Olimpiade 2024: Kalahkan Prancis, Spanyol Raih Medali Emas

Timnas Spanyol berhasil meraih medali emas cabang sepak bola putra Olimpiade Paris 2024. Tim Matador mengalahkan Prancis 5-3 pada laga final di Parc des Prince, Paris, Jumat (9/8/2024) malam WIB. Pada menit ke-11, Millot membawa Prancis unggul 1-0 atas skuat Matador muda. Ia melepaskan tembakan dari dalam kotak penalti yang gagal diantisipasi oleh kiper Spanyol. Spanyol berhasil menyamakan kedudukan menjadi 1-1 saat laga memasuki menit ke-18 lewat gol Fermin Lopez. Bintang Barcelona itu mengarahkan bola ke sudut kiri dengan penyelesaian yang tenang. Spanyol bahkan mampu membalikkan kedudukan menjadi unggul 2-1 atas Prancis di menit ke-25. Fermin Lopez mencetak gol keduanya usai memanfaatkan bola muntah tepisan kiper Prancis. Di menit ke-28 Spanyol berhasil memperlebar keunggulan menjadi 3-1. Tendangan bebas Alex Baena yang meluncur ke pojok kanan atas gawang lawan hingga membuat kiper Prancis mati langkah. Di babak kedua, Prancis akhirnya mampu memperkecil ketertinggalan menjadi 3-2 pada menit ke-78. Tendangan bebas rendah dari Michael Olise berhasil dibelokkan oleh Maghnes Akliouche dan masuk ke gawang. Insiden di kotak penalti membuat wasit mengecek VAR pada menit ke-89. Benar, wasit memberikan penalti untuk Prancis di menit-menit akhir babak kedua. Mateta yang menjadi eksekutor berhasil menjalankan tugasnya dengan baik untuk membuat skor imbang 3-3 pada menit ke-90+3. Pertandingan harus dilanjutkan ke babak tambahan untuk mecari pemenang. Di paruh pertama babak tambahan, Spanyol berhasil mencetak gol untuk mengubah skor menjadi 4-3. Sontekan Sergio Camello berhasil memperdaya kiper Prancis, Guillaume Restes. Di pengujung pertandingan, Spanyol menambah keunggulannya atas Prancis menjadi 5-3. Sergio Camello melepaskan tendangan terukur yang membuat bola bersarang di gawang Prancis. Kemenangan ini membuat Spanyol meraih medali emas sepak bola putra Olimpiade Paris 2024. Sementara itu, tim tuan rumah Prancis harus puas mendapat medali perak. Susunan Pemain: Prancis: Guillaume Restes; Castello Lukeba, Loic Bade, Adrien Truffert (Bradley Locko 91′), Kiliann Sildillia (Rayan Cherki 110′), Alexandre Lacazette (Arnaud Kalimuendo 52′), Manu Kone (Soungoutou Magassa 106′), Michael Olise, Joris Chotard (Maghnes Akliouche 52′), Enzo Millot (Desire Doue 77′), Jean-Philippe Mateta. Spanyol: Arnau Tenas; Pau Cubarsi, Eric Garcia, Juan Miranda (Miguel Gutierrez 97′), Marc Pubill (Juanlu Sanchez 72′), Fermin Lopez (Adrian Bernabe Garcia 72′), Alex Baena (Benat Turrientes 83′), Pablo Barrios, Abel Ruiz (Sergio Camello 83′), Sergio Gomez, Aimar Oroz (Jon Pacheco 88′). Sumber: RRI

