Mencari Atlet Catur Unggul melalui Japfa Chess for Kids

Pengurus Besar Persatuan Catur Seluruh Indonesia (PB Percasi) bekerja sama dengan Japfa menggelar pelatihan catur Japfa Chess for Kids untuk melahirkan pecatur masa depan. Japfa sudah berkolaborasi dengan PB Percasi sejak tahun 1999 atau 25 tahun lamanya untuk menggelar kompetisi catur mulai dari senior hingga ke level junior. “Lewat Japfa for Kids, tim tetap mencari bibit pecatur muda walau susah. Di sini (turnamen Japfa FIDE Rated) ada tiga anak masing-masing Taufik Defasya Eda dari Gorontalo, Rahis Bitnansyah dari Tulungagung dan Darrell Fawwaz Satrio Anantio asal Grobogan. Itu carinya bukan dari kemarin, tapi sudah lima tahun lalu,” kata Head of Social Investment PT Japfa Comfeed Indonesia, R Artsanti Alif. Artsanti mengatakan program Japfa For Kids merupakan kegiatan pelatihan catur untuk anak-anak yang kini masih berada di jenjang Sekolah Dasar (SD). Program pelatihan ini telah menjangkau 128 SD di tujuh lokasi dengan jumlah 15 ribu murid. Dalam kegiatannya, juga diajarkan mengenai olahraga catur yang dibimbing oleh tim Japfa. Para pecatur tersebut melalui tahap seleksi untuk dapat mengikuti latihan utama yang nantinya akan mendapatkan pembinaan pelatihan dari pelatih FM Surya Wahyudi dan WFM Sekar Alya di Japfa Chess Club. Taufik Defasya Eda yang merupakan pecatur binaan Japfa for Kids bersyukur dapat masuk program pelatihan utama usai mengikuti proses seleksi panjang menghadapi ribuan pelajar yang ikut serta. “Program latihan yang diberikan pelatih Japfa For Kids seperti FM Surya Wahyudi dan WFM Sekar Alya (Japfa Chess Club) sangatlah bagus untuk menjadikan Taufik atlet catur mulai dari strategi bermain termasuk dukungan pihak Japfa dari segi asupan gizi,” kata Taufik. Japfa yang berperan sebagai bapak angkat ini juga menerjunkan para pecatur terpilih ini untuk tampil di beberapa turnamen baik yang berlangsung di dalam maupun luar negeri seperti Kejuaraan Nasional Catur Junior 2024, Kejuaraan Catur Internasional di Penang Malaysia dan Japfa FIDE Rated 2024. Taufik menilai tiga turnamen ini menjadi ujian besar untuknya dan juga teman-temannya. Taufik akan memanfaatkan peluang ini untuk mengasah kemampuan bermain serta mental karena harus bertemu dengan pecatur-pecatur tangguh dari berbagai negara. “Bersama pecatur binaan Japfa For Kids lainnya akan berupa keras memberikan hasil terbaik dari event yang diikuti karena dirinya sebagai pecatur muda sangat berharap bisa meraih gelar Grand Master (GM),” tegas Taufik bersama Rahis dan Darrell. Sumber: Media Indonesia

Raih Prestasi di Kejurnas Catur Junior, Siswi Gresik Bakal Wakili Indonesia di Ajang Asean

Dafina Widya Acha Anggraeni, atau yang akrab disapa Acha, siswa kelas 5 Literasi MINU Trate Putri Gresik, berhasil menorehkan prestasi gemilang di ajang Kejuaraan Nasional (Kejurnas) Catur Junior VI. Menghadapi lawan-lawan berbakat dari berbagai daerah di Indonesia, Acha meraih medali perunggu di kategori E Putri, sebuah prestasi yang mengukir sejarah baru bagi Kabupaten Gresik dalam percaturan nasional. Kejurnas Catur Junior VI, yang berlangsung dari 8 hingga 15 November 2024 di Balai Besar Pengembangan Penjaminan Mutu Pendidikan Vokasi Bisnis dan Pariwisata, Depok, mempertemukan para atlet muda Indonesia. Ajang bergengsi ini sekaligus menjadi ajang Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Persatuan Catur Seluruh Indonesia (Percasi) ke-44. Perjalanan Acha menuju podium tidaklah mudah. Ia melakukan latihan intensif setiap hari dari pagi hingga malam, serta dukungan penuh dari pihak sekolah, keluarga, dan para pelatih. Acha berhasil menunjukkan bakat dan ketangguhannya di papan catur. Kepala MINU Trate Putri Gresik, Purwanto, mengapresiasi ketekunan dan kerja keras salah satu siswinya tersebut. Dia juga menegaskan komitmen sekolah dalam mendukung perkembangan siswa baik di bidang akademik maupun non-akademik. “Keberhasilan Acha tidak lepas dari kerja keras dan latihan intensif. Semoga prestasi ini menjadi contoh bagi siswa lain dan memotivasi atlet catur lainnya,” ungkap Purwanto, Jumat (15/11/2024). Sementara itu, Pembina Ekstrakurikuler Catur MINU Trate Putri, Wawan mengungkapkan rasa syukur dan bangga atas pencapaian Acha. “Semua ini berkat kerja keras, latihan yang konsisten, dan dukungan dari berbagai pihak,” ujarnya. Menurutnya, keberhasilan ini membuktikan bahwa pembinaan catur yang berkelanjutan dapat melahirkan atlet-atlet berbakat dan berkualitas. Dia juga berharap, Acha dapat menginspirasi atlet muda lainnya di Gresik untuk terus berprestasi. Tak hanya berhenti di sini, Acha kini menyiapkan diri untuk tantangan berikutnya di tingkat internasional. Pada Februari 2025, ia akan mewakili Indonesia di ajang Kejuaraan Catur ASEAN yang akan diselenggarakan di Vietnam. Tantangan baru ini tentu memerlukan persiapan ekstra, namun Acha dan pihak sekolah optimis bahwa ia dapat mengharumkan nama Indonesia di kancah internasional. “Acha menjadi bukti bahwa mimpi besar bisa diwujudkan dengan kerja keras, dedikasi, dan dukungan dari semua pihak yang peduli pada pengembangan bakat anak-anak Indonesia,” ucapnya. Sumber: Times Indonesia

