, 21-12. Ditanya mengenai pertandingan perempat final, pada Minggu (25/8), Marcus mengatakan akan mengeluarkan penampilan terbaiknya bersama Kevin. ā€œUntuk besok, kami mau main yang bagus saja dulu,ā€ cetus Marcus singkat. (Adt)

Tunggal Putri Indonesia Kandas, Dobel Greysia/Apriyani Wakili Tim Merah Putih di Semifinal

Ganda putri Indonesia, Greysia Polii/Apriyani Rahayu sukses mengalahkan pasangan Cina, Tang Jinhua/Zheng Yu, dalam pertarungan dramatis tiga gim 18-21, 24-22, dan 21-16, pada laga perempat final, nomor perorangan Asian Games 2018, Sabtu (25/8). (Pras/NYSN)

Jakarta- Indonesia tanpa wakil di babak perempat final, cabang olahraga bulutangkis Asian Games 2018, untuk nomor tunggal putri, setelah langkah Fitriani dan Gregoria Mariska Tunjung, akhirnya terhenti di babak 16 besar, di Istora Senayan, Sabtu (25/8). Fitriani yang menghadapi pebulutangkis India, Saina Nehwal, di babak 16 besar kalah dua gim langsung, 6-21 dan 14-21. Sedangkan Gregoria menyerah dari unggulan ketiga yang juga asal India, PV Sindhu, 12-21, 15-21. Dikutip dari situs Badminton Indonesia, Fitri kesulitan mengeluarkan kemampuan terbaiknya saat di gim pertama. Bahkan Fitri cenderung banyak melakukan kesalahan sehingga Saina menang mudah. Di gim kedua Fitri sempat memberikan perlawanan kepada Saina. Hanya saja, kesalahan-kesalahan yang dilakukan Fitriani, kembali membuat poin Saina terus bertambah dan memenangi pertandingan. “Saina lebih menekan, permainan saya tidak berkembang. Di gim kedua saya unggul di awal, tetapi terkejar lagi karena dia bisa mengatasi pola yang saya terapkan,” ujar Fitriani usai bertanding. “Mungkin (penyebab kekalahan) dari pikiran sendiri, waktu sering out jadi ragu-ragu,” tambahnya Sementara Gregoria mengaku, sulit mengembangkan permainan saat melawan Sindhu. Sindhu yang merupakan unggulan ketiga di Asian Games 2018 mendominasi permainan. Di gim kedua penampilan Gregoria sempat membaik, tetapi Sindhu selalu lebih unggul. “Saya terlalu lama mencari pola permainan, Sindhu sudah dapat puncaknya, saya terus di bawah tekanan. Waktu gim kedua saya sudah mencobaatur dia. Tapi, dia menyerang, saya ikut terus memberikan pengembalian bola panjang ke belakang, padahal itu tidak menguntungkan saya sama sekali,” ucap Gregoria paska laga. Di Asian Games 2018 nomor tunggal putri memang tak dibebani target. Medali emas diharapkan datang dari bulutangkis di sektor duet campuran dan ganda putra. Meski tanpa wakil di nomor tunggal putri, tetapi nomor perorangan cabor bulutangkis, sukses mengamankan satu medali perunggu dari ganda putri. Ganda campuran Tontowi Ahmad dan Liliyana Natsir mengamankan tiket semifinal ganda campuran Asian Games 2018, usai menekuk pasangan ranking 23 dunia wakil Hong Kong, Lee Chun Hei Reginald/Chau Hoi Wah, dalam permainan tiga set, 21-15, 17-21, 21-16 selama 58 menit, di Istora Senayan, Jakarta, Sabtu (25/8). Sementara, duet Greysia Polii/Apriyani Rahayu sukses mengalahkan pasangan Cina, Tang Jinhua/Zheng Yu, dalam pertarungan dramatis tiga gim 18-21, 24-22, dan 21-16. Dalam laga yang akan digelar pada Minggu (26/8), pasangan Indonesia ini akan berjumpa ganda asal Jepang, Ayaka Takahashi/Misaki Matsutomo. Hasil ini menjadi harapan bagi Indonesia untuk meraih medali emas di kategori ganda putri. Pasangan ini pun tampil cemerlang selama 2018. Saat ini mereka menempati posisi 4 dunia. Dilansir dari Bwfbadminton.com dan Asiangames2018.id., dobel andalan Indonesia ini menjadi kampiun di India Open 2018 dan Thailand Open 2018. (Adt)

