Kisah Atlet MMA Muda Asal Sorong: Tuntaskan Dendam Ayah yang Tak Dihargai Jadi Atlet

Jerico Moi adalah salah satu atlet junior MMA Indonesia dalam pemusatan latihan PB Pertacami. Ia tengah mempersiapkan diri untuk mewakili Indonesia di GAMMA World MMA Championships 2024. Jalan Jerico sampai di tahap ini begitu terjal, karena ia sulit mendapatkan restu ayahnya. Jerico menunjukkan ketertarikannya dengan bela diri sejak lama. Pada usia 13, Jerico sudah mengenal karate, kickboxing, hingga muaythai. Namun, mimpinya di dunia bela diri tak mendapatkan restu dari ayah. Sekitar dua tahun Jerico memohon lampu hijau dari ayahnya. Belakangan Jerico tahu ternyata ayahnya adalah eks atlet bela diri. Ayahnya menilai, atlet bela diri tak punya masa depan cerah. “Dulu saya lihat orang-orang pada ikut bela diri karate, kick boxing, muaythai. Jadi saya lihat, lalu saya bilang kepada orang tua saya, ‘Pak, saya mau ikut bela diri,’ saya bilang. Cuma belum ada respons-belum ada respons, akhirnya orang tua buka masa lalu orang tua saya, bapak saya, bahwa bapak saya dulu itu atlet,” kata Jerico. “Dulu bapak cerita kepada saya kalau dia gagal mencapai cita-citanya, yaitu sebagai tentara, TNI, karena kurangnya prestasi atau bakat yang dia punya, walaupun dia itu seorang atlet. Tapi dulu katanya atlet itu tidak berharga di Indonesia ini, tidak ada harga dirinya karena sudah dianggap biasa seperti itu, tidak bisa membanggakan nama Indonesia,” lanjutnya. Jerico bercerita bahwa sang ayah tak ingin jejaknya diikuti. Ayah Jerico pernah sampai gagal untuk bergabung dengan Tentara Nasional Indonesia (TNI) karena minimnya prestasi. “Dulu bapak cerita, karena tidak adanya perkembangan dari bela diri ini, dulu dia, korban sih, lebih ke korban, kalau dia dibilang atlet itu tidak ada gunanya, atlet itu tidak ada manfaatnya, faedahnya, tidak menghasilkan duit,” ucap Jerico. “Mungkin itulah kata-kata teman bapak saya, atau orang tua dari orang tua saya, dan dia [ayah Jerico] tetap menantang penuh bahwa bela diri itu tidak sereceh itu,” sambungnya. Pada akhirnya, Jerico mendapatkan lampu hijau dari sang ayah. Jerico ditempa di sasana yang dibangun oleh ayahnya sendiri, yang saat ini terafiliasi dengan Patunggung Simalungun Siantar Club (PSSC). Atlet 16 tahun itu awalnya diragukan keseriusannya, namun semenjak dirinya diangap pantas oleh sang ayah, Jerico mulai ditempa habis-habisan. Jerico pun kini punya motivasi besar. Ia ingin membayar kepercayaan ayahnya, dengan meraih prestasi tinggi. Jerico kini fokus dengan PB Pertacami dalam persiapan GAMMA World MMA Championships 2024 yang akan digelar di Dewa United Arena, Banten, mulai 6 Desember mendatang. “Sebenarnya saya sempat goyah mendengar kata-kata kalau atlet itu tidak berharga, tidak dapat menghasilkan apa-apa, tidak berguna seperti itu dari orang tua saya. Tapi entah kenapa memang jiwa saya memang ke atlet, saya memang tetap berpegang teguh pada pendirian saya bahwa saya bisa menjadi atlet melebihi dari orang tua saya,” ujar Jerico. “Motivasi terbesar saya itu memang dari orang tua saya. Karena orang tua saya adalah orang yang gagal dalam mewujudkan mimpinya [sebagai atlet] dan saya bercita-cita untuk mewujudkan mimpinya kembali di masa muda saya ini. Saya tidak akan menyia-nyiakan waktu dan kesempatan yang sudah diberi, saya akan ambil semua,” tutupnya. Sumber: Kumparan