Tim Jawa Timur Juara Umum Kejurnas Catur Junior VI 2024, Ini Pesan Utut Adianto

Kejuaraan Nasional (Kejurnas) Catur Junior VI 2024

Tim Catur Jawa Timur menjadi juara umum Kejurnas Catur Junior VI 2024. Turnamen berlangsung di Balai Besar Pengembangan Penjaminan Mutu Pendidikan Vokasi (BBPPMPV) Bisnis dan Pariwisata, Bojongsari, Depok, Kamis (14/11/2024). Jawa Timur mengumpulkan tujuh medali emas, tiga perak, dan empat perunggu. Posisi kedua diambil tim catur DK Jakarta dengan dua medali emas, enam perak, dan dua perunggu. Medali emas Jatim dipersembahkan Veronica Makalew Kelompok Umur (KU) 9 putri, Wavina Kamita Putri KU11, Claretta Handoko KU13. Medali emas berikutnya diperoleh Fitzal Muzafkar KU13 putra, Arjuna Satriya Pamungkas KU15, dan Salwa Nadia Maharani KU17 putri. Sementara, Sofyan Ahmad Zaini mempersembahkan medali emas dari juara KU17 putra. Sofyan merasa bersyukur bisa meraih juara Kejurnas Catur Yunior tahun ini karena harus bermain ketat. “Sampai babak 9 saya belum membayangkan mampu tampil sebagai juara karena hingga babak 8 ada enam pecatur memiliki poin sama 6. Jadi jika salah langkah maka akan kalah,” ujar Sofyan. Posisi ketiga direbut tim Daerah Istimewa Yogyakarta dengan mengumpulkan dua emas dan dua perunggu. Tempat keempat ditempati Jawa Barat dengan satu emas, dua perak, serta empat perunggu. Posisi kelima diraih tim dari Jawa Tengah dengan satu emas dan dua perak. Di urutan keenam, Tim dari Sulawesi Tengah meraih satu medali emas. Zilla Altofun, peraih medali emas Sulawesi Tengah, menerima apresiasi dari Ketua Umum PB Percasi Utut Adianto. Menurutnya, merupakan suatu kemajuan bahwa atlet dari luar Jawa berhasil meraih medali emas. “Saya sengaja memberikan dukungan semangat bagi pecatur Sulawesi Tengah yang berhasil meraih juara. Karena, selama ini jarang atlet dari Sulteng yang tampil cemerlang, dan diharapkan prestasi yang diraih Zilla dapat memotivasi atlet dari Sulteng lainnya,” ucap Utut. Utut mengatakan tidak mudah membina atlet catur hingga mencapai gelar Grand Master(GM). Untuk itu dia berharap adanya kolaborasi orang tua atlet dan pengprov Percasi untuk membina para atletnya. “Saya berharap melalui Kejurnas Catur Junior di Parung, Depok ini nantinya akan lahir pecatur yang bergelar GM. Dengan begitu, kerja sama antara pengprov, orang tua atlet, dan PB Percasi berjalan sesuai harapan,” ujarnya. “Melalui pertimbangan itulah PB Percasi akan membantu para juara pecatur Junior bisa tampil di event ASEAN atau tingkat Asia. Syukur-syukur pengprov-nya juga mengirim juara dua dan tiga dengan biaya sendiri ke event ASEAN nantinya,” katanya mengakhiri. Sumber: RRI

