Kemenpora Gunakan Big Data untuk Pantau Talenta Atlet di Indonesia

Kemenpora Gunakan Big Data untuk Pantau Talenta Atlet di Indonesia

Desain Besar Olahraga Nasional (DBON) bukan hanya menjadikan Olimpiade sebagai sasaran utama olahraga Indonesia. Tetapi, di dalam DBON juga terdapat bagaimana cara Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) mendapatkan talenta-talenta atlet muda berbakat yang ada di seluruh Indonesia. Pada desain besar olahraga nasional ini pemerintah mendapatkan talenta-talenta atlet muda berbakat yang tidak bisa terpantau karena hanya dengan cara konvensional. “Kami sekarang ini bekerja sama dengan satu lembaga yang memiliki big data untuk memantau talenta-talenta atlet di seluruh Indonesia serta membuat sentra-sentra pembinaan,” ucap Zainudin Jumat (6/8/2021). Zainudin mengungkapkan mereka yang berlaga di olimpiade adalah sebagian hasil dari pembinaan Pusat Pendidikan dan Latihan Pelajar (PPLP) Kemenpora di beberapa provinsi dan juga dari klub-klub yang juga turut memantau perkembangan calon atlet berprestasi. “Kita persiapkan para atlet ini sejak usia dini sejak SD hingga SMA. Setelah itu akan kita tampung dalam satu trainning camp untuk menjadi atlet junior, dan kemudian akan masuk menjadi atlet elit nasional yang siap kita terjunkan pada laga multievent internasional seperti olimpiade ini,” katanya. Dalam desain besar olahraga nasional, Kemenpora akan lebih spesifik mengembangkan cabang-cabang olahraga unggulan dan berpotensi menghasilkan prestasi di olimpiade. Konsekuensi dari penempatan olimpiade sebagai sasaran utama, lalu Asian Games, dan SEA Games sebagai sasaran antara. “Setelah berdiskusi dengan stakeholder terkait, akhirnya kita memutuskan akan berkonsentrasi kepada cabor yang mengandalkan tekhnik dan akurasi, seperti bulu tangkis, angkat besi, panahan, menembak dan lainnya termasuk, panjat tebing untuk Olimpiade 2024 di Paris,” ujar Zainudin. Kedepan, pemerintah akan memperluas basis-basis cabang olahraga agar potensi untuk meraih prestasi di olimpiade semakin besar. “Kalau selama ini tertumpu pada bulutangkis dan angkat besi harus kita perluas. Untuk itu kita butuh penguatan, pembinaan mulai dari daerah sampai di tingkat nasional secara berjenjang, terstruktur, masif seluruh Indonesia,” ujar Zainudin. “Saya berharap kita pada olimpiade-olimpiade berikutnya bisa memastikan diri cabang-cabang olahraga yang lain yang sekarang belum bisa menyumbangkan medali,” katanya.

Pembinaan Atlet Jangka Panjang, Pemerintah Berencana Bangun Trainning Camp Olahraga Berstandar Internasional

Pembinaan Atlet Jangka Panjang, Pemerintah Berencana Bangun Trainning Camp Olahraga Berstandar Internasional

Menteri Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (Menpora RI), Zainudin Amali mengatakan pemerintah akan membangun Trainning Camp berstandar internasional di Cibubur, Jakarta Timur sebagai pusat latihan elit olahraga nasional. Menurut Zainudin Amali, Hal tersebut dilakukan karena saat ini pemerintah sudah memiliki Grand Design Olahraga Nasional dalam melakukan pembinaan atlet dari usia dini dan menyiapkan atlet-atlet berprestasi nasional terutama di tingkat Olimpiade. Karena Olimpiade menjadi target utama, sementara Asian Games dan SEA Games hanya menjadi target antara. Sehingga, setiap Olimpiade ditargetkan ada peningkatan rangking, misalnya pada Olimpiade Rio De Jeneiro urutan 46 maka Olimpiade Tokyo diharapkan menempati posisi 40, kemudian Olimpiade 2024 di Paris, Olimpiade 2028 di Los Angeles dan seterusnya hingga 100 tahun Indonesia merdeka atau Olimpiade 2044. “Jadi setiap empat tahun kita menaikkan target kita, karena apa? Di dalam Grand Desing Olahraga Nasional itu semuanya kita mendesain prestasi jadi nggak boleh lagi kita membuat prestasi itu by accident, asal nemu, sudah tidak bisa. Kita harus memang benar-benar kita persiapkan dan sekarang ini kita sedang mempersiapkan satu trainning camp yang berstandar internasional yakni di Cibubur,” ungkap Zainudin Amali saat menjadi narasumber pada acara live dialog Indonesia Bicara, TVRI, Senin (26/7) malam. Menurutnya, ada 14 cabang olahraga unggulan dan 2 cabang olahraga yang disukai masyarakat yakni Sepak bola dab Bola voli akan pusat pelatihannya ditempatkan di Trainning Camp. “Kecuali yang misalnya seperti Dayung, mereka (pusat latihan) punya sendiri. Kemudian Bulutangkis juga belum punya itu akan kita tempatkan camp di sana. Semuanya kita lengkapi termasuk sekolahnya, termasuk untuk sport sciencenya,” ucapnya. Untuk para atlet yang akan menempati Trainning Camp tersebut adalah para pelajar yang dipersiapkan sebagai atlet nasional dengan pola pembinaan yang ketat dan fasilitas yang lengkap. “Di dalam grand design itu yang kita pandu mulai dari mereka di tingkat SMP. Kita nanti akan menghasilkan 150 atlet elite nasional untuk cabang-cabang olahraga unggulan kita. itu kita hasilkan dari 250 ribu talenta seluruh Indonesia kemudian kita peras menjadi 37.500, kita peras lagi menjadi 3.750, naik lagi makin susah jadi 750 dan terakhir masuk di 150 elit nasional,” pungkasnya. 150 atlet usia dini dari hasil seleksi inilah yang akan dikirim ke semua ajang olahraga internasional baik itu yang single event maupun multi event dari masing-masing cabang olahraga. “Jadi begitu terperinci, begitu sistematis dan terencana serta jangka panjang yang kita siapkan dalam Grand Design Olahraga Nasional,” katanya. Namun demikian, Zainudin Amali menyebutkan bahwa untuk sementara ini atau sebelum grand design disusun pemerintah masih mengandalkan atlet-atlet hasil binaan di Pusat Pendidikan dan Latihan Olahraga Pelajar (PPLP) dan Pusat Pelatihan Nasional (Pelatnas) bahkan yang dikirim ke Olimpiade Tokyo 2020. “Yang sementara ini, sebelum lahir grand design ini kita punya PPLP. PPLP di berbagai tempat. Kalau nggak salah Cantika (lifter peraih medali perunggu Olimpiade Tokyo 2020) ini hasil dari PPLP Jawa Barat,” jelasnya. Kedepan, kata Zainudin Amali, pihaknya akan menyaring atlet-atlet dari PPLP dan Sekolah Khusus Olahraga (SKO) di berbagai provinsi di Indonesia. Selain itu, pihaknya juga akan membangun sentra-sentra olahraga di 10 wilayah seluruh Indonesia, dimana setiap sentra akan dikuatkan masing-masing cabor unggulannya. “Nah kita akan spesifikasi sentra di provinsi mana, dia harus kita kuatkan apa untuk menjaring talenta dari usia dini itu untuk cabang olahraga apa?,” jelasnya. “Untuk sementara yang kita tiru Trainning camp atau sport training yang punya Jepang. Jadi nanti kita akan punya seperti itu, semuanya (fasilitas) lengkap itu terpusat di Cibubur,” tambahnya. Dalam membangun Tranning Camp di Cibubur tersebut, Menpora memastikan bahwa Kemenpora tidak bekerja sendirian melainkan kemnterian dan lembaga Negara lainnya turut ambil bagian karena kebutuhan pembiayaannya yang sangat besar. Bahkan, untuk saat ini, kalau dibandingkan dengan Australia dan Tiongkok saja Indonesia sangat jauh untuk biaya pembinaan atlet. “Tetapi dengan apa anggaran yang belum terlalu optimal saja kita sudah bisa berprestasi. Apalagi kalau ini dinaikkan. Nah, karena ini merupakan program nasional dari kementerian/lembaga masing-masing mengambil tanggungjawab misalnya untuk pembangunan tranning camp itu bukan kami, itu menjadi bagian Kemen PUPR. Kemudian untuk menyiapkan talenta kita bekerjasama dengan Kemendagri dan Kemendikbud dan juga pemerintah daerah,” tukasnya. Kemudian Kementerian BUMN, sudah berkomitmen bahwa dari 14 cabang olahraga unggulan yang masuk dalam grand design dan 3 cabang olahraga yang sangat diminati oleh masyarakat itu akan disiapkan bapak angkat dari BUMN-BUMN untuk membiayai pembinanannya. “Jadi atlet ini dia kerjaanya berlatih saja, dia tidak perlu terlalu dipusingkan dengan bagaimana nanti kalau saya sudah tidak berprestasi, sudah purna prestasi. Saya sudah bicara dengan pak Erick (Menteri BUMN) dan beliau sudah menyampaikan komitmennya. Nanti kita akan secara formal setelah Perpres tentang grand design ini terbit. Kemudian baru saya akan undang pimpinan cabor dari 14 cabor keunggulan dan 3 cabor yang sangat diminati oleh masyarakat,” jelasnya.

