Tiga Pemain Muda Ini Akan Jalani Trial di Klub Turki

Muhammad Yoan Saputra Arifin, Emir Eranoto Dipasena, dan Aryandra Senna

Pesepakbola muda asal Indonesia kembali mendapat kesempatan untuk menjalani trial atau uji coba di Eropa. Rencananya, Mereka akan menghabiskan waktu selama delapan bulan mengikuti trial bersama Antalya Hal Spor. Klub tersebut merupakan jawara kompetisi U-19 di Turki. Ketiga pemain tersebut adalah Muhammad Yoan Saputra Arifin, Emir Eranoto Dipasena, dan Aryandra Senna. Tiga pemain muda ini difasilitasi tiga pihak dan akan berangkat 22 Desember mendatang. Pihak pertama adalah Futboltours yang merupakan agen perjalanan sepak bola. Kedua, Xten Indonesia, yang merupakan penyedia apparel lokal, yang turut serta menyediakan peralatan latihan. Dan terakhir yakni ACT See Com sebagai pengurus keberangkatan pemain Indonesia ke luar negeri. Selain mendapat kesempatan untuk trial, kesempatan untuk bermain di Eropa juga terbuka lebar. Antalya Hal Spor memiliki akses langsung menyediakan pemain muda untuk klub Turki Super Lig, Antalyaspor. Selama menjalani trial nanti, Muhammad Yoan Saputra Arifin, Emir Eranoto Dipasena, dan Aryandra Senna akan ditangani langsung oleh pelatih profesional. Mereka akan bertanggung jawab langsung dengan metode latihan, gaya hidup, hingga gizi dari para pemain Indonesia itu. “Kegiatan ini menawarkan training session untuk menjadi pesepak bola profesional. Program ini bakal dikontrol langsung oleh pelatih Antalyaspor U-19 yang merupakan klub Super Lig Turki,” kata perwakilan dari Futbol Tours, Margie Ferrari, dalam konferensi pers, Senin (14/12/2020). “Pelatih dari Antalyaspor akan selalu datang selama latihan bersama Antalya Hal Spor. Dia bertanggung jawab dan akan melihat siapa saja yang nantinya layak untuk direkrut Antalyaspor. Namun, dalam perjalanannya mereka nanti akan bermain di Antalya U-19 League bersama Antalya Hal Spor,” tegas Margie Ferrari. Eropa sebenarnya bukan tempat yang asing buat ketiga pemain. Yoan pernah menimba ilmu di Spanyol bersama klub Palamos CF, Emir di ISM Academy, Perugia, sementara Senna di Valencia Soccer Academy. Sementara itu, Emir mengaku antusias menyambut kesempatan ini. Ia berharap bisa mengikuti jejak-jejak pemain muda Indonesia lainnya yang sudah lebih dulu ke Eropa. “Kesempatan ini adalah langka karena tidak banyak pemain Indonesia yang bisa seperti ini. Kalau saya sendiri melihatnya sebagai step saya ke depan untuk belajar sebanyak mungkin,” tutur Emir. “Ketika kembali ke Indonesia saya bisa memberikan ilmu yang sudah didapat di Eropa sana. Serta ke depannya bisa memberikan tidak hanya keluarga saya sendiri tetapi bangsa Indonesia agar mempunyai nama di Eropa,” ucapnya.

Hasil Di Piala Dunia Turki Buruk, Pelatih : Puncak Performa Panahan Di Asian Games 2018

Kepala Pelatih Pelatnas Panahan, Denny Trisjanto berharap performa top atlet panahan pada Asian Games 2018. (Adt/NYSN)