530 pecatur junior bersaing di Kejurnas Catur Junior VI 2024

Sebanyak 530 pecatur junior dari seluruh provinsi di Indonesia bersaing di Kejuaraan Nasional (Kejurnas) Catur Junior VI 2024 yang berlangsung di Balai Besar Pengembangan Penjaminan Mutu Pendidikan Vokasi (BBPPMPV), Depok mulai 8 hingga 11 November. Kejurnas yang memasuki edisi keenam ini mempertandingkan tujuh kategori kelompok umur yakni KU-7, KU-9, KU-11, KU-13, KU-15, KU-17 dan KU-19. “Kejuaraan Nasional Catur Junior ini adalah wadah penting untuk melahirkan talenta-talenta muda yang siap bersaing tidak hanya di tingkat nasional tetapi juga di tingkat internasional,” kata Wakil Menteri Pemuda dan Olahraga, Taufik Hidayat dalam pidato upacara pembukaan kejuaraan, Jumat malam WIB. “Ini adalah bukti nyata komitmen Percasi dalam membangun generasi muda yang tangguh, disiplin, dan berprestasi… Sekali lagi kepada para pesta kerja, selamat bertanding, terus asah prestasi, menunjukkan semangat sportivitas dan integritas yang tinggi, kalah atau menang bukanlah akhir tetapi bagian dari proses untuk terus belajar berprestasi,” kata Taufik yang juga merupakan legenda bulu tangkis Indonesia tersebut. Ketua Umum PB Percasi, Utut Adianto menjelaskan bahwa Kejurnas Catur Junior biasanya dilangsungkan serentak dengan Kejurnas Catur Senior, namun karena ada Pekan Olahraga Nasional (PON) Aceh-Sumut 2024 gelaran kejurnas akhirnya dilangsungkan secara terpisah. Utut Adianto juga mengatakan sebenarnya Kejurnas Catur Junior direncanakan di kota Manado, Sulawesi Utara, namun disebabkan karena beberapa faktor akhirnya gelaran turnamen dipindahkan ke Depok. “Harusnya pada Juli itu sudah dijadwalkan dilangsungkan teman-teman di Manado, tetapi karena satu dan lain hal, teman-teman di Manado belum berhasil melaksanakan. PB Percasi mengambil sikap sebagai leader of the last resort, kalau Bank namanya Federal Resort (menyelenggarakan disini),” kata Utut Adianto. Nantinya para peraih gelar juara di turnamen kali ini akan dikirimkan menuju turnamen catur tingkat ASEAN untuk menambah jam terbang. “Jadi juara Kejurnas kali ini, juara kelompok, juara satunya kita kirim ke ASEAN atas biaya PB Percasi. PB Percasi duitnya dari mana, yaudahlah nanti Insyaallah Tuhan membantu,” ujar Utut Adianto. Sumber: ANTARA

AYCC 2022: Vietnam Juara Umum, Indonesia Tambah Tiga Emas

Asian Youth Chess Championship 2022: Vietnam Juara Umum, Indonesia Tambah Tiga Emas