Ini Target Vidya Rafika di Olimpiade Tokyo

Ini Target Vidya Rafika di Olimpiade Tokyo

Atlet menembak putri Indonesia, Vidya Rafika Rahmatan Toyyiba, menjadi salah satu andalan tim Merah-Putih pada Olimpiade Tokyo 2021, yang akan berlangsung pada 23 Juli- 8 Agustus. PB Perbakin pun menjelaskan mengenai target yang diberikan kepada atlet berusia 20 tahun tersebut. Menurut PB Perbakin, target dari Vidya Rafika adalah mencapai babak final. Lebih lanjut, Sekretaris Jenderal PB Perbakin, Firtian Yudit Swandarta, mengatakan target tersebut sudah sesuai perhitungan setelah melihat skor yang dicatatkan Vidya dalam sesi latihan yang kerap menyamai skor petembak kelas dunia. “Perbakin menargetkan Vidya di Olimpiade itu adalah masuk di final. Karena final delapan besar ini nanti skornya menjadi 0 semua dan atlet yang sudah mempersiapkan dirinya dengan mental yang kuat itu yang akan menjadi juara di final nanti,” kata Firtian. “Perhitungan kami menembak ini olahraga terukur jadi kami bisa mengukur sejauh mana Vidya bisa masuk final. Karena skor dia itu sudah skor kelas dunia, jadi kesempatan dapat tiket ke final itu cukup besar,” sambung dia. Terkait dengan persiapan Vidya ke Tokyo, Firtian mengatakan para atlet telah didampingi psikolog demi menjaga kondisi mentalnya sehingga bisa tampil rileks saat bertanding di Olimpiade nanti. Ada beberapa pelatihan yang telah diberikan, salah satunya adalah imagery training yang merupakan teknik untuk membantu atlet memvisualisasikan kegiatan yang akan dilakukan sebagai upaya untuk mempersiapkan mental bertanding. “Psikolog, memang setiap atlet selalu didampingi terutama untuk melakukan imagery training, membayangkan mereka sudah berada di Olimpiade. Fungsinya untuk mengurangi tekanan atlet,” kata dia. Sementara itu, Menteri Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (Menpora RI), Zainudin Amali, mendukung dan berharap Vidya bisa sukses pada ajang olahraga internasional tersebut. “Memang di Olimpiade Tokyo ini kan kita juga sudah berhitung ya secara realistis. Nah, dari persiapan yang sudah dilakukan, kami optimis Vidya bisa sukses dan meraih hasil terbaik di Olimpiade nanti,” kata Menpora Amali, Selasa (15/6). Menpora Amali menilai, Vidya Rafika memiliki potensi yang sangat baik. Ini mengingat Vidya masih berusia 20 tahun, namun sudah tampil di kompetisi olahraga terbesar dunia. “Vidya ini kan usianya masih muda ya, dua puluh tahun. Sehingga harapannya kedepan bisa terus berprestasi dan apa yang ditargetkan kedepannya bisa tercapai,” jelasnya.