Negara Ini Jadi Tujuan Berikutnya Timnas U-19 Untuk Gelar TC

Prancis Jadi Tujuan Berikutnya Timnas U-19 Untuk Gelar TC

Tim Nasional Sepak Bola Indonesia U-19 yang telah menggelar pemusatan latihan/training camp (tc) di Kroasia sejak 30 Agustus 2020 lalu, mendapat agenda baru untuk bulan Desember mendatang. Bagas Kaffa dan kawan-kawan akan mengikuti sebuah turnamen di Eropa. Garuda Muda dijadwalkan untuk mengikuti Toulon Tournament di Prancis. Sebelum mengikuti turnamen tersebut, mereka akan kembali ke Tanah Air pada hari Rabu 28 Oktober 2020. Kemudian, para pemain akan dikembalikan ke klub masing-masing untuk bersiap mengarungi kompetisi Liga 1 dan Liga 2. Meskipun, hingga saat ini pihak Kepolisian belum memberikan izin untuk lanjutan Liga 1 dan Liga 2. Dikarenakan kompetisi belum juga menemukan titik terang, maka PSSI telah menyiapkan rencana agar timnas U-19 setidaknya tetap bisa bertanding di suatu kompetisi. Mengingat mereka tengah digenjot untuk mengikuti dua ajang besar yakni Piala AFC U-19 di Uzbekistan dan Piala Dunia U-20 di Indonesia pada awal tahun 2021. Hal tersebut dikonfirmasi langsung oleh Ketua Umum PSSI, Mochamad Iriawan saat live streaming di kanal Youtube Sekretariat Presiden dalam rapat terbatas yang dipimpin Presiden Joko Widodo dan diikuti Wapres Ma’ruf Amin, para menteri, Kapolri, dan Panglima TNI, pada hari Senin (19/10/2020) kemarin. “Kami informasikan bahwa Timnas kan pulang ke tanah Air mungkin hari Rabu tanggal 28 Oktober 2020, Kkemudian akan kita kembalikan ke klub masing-masing, tentu untuk berkompetisi Liga 1 maupun Liga 2, itu rencana awalnya. Namun karena perizinan belum diberikan pihak kepolisian, jadi kompetisi kembali ditunda,” kata Iriawan. “Timnas akan kembali melakukan training camp ke Eropa pada 8 Desember 2020 hingga 22 Januari 2021. Kali ini timnas akan melakukan TC di Prancis sekaligus mengikuti Turnamen Toulon yang dimulai 21 Desember hingga- 1 Januari 2021,” lanjutnya. “Kita kemudian mencoba opsi cadangan dengan menerbangkan Timnas U-19 untuk TC kembali di Prancis. Kita akan berangkatkan pada 21 Desember 2020 disana sampai Januari 2021. Dan Garuda Muda akan mengikuti Toulon turnamen,” jelas Iriawan. Toulon Tournament sejatinya berlangsung pada 1-14 Juni 2020, namun urung terlaksana karena pandemi Covid-19. Alhasil, turnamen tersebut digeser waktu pelaksanaannya ke bulan Desember. Toulon Turnamen rencananya akan digelar di Bouches du Rhone, Prancis. Sejauh ini sudah ada 11 negara yang akan berpartisipasi pada ajang tersebut. Selain Indonesia, ada Vietnam negara asal Asia Tenggara yang ikut dalam turnamen tersebut. Lalu ada Jepang, Australia, Pantai Gading, Kongo, Maroko, Meksiko, Inggris, Rumania, dan tuan rumah Prancis.

Indonesia Kampiun Kategori Speed di China, Aspar Jaelolo dan Aries Susanti Rahayu Sandingkan Gelar Juara Dunia

Aries Susanti Rahayu meluapkan kegembiraannya usai merebut gelar juara dunia dalam kategori women’s speed, di ajang IFSC Climbing World Cup, di Wujiang, China, pada 20-21 Oktober 2018. (FPTI)