Jakarta- Hasil ujicoba tim nasional (Timnas) panahan di Turki pada ajang bertajuk ‘Hyundai Archery World Cup, di Antalya, pada 20-26 Mei 2018, kurang memuaskan. Sebab, kontingen Merah Putih tak berhasil meraih satupun medali. Berbeda saat ujicoba di Piala Dunia seri Shanghai, akhir April lalu. Skuat Garuda berhasil meraih medali perunggu melalui Riau Ega Agatha dan Diananda Choirunisa, Nomor Recurce Ganda Campuran. Diharapkan puncak performa Timnas panahan terjadi pada Asian Games 2018, pada 18 Agustus – 2 September mendatang. Hal itu dikatakan Denny Trisjanto, Kepala Pelatih Pelatnas Panahan, disela kunjungan Menpora Imam Nahrawi, di Lapangan Panahan Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, pada Senin (4/6). “Hasil ujicoba di Turki tak memuaskan, karena mereka tak dapat medali. Tapi tak masalah, karena mereka menunjukkan progres secara makro sesuai tahapan program latihan. Dan memang puncak penampilan mereka ya saat Asian Games,” ujar Denny. Menurutnya, Riau Ega Agatha dkk saat di Turki bertemu dengan negara-negara kuat di cabang panahan. Sehingga, sebut Denny, menjadi kesempatan bagi anak didiknya untuk mengintip kekuatan lawan di pesta olahraga terbesar se-Asia nanti di Jakarta-Palembang. “Melihat hasil di Turki, dari empat finalis, ada tiga dari Asia, yang terkuat yakni Jepang, Korea Selatan, dan Taiwan. Negara-negara itu pesaing yang harus diwaspadai. Selain itu, ada juga tim India,” ungkapnya. Denny menyebut akhir Juni ini, Pelatnas panahan akan bergeser ke Surabaya, Jawa Timur. Alasannya, fasilitas disana lebih lengkap. “Disana ada lab dan toko peralatan. Berlatih di Surabaya akan dimulai pada 1 hingga 20 Juli, setelah itu berlatih di Mekarsari (Depok), sampai nanti dikumpulkan di wisma atlet,” tutup Denny. (Adt)

Tim Panahan Makin PD Ke Asian Games 2018, Diananda Choirunisa Benahi Mental Tanding

Atlet panahan Diananda Choirunisa bersiap menatap ajang Asian Games 2018 usai tampil di kejuaraan Piala Dunia di Antalya Turki. (bolapsort.com)

Jakarta- Tim nasional (Timnas) panahan Indonesia makin percaya diri usai tampil di Piala Dunia bertajuk ‘Hyunday Archery World Cup’, di Antalya, Turki, 20-26 Mei 2018. Event itu bagian dari ujicoba Timnas panahan jelang pesta multievent negara se-Asia pada 18 Agustus-2 September. Salah satu atlet panahan yang diandalkan Merah Putih untuk meraih medali Asian Games 2018, Diananda Choirunisa, mengatakan paska mengikuti try out (ujicoba) di Turki, dirinya bersama atlet lainnya makin percaya diri. “Karena di Turki itu juara-juara dunianya ikut, seperti Korea, Jepang, dan China. Di Piala Dunia, kami tahu kekuatan yang akan menjadi lawan di Asian Games nanti,” ujar atlet yang akrab disapa Nisa itu di Kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu (30/5). “Di Turki itu, mungkin jadi ujicoba terakhir buat tim panahan, karena setelah itu tidak ada ujicoba lagi, dan persiapannya langsung ke Asian Games,” lanjutnya. Soal kendala, diungkapkan pepanah yang tahun ini bakal genap berusia 21 tahun itu, sejauh ini dapat teratasi. Namun, ia menegaskan sisa waktu yang kurang dari dua bulan pelaksanaan Asian Games 2018, dirinya fokus membenahi mental bertanding. “Fokus ke mental bertanding. Karena lawan yang dihadapi juara dunia,” tutur lajang yang menekuni olahraga panahan sejak kelas 2 Sekolah Dasar (SD) itu. “Peluang untuk mendapatkan medali bisa, dan tergantung pada kepercayaan diri masing-masing atlet saja. Kalau dari tim panahan targetnya emas,” cetus putri dari Ratih Widyanti, mantan atlet panahan asal Jawa Timur itu. Nisa menyebut Pelatnas panahan akan pindah ke daerah, sebab sebulan jelang Asian Games 2018, venue pertandingan harus steril. “Training centernya pindah ke Surabaya,” tukasnya. Disisi lain, Pelatnas yang dijalani selama Ramadhan, menurut perempuan yang sempat menekuni cabor silat itu, tak menggangu selama masa persiapan jelang pesta olahraga terbesar di Asia itu. “Selama puasa latihan tidak terganggu. Salah satunya tidak makan gorengan setelah buka puasa. Terus banyakin minum air putih sama minum vitamin saja,” papar mahasiswi Jurusan Psikologi Universitas Airlangga, Surabaya, Jawa Timur itu. (Adt)