Youth eSport Piala Menpora 2021 Sukses Digelar, Menpora Beri Apresiasi

Youth eSport Piala Menpora 2021 Sukses Digelar, Menpora Beri Apresiasi

Menteri Pemuda dan Olahraga Republik Indoensia (Menpora RI), Zainudin Amali, memberikan apresiasi saat menutup Youth Esport Piala Menpora 2021 yang digelar Angkatan Muda Pembaharuan Indonesia (AMPI) Jawa Timur (Jatim) di Surabaya, Sabtu (5/6). Dalam sambutannya, Menpora Amali menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada panitia pelaksana, pengurus DPD AMPI Jawa Timur, DPP AMPI, PB Esports Indonesia serta para sponsor yang telah ikut mensukseskan acara tersebut. “Apresiasi dan terimakasih kepada AMPI Jatim dan seluruh panitia yang telah mengembang amanah dari Kemenpora, amanah dari sponsor dan kepecayaan publik terhadap anda semua. Saya atas nama pemerintah mengapresiasi dan terimakasih. Karena ini sudah berkahir, maka dengan senantiasa mengharapkan ridho dan rahmat Allah SWT Tuhan Yang Maha Kuasa dengan ucapan syukur alhamdulillah rabilamain Youth eSport Piala Menpora 2021 saya nyatakan ditutup,” kata Menpora Amali. Menpora Amali menilai eSport merupakan salah satu tempat penyaluran bakat bagi anak-anak muda ketimbang mereka melakukan hal-hal yang ada di jalur negatif. “Maka kemudian diwadahi dengan eSport Indonesia, saya juga akhirnya baru tahu tujuan pak Budi Gunawan (Ketum PB eSport Indonesia) sangat baik, sangat mulia sehingga anak-anak muda terwadahi. Dan perputaran uang kalau dhitung sleuruh dunia bukan bicara juta tapi milaiaran dollar di dalam olahraga ini,” ujar Menpora Amali. Selain itu, menurut Menpora Amali olahraga ini pesertanya dapat bertanding dari mana saja dan juaranya bisa siapa saja karena sangat menjunjung sportifitas dan fairness serta hasilnya tidak dapat diatur seperti olahraga yang dilakukan seperti olahraga lainnya. Hal itu terbukti saat 2019 lalu. Kala itu, Indonesia menjadi tuan rumah eSport Piala Presiden yang pesertanya 170 ribuan dari berbagai negara. “Olahraga ini olahraga yang menjung sportifitas fairness bukan karenan kita tuan rumah lalu kita juara. Hari ini kita buktikan penyelengaraan di Surabaya, Jawa Timur. Tapi yang lolos 4 besar tidak ada satupun tim dari Surabaya. Padahal pesertanya paling banyak di Surabaya,” jelasnya. Dengan demikian, Menpora Amali meyakini panitia penyelenggara serius mengurus kegiatan tersebut. Dia pun berharap penyelenggara terutama AMPI Jawa Timur untuk merawat hubungan hubungan dan komunikasi dengan para sponsor yang telah terlibat dalam acara ini. “Tanpa bantaun sponsor tIdak akan ada kegiatan ini. Dijaga kepercayaan sponsor, supaya kalau tahun depan AMPI Jawa Timur masih mau melaksanakan lagi karena sudah kredibel, trust sudah dapat. Maka pasti sponsor memberi lagi turnamen eSports ini,” jelasnya. Menurutnya, turnamen eSports kedepan tidak harus menggunakan nama Menpora dan dipersilakan menggunakan title kejuaraan lainnya. “Menpora hanya di awal saja silakan bawa nama title yang lain. Yang penting kesuksesan Youth Epsort Tournament 2021 yang sudah anda lakukan itu bisa menjadi benchmark untuk AMPI di daerah lainnya,” harapnya. Menpora Amali pun menyampaikan terimakasih atas partisipasi 14 ribuan tim yang telah mengikuti acara ini. “Saya ucapkan terimakasih atas partisipasi Anda. Tanpa kehadiran anda Youth eSport Piala Menpora 2021 ini tidak akan berarti apa-apa dan kepada yang sudah masuk 4 besar atau final saya ucapkan selamat,” tukasnya. Sementara itu, Ketua DPD AMPI Jawa Timur Pranaya Yudha Mahardika mengatakan acara ini digelar sejak tanggal 17 April 2021 dan diikuti 14 ribu peserta dari seluruh Indonesia. Total hadiah senilai 200 juta dan Piala Menpora. “Youth eSport Piala Menpora alhamdulillah diikuti oleh 14 ribu pendaftar. Ini adalah suatu yang luar biasa yang mana sebelumnya kami tidak menyangka bahwa peminat dari eSport di Indonesia secara nasional bisa sebanyak ini dalam waktu yang singkat kami susun kepanitiaan dan kami iklankan,” ujarnya. Menurut dia, 14 ribu tim tersebut telah bertanding hingga menyisahkan 4 tim dalam laga final. 4 tim yang masuk 4 besar antara lain dari Jakarta sebanyak 2 tim, Bandung 1 tim dan 1 tim dari Malang Jawa Timur. “Alhamdulillah semua sudah selsai dan kami sudah melengkapi seluruh juara yang ada di Youth eSport Piala Menpora 2021. Kami mengucapkan terimakasih dan penghargaan setinggi-tingginya terutama kepada pak Menpora RI beserta seluruh jajaran,” jelasnya. Sementara itu, Dewan Pembina AMPI Jatim, M. Sarmuji turut merasa bangga karena turnamen e-sport berjalan lancar. Apalagi antusiasme masyarakat juga terbilang besar, terlihat dari jumlah peserta yang mencapai 70 ribu orang. “Turnamen eSport yang diselenggarakan oleh AMPI ini adalah pekerjaan gila. Bayangkan 14.000 tim atau 70.000 orang mengikuti pertandingan tentu bukan pekerjaan mudah untuk mengelolanya. Dibutuhkan dukungan manajerial yang rapi. Belum lagi waktu penyelenggaraan yang cukup panjang karena jumlah peserta yang luar biasa banyak membutuhkan energi yang sangat besar,” katanya. Pada grand final Youth eSport Piala Menpora 2021, Tim Victim dinyatakan sebagai juara usai menyudahi perlawanan DNPro dengan skor 2-0 dalam permainan best of three tersebut. Grand Final ini diikuti oleh empat peserta, yakni Victim eSport dan Kings eSport dari Jakarta, Next Level eSport dari Bandung, serta DNPro dari Malang. Hadir dalam penutupan Youth eSport Piala Menpora 2021antara lain, Deputi bidang Pembudayaan Olahraga Kemenpora Raden Isnanta, Kadispora Jawa Timur Supratomo, Dewan Pembina DPD AMPI Jawa Timur, Sarmuji, perwakilan PB eSports Indonesia, Wakil Ketua DPRD Jawa Timur Sahat Tua Simanjuntak, Dewan Kehormatan AMPI Dave Laksono dan Ketum DPP AMPI Dito Ariotedjo.