Beregu Indonesia Hadapi Lawan Berat, PBSI Minta Kerja Keras Sejak Awal

Anthony Sinisuka Ginting, salah satu andalan skuat tim bulutangkis beregu putra Indonesia Asian Games XVIII/2018 harus berjuang keras sejak awal. Sebab, mereka dihadapkan tantangan berat. (Pras/NYSN)

Jakarta- Pengurus Pusat (PP) Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PBSI) meminta tim beregu putra dan putri Asian Games XVIII/2018 harus berjuang keras sejak awal. Sebab, mereka dihadapkan tantangan berat. Hal itu dikatakan Achmad Budiharto, Sekretaris Jenderal (Sekjen) PBSI menanggapi hasil undian beregu cabang bulutangkis, di Istora Senayan, Jakarta, Kamis (16/8) malam. ā€œKita tidak bisa mengeluhkan hasil drawing. Itu adalah fakta yang harus dipersiapkan. Yang penting tim berjuang keras sejak awal,ā€ ujar Budiharto. Tim putra Indonesia berada di pool bawah bersama tim India, Maladewa, Jepang, Malaysia, Thailand, dan Korea Selatan (Korsel). Indonesia yang menempati unggulan dua mendapat jatah bye di laga perdana. ā€œHasil tim putra, ini perjuangan berat untuk semuanya. Karena tim-tim bagus terkumpul di pool bawah. Untuk babak pertama kalau digambarkan, Jepang bertemu Malaysia, Korsel berhadapan dengan Thailand. Empat tim tersebut terkumpul dan hanya satu yang ke semifinal,ā€ lanjutnya. Jika di babak kedua berhasil melewati hadangan pemenang antara India dan Maladewa, Indonesia bakal menghadapi lawan berat di semifinal. ā€œKami menunggu pemenang antara Maladewa dan India. Memang perjuangan berat nantinya di semifinal. Siapa pun yang melewati India. Tim yang dihadapi relatif kuat,ā€ tambahnya. Sementara, tim putri Indonesia menempati pool atas bersama Hongkong, Korsel, India, dan Jepang. Srikandi Merah Putih memulai laga pembuka menantang Hongkong. Jika berhasil melewati Hongkong, Fitriani dan kolega di perempat final bakal berjumpa dengan Korsel yang mendapatkan bye di babak pertama. Dan jika langkah mereka terus berlanjut, maka mereka akan bertarung dengan pemenang antara Jepan dan India. Baik Jepang maupun India, turut mendapatkan bye di babak pertama. ā€œKalau tim putri, kami tahu karena tidak seeded. Hasil undian itu realitas yang harus dihadapi. Kami berada di pool atas. Pertama, kami sudah harus berjuang menghadapi Hongkong. Jika lolos bertemu Korsel. Jadi ini yang harus dihadapi,ā€ tukas Budiharto. (Adt) Skuat Beregu Bulutangkis Indonesia Asian Games 2018 : Putra : 1. Jonatan Christie 2. Anthony Sinisuka Ginting 3. Ihsan Maulana Mustofa 4. Kevin Sanjaya Sukamuljo 5. Marcus Fernaldi Gideon 6. Fajar Alfian 7. Muhammad Rian Ardianto 8. Mohammad Ahsan 9. Tontowi Ahmad 10. Ricky Karanda Suwardi Putri : 1. Fitriani 2. Gregoria Mariska Tunjung 3. Ruselli Hartawan 4. Greysia Polii 5. Apriyani Rahayu 6. Della Destiara Haris 7. Rizki Amelia Pradipta 8. Ni Ketut Mahadewi Istarani 9. Liliyana Natsir 10. Debby Susanto

Cetak Gelar Juara Di Indonesia Open 2018, Tiga Atlet Binaan PB Djarum Kehujanan Bonus

Sukses berkontribusi saat ajang Indonesia Open 2018, Djarum Foundation memberikan penghargaan bagi Tontowi, Liliyana, dan Kevin sebesar Rp 600 juta. (Pras/NYSN)

