Juara Bertahan Mundur Dari Srikandi Cup Musim 2018/2019, Owner Surabaya Fever Jadi Manajer Timnas SEA Games

Klub Surabaya Fever, kampiun Srikandi Cup musim 2017/2018, memilih mundur di ajang Srikandi Cup musim 2018/2019. Alasannya karena sang pemilik klub, Christoper Tanuwidjaja, ditunjuk menjadi Manajer Tim Nasional (Timnas) Basket Putri SEA Games 2019, yang akan berlangsung di Manila, Filipina. (Pras/NYSN)

Jakarta- Jelang bergulirnya kompetisi basket putri tertinggi di Tanah Air, Srikandi Cup musim 2018/2019, pada akhir Desember, klub Surabaya Fever justru menyatakan pengunduran diri. Hal itu merujuk pada surat yang dikirimkan Christoper Tanuwidjaja. Hal ini disampaikan Koordinator Srikandi Cup, Deddy Setiawan, tertanggal 25 September 2018. Pengunduran diri itu dikarenakan Christoper, sebagai pemilik klub Surabaya Fever, ditunjuk oleh Pengurus Pusat (PP) Persatuan Bola Basket Seluruh Indonesia (Perbasi) menjadi Manajer Tim Nasional (Timnas) Basket Putri SEA Games 2019 Danny Kosasih, Ketua Umum PP Perbasi, membenarkan jika Christoper segera bertanggung jawab sebagai Manajer Timnas Basket Putri, dalam ajang multi event yang akan berlangsung di Manila, Filipina, pada 2019. “Saudara Christoper, kami tugaskan sebagai manajer tim nasional. Surat Keputusan dan dokumen legal terkait penunjukan beliau akan dikeluarkan pada Jumat (28/9) oleh PP Perbasi, saat ini surat tersebut sudah dalam proses,” ujar Danny, dikutip dari situs resmi Srikandi Cup, Rabu (26/9). “Secara prinsip, PP sudah menentukan Saudara Christoper akan didaulat sebagai Manajer Tim Nasional untuk SEA Games 2019,” lanjutnya. Dalam surat pengunduran dirinya, Christoper menyebut ia hanya ingin memfokuskan diri dalam program pelatihan intensif dan untuk menghindari konflik kepentingan dalam menjalankan tugas. “Dengan berat hati kami menyatakan tidak mengikuti kompetisi Srikandi Cup,” tulis Christoper. Sedangkan Deddy menegaskan sebelum surat pengunduran diri Surabaya Fever disampaikan, sesungguhnya ada beberapa tim yang mengajukan proposal untuk bisa berpartisipasi pada ajang Srikandi Cup. “Pengunduran diri Surabaya Fever, secara kebetulan, membuka kesempatan bagi kontestan baru untuk dapat berpartisipasi dalam Srikandi Cup,” jelas Deddy. Kendati begitu, Deddy belum bersedia mengungkapkan nama-nama tim baru yang memiliki peluang, menjadi kontestan di ajang Srikandi Cup musim 2018/2019. “Tim-tim yang berminat bergabung merupakan tim-tim yang secara tradisi sangat aktif dalam basket nasional di Indonesia, termasuk tim dari Asia Tenggara, salah satunya Thailand yang sedang kami pertimbangkan,” urainya. Ia menegaskan mundurnya Surabaya Fever yang merupakan kampiun musim 2017/2018, tak menjadi soal. Baginya, Srikandi Cup bakal tetap berjalan sesuai kesepakatan klub-klub anggota yang telah dirumuskan sebelum musim 2017/2018 berakhir. “Musim baru Srikandi Cup akan dimulai di Denpasar (Bali), pada akhir 2018, yang sesuai dengan rencana yang telah kami sepakati bersama,” pungkas Deddy. (Adt)

Taklukkan Merpati Bali, Surabaya Fever Kampiun Srikandi Cup 2017-2018

Surabaya Fever menunjukkan kekuatannya sebagai tim terbaik putri saat ini da menjadi juara Srikandi Cup 2017-2018. (srikandicup.com)

Cirebon- Surabaya Fever mengukuhkan diri menjadi juara Srikandi Cup 2017-2018 setelah menundukkan Merpati Bali pada final playoff di GOR GMC Cirebon, Sabtu (21/4). Fever menang dengan skor 61-47. Sebelumnya, Surabaya Fever menyapu bersih tiga seri di Makassar, Surabaya, dan Jakarta. Sial bagi Merpati Bali, mereka justru selalu menjadi runner-up di tiga seri itu plus runner-up lagi di final playoff. Namun, tak seperti pada final tiga seri sebelumnya, kali ini Fever mendapat perlawanan yang ketat dari Merpati. Bahkan, anak asuh Wellyanto Pribadi sempat tertinggal 25-29 dari Merpati saat halftime. “Kami lengah. Banyak tembakan yang tak masuk dan para pemain juga kalah dalam offensive rebound,” ujar Wellyanto. “Persentasi tembakan kami juga sangat minim. Cukup mengejutkan juga kami bisa juara dengan kondisi seperti itu, ” sambungnya. Momentum yang sudah dibangun Merpati Bali kembali hilang saat kuartet ketiga bergulir. Bahkan Ranie Palma dkk. sempat tertinggal 0-14 dari Fever. “Kami melakukan 26 turnover, itu yang menjadi masalah. Seperti yang sudah terjadi di tiga kuarter sebelumnya, kami selalu kehilangan momentum di kuarter ketiga, “ujar pelatih Merpati Bali, Bambang Asdianto Pribadi. Nathasa Debby Christaline menjadi pemain terproduktif Surabaya Fever dengan raihan 15 poin. Adapun di kubu Merpati Bali, Yusranie Noory Assipalma tampil cemerlang dengan raihan 10 poin dan 10 rebound. (Art)