Banyak Atlet Muda Tak Paham Soal Gizi, Kemenpora Jalani Kerjasama Dengan BKKBN

Banyak Atlet Muda Tak Paham Soal Gizi, Kemenpora Jalani Kerjasama Dengan BKKBN

Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) melakukan kerjasama dengan Badan Kependudukan dan Keluarga Nasional (BKKBN) guna melihat potensi atlet dengan tema ‘Bebas Stunting Untuk Mencetak Atlet Berprestasi’ di Kemenpora, Senayan, Jakarta, Senin (10/5/2021). “Stunting ini menjadi urusan kita semua, jika hulunya baik maka tengah dan hilirnya akan baik. Tetapi, jika hulunya tidak diurus dengan baik maka hilirnya yang diharapkan akan menghadirkan generasi muda yang tangguh dan unggul tidak akan tercapai,” kata Zainudin Amali. Untuk diketahui stunting adalah masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh kurangnya asupan gizi dalam waktu yang cukup lama, sehingga mengakibatkan gangguan pertumbuhan pada anak yakni tinggi badan anak lebih rendah atau pendek (kerdil) dari standar usianya. “Apa yang diharapkan dari bonus demografi juga menjadi harapan kita bangsa Indonesia. Kita tidak bisa membayangkan generasi yang akan datang yang masih mengalami stunting luar biasa. Tentu tidak bisa mengharapkan generasi yang unggul, produktif punya daya saing dan harapan Indonesia Emas pada 2045 tentu akan menjadi harapan kosong,” tambah Menpora. Menpora Amali menilai masalah stunting menjadi penting sehingga harus dilakukan upaya-upaya secara aktif untuk mengatasi stunting ini. “Karena stunting ini bukan hanya menjadi problem BKKBN saja, tetapi menjadi problem bangsa. Kasus di Indonesia cukup besar hal ini sangat berpengaruh bagi pengembangan pembentukan SDM yang unggul, kompetitif dan berdaya saing,” tuturnya. Sementara itu, kepala BKKBN, Hasto Wardoyo menjelaskan pentingnya pembinaan atlet yang juga harus diimbangi dengan masalah kesehatan. Ia tak menyangka atlet muda sekarang banyak yang tak terlalu mengerti soal gizi padahal hal itu sangat berpengaruh terhadap generasi ke depan. “Banyak sekali pembinaan atlet itu dari anak-anak sampai remaja dan sebetulnya pengawalan masa transisi ini butuh pengawalan serius terkait dengan olahraganya tetapi juga masalah kesehatan reproduksinya,” kata Hasto. “Saya kadang suka prihatin dengan perempuan yang ingin menjadi atlet sampai membuang semua lemaknya, padahal lemak bagi perempuan itu sangat penting untuk mencegah generasi berikutnya menjadi stunting dan menjaga kesehatan,” jelasnya. Lebih lanjut Hasto Wardoyo menyampaikan hasil sensus penduduk tahun 2020 maka sekitar 27% atau 70 juta jiwa adalah remaja berusia 10-24 tahun. Setiap tahunnya ada 5 juta bayi lahir di Indonesia. “Bertambahnya penduduk dan populasi generasi muda menjadi dominan sekali untuk di masa saat ini dan yang akan datang,” kata Hasto.

Buka Turnamen e-Sports, Menpora Berharap Akan Bermunculan Atlet Indonesia di Level Dunia

Buka Turnamen e-Sports, Menpora Berharap Akan Bermunculan Atlet Indonesia di Level Dunia

Menteri Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (Menpora RI), Zainudin Amali resmi membuka turnamen Youth e-Sports secara daring yang memperebutkan Piala Menpora 2021, Sabtu (17/4/2021). Dalam sambutannya, Zainudin Amali mengapresiasi upaya dari penyelenggara yakni dari organisasi kepemudaan Angkatan Muda Pembaharuan Indonesia (AMPI) Jawa timur. Penyelenggaraan turnamen secara daring ini diikuti peserta yang tersebar diseluruh Tanah Air. “Pertama, saya mengapresiasi upaya dari penyelenggara atas inisiatifnya menyelenggarakan suatu kegiatan turnamen e-Sports yang sekarang ini memang sedang marak dilakukan. Apalagi kita tahu sekarang ini dalam situasi pandemi Covid-19, sehingga protokol kesehatan harus menjadi panduan dari penyelenggara,” kata Zainudin Amali. Menurutnya, e-Sports merupakan salah satu olahraga yang terus berkembang di kalangan milenial. Pada praktiknya, harus mengedepankan konsentrasi, strategi, mental, hingga teknologi. Sehingga, e-Sports dinilai menjadi salah satu olahraga pilihan yang tepat di tengah pandemi Covid-19. “Upaya penyelenggara sangat luar biasa. Panitia sangat siap dan saya rasa penyelenggara mampu melakukan kegiatan ini dengan dibuktikannya peserta tim yang ikut mendaftar. Ini bukan pekerjaan yang mudah. Sangat luar biasa capaian ini,” ujarnya. Melalui turnamen e-Sports ini, Zainudin berharap, dapat muncul atlet-atlet baru yang nantinya diharap bisa menjadi andalan Tim Nasional Indonesia kedepannya untuk menghadapi kejuaraan di tingkat internasional. “Dengan adanya turnamen ini, semoga muncul atlet-atlet yang mampu mengharumkan nama bangsa di level dunia,” ucap Zainudin Amali. “Saya dapat laporan, usia yang ikut bertanding dalam turnamen ini berkisar pelajar hingga mahasiswa. Ini berarti masuk kategori pemuda, dan e-Sports memang menjadi kegemaran anak muda kita,” pungkasnya. Sementara itu, Wakil Ketua Umum PB e-Sports Indonesia, Komjen Pol Bambang Sunarwibowo, mengatakan bahwa pihaknya mendukung penuh turnamen itu dan berharap akan muncul atlet baru yang nantinya akan mengharumkan nama bangsa. “Kami mendukung sepenuhnya turnamen ini. Melalui turnamen ini, kami berharap dapat muncul atlet yang berprestasi, kelak mengharumkan nama baik bangsa dikalangan e-Sports tingkat internasional. Kepada tim, selamat bertanding dan junjung sportivitas. Mari kita bersatu untuk mendukung e-Sports Indonesia,” ujar Bambang. Mobile Legend terpilih menjadi olahraga elektronik yang dipertandingkan pada Youth e-Sports Tournament kali ini. Turnamen ini berhadiah total Rp 200 juta dan trofi Piala Menpora bagi tim yang juara. Tahapan kualifikasi dan babak 8 besar berlangsung 17 April hingga 9 Mei 2021. Sedangkan, semi final dan grand final akan dilaksanakan di Jawa Timur pada 30 Mei 2021.