Jakarta- Indonesia sukses meraih dua gelar di ajang Blibli Indonesia Open 2018 HSBC BWF World Tour Super 1000. lewat Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon dan Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir. Kevin/Marcus menjadi kampiun usai menaklukan pasangan asal Jepang, Takuto Inoue/Yuki Kaneko (21-13 dan 21-16). Sedangkan pasangan senior Tontowi/Liliyana menang setelah menghempaskan dobel asal Malaysia, Chan Peng Soon/Goh Liu Ying (21-17 dan 21-8). Tiga atlet yakni Tontowi, Liliyana, dan Kevin, merupakan pemain binaan PB Djarum Kudus. Torehan prestasi ini terasa istimewa sebab satu dekade lamanya Merah Putih tidak mengantongi dua gelar juara sekaligus di Indonesia Open. Terakhir, Indonesia meraih dua gelar pada 2008 melalui sektor tunggal putra, Sony Dwi Kuncoro dan ganda putri yakni Vita Marissa yang saat itu berduet dengan Liliyana Natsir. Bahkan, Indonesia puasa gelar di salah satu ajang turnamen terbaik di dunia itu pada 2007, 2009, 2010, 2011, 2014, 2015, dan 2016. Berkat prestasi yang membanggakan serta mengharumkan nama Indonesia, Djarum Foundation memberikan penghargaan bagi Tontowi, Liliyana, dan Kevin sebesar Rp 600 juta. ā€œApresiasi ini komitmen kami terhadap kemajuan bulutangkis di Indonesia, sehingga bisa melecut pemain bulutangkis PB Djarum yang lainnya untuk bisa berprestasi di kancah bulutangkis dunia seperti Kevin, Tontowi, dan Liliyana,ā€ ujar Yoppy Rosimin, Program Director Bakti Olahraga Djarum Foundation, pada Rabu (11/7). ā€œMudah-mudahan tahun depan, Indonesia bisa juara lagi. Karena Kevin/Marcus belum pernah juara. Ini pertama kali untuk mereka. Dan, kami akan terus memberikan apresiasi ini sebagai wujud komitmen kami untuk negeri ini,ā€ lanjutnya. Masing-masing pemain mendapatkan Rp 200 juta. Selain itu, ketiganya juga mendapatkan voucher dari Blibli.com senilai Rp 50 juta. Sementara, para pelatih yakni Herry Irman Pierngadi dan Aryono Miranat (pelatih ganda putra), serta Richard Mainaky dan Vita Marissa (pelatih ganda campuran) mendapatkan lemari es Polytron dua pintu dan voucher senilai Rp 5 juta dari tiket.com. Bagi Kevin, kemenangan di Indonesia Open 2018 menegaskan supremasinya di persaingan papan atas bulutangkis dunia. Sebelumnya, bersama Marcus menjadi kampiun turnamen tertua di dunia yakni All England 2018. Duet ini tengah membidik China Open 2018, yang dihelat September guna merangkai hattrick di kasta HSBC World Tour Super 1000. ā€œRangkaian kemenangan ini menjadi pendorong agar saya makin berprestasi untuk mengharumkan nama bangsa melalui bulutangkis. Keberhasilan ini tak lepas dari dukungan pelatih dan PB Djarum yang telah mengasah saya untuk mengeluarkan kemampuan terbaik saat bertanding, dan meraih hasil maksimal,ā€ tutur Kevin. Liliyana menambahkan dirinya mengaku lega bisa memberikan hasil terbaik dihadapan publik tuan rumah. Apalagi, sebut Butet, sapaan akrabnya, berhasil menghapus catatan tak pernah menang di Istora Senayan. ā€œBerarti sudah lunas. Ini kemenangan yang sangat istimewa bagi kami,ā€ tukas Butet. (Adt)

Ajang Indonesia Open 2018 Berakhir, Raihan Dua Gelar Sudah Lampaui Target PBSI

Selain Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir, Indonesia juga meraih gelar juara Blibli Indonesia Open 2018 HSBC BWF World Tour Super 1000, lewat duet ganda putra Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon. (Pras/NYSN)

