Selain Seleksi Senior, PSSI Gelar TC Timnas Putri U-16 di Cijantung

Rully Nere kembali dipercaya menangani Timnas Putri dibawah usia 16 Tahun. (bolalob.com)

Jakarta- PSSI akhirnya resmi mengadakan pemusatan latihan atau Training Center (TC) untuk Timnas Putri U-16. Sebelumnya, PSSI sudah memutar seleksi Timnas Putri senior di Sawangan, Depok. TC perdana digelar di lapangan Stadion Atang Sutresna, kompleks Kopassus, Cijantung, Jakarta Timur, mulai 19 Maret hingga 19 April 2018. PSSI kembali menunjuk Rully Nere sebaga pelatih kepala tim ini. Rully juga sudah memilih 26 pemain yang akan mengikuti pemusatan latihan dan seleksi tim. Dari seluruh pemain, 14 di antaranya anggota tim yang tampil di turnamen AFF U-15 Girls Championship 2017 di Vientine, Laos pada 9-20 Mei 2017 lalu. Tahun ini, Rully akan membawa Timnas Putri U-16 berlaga pada ajang AFF U-16 Girls Championship 2018 bulan Mei, yang akan berlangsung di Indonesia. “26 pemain ini merupakan pemain sepak bola wanita terbaik yang saat ini dimiliki Indonesia. Saya berharap mereka mengeluarkan kemampuan terbaiknya saat pemusatan latihan nanti,” ucap Rully. Para pemain itu terpilih hasil pantauannya dari berbagai turnamen, salah satunya Women Football Road To Asian Games Piala Pertiwi bulan Desember 2017. “Ada beberapa yang ikut saya waktu di Laos, dan lainnya hasil pantauan. Saya optimis dengan para pemain yang akan mengikuti pemusatan latihan nanti,” tutupnya. (Dre) Daftar Nama Pemain Timnas Putri U-16 Kiper: 1. Rabiah Nurkhodijah – DKI Jakarta Belakang: 2. Syafira Azzahra Ramadhanti – Bangka Belitung 3. Diah Ayu Puspitaningrum – Jawa Barat 4. Leli Sukmawati – Jawa Barat 5. Rachmayanti Indah Ma’ruf – Jawa Timur 6. Ceysa Salsabila Diani – Jawa Timur Tengah: 7. Hanipa Halimatusyadiah S – Jawa Barat 8. Zahra Naqiyyah Primadi – Jawa Barat 9. Safira Ika Putri Kartini – Bangka Belitung 10. Jasmine Sefia Waynie Cahyono – Jawa Timur 11. Anisa Febriana – D.I Yogyakarta 12. Sheva Imut Furyzcha – Bangka Belitung 13. Vinny Silfianus – Banten Depan: 14. Carla Bio Pattinasarany – DKI Jakarta Pemain Seleksi Lainnya: Ria Yigibalom – Papua, Ofince Wenda – Papua, Astrid Yigibalom – Papua, Elsa – Gelora Muda, Mutia – Galaxis Bandung, Akra – Benteng Muda Banten, Leni Maharani – Benteng Muda Banten, Kyla Widodo – Pro Direct, Portia – Pro Direct, Jesela Arifia Sari – Gerilya FC Kaltim, Maria Amanda Gracia – Jakarta 69, Annisa Puti Lenggogeni – Jakarta 69

Seleksi Timnas Putri Banyak Usia 19 Tahun, Legenda Indonesia Beri Catatan Khusus

Rahma Wulan (depan), salah satu striker dalam seleksi Timnas Putri Indonesia. (bola.com)