Menpora Siap Bangun Pemusatan Latihan Terpadu di Berbagai Daerah

Menpora Siap Bangun Pemusatan Latihan Terpadu di Berbagai Daerah

Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), Zainudin Amali, terus berusaha untuk meningkatkan dan mengembangkan olahraga Indonesia yang masuk dalan grand desain olahraga nasional. Menpora Amali berencana akan membuat sedikitnya sepuluh sentra pemusatan latihan di beberapa daerah di Indonesia. Hal itu Menpora sampaikan usai melakukan Rapat Terbatas (Ratas) bersama Presiden Joko Widodo di Istana Negara, Jakarta terkait Desain Besar Pembinaan Olahraga Nasional. “Kami juga akan membuat 10 sentra pemusatan latihan di beberapa daerah. Dengan disesuaikan dengan potensi yang ada dan yang paling mendasar adalah potensi talenta ketika di sekolah dasar,” kata Menpora pada keterangan persnya di Istana Negara, Senin (15/3) siang. Menurutnya, hal itu sesuai dengan arahan Presiden. Menpora menilai sentra pemusatan latihan itu nantinya akan berisi anak-anak calon atlet yang berpotensi. “Sentra-sentra ini nanti akan berisi anak-anak kita yang penuh potensi dan yang sudah terseleksi di usia Sekolah Menengah Pertama (SMP). Selanjutnya usia SMA akan kita dorong ke SKO Cibubur,” urai Menpora. “Menteri Pendidikan dan Kebudayaan juga memberikan respon yang luar biasa positif. Beliau akan melaksanakan tugasnya sesuai dengan apa yang ada di dalam desain besar ini,” sambung Menpora Amali. Untuk mewujudkan grand desain olahraga yang maksimal, Kemenpora telah melakukan kerjasama dengan dengan KONI, NOC Indonesia, NPC dan perguruan tinggi, akademisi, praktisi bidang olahraga. “Tentu arahan Bapak Presiden, desain besar olahraga nasional ini diterima tentu dengan tambahan dan masukan disana-sini dari peserta Ratas yang hadir untuk melengkapi lagi,” ujarnya. “Jadi, desain besar ini berasal dari hulu ke hilir seperti kebugaran masyarakat yang menjadi sumber potensi talenta untuk atlet-atlet nasional,” tambahnya pada Ratas yang juga dihadiri Wapres Ma’ruf Amin dan beberapa menteri terkait.

Breaking News! FIFA Resmi Tunda Piala Dunia U-20 dan U-17

Logo FIFA

Federasi Sepak Bola Dunia (FIFA) akhirnya memberikan kejelasan mengenai kelanjutan Piala Dunia FIFA U-20 dan Piala Dunia FIFA U-17 putra edisi 2021. Akibat pandemi COVID-19 yang belum juga mereda, Biro Dewan FIFA hari ini (24/12/2020) akhirnya memutuskan untuk menunda pelaksanaan dua ajang bergengsi bagi para pemain muda tersebut menjadi tahun 2023. Mengutip pernyataan di laman resmi FIFA, pandemi COVID-19 terus menghadirkan tantangan bagi penyelenggaraan acara olahraga internasional dan berdampak pada pembatasan perjalanan internasional. Oleh karena itu, FIFA secara teratur berkonsultasi dengan para pemangku kepentingan terkait, termasuk Asosiasi Anggota tuan rumah serta Konfederasi yang terlibat dalam kedua turnamen yang semula dijadwalkan berlangsung pada tahun 2021. Dengan demikian, menjadi jelas bahwa situasi global saat ini gagal untuk dinormalisasi ke tingkat yang memadai dalam mengatasi tantangan terkait dengan penyelenggaraan kedua turnamen, termasuk kelayakan jalur kualifikasi yang relevan. Menanggapi keputusan tersebut, Ketua Umum PSSI, Mochamad Iriawan, mengapresiasi dan menghormati keputusan FIFA, mengingat kelancaran acara serta keselamatan dan keamanan semua pihak yang terlibat dalam penyelenggaraan FIFA U-20 World Cup Indonesia 2021 adalah prioritas utama. “Sebetulnya seluruh persiapan terkait penyelenggaraan dan menyambut Piala Dunia U-20 Indonesia tahun 2021 sudah kami lakukan dengan maksimal dan matang. PSSI menghormati dan mendukung keputusan FIFA untuk membatalkan Piala Dunia U-20 FIFA pada tahun 2021. Bersama dengan FIFA, INAFOC, dan kota-kota tuan rumah di seluruh Indonesia, PSSI berharap dapat bekerja sama dengan semua pemangku kepentingan untuk menyelenggarakan turnamen edisi berikutnya pada tahun 2023,” kata Iriawan. Iriawan pun berharap dengan pembatalan ini, Timnas Indonesia bisa memanfaatkan waktu untuk mematangkan persiapan sebelum bertanding di turnamen 2023 mendatang. “Menyusul pembatalan Piala Dunia U-20 FIFA pada 2021, Timnas yang akan kita persiapkan nantinya, dapat memanfaatkan waktu tambahan dan melanjutkan program untuk persiapan Piala Dunia U-20 FIFA pada 2023. Saya berharap semoga persiapannya bisa lebih menyeluruh, matang, dan nanti bisa menjadi juara,” tambah Iriawan. Sementara itu, Wakil Ketua PSSI, Iwan Budianto, menyatakan bahwa FIFA akan terus berkoordinasi dengan PSSI dan Local Organizing Committee (LOC) demi kelancaran ajang ini di tahun 2023. “Agar pada tahun 2023 program akan berjalan dengan lancar, komunikasi dan koordinasi yang erat antara FIFA, PSSI, dan LOC tetap berjalan. Sesuai keputusan Biro Dewan FIFA, PSSI segera melapor kepada Menteri Pemuda dan Olahraga, Zainudin Amali, sembari menunggu surat resmi tentang pembatalan ini dari FIFA,” kata Iwan. Iwan yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua INAFOC menambahkan, PSSI sangat mengapresiasi dukungan pemerintah terhadap penyelenggaraan FIFA U-20 World Cup Indonesia 2021 dan memastikan koordinasi antara PSSI dan INAFOC terus berjalan dengan lancar. “PSSI mengucapkan terima kasih kepada pemerintah Indonesia khususnya Presiden Joko Widodo, Menteri Pemuda dan Olahraga, dan semua pihak yang telah mendukung persiapan FIFA U-20 World Cup Indonesia 2021. PSSI dan LOC akan terus bekerja sama dan berkoordinasi dengan INAFOC untuk memastikan semuanya berjalan lancar di tahun 2023,” tutup Iwan.