Wujiang- Prestasi gemilang ditorehkan dua atlet panjat tebing andalan Indonesia, di ajang IFSC Climbing World Cup, di Wujiang, China, pada 20-21 Oktober 2018. Aspar Jaelolo dan Aries Susanti Rahayu, berhasil menyandingkan gelar juara dunia kategori speed di Negeri Tirai Bambu itu. Torehan ini menunjukkan kelas dua atlet panjat tebing Merah Putih itu sebagai pemain elit dunia, sebab world cup merupakan kejuaraan tertinggi di sport climbing. Aspar menunjukkan kelasnya sebagai juara dunia setelah merebut posisi pertama kategori men’s speed. Pria kelahiran Wani, Sulawesi Tengah, 24 Januari 1988 itu, mengalahkan atlet asal Italia Ludovico Fossali. Ia mencatatkan waktu 5,810 detik, sedangkan Fossali 5,940 detik. Dan, posisi ketiga diduduki pemanjat asal Iran, Reza Alipourshena. Aspar mengaku bahagia dengan prestasi yang diraihnya kali ini. “Saya hanya ingin mengatakan bahwa selama masih punya mimpi, maka masih ada waktu untuk membuktikan. Meski saya sering dianggap spesialis perak, namun saya tidak pernah menghapus mimpi saya untuk jadi nomor satu. Dan, hari ini saya buktikan. Terima kasih, ini untuk Indonesia,” ujar Aspar, di Wujiang, pada Minggu (21/10). Sementara, Aries meraih medali emas kategori women’s speed setelah mengalahkan atlet Prancis Anouck Jaubert. Di babak final, ‘Spiderwoman Grobogan’ itu mengungguli Jaubert dengan catatan waktu 7,740 detik, berbanding 8,010 detik. Sedangkan tempat ketiga diduduki Iuliia Kaplina dari Rusia. Aries mengaku bahagia, namun ia tak ingin jemawa dan cepat puas. Wanita kelahiran Grobogan, Jawa Tengah, 21 Maret 1995, ingin terus melaju dengan menorehkan prestasi-prestasi lainnya yang membanggakan untuk Indonesia. “Terima kasih. Ini podium kedua di world cup. Namun, saya tak ingin berhenti di sini. Saya masih ingin memecahkan rekor dunia agar Indonesia bangga,” tegas Aries. Sementara itu, Hendra Basir, Pelatih Speed Indonesia, mengungkapkan sebetulnya tim tidak menargetkan apa-apa dalam kompetisi ini. Namun, para atlet tetap akan menunjukkan kemampuan terbaiknya. Dan, terbukti hasilnya, dimana atlet dari Indonesia mampu melesat ke posisi pertama. Ia juga mengakui bila misteri medali emas Aspar akhirnya terpecahkan. Menurutnya, capaian ini semakin menunjukkan kelas atlet Indonesia sebagai atlet dunia. “Iya (Aspar pecah emas). Banyak dapat ucapan selamat dari pemain lain. Kita atlet elit tingkat dunia,” tegas Hendra. Sedangkan Caly Setiawan, Kepala Bidang Pembinaan Pengurus Pusat (PP) Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI), menyebut sebelum berangkat ke China, para atlet diharapkan menunjukkan kelasnya sebagai atlet top. “Untuk Aspar ini memang kami harapkan bisa pecah emasnya dan untuk Aries kami harapkan dapat emas, sehingga semakin memantapkan kalau dia memang atlet top dan medali emas-nya memang merupakan hasil kerja kerasnya selama ini,” tukas Caly. (Adt)

Berlaga di IFSC Climbing World Cup China, Spiderwoman Grobogan Aries Susanti Rahayu Cs Diminta Tampil Fight

Sebelum tampil di kualifikasi Olimpiade, di Prancis pada 2019, Aries Susanti Rahayu (tengah) dan kawan-kawan, diminta tampil fight pada kejuaaraan dunia IFSC Climbing World Cup, di Wujiang, China, pada 20-21 Oktober 2018. (FPTI)

