Inilah Alasan Indonesia Kirim Lebih Banyak Atlet Muda di SEA Games 2022

Inilah Alasan Indonesia Kirim Lebih Banyak Atlet Muda di SEA Games 2022

Indonesia memutuskan untuk mengirim lebih banyak atlet muda ke ajang SEA Games 2022 mendatang. Rinciannya, kontingen Indonesia akan diisi sekira 60 persen oleh atlet-atlet muda Untuk SEA Games kali ini dari total 476 atlet. Rupanya ada alasan tersendiri mengapa Indonesia melakukan hal tersebut di SEA Games 2022 nanti. Indonesia ingin menjadikan ajang SEA Games 2022 menjadi salah satu tahapan untuk meraih hasil yang lebih besar. Menurut Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Zainudin Amali, Indonesia menjadikan event Olimpiade menjadi sasaran utama. Harapannya, SEA Games yang akan digelar di Vietnam nanti bisa menjadikan para atlet junior menjadi lebih baik lagi. Tak cuma masalah kemampuan atau skill saja, diharapkan para bibit-bibit muda ini juga semakin terasah mentalnya. “Saya kira ini terobosan yang baru, sasaran utama kita adalah Olimpiade,” ungkap Zainudin Amali dikutip dari laman resmi Kemenpora. “Sementara SEA Games dan Asian Games adalah sasaran antara. Oleh karenanya di SEA Games kali ini, kami lebih memprioritaskan jumlah atlet junior lebih banyak dibandingkan atlet senior,” sambungnya. Di samping itu, atlet-atlet yang terpilih untuk menjadi wakil tim Merah-Putih sudah melalui seleksi yang ketat. Zainudin Amali menegaskan peran penting tim review dalam pemilihan tersebut. “Dan semua atlet yang diberangkatkan berdasarkan hitungan Tim Review dengan alasan dan dasar yang kuat untuk mendapatkan prestasi,” ujar Menpora. Menpora juga berharap Indonesia dapat berbicara banyak di ajang olahraga dua tahunan ini. Apalagi Indonesia memang menjadi salah satu negara yang cukup kuat di level Asia Tenggara. Meski demikian, tim Merah Putih juga harus mewaspadai beberapa negara yang bisa menjadi ancaman. Ada Malaysia, Thailand hingga Vietnam yang berpotensi menjadi saingan berat Indonesia. “Saya berharap dengan perubahan drastis, perubahan sangat signifikan dan agak ekstrim di dalam pengelolaan olahraga nasional, mudah-mudahan jawabannya adalah prestasi,” ucap Zainudin Amali. “Karena semua kita terbuka, tidak ada yang kita sembunyikan, tidak ada yang ditutup-tutupi, tidak ada negosiasi, harusnya 5 (atlet) ya 5 harusnya 10 (atlet) ya 10. Tidak ada negosiasi. Semua yang kita kirim ini terukur dan hasil review,” lanjutnya.

Sprinter Zohri Akan Mengikuti Kejuaraan Dunia Atletik Indoor.

Minimnya kompetisi di luar negeri karena pandemi COVID-19, membuat Pengurus Besar Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PB PASI) kesulitan mengirim atlet untuk uji coba di luar negeri. Zohri akan menjadi wakil Indonesia satu-satunya dalam Kejuaraan Dunia Atletik Indoor yang berlangsung di Stark Arena, Belgrade, Serbia, 18-20 Maret. Dia bakal debut dengan turun pada nomor lari 60 meter putra. “Ya, tidak ada kompetisi lagi. Kejuaraan Atletik Dunia Indoor di Serbia menjadi satu-satu ajang sebelum ke SEA Games Hanoi,” kata Zohri dikutip dari kantor berita ANTARA, Rabu (16/03). Lebih dari itu, Zohri juga bakal menjadi atlet dari cabang olahraga atletik yang berkesempatan merasakan atmosfer persaingan di luar negeri sebelum SEA Games Hanoi. Zohri telah bertolak ke Serbia pada Selasa (15/3) malam WIB. Dia berharap bisa memberikan yang terbaik untuk Indonesia dalam kejuaraan bergengsi tersebut. “Saya meminta dukungan dan doa masyarakat untuk bisa memberikan prestasi yang terbaik untuk Indonesia. Saya juga berharap semoga virus corona segera bisa menghilang,” pungkas Zohri. World Athletics Indoor Championships 2022 bakal diikuti 680 atlet dengan rincian 372 putra dan 308 putri dari 137 negara dari seluruh dunia. Secara keseluruhan ajang ini melombakan 26 nomor. Zohri bisa tampil di Serbia setelah mendapat undangan dari penyelenggara. Sumber: www.antaranews.com

Perenang Keturunan Indonesia-Amerika, Bangga Bisa Bela Indonesia di SEA Games 2022 Vietnam.