Kemenpora Optimis Persiapan Stadion Untuk Piala Dunia U-20 Akan Tepat Waktu

Kemenpora Optimis Persiapan Stadion Untuk Piala Dunia U-20 Akan Tepat Waktu

Indonesia akan menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 2021 yang rencananya akan berlangsung pada bulan Mei mendatang. Berbagai persiapan pun telah dilakukan jelang event dua tahunan itu. Salah satunya yaitu pembangunan dan renovasi fasilitas yang digunakan, dari mulai pembenahan stadion yang bakal menjadi venue, hingga perbaikan lapangan untuk latihan tim. Kementerian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia rutin meninjau untuk memastikan venue rampung tepat waktu. Setelah beberapa waktu lalu Menpora Zainudin Amali menyambangi langsung beberapa kota yang menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 2021, kali ini giliran Sesmenpora, Gatot S. Dewa Broto, yang melakukan inspeksi. Ia menyambangi Stadion Manahan dan Stadion Sriwedari yang berada di Solo, Rabu (3/12/2020). Dalam hasil pantauannya, Gatot menilai puas dengan progres pengerjaan dari Kementerian PUPR. “Kami sangat puas dan mengapresiasi, dengan pihak Kementerian PUPR bersama dengan kontraktor yang mendapatkan kepercayaan untuk melakukan renovasi di beberapa stadion utama dan stadion pendukung di beberapa kota. Di Kota Solo ini Stadion Manahan dan Stadion Sriwedari,” ujar Gatot, dilansir dari laman resmi Kemenpora. Tak hanya menilai puas, ia juga optimistis pengerjaan bakal selesai tepat waktu. Sesuai dengan target yang pernah disampaikan oleh Kementerian PU PR saat penandatanganan kontrak dan kick off renovasi stadion dan lapangan sepakbola, baru-baru ini. Renovasi pembangunan venue Piala Dunia U-20 ditargetkan selesai dalam waktu enam bulan. “Dalam Kepres Piala Dunia penanggung jawab masalah infrastruktur adalah Menteri PUPR. Infrastruktur akan selesai di bulan April 2021. Sejauh ini kami optimis untuk itu,” ujarnya. Gatot lantas menjelaskan setelah venue rampung nantinya akan dilakukan uji coba lebih dulu. Dengan begitu jika ada kekurangan bisa diantisipasi sebelum digunakan untuk acara sebenarnya. “Semisal April selesai, maka di bukan itu digunakan oleh klub dari sini, entah Persis atau yang lainnya, karena tidak bisa dinyatakan selesai tanpa adanya percobaan terlebih dahulu,” dia menjelaskan. “Jadi seumpama sudah ada yang pakai dan masih ada kekurangan itu masih dalam masa pemiliharaan. Sama dengan infrastruktur PON di Papua. Venuenya disana sudah selesai dan dinyatakan hingga 6 bulan kedepan sebagai masa percobaannya,” Gatot menegaskan. Sementara itu, ajang Piala Dunia U-20 direncanakan terselenggara di Indonesia pada 20 Mei-12 Juni 2021 dan akan menggunakan enam stadion yakni Stadion Gelora Bung Karno (Jakarta), Stadion Gelora Sriwijaya (Palembang), Stadion Si Jalak Harupat (Bandung), Stadion Manahan (Solo), Stadion Gelora Bung Tomo (Surabaya) dan Stadion I Wayan Dipta (Bali).