Indonesia akhirnya berhasil menambah pundi emas mereka dengan raihan 3 medali emas pada hari terakhir di nomor Catur Kilat Asian Youth Chess Championship (AYCC) yang berlangsung di Hotel Grand Inna, Kuta, Bali, Jumat (21/10). Medali emas tersebut diraih oleh Laysa Latifah di nomor putri G16 (Individual) dan G16 Blitz Team atas nama Laysa, Adeeba dan Salwa Nadia Maharani. Serta nomor U16 Team, oleh pasukan catur Timnas, Arfan Bagus Aditya, Nayaka Budidharma dan Reynard Kristopher. Laysa sukses meraih medali duo emas setelah mampu melewati para pecatur asing seperti Mongolia, Kazakhstan dan 2 babak terakhir melangkahi 2 pecatur tangguh Vietnam, untuk memastikan emas individual putri G16. Laysa saling berbantu dengan pecatur Jatim asal kota Kediri Adeeba yang dendam menggilas lawan-lawan berat dari Kazakhstan, India dan tentu saja Vietnam, sehingga sukses meraih medali perak Individual G16. Untuk G16 Blitz Team, Laysa, bersama Adeeba dan Salwa Maharani, juga sukses merebut medali emas. Satu emas lainnya, diraih pasukan khusus catur dari Timnas Indonesia. Diperkuat Arfan Bagus Aditya, Nayaka, Karunia Bagus, Reynard, dan Fabian, mereka merajalela di nomor catur kilat U16. Tidak tanggung-tanggung mereka mampu menorobos kekuatan besar Vietnam yang tangguh. Adit, Nayaka, dan kawan-kawan bahu membahu menopang teman-temannya agar naik ke podium atas, mempersembahkan medali emas Tim U16 Catur Blitz. Namun demikian, pasukan khusus ini rupanya masih kesulitan menahan laju pecatur Vietnam yang sakti Vo Pham Thien Phuc Elo rating 2171 yang akhirnya lolos meraih medali emas U16 catur Blitz Individual. Sedangkan perak diraih oleh pecatur andalan Kazakhstan, Malygin Vladislav, yang meraih perak individual. Untuk kelompok U18 Open, individual, Indonesia harus puas merah medali perunggu, lewat pecatur pelatnas Zacky Diaulhaq. Pada babak terakhir, Zacky gagal menahan gempuran pecatur Mongolia Itgelt Khuyagtsogt yang akhirnya meloloskan duo Mongol ini meraih medali emas dan perak di nomor individual U16. Sedangkan Zacky harus puas dengan medali perunggu, kendati sejak awal dia memimpin klasemen sampai 5 babak. Medali perunggu juga diraih, Liuviann Cecilia Natalie yang tampil di nomor individual G16. Livi yang sempat menyodok ke puncak papan setelah menaklukkan pecatur Vietnam, namun akhirnya tersungkur oleh pecatur India WFM Bhagyashree Patil yang akhirnya meraih medali emas. Sementara itu, Vietnam tampil sebagai juara umum AYCC di nomor catur standard, yang berakhir, Jumat (21/10) malam. Vietnam tampi sebagai juara umum di nomor catur standard dengan perolehan 5 medali emas, 5 perak, 1 perunggu, disusul India 3 emas, 3 perak, 4 perunggu, dan Iran di urutan ke tiga 1 emas, 1 perak, 1 perunggu. AYCC ditutup secara resmi oleh Hisham Al Taher, General Secretary dari Asian Chess Federation. Meski Indonesia belum berhasil berada di posisi tiga besar, namun Ketua Umum PB Percasi GM Utut Adianto merasa bangga dengan perjuangan para pecatur junior Indonesia. “Penyelenggaraan turnamen seperti ini untuk meletakan fundamental bagi para pecatur kita kedepannya. Kalau berbicara catur untuk kawasan Asia, persaingannya cukup berat. Kita harus memberikan peluang pemain junior kita berani menghadapi para petarung hebat dari luar,” ujarnya. Disampaikan Utut, Asia memiliki banyak atlet sangat kuat, bila tidak dimulai dari sekarang memberikan pelatihan yang baik, kesempatan pertandingan, dan membuat evaluasi terus-menerus, maka Indonesia akan tertinggal. “Siklus 3 hal tersebut harus kita lakukan terus menerus, jangan sampai terputus. Contohnya penyelenggaraan turnamen AYCC ini,” tandasnya. Secara keseluruhan pada ajang AYCC 2022, Indonesia mengumpulkan total 4 medali emas, 12 medali perak, dan 18 medali perunggu. Perolehan medali tersebut, masing-masing diraih dari nomor rapid dengan 1 medali emas, 4 perak dan 5 perunggu. Kemudian tambahan 5 medali perak dan 3 perunggu dari nomor catur standard. Sementara di catur kilat, Indonesia meraih hasil menggembirakan dengan torehan 3 medali emas, 3 perak, dan 10 perunggu.

Buka Turnamen Catur Beregu Indonesia Timur Gubernur Cup VIII, Menpora Bermain Dengan Pecatur Cilik

Buka Turnamen Catur Beregu Indonesia Timur Gubernur Cup VIII, Menpora Bermain Dengan Pecatur Cilik