Jakarta- Ajang Blibli Indonesia Open 2018 HSBC BWF World Tour Super 1000, di Istora Senayan, Jakarta, berakhir pada Minggu (8/7). Pada turnamen bulutangkis terbaik di dunia itu, Indonesia sukses meraih dua gelar juara. Yakni sektor ganda putra lewat Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon yang menang atas wakil Jepang Takuto Inoue/Yuki Kaneko, 21-13 dan 21-16. Dan duo campuran melalui Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir yang menyingkirkan wakil Malaysia, Chan Peng Soon/Goh Liu Ying, 21-17 dan 21-8. Sedangkan titel tunggal putra disabet Kento Momota (Jepang) yang mengatasi Viktor Axelsen (Denmark), 21-14 dan 21-9. Lalu, tunggal putri asal China Taipeh, Tai Tzu Ying mencetak prestasi setelah menghempaskan Chen Yu Fei (China), 21-23, 21-15, dan 21-9. Jepang juga membukukan gelar kampiun di ganda putri, setelah menghadirkan ‘All Japan FInal’, yang dimenangkan Yuki Fukushima/Sayaka Hirota atas kompatriotnya, Mayu Matsumoto/Wakana Nagahara, 21-14, 16-21, dan 21-14. Achmad Budiarto, Sekertaris Jenderal (Sekjen) Pengurus Pusat (PP) Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PBSI), mengatakan dua gelar yang diraih wakil Indonesia di ajang Indonesia Open 2018 melebih target yang ditetapkan PBSI. ā€œSebelum turnamen ini digelar Kabid Binpres (Ketua Bidang Pembinaan dan Prestasi/Susy Susanti) menargetkan satu gelar. Tapi, Indonesia berhasil meraih dua gelar. Ini berarti melebihi target awal,ā€ ujar Budiarto, di Istora Senayan, Jakarta, Minggu (8/7). Menurutnya, hasil ini juga bisa menjadi gambaran untuk menghadapi Asian Games 2018, pada 18 Agustus ā€“ 2 September. ā€œIni menjadi gambaran peta di Asian Games sekaligus tantangan berat juga buat kami. Terlebih yang digunakan juga venue baru,ā€ tukas Budiarto. (Adt)

Siapkan Program Team Building, PBSI Umumkan Skuad Bayangan Piala Tomas dan Uber 2018

Anthony Sinisuka Ginting masuk menjadi kandidat tim Piala Thomas 2018 yang akan berlangsung di Bangkok, Thailand. (tempo.co)