Sukses Digelar, Program Kemenpora RI ‘Main Bola Yuk’ Dibanjiri Peserta

Sukses Digelar, Program Kemenpora RI 'Main Bola Yuk' Dibanjiri Peserta

Sebanyak 310 anak-anak mengikuti kegiatan “Main Bola Yuk” yang merupakan program Kemenpora RI dan Youth Fun Juggling Competition di Ballroom Grand Artos Hotel Magelang, Jawa Tengah, Minggu (29/11). “Main Bola Yuk” menurut Menpora RI, Zainudin Amali, program ini merupakan bagian dari program untuk memberikan semangat kepada pemain usia dini. Program ini menjadi perhatian dan fokus pemerintah bersama PSSI dan seluruh stakeholder sepakbola Indonesia dalam rangka meningkatkan prestasi sepak bola Indonesia menuju pentas dunia. Selain itu, “Main Bola Yuk” juga merupakan salah satu bentuk respon dari Instruksi Presiden (Inpres) No.3 Tahun 2019 tentang Percepatan Pembangunan Sepak Bola Nasional. “Tak cukup hanya slogan saja. Melalui program tersebut para pemain usia dini pun akan berkompetisi melalui Youth Fun Junggling Competition untuk menarik minat dan mencari bakat anak-anak muda Indonesia di sepak bola,” ujarnya dari laman resmi kemenpora.go.id, Senin (30/11). Menpora RI berharap, persepakbolaan nasional akan mendapatkan dukung secara penuh dari masyarakat. “Itulah tujuan Kemenpora RI melaksanakan Youth Fun Juggling Competition. Penyelengaraan ini kami gelar di 36 Kota dan Kabupaten. Khususnya daerah yang sepakbolanya sedang bergairah. Tidak menutup kemungkinan, ke depan di tempat lain juga akan kita gelar program semacam ini,” tambah Menpora RI. Sementara itu, kegiatan ini bagi Kabupaten Magelang dianggap sebagai sarana mencari bibit unggul pemain sepakbola usia dini. Lebih lanjut, Kadisparpora Magelang, Iwan Sutiarso, berharap jika nantinya akan bermunculan pesepakbola berprestasi asal Magelang seperti Bagus Kahfi dan Bagas Kaffa. “Terima kasih kepada Kemenpora RI. Kesempatan ini luar biasa, dari sekian banyak kabupaten/kota, Magelang terpilih menjadi salah satunya. Kegiatan ini merupakan bagian untuk mencari bibit unggul pemain sepak bola usia dini,” ujar Iwan Sutiarso saat membuka acara ‘Main Bola Yuk’. “Semoga adik-adik peserta semua juga bisa menjadi seperti Bagus, Bagas bahkan bisa lebih hingga ke tingkat internasional, semua butuh proses panjang dari usia dini, kami apresiasi kegiatan seperti ini. Ini juga sebagai adaptasi baru cara berlatih di tengah pandemi,” tutur Iwan menambahkan. Mantan pemain PSIS Semarang, M. Irfan, yang turut hadir juga mengapresiasi upaya Kemenpora menggelar acara ‘Main Bola Yuk’ dan Youth Fun Juggling Competition ini. “Kemenpora luar biasa menggelar kegiatan ini sebagai dasar pembinaan atlet usia dini. Dan merupakan sejarah membangun enam stadion untuk mendongkrak prestasi sepak bola nasional menuju pentas dunia,” ujar pria yang saat ini juga menjadi pelatih PON Jateng ini. “Fase grassroad seperti ini (pengenalan bakat, penemuan bakat, pembentukan bakat dan penetrasian bakat) bagus sekali dan harus ditaati dengan sesuai kurikulum yang baik. Makanya lisensi pelatih itu penting untuk melakukan pengembangan agar tidak sembarangan. Persepsinya untuk anak-anak usia 16 tahun kebawah ini adalah pengembangan, jangan ada tekanan, karena mereka akan berkreasi dengan sendirinya. Tetapi, harus tetap ditetapkan mental pemenang, kejujuran, patuh dan hormat kepada pelatih, guru dan orang tua,” terangnya. Sedangkan Ketua Askab PSSI Magelang, Rohman Rokhim, merasa bangga dan apresiasi kepada Kemenpora atas acara ‘Main Bola Yuk’ dan Youth Fun Juggling Competition yang digelar di Magelang. “Kegiatan ini menambah semangat dan motivasi kepada kami dan memberikan semangat kepada anak-anak bermain sepak bola. Semoga Kemenpora akan lebih banyak menggelar acara seperti ini, terlebih ada kompetisi yang sebenarnya maka anak-anak akan lebih semangat menggelorakan sepak bola ini,” jelasnya. Kegiatan ini diikuti peserta dengan usia 12-16 tahun dari 14 Sekolah Sepak Bola (SSB) di Kabupaten Magelang. Karena adanya dampak Pandemi Covid-19, maka hanya ada 30 peserta yang mengikuti secara langsung dengan menerapkan protokol kesehatan ketat, sementara 280 peserta lainnya mengikuti secara virtual. Anugrah Rizky dari SSB Indonesia Muda berhasil menjadi pemenang usai melakukan jugling selama 2 menit 13 detik. Pemenang akan mendapat hadiah berupa jersey resmi Tim Nasional Sepak Bola Indonesia.

Dukung Percepatan Pembangunan Persepakbolaan Nasional, PSSI-Kemenpora Rancang Database Statistik Pemain Muda

Dukung Percepatan Pembangunan Persepakbolaan Nasional, PSSI-Kemenpora Rancang Database Statistik Pemain Muda

PSSI selaku induk sepak bola tanah air dan Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) sepakat akan segera menyusun database yang berisi statistik para pemain muda sejak berada di tingkatan sekolah sepak bola (SSB) hingga nasional. Database itu nantinya akan digunakan untuk memantau pemain yang berpotensi sehingga bisa dilibatkan dalam berbagai program pengembangan bakat. Hal tersebut disampaikan oleh Ketua Umum PSSI, Mochamad Iriawan, dalam webinar yang berlangsung Rabu, 4 November 2020. “Database yang sedang kami benahi, dulu sudah ada tapi mungkin kelengkapan dan tempat penyimpanannya. Sekarang ada di deputi teknik (PSSI) sedang melakukan itu, sehingga kita bisa tahu sesuai data mulai dari Asprov pemain mana yang berpotensi,” ujar Iriawan. Iriawan mengatakan pencarian bakat melalui teknologi olahraga atau sport science harus mulai dilakukan demi memonitoring bakat-bakat yang ada di seluruh penjuru negeri. Nantinya dalam database tersebut segala statistik seperti jumlah menit bermain, gol, stamina, hingga statistik pemain lainnya bisa dilihat secara terbuka. Dengan begitu, tak sulit bagi PSSI untuk memberi kesempatan bergabung di program yang dimiliki. “Itu menjadi sorotan kita sehingga kita tinggal buka saja seperti di AFC atau FIFA. Kita bisa tahu pemain ini bermain berapa menit menggolkan berapa-berapa. Ini menjadi bahan kami untuk mencari pemain yang kita butuhkan,” pungkas Iriawan. Senada dengan Iriawan, Menpora Zainudin Amali menyebut database itu sesuai dengan Inpres Nomor 3 Tahun 2019 tentang percepatan pembangunan persepakbolaan nasional. Dalam Inpres itu pemerintah melalui Kemenpora mendesain pembinaan sepak bola secara terstruktur, sistematis, dan berkesinambungan. Namun kata dia, program ini harus terus berjalan meski terjadi perubahan rezim agar upaya yang dilakukan tak menjadi sia-sia. “Saya berharap nanti saatnya berganti pemerintahan, Menko ganti, Menpora ganti, pemerintahan berganti, program ini akan tetap berjalan,” kata dia. “Jangan lagi kita mengulangi apa yang terjadi pada masa lalu. Kalau itu terus terjadi, kita tidak akan mungkin dapat sistem pembinaan yang sistematis, berkesinambungan, berkelanjutan, dan berjangka panjang,” ujarnya menambahkan.