Ada hal unik sekaligus menarik pada Turnamen Catur Beregu Indonesia Timur Gubernur Cup VIII Gorontalo. Menteri Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (Menpora RI), Zainudin Amali, yang turut hadir tersebut mengajak bermain seorang peserta yang baru berusia 5 tahun. Pecatur tersebut bernama Abraham Melkior yang ikut di Turnamen Catur Beregu Indonesia Timur Gubernur Cup VIII Gorontalo, di Ballroom Hotel Aston Kota Gorontalo, Kamis (15/9) sore. “Ini luar biasa, usia 5 tahun sudah menjadi atlet catur,” kata Menpora Amali sambari menyalaminya. Atlet yang masih bertingkah kekanakan ini diajak bermain, dan ternyata begitu cepat dan sigap setiap membalas langka-langkah buah catur Menpora Amali. “Wah ini lawannya bukan saya, lawannya Master Nasional, saya pasti kalah,” canda Menpora yang disambut gelak tawa orang-orang disekelilingnya. Kepada orang tuanya yang turut mendampingi yaitu Bellatrika Arisnawan dipesankan, pendidikan harus diperhatikan dan diperkaya dengan penguasaan bahasa Inggris, karena catur banyak even internasional dan semua petunjuk serta aturan diutarakan memakai bahasa Inggris. “Bapak terima kasih putranya sejak dini sudah diarahkan menjadi atlet, tambah dengan pengayaan bahasa Inggris karena pertandingan internasional diluar negeri bahasa menjadi hal penting,” kata Menpora Amali, yang diiyakan oleh Ayah Abraham. Sementara itu, Menpora berharap turnamen ini dapat melahirkan atlet-atlet catur nasional dan dunia, serta sebagai ajang persiapan Gorontalo menjadi tuan rumah Kejuaraan Nasional (Kejurnas) Catur tahun depan. “Ini menjadi bagian rangkaian kunjungan kerja saya di Gorontalo, mengawali membuka Turnamen Catur Beregu Indonesia Timur Gubernur Cup VIII,” kata Menpora Amali. Dikatakan olehnya, bahwa meskipun catur belum menjadi cabor yang dipertandingkan di Olimpiade, namun prestasi catur membanggakan baik di singgel even maupun multi even regional. “Catur memang tidak masuk di Olimpiade karena ada tersendiri di level dunia kejuaraannya. Namun ditingkat regional seperti SEA Games maupun singgel even selalu memperoleh medali, jadi membanggakan,” ucapnya. “Seperti SEA Games Vietnam kemarin mendapatkan 3 medali emas, bahkan yang di NPC atlet catur tuna netra kemarin di even ASEAN Paragames menjadi juara umum,” tambahnya. Keberhasilan cabang olahraga catur menorehkan prestasi tidak lepas dari pembinaan yang sungguh-sungguh dan rutinitas kompetisi. “GM Utut bisa menjadi contoh bagaimana mengurus dengan baik dan serius sehingga melahirkan prestasi. Cabor yang diurus serius pasti berprestasi, sementara yang asal-asalan mengurusnya pasti tidak ada hasil,” tegas Menpora. “Apresiasi kepada Percasi, KONI, dan Pak Gubernur Gorontalo yang menyelenggarakan turnamen ini. Prestasi akan diperoleh dari pembinaan dan kompetisi, tanpa kompetisi sulit mengukur keberhasilan, semoga dengan ini lahir atlet catur yang menjadi Master Nasional dan GM Internasional,” tutupnya. Turnamen ini sendiri, diikuti 62 regu yang dihelat dari tanggal 15 hingga 20 mendatang. Selain turnamen juga dilakukan Penataran Wasit dan Upgrading Wasit Tingkat Nasional.

Menpora Apresiasi Regenerasi dan Prestasi Percasi di Bawah Komando Utut

Menpora Apresiasi Regenerasi dan Prestasi Percasi di Bawah Komando Utut

Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), Zainudin Amali, secara resmi membuka musyawarah nasional Persatuan Catur Seluruh Indonesia (Percasi) XXIX di Century Park Hotel, Jakarta, Jumat (25/2/2022) malam WIB. Amali mengatakan Percasi telah banyak berkontribusi besar dalam mengangkat prestasi olahraga catur Indonesia di pentas internasional. Dia berharap regenerasi atlet tetap terjaga. “Saya datang untuk membuka Munas Percasi 2022. Tentunya, saya mendapat undangan dari Ketua Umum PB Percasi Grand Master (GM) Utut Adianto,” ujar Amali dalam sambutan pembukaan Munas Percasi. Dia mengatakan catur Indonesia banyak menyumbang prestasi baik itu ajang regional maupun internasional. Namun, memang belum terekspos secara maksimal. “Semoga dengan kehadiran saya olahraga catur di sini makin terekspos dan makin banyak atlet muda yang nanti lahir,” kata Amali menambahkan. Dalam kesempatan itu Amali mengapresiasi Utut Adianto yang bersedia kembali maju sebagai ketua umum PB Percasi periode 2022-2025. Menurutnya, Utut telah banyak andil dalam meningkatkan prestasi catur Indonesia. “GM Utut Adianto ini tak pernah lelah, tak pernah mengeluh, tak pernah minta, tetapi terus berprestasi. Pemerintah mengapresiasi dan terus mendukung penuh Percasi,” kata Amali. Dalam Munas Percasi kali ini, agenda utamanya adalah pemilihan ketua umum periode 2022-2025. Setelah masa pendaftaran selesai, GM Utut menjadi satu-satunya kandidat. Selama 4 tahun kepemimpinan GM Utut sebelumnya yakni periode 2017-2021, PB Percasi telah menorehkan banyak prestasi, antara lain untuk kali pertama cabang olahraga catur menjadi juara umum pada SEA Games XXX di Filipina 2019. Pada masa kepengurusan 2017-2021 ini juga untuk pertama kalinya pecatur Indonesia mengawinkan gelar juara Zonal 3.3 Asia Timur 2019 melalui GM Susanto Megaranto di kategori umum dan IM Medina Warda Aulia di kategori putri. Pada tahun sebelumnya, IM Novendra Priasmoro menjadi juara Asia Junior 2018 dan Ummi Fisabilillah menjadi Juara Asia Timur Junior Putri 2019. Novendra pada awal 2020 juga menjadi Grandmaster baru Indonesia yang ke-8. Prestasi yang paling baru adalah keberhasilan empat pecatur Indonesia lolos ke Piala Dunia Catur Sochi 2021 yakni GM Susanto Megaranto, IM Mohamad Ervan, IM Irene Kharisma Sukandar dan IM Medina Warda Aulia. Susanto, Irene, dan Medina bahkan berhasil menyamai rekor GM Utut Adianto, yakni lolos hingga putaran kedua. “Perjalanan pembinaan catur nasional di tengah prestasi yang ditorehkan para pecatur bukan pekerjaaan mudah karena PB Percasi selalu mengalami kendala dalam pendanaan untuk meningkatkan kualitas para atlet,” kata Ketua Umum PB Percasi, Utut Adianto saat memberi kata sambutan.

