Kepala pelatih pelatnas bulu tangkis Indonesia Mulyo Handoyo mengatakan, percepatan...
Read MoreSKO Ragunan 42 Tahun Berdiri, Dispora DKI Jakarta: 2019 Segera Direvitalisasi
Jakarta- Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Kadispora) DKI Jakarta Ratiyono, menegaskan jika Sekolah Khusus Olahraga (SKO) Ragunan, Jakarta, segera direvitalisasi. Ia mengatakan, saat ini pihaknya tengah mengusulkan anggaran sehingga awal 2019, proses revitalisasi SKO dan kompleks olahraga Ragunan bisa direalisasikan. “SKO Ragunan diresmikan pada 1976 oleh Gubernur DKI Jakarta saat itu, Ali Sadikin. Saatnya sudah direhab total. Masterplan-nya sudah dibuat pada 2011. Baru satu yang sudah direnovasi yakni tempat makan atlet. Kita berharap 2018 kita usulkan, tahun 2019 bisa langsung dieksekusi,” kata Ratiyono pada Jumat (12/10). Ratiyono mengatakan, pada tahap revitalisasi atau modernisasi, SKO Ragunan tetap mengedepankan lingkungan yang hijau. Dengan fasilitas yang modern, yang baru, tapi tidak meninggalkan sisi lingkungannya. Dengan harapan atlet bisa berlatih di tempat yang rindang, dan suplai oksigen yang cukup,” ucapnya, dilansir tribunews.com. SKO Ragunan, yang mempunya luas 20 hektare, lanjut Ratiyono, nantinya akan direvitalisasi secara serentak dengan menghabiskan dana yang tak terlalu besar, namun tetap memperhatikan kenyamanan, dan keunggulannya. “Akan direnovasi secara serentak. Dari 20 hektar, 30 persennya bangunan. Supaya nanti kalau selesai, atlet serentak juga berlatihnya. Ketika nanti saat renovasi, atlet kita pindahkan lebih dahulu, ke gelanggang-gelanggang yang ada di Jakarta,” bebernya. Ratiyono meyakini, renovasi SKO Ragunan yang dilakukan pada 2019 nanti tak akan menghambat persiapan atlet DKI Jakarta pada persiapan Pekan Olahraga Nasional (PON) di Papua 2020. “Kami memiliki sejumlah gelanggang-gelanggang yang tersebar di beberapa wilayah. Saya rasa ini tidak akan menghambat mereka,” ucapnya. Di sisi lain, Fasilitas SKO Ragunan saat ini semakin memburuk tanpa adanya sentuhan renovasi. Seperti di hall badminton, yang tampak bagian dindingnya sudah berlubang, begitu juga dengan kondisi alas lapangan badminton, baik karpet maupun kayu, yang terlihat sangat tak terurus. Persoalan infrastruktur venue di komplek GOR Ragunan jadi kewenangan Pemprov DKI, sehingga Pemprov harus lebih memperhatikan fasilitas yang ada. Terlebih berdasarkan data, banyak atlet berprestasi lahir dari komplek itu, termasuk fakta 40 persen atlet SKO Ragunan, telah menyumbang medali di ajang SEA Games dan 60 persen di PON. (Adt)