Renang Indonesia di ajang SEA Games 2022 Vietnam akan bertambah kuat dengan bergabungnya perenang keturunan Indonesia-Amerika Serikat, Kaikea Putra Boyum Crews.   Perenang berusia 19 tahun ini, tinggal di Amerika Serikat sejak kecil. Kaikea merupakan anak dari perenang nasional yang sudah enam kali membela Indonesia di ajang SEA Games yakni Metri Widya Pangestika. Selain itu, Meitri juga menjadi atlet angkatan terakhir dari renang yang mempersembahkan medali. Tepatnya medali perunggu di nomor estafet 4×100 meter gaya bebas putri pada ajang Asian Games 1990 di Beijing. Saat itu Meitri bersama Khim Thia Fei, Yen Yen Gunawan dan Elfira Rosa Nasution.   Kaikea sendiri merupakan perenang yang punya andal di nomor gaya punggung 50, 100 dan 200 meter. Hanya saja Kaikea paling kuat di nomor 100 meter gaya punggung. Kaikea juga sudah menjalani Seleksi Nasional Time Trial renang menuju SEA Games dan di nomor 100 meter gaya punggung mencatat waktu 56,09 detik.   “Untuk saat ini hasil Kaikea di nomor 100 meter gaya punggung masih yang tercepat jika melihat pada hasil PON 2021 Papua. Semoga nanti Kaikea bisa lebih baik lagi,” ujar Wakil Ketua Umum PB PRSI, Harlin Rahardjo. Pada PON 2021 Papua nomor 100 meter gaya punggung medali emas diraih Siman Sudartawa dengan catatan 56,18 detik, kedua Farrel Armandio Tangkas 56,24 detik dan Dwiki Anugerah 58,09 detik.   Saat diskusi lewat aplikasi zoom, Kaikea mengatakan sangat senang sekali jika bisa membela Indonesia di ajang SEA Games 2022 Vietnam. Sebelumnya Kaikea sudah dua kali membela bendera Indonesia saat SEA Age Group Swimming Championship 2017 di Brunei Darussalam dan Kejuaraan Dunia renang junior 2019 di Budapest, Hungaria.   “Bisa membela Indonesia di ajang SEA Games sangat penting. Saya bangga membela Indonesia dan juga bisa membanggakan keluarga saya di Jawa,” ucap Kaikea dalam Bahasa Indonesia yang masih terbata-bata.   “Saya juga awalnya tidak memaksa Kaikea untuk berenang. Awalnya hanya untuk safety saja, namun lama kelamaan jadi suka hingga sekarang,” jelas Meitri, Ibu Kaikea.   Selain berprestasi di renang, Kaikea juga pintar dalam dunia pendidikan. Saat ini ia mendapatkan bea siswa di University of California, Berkeley dengan jurusan Conservation Resource Management.   “Harus pintar berbagi waktu antara sekolah dan berlatih renang. Saya juga sering mengantuk di sekolah, tapi harus terus dijalani dan keduanya berhasil,” jelas Kaikea.   “Jika ingin sekolah di Amerika Serikat dan mendapatkan bea siswa harus punya koneksi dengan pelatih disini, kalau tidak agak sulit. Lalu harus mengumpulkan informasi terkait universitas mana yang akan diambil. Saya siap membantu perenang Indonesia yang ingin sekolah di Amerika Serikat,” janji Crews, Ayah Kaikea.