Samantha Edithso, Pecatur 10 Tahun Yang Punya Dua Titel Juara Dunia

Dunia olahraga Tanah Air boleh berbangga dengan pecatur cilik asal Bandung, Samantha Edithso (kiri), yang sukses meraih gelar juara dunia di Spanyol. Ia jadi juara usai mengalahkan pecatur Rusia, Alexandra Shvedova (kanan), dalam partai berdurasi lima jam. (kumparan.com)

Jakarta- Dunia olahraga Tanah Air boleh berbangga setelah pecatur cilik asal Bandung, Samantha Edithso, meraih gelar juara di Spanyol. Gadis cilik 10 tahun ini meraih gelar dunia catur klasik (cadet chess) di World Cadets Chess Championships 2018 U-10, di Santiago de Compostela, Galicia, Spanyol, 3-16 November 2018. Samantha meraih gelar usai mengalahkan pecatur Rusia, Alexandra Shvedova. Dia tak mendapatkan kemenangan dengan mudah, karena harus melakoni pertarungan berdurasi lima jam. Sebagai ilustrasi, di event ini, Shedova adalah pecatur yang belum terkalahkan dalam 10 babak pertandingan, hingga bertemu Samantha. Samantha akhirnya menang setelah 84 langkah. Kemenangan atas Shvedova membuat elo rating Samantha lebih tinggi di antara pecatur lain di usianya. Kini, bocah kelahiran Jakarta, 17 Februari 2008, sudah mengantongi 1.879 poin. Adapun, pada 2016 dia pernah mengantongi 2.301 poin. Saat ini Samantha menyandang gelar Women Fide Master (WFM). Itu juga tak lepas dari raihan gelar pertama tahun ini, yang ia menangkan di Kejuaraan Dunia Catur Cepat G10 alias FIDE World Championship 2018 U-10, yang digelar di Minsk, Belarusia, Juli 2018 lalu. Di balik pesta juara di hari penutupan turnamen di Spanyol itu, ada kepercayaan diri Samantha yang sukses mengantarkannya menjadi pecatur terbaik kategori umur di bawah 10 tahun. Menurut So Siau Sian, sang ibu yang menemani di Spanyol, Samantha sudah bertanya kepada pengurus Percasi soal bendera ‘Merah-Putih’ sebelum 11 babak dirampungkannya. “Sebelum mulai babak sembilan, Samantha sudah tanya ke pengurus, ‘Bawa bendera enggak’?,” tiru So dilansir kumparanSPORT, Jumat (23/11). Pada akhirnya, Samantha kalah di babak tersebut dari rival asal China, Zhou Yafei. Itu bukan yang kekalahan Samantha yang pertama, karena sebelumnya, dia juga kalah di babak empat. Emosi, begitu So menyebut faktor kekalahan dua kali Samantha di sana. “Kalah itu bukan karena teknik, tapi emosi. Terganggu karena temannya (lawan) tidak bisa diam, badan ke depan ke belakang, akhirnya Samantha emosi ingin cepat-cepat selesai,” tuturnya. Di babak 11 sekaligus penentuan, Samantha mengalahkan unggulan klasemen, Shvedova, yang berakhir menjadi runner-up. Dan akhirnya, permintaan Samantha untuk menyediakan sang ‘Merah-Putih’ betul-betul bukan bualan semata,malah menjadi ‘aksesori’ yang menyempurnakan podium sang pecatur muda. “Saat ini Samantha elo ratingnya paling tinggi diantara pecatur seusianya. Sekarang mengantongi 1.879 poin, dulu pada 2016 Samantha pernah mengantongi 2.031 poin,” ujar sang ayah, Larry Edith,. Larry berharap, dengan raihan tersebut Samantha memiliki target untuk menjadi grand master muda wanita pertama asal Indonesia. Samantha memiliki target pada usia 12 atau 13 tahun, sudah bisa memengantungi gelar grand master wanita. Harapannya, dengan seluruh pencapaian itu, Samantha bisa berburu gelar IM (Internasional masters) guna meraih grand master wanita. Prestasi Samantha seolah melanjutkan estafet para seniornya sejak Utut Adianto, Susanto Megaranto, hingga Irene Kharisma Sukandar. “Sekarang Samantha bergelar Women Fide Master (WFM), tahun depan semoga IM (internasional master). Untuk bisa meraih gelar GM wanita tentunya Samantha hanya bertanding di turnamen yang ada elo ratingnya. Target selanjutnya bertanding di Penang dan Johor Malaysia,” ujarnya. (Adt)