Wujiang- Aries Susanti Rahayu dan kolega bakal berlaga pada kejuaaraan dunia IFSC Climbing World Cup di Wujiang, China, pada 20-21 Oktober 2018. Mereka diminta tampil fight di Negeri Tirai Bambu itu. Dalam event bergengsi ini, Indonesia turun di nomor men’s speed, men’s lead, women’s speed, dan women’s lead. Selain Aries Susanti, terdapat nama lain yakni Aspar Jaelolo, Alfian M Fajri, Sabri, Muhammad Hinayah, Veddriq Leonardo, Pangeran Septo Wibowo, Puji Lestari, Rajiah Sallsabillah, Agustina Sari, Nurul Iqamah, dan Mudji Mulyani. “Kami akan fight dan menunjukkan kemampuan terbaik kami dalam ajang bergengsi ini. Kami akan memaksimalkan semua kemampuan yang ada,” ujar Hendra Basir, Pelatih Speed Indonesia, dikutip situs resmi FPTI, pada Sabtu (20/10). Sementara itu, Pristiawan Buntoro, Wakil Ketua II Pengurus Pusat (PP) Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI), menjelaskan usai gelaran Asian Games 2018, para atlet panjat tebing elit Indonesia terus menempa diri dengan mengikuti berbagai event internasional. “Anak-anak ini levelnya sudah dunia. Mereka sedang mempertahankan level dunia mereka,” tegas Pristiawan. Ia berharap para atlet terus menempa diri, sehingga skillnya semakin terasah. Menurutnya, keikutsertaan mereka di event tingkat internasional amat penting guna mempertahankan level mereka. Terlebih, event akbar Olimpiade, di Tokyo, Jepang, semakin dekat. Sebelumnya, Aries Susanti Cs mengikuti dua event ‘The Belt and Road International Climbing Master Tournament 2018’, di Huaian dan Wanxianshan, China, beberapa waktu lalu. Dalam kedua event tersebut atlet Indonesia mampu mengawinkan emas dan memborong medali. “Kami berharap prestasi yang terbaik untuk mereka,” cetusnya. Selanjutnya, usai seri piala dunia di Wujiang, mereka akan mengikuti seri piala dunia di Xiamen, China, pada 27-28 Oktober 2018. Para atlet juga akan beraksi di Asian Championship, pada 7-11 November 2018, di Kurayoshi, Jepang. “Ini sebagai bekal mereka mempersiapkan diri kualifikasi Olimpiade di Prancis pada 2019. Itu tujuan utama kami agar lolos ke Olimpiade Tokyo 2020,” tukas Pristiawan. (Adt)

Kipsta, Merek Bola Pendatang Baru Dari Eropa

2018 Authentic Decathlon Kipsta F900 Football (DHgate.com)

Sepak bola? Siapa yang tak mengenal sepak bola. Dari semua usia, semua strata pasti tau sepak bola. Nah, banyak unsur yang bisa mempengaruhi pola permainan sepak bola. Dari segi teknis misalnya, ada jersey, sepatu, kaus kaki dan bola itu sendiri. Nah, disini kami akan sedikit mereview –tidak semua aspek–, salah satunya adalah bola. Tanpa bola, para pemain tidak mungkin bisa menendang dan menggiring si kulit bundar. Banyak merk ternama maupun non-ternama yang memproduksi bola, dari nike, molten, bahkan adidas. Namun, disini kita akan membahas bola dari negeri Prancis, yaitu Kipsta. Salah satu tipe bola besutan Kipsta yang paling bagus adalah jenis f-500. Layaknya bola yang digunakan saat Piala Dunia 2018 (Telstar 18), bola ini juga dibuat dengan memakai teknologi thermo-bonded, artinya dari hubungan panel satu ke panel lainnya direkatkan menggunakan panas sehingga membuatnya terlihat lebih rapih dan juga lebih kuat. Bukan lagi di jahit atau di lem. Mungkin ini bisa disebut salah satu kelebihannya. Bola yang diproduksi di Pakistan ini  juga sudah mengantungi legal resmi dari FIFA. Selain itu, Kipsta juga menjalin kerjasama pada klub-klub di Ligue 1 (Prancis), beberapa nama pemain kelas atas seperti Paulo Dybala pernah merasakan bola Kipsta ini. Selain F-500, adapun jenis Kipsta F-100. Nah, kalau ditinjau dari segi kualitas memang terbilang sama, tapi hanya saja soal ukuran. Kalo F-500 di desain untuk pemain profesional, sedangkan F-100 untuk anak-anak usia antara 12-14 tahun. Bola Kipsta ini terbuat dari bahan kantong latex 70%, karet isobutilena isoprena (IIR), butil 30%, poliester 100%, poliuretan 100%. yang dibanderol dengan harga kisaran 150-240 ribu. Saat ini, bola Kipsta hanya bisa didapatkan secara resmi di Decathlon Sport Store di bilangan Alam Sutera, Tangerang. (Dre)