Jakarta- Piala Thomas dan Uber 2018 semakin dekat, ajang perebutan supremasi beregu putra dan putri paling bergengsi ini akan dilangsungkan di Bangkok, Thailand, pada 20-27 Mei 2018. Tim Piala Thomas Indonesia menduduki peringkat ketiga di daftar unggulan, di bawah Tiongkok dan Denmark. Sedangkan Tim Uber Indonesia ada di posisi ketujuh, di bawah Jepang, Tiongkok, Korea, Thailand, Taiwan dan India. Hingga saat ini, PP PBSI masih terus mencari komposisi terbaik menjadi pemain tim inti yang akan diterbangkan ke Bangkok untuk membela Merah-Putih. Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PBSI Susy Susanti membuka daftar nama-nama atlet yang dinominasikan menjadi bagian tim inti Piala Thomas dan Uber 2018. Empat atlet tunggal dan enam atlet ganda (tiga pasangan) akan masuk ke dalam daftar tim inti Piala Thomas dan Uber 2018 yang bakal diumumkan dalam waktu dekat. Dari 32 atlet yang masuk nominasi, akan dipilih 20 atlet untuk mengisi 10 slot tim Piala Thomas, dan 10 slot tim Piala Uber. BWF (Federasi Bulutangkis Dunia) menetapkan tanggal 6 Mei 2018 sebagai hari terakhir penyerahan nama tim inti Piala Thomas dan Uber 2018. “Kami membuka kesempatan bagi semua, untuk menjadi bagian tim Piala Thomas dan Uber, yang penting pokoknya untuk Indonesia,” kata Susy kepada Badmintonindonesia.org. Program persiapan jelang Piala Thomas dan Uber juga dijalankan, terutama mereka yang absen kejuaraan Badminton Asia Championships 2018 di Wuhan, Tiongkok. Rencana pelaksanaan sesi team building pun diungkapkan Susy. Hal ini dimaksudkan guna memperkuat kebersamaan tim jelang tampil di pertengahan Mei mendatang. “Kemungkinan akan ada sesi untuk team building, dan nanti akan dilihat dan disesuaikan lagi, dengan jadwal dan program latihan atlet-atlet,” tutur Susy. (Art) Nominasi Tim Piala Thomas dan Uber 2018: Tim Thomas Tunggal: Anthony Sinisuka Ginting, Jonatan Christie, Tommy Sugiarto, Ihsan Maulana Mustofa, Firman Abdul Kholik, Sony Dwi Kuncoro Ganda: Kevin Sanjaya Sukamuljo, Marcus Fernaldi Gideon, Fajar Alfian, Muhammad Rian Ardianto, Berry Angriawan, Hardianto Wahyu Nayaka Arya Pankaryanira, Ade Yusuf Santoso, Hendra Setiawan, Mohammad Ahsan, Angga Pratama, Rian Agung Saputro Tim Uber Tunggal: Fitriani, Hanna Ramadini, Gregoria Mariska Tunjung, Dinar Dyah Ayustine, Ruselli Hartawan Ganda: Greysia Polii, Apriyani Rahayu, Ni Ketut Mahadewi Istarani, Anggia Shitta Awanda, Della Destiara Haris, Rizki Amelia Pradipta, Nitya Krishinda Maheswari, Yulfira Barkah, Rosyita Eka Putri Sari Jadwal Pertandingan Piala Thomas dan Uber 2018 dilansir dari Badminton World Federation (BWF): Minggu, 20 Mei 2018 : Piala Thomas Grup B : Indonesia vs Kanada. Pukul 09.00 WIB – Lapangan 4. Senin, 21 Mei 2018 : Piala Uber Grup D : Indonesia vs Malaysia. Pukul 14.00 WIB – Lapangan 2 (TV). Selasa, 22 Mei 2018 : Piala Uber Grup D : Indonesia vs Perancis. Pukul 09.00 WIB – Lapangan 4. Piala Thomas Grup B : Indonesia vs Thailand. Pukul 19.00 WIB – Lapangan 1 (TV). Rabu, 23 Mei 2018 : Piala Uber Grup D : Indonesia vs Tiongkok. Pukul 09.00 WIB – Lapangan 2 (TV). Piala Thomas Grup B : Indonesia vs Korea. Pukul 14.00 WIB – Lapangan 2 (TV) Kamis, 24 Mei 2018 : Perempat final Piala Thomas dan UberĀ  Sesi 1 : QF Piala Uber. Pukul 09.00 WIB – Lapangan 1 dan 2. Sesi 2 : QF Piala Uber. Pukul 14.00 WIB – Lapangan 1 dan 3. QF Piala Thomas. Pukul 14.00 WIB – Lapangan 2. Sesi 3 : QF Piala Thomas. Pukul 19.00 WIB – Lapangan 1, 2 dan 3. Jumat, 25 Mei 2018 : Semifinal Piala Thomas dan Uber Sesi 1 : SF Piala Uber : Pukul 12.00 WIB – Lapangan 1 dan 2. Sesi 2 : SF Piala Thomas : Pukul 18.00 WIB – Lapangan 1 dan 2. Sabtu, 26 Mei 2018 : Final Piala Uber. Pukul 13.00 WIB Minggu, 26 Mei 2018 : Final Piala Thomas. Pukul 13.00 WIB

PBSI Tak Khawatir Regenerasi Junior, Sekjen : Butuh Jam Terbang Asah Mental

Pasangan ganda campuran, Hafiz Faisal/Gloria Emanuelle Widjaja, menjadi salah satu calon pasangan masa depan Indonesia. (bolasport.com)