Kirim Pecatur Belia Ke Olimpiade Catur Dunia di Georgia, PB Percasi Siapkan Pecatur Masa Depan

Pecatur termuda tim Indonesia, Samantha Edithso (10 th), akan tampil di Batumi, Georgia, dalam ajang Olimpiade Catur Dunia ke-43. Tim Merah Putih akan bersaing dengan 139 negara lainnya pada event bergengsi itu. (sinarharapan.net)

Jakarta- Indonesia akan mengirim dua tim caturnya yang terdiri dari satu grup putra dan satu grup putri ke Batumi, Georgia, untuk mengikuti Olimpiade Catur Dunia ke-43. Tim Merah Putih akan bersaing dengan 139 negara lainnya dalam kejuaraan bergengsi tersebut. Indonesia menunjuk Kristianus Liem sebagai kapten tim. Tim putra diwakili oleh Novendra Priasmoro (19 tahun/FM 2498), Sean Winshand Cuhendi (21 tahun/IM 2441), Azarya Jodi Setyaki (20 tahun/FM 2316), Pitra Andyka (33 tahun/FM 2274), dan Agus Muhamad Kurniawan (20 tahun/FM 2239). Sementara tim putri diwakili oleh Chelsie Monica Sihite (23 tahun/WIM 2244), Ummi Fisabillah (18 tahun/WFM 2227), Shanti Nur Abidah (17 tahun/WFM 1968), dan Samantha Edithso (10 tahun/1805). Kontingen Indonesia telah dilepas oleh ketua umum Pengurus Besar Persatuan Catur Indonesia (PB Percasi), Utut Adianto, pada Rabu (19/9). Pecatur termuda tim Indonesia, Samantha Edithso, pun amat bersemangat. Bocah berusia 10 tahun itu berambisi membawa Indonesia masuk 30 besar peringkat dunia. Ia mengaku membaca buku-buku catur untuk memperdalam teknik dan strateginya. Selain itu ia juga bertandang ke Malaysia, untuk berlatih dengan video trainer. “Meskipun usianya masih muda, Samantha akan bergabung dengan tim Indonesia yang turun di Olimpiade Catur, yang levelnya sudah senior. Dia berpotensi menjadi bintang besar dan kita gembira akan hal itu,” ujar Utut. Kebijakan Percasi mengirim pecatur muda ke Olimpiade yang melibatkan 187 negara itu semata-mata dilandasi oleh keinginan untuk membangun catur Indonesia ke arah lebih baik. Artinya Percasi ingin memberikan pembelajaran kepada para pecatur muda ini. Utut mengatakan dalam menghadapi olimpiade kali ini sejumlah nama pecatur top lainnya tak tampil di 43rd Wolrd Chess Olympiad. Mereka adalah GM Susanto Megaranto, IM Irne Kharisma Sukandar, dan WGM Medina Warda Aulia. Mereka absen, karena jadwal Olimpiade bentrok dengan Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Jabar 2018. “PB Percasi menekankan faktor pembinaan dengan memilih para pecatur mudia usia, yang berpotensi berkembang lebih lanjut. Mereka adalah pecatur muda yang baru berusia belasan tahun, kecuali Pitra Andyka, juara nasional 2013. Dia dipilih karena masih memilki potensi tinggi untuk maju,” katanya di Jakarta, Rabu (19/9). Selain partisipasi aktif dalam pergaulan catur dunia, PB Percasi juga menargetkan sejumlah pecatur muda, untuk menggenapkan norma persyaratan gelar Grand Master (GM), yakni tiga norma GM dan rating 2500. “Novendra, misalnya, hanya butuh satu norma GM lagi dan tambahan rating 2 poin saja. Juga, Sean Winshand Cuhendi, yang sudah meraih tiga norma GM dan tambahan rating 59 poin,” tegas Utut. Pada Olimpiade catur yang terakhir di Baku, Azerbaijan 2016 lalu, tim putra Indonesia berada di peringkat 52 dari 180 negara. Sementara tim putri berada di peringkat 63 dari 134 negara. “Target kami memperbaiki peringkat atau lebih baik dari dua tahun lalu,” tutur Sean. PB Percasi juga tak lupa mengucapkan terima kasih pada pihak sponsor yang membantu memberangkatkan tim catur Indonesia ke Batuni, Georgia. “Kepada pihak pemerintah Kempora dan swasta seperti PT Union, Sampoerna Triputra Persada (USTP), PT JAPFA dan Universitas Gunadarma,” ujar Utut. Sedangkan Direktur Corporate Affairs JAPFA, Rachmat Indrajaya mengatakan, dukungan penuh dilakukan pihak JAPFA, bagi atlet kebanggaan Indonesia mendapatkan hasil terbaik di Georgia. “Hampir dua dekade JAPFA bersinergi bersama PB Percasi menggali potensi pecatur muda Indonesia. Ini hal penting menyiapkan pecatur tangguh ke depannya. Mudah-mudahan di Batuni, pecatur Indonesia, putra dan putri bertanding semaksimal mungkin,” ucap Rachmat Indrajaya yang didampingi Chef de Mission (CdM) Tim, R. Arsanti Alif. (Adt)