Reyhan Wakili Indonesia Pada Ajang Asian Championship IMMAF 2024

Muhammad Reyhan Ramadhan menjadi satu-satunya atlet bela diri campuran (MMA) yang akan mewakili Indonesia pada Asian Championship IMMAF 2024. Petarung berusia 20 tahun itu bakal bertanding di ajang bergengsi di Pakistan pada 18-22 Agustus. Reyhan terpilih mewakili Indonesia di kejuaraan tingkat Asia IMMAF setelah melalui proses seleksi ketat yang dilakukan Indonesian Mixed Martial Art Federation (INAMMAF). ”Reyhan memiliki fisik, mental, dan pengalaman bertanding yang sangat baik,” ujar Dimaz Raditya Nazar Soesatyo, ketua umum INAMMAF di Goganku Izakaya, Jakarta. Kematangan dan kemampuan yang dimiliki Reyhan itu membuat Dimaz serta INAMMAF percaya bahwa sang atlet dapat melaju jauh. ”Kami yakin dia mampu memberikan yang terbaik untuk Indonesia,” tambah dia. Lebih lanjut, Dimaz juga mengungkapkan harapannya agar INAMMAF dapat menjadi jembatan bagi para atlet MMA Indonesia untuk tampil di kancah internasional. ”Kami ingin menjadikan INAMMAF sebagai wadah bagi atlet-atlet MMA Indonesia untuk berkembang dan meraih prestasi yang membanggakan,” terang Dimaz. Sementara itu, Reyhan mengaku sangat antusias dengan kesempatan yang diberikan kepadanya. Segala persiapan telah dijalani. Mulai dari latihan intensif yang fokus pada peningkatan kekuatan, kecepatan, hingga teknik bertarung. Selain itu, Reyhan juga menjalani diet ketat untuk mencapai berat badan ideal. Reyhan menyatakan telah siap untuk berlaga mewakili Indonesia di Asian Championship IMMAF 2024. ”Saya siap memberikan yang terbaik untuk Indonesia. Saya akan berjuang sekuat tenaga untuk meraih kemenangan,” tegas dia. Selain mengirim atlet muda potensial ke ajang Asia, kabar baik lain menghampiri INAMMAF. Segenap petinggi MMA dunia seperti Presiden IMMAF, Brave Combat Federation, AMMAF, dan UFC, berencana mengunjungi Indonesia untuk bertemu dengan Presiden dan Menteri Pemuda dan Olahraga. Hal itu diungkapkan perwakilan AMMAF Mr Chamber Rika Aryuna. Kunjungan tersebut untuk membahas potensi Indonesia sebagai pusat MMA di Asia. Selain itu, para petinggi organisasi MMA dunia juga akan memberikan dukungan terhadap pengembangan pencak silat agar bisa go internasional. ”Kami sangat optimistis bahwa Indonesia memiliki potensi yang sangat besar untuk menjadi pusat MMA di Asia. Dengan dukungan dari pemerintah dan seluruh pihak terkait, saya yakin target ini dapat tercapai,” ujar Rika. Sumber: Jawa Pos

2nd Asia MMA Championships 2024: PB Pertacami Boyong Dua Emas

Pengurus Besar Persatuan Tarung Campuran Indonesia (PB Pertacami) memboyong dua medali emas, dua medali perak, dan satu medali perunggu dari Kejuaraan Asia 2nd Asia Mixed Martial Arts Championships 2024 di Phnom Penh, Kamboja, 10-13 Juli. Ketua Umum PB Pertacami, Tommy Paulus Hermawan menyampaikan bahwa para atlet dan ofisial tim telah berjuang sebisa mungkin untuk mengibarkan bendera Merah Putih dan mengumandangkan lagu Indonesia Raya di kejuaraan Asia tersebut. “Atlet dan ofisial kami telah berjuang mengibarkan bendera Merah Putih dan menyanyikan lagu Indonesia Raya di Phnom Penh. Saya sangat terharu melihat perjuangan luar biasa para atlet yang telah kami gembleng selama ini,” ujar Tommy Paulus Hermawan dalam keterangan resmi, Senin. Sumbangan medali emas Indonesia diberikan oleh atlet putri Aprilia Eka Putri dengan mengalahkan atlet MMA Korea Selatan secara telak. Medali emas kedua diraih oleh Melpida Sihotang setelah mengalahkan atlet Filipina dalam tiga ronde. Sementara itu, Toni Kristian Hutapea harus mengakui keunggulan atlet Kazakhstan dan menyabet medali perak. Lalu Nurdiana Puspitasari juga meraih medali perak setelah kalah angka dari atlet tuan rumah Kamboja. Sedangkan Yusni Hutasoit menyumbang medali perunggu. “Tim MMA PB Pertacami telah menjalani latihan intensif di Jakarta dan mengikuti program latih tanding selama tiga minggu di Almaty, Kazakhstan, sejak Juni hingga 7 Juli,” tambah Tommy. “Prestasi ini membuktikan bahwa pembinaan intensif dan maksimal akan membuahkan peningkatan prestasi dari Kejuaraan Asia pada 2023, di mana PB Pertacami mengantongi satu medali perak dan tiga medali perunggu,” imbuh Tommy. View this post on Instagram A post shared by NYSN Media (@nysnmedia) Tommy menjelaskan PB Pertacami akan berupaya mengembangkan prestasi atlet MMA dengan melakukan persiapan semaksimal mungkin untuk menghadapi 4th GAMMA MMA World Championship 2024 yang berlangsung di Indonesia pada 5 hingga 16 Desember yang rencananya diadakan di Base Camp Dewa United, Pagedangan, BSD, Tangerang Selatan. “Saya dan seluruh pengurus PB Pertacami terus berupaya memberikan yang terbaik untuk mengembangkan prestasi atlet MMA Indonesia dalam persiapan sebagai tuan rumah Kejuaraan Dunia keempat GAMMA (4th GAMMA MMA World Championship 2024) yang hingga saat ini rencananya diadakan di Base Camp Dewa United, Pagedangan, BSD, Tangerang Selatan,” ujar Tommy. Sementara itu, perwakilan Komite Eksekutif Komite Olimpiade Indonesia (KOI) Jadi Rajagukguk berpesan pada para atlet untuk tidak cepat puas karena perjalanan masih panjang. “Saya berpesan jangan cepat puas karena perjalanan masih panjang. Masih banyak capaian-capaian lain yang akan kita raih selanjutnya. Sebagai atlet, kita harus tetap konsisten berlatih dan terus berlatih untuk terus mencetak prestasi terbaik buat Merah Putih,” ujar Jadi Rajagukguk. Sumber: ANTARA