Jakarta- Pengurus Pusat (PP) Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PBSI) mengaku tak khawatir dengan regenerasi pebulutangkis junior. Menurut Achmad Budiarto, Sekertaris Jenderal (Sekjen) PP PBSI, untuk para pemain pelapis disemua sektor sudah cukup baik. “Artinya, kalau dilihat di ganda putra, setelah Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon, ada pasangan Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto, dan mereka sudah bisa masuk 10 besar dunia,” ujarnya di Jakarta, Minggu (8/4). “Di junior ada beberapa pemain yang disiapkan seperti Muhammad Reza Pahlevi/Akbar Bintang Cahyono, kemudian Frengky Wijaya Putra/Sabar Karyaman Hutama. Lalu, di bawahnya masih ada 2 hingga 3 lapis sudah kami siapkan,” sambungnya. Di sektor putri, ia mengaku sangat optimis untuk bisa mendongkrak prestasi. Terlebih, junior putri yang masuk Pelatnas rata-rata berusia 15 tahun hingga 16 tahun. “Mereka punya talenta bagus. Andai bisa diarahkan dan dibina serta memiliki konsistensi yang kuat, maka mereka dalam kurun waktu 4 atau 5 tahun lagi, sudah bisa masuk tataran pemain yang diandalkan,” tambah Budiarto. “Contoh saat Kejuaraan Asia. Walau disemifinal kalah 3-0 dari Jepang, tapi semua laga berlangsung rubber game. Misalnya Fitriani yang kalah sama Akane Yamaguchi. Itu memunculkan optimisme,” cetusnya. Khusus di sektor ganda campuran, Budiarto menjelaskan saat ini masih milik Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir, namun terdapat pasangan yang bisa diandalkan yakni Hafiz Faisal/Gloria Emanuelle Widjaja. “Namun semuanya butuh jam terbang, utamanya yang junior. Sehingga saat bertemu pemain-pemain dari negara lain, mereka tidak goyah, apalagi di akhir-akhir pertandingan,” ungkapnya. “Mental jadi yang utama. Para pemain hanya kalah di jam terbang. Karena secara teknik dan fisik tidak ada kendala. Jam terbang untuk menghadapi berbagai tipe permainan sehingga harus lebih siap,” tutup Budiarto. (Adt)

Ajang China Master 2018, Jadi Bahan Evaluasi PP PBSI Sektor Ganda Putri

Pasangan ganda putri Anggia Shitta Awanda (kiri), saat masih berpasangan dengan Ni Ketut Mahadewi Istarani. (badmintonindonesia)

Jakarta- Turnamen China Masters 2018, pada 10-15 April nanti, Indonesia bakal menurunkan tiga pasangan ganda putri. Yakni Nitya Krishinda Maheswari/Ni Ketut Mahadewi Istarani, Anggia Shitta Awanda/Meirisa Cindy Sahputri dan Rosyita Eka Putri Sari/Yulfira Barkah. Di ajang itu, Pengurus Pusat (PP) Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PBSI) akan melakukan evaluasi terhadap ketiga pasangan tersebut, karena duet-duet itu merupakan kombinasi baru. Sebelumnya, Anggia berpasangan dengan Ketut, Nitya bersama Yulfira. Sedangkan Cindy bersama Nisak Puji Lestari. Sementara bagi Rosyita, ini adalah turamen pertamanya setelah mengalami cedera lutut di SEA Games 2017, Kuala Lumpur, Malaysia. Pada turnamen Osaka International Challenge 2018, Anggia/Cindy harus terhenti dilaga pertama, dan Nitya/Ketut di babak kedua, sedangkan Rosyita/Yulfira di babak perempat final. Chafidz Yusuf, Asisten Pelatih Ganda Putri PP PBSI yang mendampingi para pemain di Osaka, menyebut penampilan para pemain ganda putri akan kembali dievaluasi di China Masters 2018. “Kombinasi pasangan baru ini baru bisa dievaluasi di dua atau tiga turnamen. Itu pun diawali dari turnamen level international challenge. Beda dengan pasangan junior, yang disiapkan untuk jangka panjang,” ujar Chafidz seperti dikutip situs resmi PBSI, Jumat (6/4). “Mereka yang tampil di Osaka, memang pasangan baru. Tapi, secara individu sudah sering ikut turnamen. Jadi, fase penyesuaian, mestinya bukan masalah lagi. Coach Eng Hian juga beberapa kali memberikan kesempatan kepada pemain-pemain ini,” sambungnya. “Kami lihat nanti di China Masters. Faktor usia para pemain yang tak terpaut jauh, dan pengalaman, saya rasa waktu menyesuaikan diri itu bisa diatasi, karena mereka juga dilatih di Pelatnas,” terang Chafidz. Setelah China Masters 2018, nantinya beberapa pemain Indonesia itu akan mengikuti turnamen Malaysia International Challenge 2018, di Kuala Lumpur, Malaysia, pada 17-22 April 2018. (Adt)