Jakarta- Pelatih Timnas Putri Indonesia, Satia Bagdja, secara bertahap mulai menekankan tentang latihan organisasi permainan serta penguasaan bola yang diberikan pada peserta seleksi. “Ini masih tahap seleksi. Cuma pengenalan taktik dan formasi saja serta mengutamakan penguasaan bola. Postur pemain rata-rata kecil dan ini kelebihannya. Kita punya agility dan kecepatan,” ungkap Satia pada Rabu (8/3) di di kamp pelatihan National Youth Training Centre (NYTC) Sawangan, Depok, Jawa Barat. Namun, di awal pekan tahap seleksi Timnas Putri, masih terkendala adaptasi bermain dan status di klub yang tidak permanen, sehingga jarang latihan. Hal ini disampaikan Papat Yunisal, manajer Timnas Putri Indonesia. “Proses adaptasi antara satu pemain dengan yang lain, masih jadi prolem. Belum lagi status di klub yang tidak permanen, jadi menyesuaikan dulu dengan pola latihan Timnas”, ungkap Papat yang rutin mendampingi proses seleksi ini. Papat menambahkan dengan rataan usia pemain di angka 19 tahun, maka pengamalan berlatih dan bermain dalam tensi tinggi, tentu ini menjadi catatan. Mantan pelatih sepak bola putri Timnas Indonesia, Rully Nere yang hadir di sela-sela latihan pada Selasa (6/3) sore, amat mengkritisi soal ini. “Saran saya, materi timnas kali ini untuk pemain usia muda ya ditahan dulu. Kalau latihan atau seleksi, memang bagus untuk mental. Tapi untuk masuk timnas, terutama untuk event seperti Asian Games dan Piala AFF Wanita 2018, ya nanti dulu,” tegas pria asal Sentani, Papua ini. Ia mengkhawatirkan kondisi psikis pemain muda mudah down, jika bertemu dengan negara lain yang punya jam terbang dan prestasi mapan, seperti Australia, Jepang atau Korea Selatan. “Idealnya, komposisi pemain timnas senior itu usia yang 23 tahun ke atas, supaya mental bermain juga terjaga. Di level sepakbola putri, pengalaman itu salah satu bekal yang utama membangun tim,” tegasnya. (Dre)

Turnamen Masih Terbatas, Rully Nere: Pembinaan Usia Dini Di Tangan Asprov

Nivea Men TopSkor

Jakarta- Atmosfir kegiatan sepakbola di Indonesia saat ini, perlahan mulai tertata dengan rapih. Kompetisi dan Turnamen kelompok usia muda mulai ramai dan berjalan dengan baik. Pembinaan ini gencar dilakukan mengejar ketertinggalan dari Negara kuat seperti Thailand dan Vietnam yang baru saja mencetak sejarah sebagai tim Asean pertama yang lolos ke babak final Piala AFC 2018 di China. Seperti yang diutarakan oleh Legenda Timnas Indonesia 80-an, Rully Nere. Rully yang hadir dalam pembukaan Liga Nivea Men TopSkor U-16 mengapresiasi kompetisi ini, guna menambah pengalaman bagi pemain di usia muda. “Ini sangat baik, masih jarang turnamen rutin diusia muda. Dengan adanya turnamen Liga Nivea Men TopSkor U-16, anak-anak bisa menambah jam terbang. Juga, memperkaya mental dan karakter mereka dalam bertanding,” paparnya di Lapangan Pertamina, Simprug, Jakarta Selatan, Sabtu (3/2). Rully mengatakan, dalam membentuk sepakbola Indonesia yang kuat harus bekerjasama dengan elemen-elemen yang mampu meningkatkan prestasi sepakbola Indonesia. “Misalkan, bekerjsama dengan instansi pendidikan. Jika, membangun sendiri sepakbola Indonesia, itu sangat berat. Sekolah Sepakbola (SSB) hanya wadah dan kompetisi ini sangat baik untuk mereka,” ucapnya. Pembinaan usia muda, terbantu dengan adanya SSB. Namun, SSB hanya menempuh ilmu bermain sepakbola hingga usia 16 tahun. Setelah itu, pemain seolah bingung ingin mengarah kemana. Ini yang masih menjadi kendala di sepakbola Indonesia. Lanjutnya, peran Asosiasi Provinsi (Asprov) disetiap wilayah harus bekerja untuk mencari dan membina atlet-atlet sepakbola yang potensial. “Askot (Asosiasi Kota) dan Asprov harus menjadi landasan tebentuknya para atlet muda. Asprov harus akitf bergerak, menyediakan instrumen pertandingan usia muda,” jelas Rully. (pah)