SEA Games 2022. Basket 3X3 Yakin Emas 

Dilansir dari Antara pelatih tim nasional bola basket 3×3 putra Ali Budimansyah yakin Indonesia bisa mempersembahkan medali emas pada SEA Games 2022 Vietnam yang bakal diselenggarakan pada 12-23 Mei mendatang. Pasalnya, kekuatan Filipina di SEA Games 2022 tidak akan sama seperti edisi sebelumnya saat mereka memakai pemain-pemain terbaiknya. Di Vietnam nanti, lanjut dia, Filipina akan menurunkan pemain yang kualitasnya di bawah para pemain yang tampil pada SEA Games 2019 lalu. “Ini tantangan bagi saya. Dengan persiapan sebulan, harus bisa lebih baik dari kemarin apalagi mempersembahkan emas di Hanoi masih terbuka,” ucap Ali dalam keterangan resmi yang diterima di Jakarta, Selasa. Pada SEA Games 2019 Filipina ketika cabang olahraga basket 3×3 pertama kali dipertandingkan timnas basket 3×3 putra Indonesia hanya sanggup merebut medali perak setelah kalah dari tim tuan rumah pada laga final. “Saya tertantang karena kondisi pemain sedang bagus. Mereka masih berkompetisi di IBL 2022. Artinya, secara fisik dan skill individu terasah, hanya nanti perlu diperkuat mindset permainan saja karena 5×5 dan 3×3 ada perbedaan,” katanya lagi. Dalam persiapan menghadapi SEA Games, tim berencana menggelar latihan bersama (TC) mulai 4 April. Ada tiga tempat latihan yang disiapkan, yakni GBK Arena, Bogor, dan Krakatau Steel. Adapun TC nanti akan diikuti 10 pemain yang komposisinya merupakan kombinasi antara pemain senior dan junior di bawah usia 23 tahun sebagai bagian dari upaya regenerasi. Sumber: www.antaranews.com  

Persiapan SEA Games 2022 Vietnam, Tim Pelatnas Renang Gelar Time Trial

Tim pelatnas renang Indonesia menggelar Time Trial yang berlangsung di Stadion Akuatik, Gelora Bung Karno, Jakarta, Senin, 21 Februari 2022. Time trial ini sebagai persiapan tim pelatnas renang menuju SEA Games 2022 Vietnam, 12-30 Mei. Time Trial langsung dipimpin Pelatih asing asal Australia, Michael Piper yang juga dihadiri Harlin E. Rahardjo (Waketum PB PRSI) dan Ali Patiwiri (Sekjen PB PRSI). Time Trial ini dilakukan untuk mengetahui catatan waktu terbaik para perenang yang telah menjalani pelatnas sejak awal Februari. Time Trial kali ini, Pelatih asal Australia Michael Piper menguji nomor estafet 4×100 meter gaya ganti, serta para perenang wajib sprint 50 meter. Khusus untuk Azzahra time trial kali ini di uji nomor 200 meter gaya ganti. Selain Michael Piper, ofisial pelatnas renang Indonesia yang menghadiri Time Trial ini yakni Wisnu Wardhana (Manajer), Albert Sutanto (Pelatih Kepala), Dony B.Utomo, Marifa Herman Yus, Hendry Sutanto, Chairul Umam (pelatih). Para atlet yang berpartisipasi adalah Glen Victor Sutanto, I Gede Siman Sudartawa, Gagarin Nathaniel Yus, Aflah Fadlan Prawira, Farrel Armandio Tangkas, Joe Aditya, Andi Muhammad Nurizka, Erick Ahmad Fathoni, Reza Bayu Prasetyo, Azzahra Permatahani, Patricia Yosita, A.T. Vannesae Evato, Flairene Candrea, Angel Gabriele Yus. “Dengan melakukan Time Trial rutin ini menjadi ujicoba untuk menilai kemajuan yang telah dicapai atlet selama berlatih di pelatnas. Time Trial ini juga untuk melihat kelemahan dari para perenang untuk segera bisa diperbaiki secepatnya. Time Trial ini juga untuk memperkuat kebersamaan dan kekompakan tim. Lihat saja, bagaimana seluruh perenang ikut mensupport Azzahra yang berenang sendirian di nomor 200 meter gaya ganti,” ujar Harlin Rahardjo, Waketum PB PRSI. Rencananya Time Trial ini akan rutin dilakukan setiap 2 pekan sekali untuk melihat perkembangan setiap perenang. “Tujuan Time Trial ini untuk mempersiapkan atlet menuju kompetisi, karena saat ini tidak ada kompetisi. Jadi kami melakukan improvisasi dengan rutin menggelar time trial, supaya atlet terbiasa dengan atmosfer kompetisi,” jelas Michael Piper. “Dibandingkan Time Trial sebelumnya, saat ini ada kemajuan, terutama untuk 50 meter awal semuanya semakin cepat. Tinggal bagaimana memperbaiki di 50 meter terakhir. Kita masih punya waktu 12 pekan, ini yang harus dimanfaatkan,” imbuh Michael Piper. “Time trial kali ini cukup memuaskan, khususnya di nomor gaya punggung. Namun untuk 200 meter gaya ganti saya belum puas, akan terus saya perbaiki. Pelatih Piper, punya cara tersendiri untuk terus meningkatkan kemampuan dan saya terus mempelajarinya,” ucap Azzahra. Rencananya, tim pelatnas akan mengikuti ujicoba ke luar negeri yakni Singapore National Age Group (SNAG) Championship yang berlangsung di Singapura, 17-21 Maret 2022. Sebelum ke Singapura, PB PRSI akan menggelar seleksi akhir untuk menentukan atlet-atlet yang akan membela Indonesia di ajang SEA Games 2022 Vietnam.

