Pengurus Besar Persatuan Tarung Campuran Indonesia (PB Pertacami) menggelar kejuaraan...
Read MoreUni Papua FC Lakukan Coaching Clinic Bagi 1.000 Pelatih Sepakbola Sosial, Awal 2019 Menuju Palu
Jakarta- Uni Papua FC dan IDGEN Sepakbola Sosial Indonesia semakin meluaskan pengaruh sosial melalui pelatihan pelatih atau coaching clinic. Pada 2018 ini, tema yang diusung adalah sepak bola untuk perdamaian. Kegiatan coaching clinic dimulai di Banda Aceh, DKI Jakarta, Lampung, Pekanbaru, Salatiga, Tangerang, dan Tabanan. Melalui event Indonesia Football For Peace Festival ke-2, coaching clinic ini telah digulirkan pada Sabtu (22/9). Ajang ini diikuti oleh 19 Tim 7 A Side, 12 peserta dari Kedutaan Besar dan perwakilan negara-negara sahabat, selebihnya dari komunitas sepak bola di Jakarta. “Ini kali ke-6, ajang ini berlangusung secara nasional. Tiap tahun makin banyak yang terlibat, termasuk dari kalangan Pelatih SSB, Guru-guru, sekolah, yayasan, aktifis sepakbola dari seluruh penjuru tanah air. Target 2018 ini adalah 1.000 orang,” jelas Harry Widjaja CEO IDSPORTS, Induk organisasi Uni Papua FC dan IDGEN. Para perserta pelatihan akan dibekali materi Sepakbola sebagai Pembentukan Karakter, Soft Skill, tema-tema tentang kerjasama, kepemimpinan, persamaan gender, hingga resolusi konflik, melalui Pelatihan di masing-masing daerah. Selain itu, digelar seminar Bahaya Narkoba dari BNN, Bahaya paham radikalisasi dari Bimbingan Masyarakat TNI POLRI, yang bekerjasama dengan Kantor Kemenkolpolhukam RI. Rangkaian Sepakbola Untuk Perdamaian ini akan diakhiri dengan kegiatan pemulihan pada anak atau trauma healing korban bencana gempa bumi di Lombok, NTT. “Kami sudah survei, di empat sampai lima titik tempat pengungsian korban bencana Lombok, bekerjasama dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana Nasional. Kami akan turunkan 20 pelatih dan relawan pada pagi hari, guna memberi pelatihan bagi 200 peserta pelatihan, untuk menerima materi yang diberikan selama lima hari,” imbuhnya. Sebanyak 1.000 Bola dari One World Play Project Amerika Serikat, akan diberikan guna mendukung kegiatan trauma healing dan bermain anak-anak. “Awal 2019, kami akan ke Palu, Donggala dan Sigi bersama jaringan sepak bola dunia dan organisasi di Indonesia, untuk trauma healing bagi anak korban gempa dan tsunami lalu,” pungkasnya. Sebelumnya, Banda Aceh menjadi kota pertama kegiatan Coaching Clinic ini. Dibuka oleh Walikota Banda Aceh Aminullah Usman, event ini dilanjutkan Festival Sepakbola Untuk Perdamaian. Sebanyak 50 peserta mengikuti pelatihan Coaching Clinic. DKI Jakarta menjadi tempat ke-2 menjadi penyelenggara Festival Sepakbola Untuk Perdamaian. Bertempat di GOR Sunter, Dispora DKI Jakarta, menyambut dan mendukung kegiatan ini. 80 Peserta yang terdiri dari para Pelatih SSB (Sekolah Sepakbola) dan Para Guru-guru serta pendidik dan aktivis sepakbola, turut ambil bagian. Bahkan, terdapat peserta dari luar Jakarta, seperti dari Jawa Tengah, Jawa Timur dan Kalimantan Barat. Empat Pelatih Asing dan empat Pelatih Uni Papua FC menjadi pemateri dalam Coaching Clinic 2018 ini. Diantaranya Charlie Crawford dan Jesse Adam dari Amerika Serikat, Moritz Guertler dari Jerman, serta mantan Pemain liga Indonesia yang kini melatih IDGEN Bali, Bationo Germain (Burkina Faso). Sedangkan dari Indonesia, Pelatih kepala Uni Papua FC, Frans Paraibabo, Coach Educator dan Pelatih Perempuan, Hirma Sjarif, lalu ditemani Chandra Kosasih dan Ahmad Maulana Sirath, dari Uni Papua FC Pusat. Dua daerah lain yang turut berpartisipasi adalah Lampung Timur, dan Akademi Sepakbola Tiga Naga di Pekanbaru, Riau. Lebih dari 200 orang peserta pelatihan bergabung bersama di event itu. Lalu, dua cabang Uni Papua dan IDGEN di kawasan Getasan, Salatiga, Jawa Tengah, serta Flamboyan dari Cengkareng, Jakarta Barat, juga merayakan Coaching Clinic dan Festival. Selama Oktober 2018, Coaching juga diadakan di Uni Papua cabang Manokwari dengan 80 orang peserta, yagn terdiri dari 45 guru dari Sekolah Kristen Calvin, Kemayoran, Jakarta Puat, dan 20 guru dari Indonesia Cerdas, yang juga akan menjadi Guru relawan di Palu, Donggala dan Sigi. (Adt)