Pecatur 19 Tahun Paksa Legenda Dunia Remis, Novendra Juara di Bangkok

Pecatur Indonesia yang baru berusia 19 tahun, Novendra Priasmoro, menjuarai Turnamen Bangkok Chess Open 2018. (net)

Jakarta- Target PB PERCASI mencetak Grandmaster baru, perlahan mulai menunjukkan hasilnya. Lewat atlet ranking kedua Indonesia, Novendra Priasmoro, 19 tahun, impian melahirkan GM baru sudah di depan mata. Novendra menjadi kampiun turnamen Bangkok Chess Club Open, di Thailand, yang berakhir Sabtu (21/4). Ia membukukan 8 poin tanpa terkalahkan dalam kejuaraan diikuti oleh 196 pecatur dari 37 negara itu. Ia meraih 7 kemenangan dan dua kali remis. Hasil yang diraih pecatur nomor dua nasional ini cukup spektakuler. Dalam perjalanan menjadi juara, ia antara lain mengalahkan unggulan pertama GM Hrant Melkumyan (rating 2669) dari Armenia. Ia juga menahan remis GM Nigel Short (2662). Situasi yang menegangkan dihadapi pecatur Indonesia di akhir turnamen. Pada partai tekahir, atau kesembilan, pecatur dengan rating 2449 itu, harus menghadapi pecatur legendaris asal Inggris, Nigel Short, yang pernah tiga kali juara di ajang ini. Kristianus Liem, Ketua Bidang Pembinaan dan Prestasi PB Percasi, berkisah, sejak malam sebelum pertandingan ia menginstruksikan agar Novendra lebih dulu menawarkan remis sekitar tiga sampai lima langkah. “Tujuannya untuk menghormati nama besar Nigel Short. Sebab, sangat tak mungkin Nigel Short yang akan menawarkan posisi remis duluan, kalau tak terpaksa benar,” kata dia, seperti tertuang dalam rilis PB Percasi. Dalam lomba terakhir itu, Novendra dengan dingin meladeni Nigel, yang memakai Pertahanan Prancis. Di partai sebelumnya, ia mampu mengalahkan GM Anton Smirnov(2546), dari Australia, yang memakai pembukaan sama. Nigel mengambil taktik berbeda dengan Smirov pada langkah kesembilan. Tapi, hingga langkah ke-13 posisinya tetap tak bisa unggul. Pada langkah ke-16, Novendra sempat berniat menawarkan remis. Tapi melihat banyak pecatur yang menonton partainya, ia mengaku malu melakukannya. Pertarungan pun terus berlanjut. Akhirnya, waktu yang menentukan datang juga, pada langkah ke-28 setelah melihat posisi lawannya begitu kokoh, Nigel memutuskan menawarkan remis. “I offer you draw,” ucap Nigel sambil menatap Novendra. Tanpa berpikir lagi Novendra langsung mengulurkan tangannya yang berarti menerima tawaran tersebut. “Tawaran ini memang yang saya tunggu,” cerita Novendra. “Remis kan udah pasti juara sendirian, jadi saya ga pakai berpikir lagi, langsung saya sambar tangannya.” Dengan hasil ini, Novendra membukukan 8 poin tanpa pernah terkalahkan. Ia mencetak 7 kemenangan dan dua kali remis. Sungguh suatu gelar juara yang membanggakan. Selain itu, remis dari Nigel memberikan tambahan rating 2,7 poin atau secara total Novendra mendapatkan tambahan rating sebanyak 25,5 poin. Sejak Desember 2017, Novendra mendapat dukungan penuh dari United Tracktors (UT), perusahaan yang menjadi “bapak angkat” nya. Ia menjadi salah satu pecatur muda yang diproyeksikan untuk segera meraih gelar Grandmaster. Dengan posisi teratas Novendra, program PB PERCASI pada 2018, mengukir prestasi gemilang di ajang internasional. Sebelumnya, dalam Asian Youth Chess Championship 2018 di Chiangmai, Indonesia merebut dua medali emas dan satu perunggu, dan seluruh enam pecatur yang dikirim mampu masuk 10 besar dalam berbagai kategori. Ketua Umum PB Percasi Utut Adianto menyatakan rasa bangganya dengan prestasi yang diraih Novendra. “Semoga ini jadi penyemangat bagi pecatur lainnya, untuk tak mudah menyerah dalam meraih prestasi. Bukti bahwa atlet-atlet catur kita layak didukung dunia usaha, karena talentanya memang luar biasa,” kata Utut. (Art)