Windy Cantika Akan Berlaga di Yunani dan SEA Games Vietnam

Windy Cantika Akan Berlaga di Yunani dan SEA Games Vietnam

Lifter muda Indonesia, Windy Cantika Aisah, direncanakan bakal berlaga dalam beberapa kejuaraan bergengsi. Diantaranya adalah Kejuaraan Dunia Junior di Yunani dan SEA Games Vietnam pada bulan Mei 2022 mendatang. Atlet berusia 20 tahun tersebut memohon doa dan dukungan dari masyarakat Indonesia. Sebelumnya, lifter muda asal Kabupaten Bandung itu berhasil menorehkan sejarah dengan meraih medali pertama untuk Indonesia di Olimpiade Tokyo 2020 di kelas 49 kg, cabang olahraga angkat besi. “Yang paling dekat ada event kejuaraan dunia junior di Yunani bulan Mei awal, dari situ enggak pulang ke Indonesia langsung ke Vietnam SEA Games. Jadi, SEA Games-nya bulan Mei juga, jadi punya waktu 2 minggu dari kejuaraan dunia ke SEA Games,” ujar Windy di Cimaung, Minggu (30/1). “Mohon doa dan dukungan, semoga Windy sehat selalu, dan mendapatkan yang terbaik,” sambungnya. Pada ajang SEA Games sebelumnya, Windy berhasil meraih emas. Windy tak mengungkapkan secara gamblang target untuk SEA Games selanjutnya. Atlet asal Kabupaten Bandung itu hanya meminta doa agar bisa memperoleh medali emas lagi. “Insyaallah mohon doanya saja (dapat emas). Rival terberat ada yaitu dari Thailand,” ungkap Windy. Windy memberikan pesan kepada generasi muda yang ingin menjadi atlet. Yang pertama adalah meminta restu dan doa orang tua. Selanjutnya, adalah harus berusaha dan berlatih semaksimal mungkin. “Minta restu kedua orang tua juga, minta doa orang tua juga, itu yang utamanya, keduanya kita yang harus berusaha, kita yang berlatih semaksimal mungkin, makan yang baik, istirahat yang baik kalau jadi atlet,” pungkasnya.

Atlet Muda Dominasi Pelantas Angkat Besi 2022

Atlet Muda Dominasi Pelantas Angkat Besi 2022

PB PABSI akan melakukan pemanggilan pelatnas pada minggu pertama Januari mendatang. Kabidbinpres PABSI Hadi Wihardja menyatakan, saat ini pihaknya mengajukan 23 atlet untuk Pelatnas 2022. Jumlah tersebut mengalami penambahan jika dibandingkan dengan pelatnas tahun ini yang berisi 16 atlet. “Mengingat tahun depan ada SEA Games dan Asian Games 2022. Tapi, belum tahu berapa jumlah yang akan disetujui pemerintah. Misalnya cuma disetujui 18, ya lima sisanya gugur,” ujar Hadi. Dia menjelaskan bahwa sebagian besar atlet pelatnas tahun depan akan didominasi lifter muda. Sebab, selama setahun ini, mereka menunjukkan prestasi yang menonjol jika dibandingkan dengan lifter-lifter senior. Sebagaimana Windy Cantika Aisah yang meraih perunggu Olimpiade Tokyo 2020, Rizki Juniansyah yang tahun ini menjadi juara dunia junior kelas 73 kg. Kemudian, ditutup raihan Rahmat Erwin Abdullah yang meraih gelar juara dunia 73 kg senior pada pekan lalu. “Kami cermati selama setahun ini, raihannya seperti apa. Lifter remaja dan junior raih hasil bagus. Prinsipnya, penempatan bergantung penampilan,” lanjut Hadi. Meski begitu, Hadi tetap membuka peluang bagi lifter yang tidak masuk daftar. Bagi lifter yang terdegradasi, mereka akan kembali ke daerah masing-masing. Jika ada peningkatan, mereka bisa saja dipanggil ke pelatnas lagi. Apalagi, ada tes angkatan rutin tiap bulan untuk memantau progres atlet. “Intinya, meski terdegradasi, mereka tidak berhenti berproses. Pemanggilan kami usahakan secepatnya karena akan lebih baik untuk melanjutkan program,” imbuhnya.