Menpora RI Apresiasi Virtual Wushu Championships 2020

Menpora RI Apresiasi Virtual Wushu Championships 2020

Menteri Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (Menpora RI), Zainudin Amali, mengapresiasi pelaksanaan Virtual Wushu Championship 2020 sebagai kreativitas sekaligus inovasi Pengurus Besar Wushu Indonesia (PB WI) dalam melakukan pembinaan atlet di kala pandemi Covid-19. “Saya ingin menyampaikan terima kasih kepada Ketua Umum PB Wushu Indonesia, ditengah kesibukan beliau masih memberikan perhatian dalam pembinaan dan pengembangan Wushu Indonesia. Ini terbukti malam ini memulai virtual wushu champhionship. Apresiasi pemerintah kepada keluarga wushu Indonesia, karena ditengah pandemi mampu menunjukkan kreativitas menggelar kompetisi secara virtual,” kata Menpora seperti dilansir dari laman resmi Kementerian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (Kemenpora RI). Menurut Zainudin, untuk menggelar sebuah kejuaraan secara internal di tengah pandemi tidak mudah. Terlebih, pandemi ini membuat banyak kegiatan maupun kejuaraan-kejuaraan olahraga yang tertunda, termasuk pemusatan latihan atlet. Para atlet pun terpaksa harus melakukan latihan secara mandiri agar tetap bugar. Dampaknya, para atlet pasti merasa jenuh karena terus berlatih tanpa adanya kejuaraan. Oleh sebab itu, Kemenpora RI mengapresiasi cabang olahraga yang menggelar kejuaraan secara internal di tengah pandemi Covid-19. “Saya mengapresiasi turnamen ini. Sasana berupaya melakukan latihan bagi atletnya. Tentu Kemenpora mendukung kreativitas cabang olahraga yang melakukan inovasi dan kreativitas. Perbaikan tata kelola yang dilakukan pengurus wushu juga kami apresiasi. Ini juga sejalan dengan kami yang di Kemenpora RI,” jelas Zainudin Menpora berharap, Virtual Wushu Championship 2020 bisa terselenggara dengan lancar dan sukses. Meskipun dilakukan secara virtual, Zainudin juga berharap makna dan semangat bertanding para atlet tidak berkurang. “Bertanding lah dengan semangat, dan sportif. Untuk pelatih, bimbing lah atlet-atlet ini dengan baik. Kepada juri yang bertugas, nilai lah dengan sebaik-baiknya dan seadil-adilnya. Semoga kejuaraan ini berjalan dengan sukses dan lancar,” pesannya. Adapun kejuaraan yang berlangsung pada 10-17 Oktober ini diikuti sebanyak 632 atlet yang terdiri dari 319 atlet putra dan 313 atlet putri yang berasal dari 50 sasana di Indonesia dan mempertandingan nomor Taulo. Selain menyediakan Piala Airlangga Hartarto untuk juara umum, kejuaraan yang mempertandingkan kelas A, B dan C ini juga memperebutkan total 156 medali. Lebih lanjut, Virtual Wushu Championships 2020 bertujuan untuk mendata seluruh atlet junior. Harapannya, sasana bisa lebih aktif dalam hal pembinaan atlet muda sekaligus dijadikan ajang seleksi Kejuaraan Wushu Dunia dan Youth Olimpyc Games 2021. Sementara itu, Ketua Umum PB WI, Airlangga Hartarto, berterima kasih atas dukungan dari Kemenpora juga atas kerja keras panitia yang sudah menyelenggarakan kejuaraan wushu kali ini. Ia menjelaskan bahwa Wushu, bagaimanapun, akan terus konsisten dalam pembinaan atlet. Meski suasana pandemi, pembinaan atlet dan latihan akan terus dilakukan. “Saya apresiasi kejuaraan ini. Juga untuk sasana yang ada di provinsi. Saya harap melalui kejuaraan ini dapat lahir atlet pada masa mendatang dan menjadi kebanggaan Indonesia,” ujar Airlangga. “Saya juga berharap, kedepannya atlet wushu tetap konsisten berprestasi dan mengumandangkan lagu Indonesia Raya dalam event-event internasional yang akan datang. Saya ucapkan selamat bertanding, semoga sukses. Kepada Menpora RI, terima kasih atas dukungan yang diberikan, dan semoga dapat bersinergi terus,” lanjutnya.

Piala Menpora eSports 2020 Jadi Batu Loncatan Awal Generasi Muda

Piala Menpora eSports 2020 Jadi Batu Loncatan Awal Generasi Muda

Piala Menpora eSports 2020 telah resmi digelar sejak Agustus lalu dan meraih antusiasme tinggi dari kalangan siswa SMP-SMA sederajat, hingga mahasiswa di berbagai universitas. Kejuaraan yang diikuti lebih dari 15 ribu anak muda di Indonesia akan memasuki babak grand final pada 3-4 Oktober mendatang. Melihat antusias yang tinggi, Staf Khusus Menpora Bidang Kreativitas dan Inovasi Milenial, Alia Noorayu Laksono mengatakan Kemenpora akan mendukung penuh ajang ini karena membuka wadah prestasi olahraga bagi generasi muda di tengah pandemi Covid-19. “Piala Menpora eSports 2020 dapat dijadikan titik awal bagi generasi muda yang ingin menjajaki karir sebagai atlet eSports profesional. Melalui kejuaraan bergengsi ini anak-anak muda dapat mengukur bakat dan kompetensi mereka di cabang olahraga baru ini,” kata Alia dilansir dari Antaranews.com, Rabu (23/9/2020). Diakui Alia, minat generasi muda terhadap eSports tergolong tinggi. Mencuplik data Indonesia eSports Premier League (IESPL), pada 2019 Indonesia telah menempati urutan 12 di pasar gaming dunia dengan total pemain game aktif mencapai sebesar 62,1 juta orang yang mayoritasnya adalah anak muda. “Potensi besar ini harus dirangkul dan difasilitasi oleh negara sehingga kelak dapat memberikan dampak yang positif bagi Indonesia. Sehingga, tidak hanya mencari bibit-bibit atlet baru, Piala Menpora eSports 2020 juga bertujuan untuk mendorong ekosistem eSports di Indonesia agar lebih berkembang dan bisa menggerakkan roda perekonomian, khususnya di bidang ekonomi kreatif,” jelasnya. Kementerian Pemuda dan Olahraga dan KONI secara resmi memutuskan eSports menjadi cabang olahraga prestasi di Indonesia pada Rapat Kerja Nasional KONI 2020 yang diadakan pada 25-27 Agustus 2020 lalu. Hal senada disampaikan Ketua Penyelenggara Piala Menpora eSports 2020, Giring Ganesha. Menurutnya, antusiasme tinggi generasi muda Indonesia pada eSports ini menumbuhkan optimisme bahwa Indonesia memiliki potensi besar untuk eSports. “Tingginya animo anak muda mengikuti kejuaraan ini menumbuhkan optimisme bahwa Indonesia memiliki potensi besar di cabang eSports. Dan saya yakin PME 2020 menjadi ajang talent scouting bagi klub-klub eSports di tanah air untuk merekrut bibit-bibit berbakat, sesuai dengan tujuan PME 2020 sebagai entry point bagi generasi muda yang ingin menekuni dunia eSports” ujar Giring. Sementara itu, delapan tim sisa akan saling adu di babak grand final Piala Menpora eSports 2020, yang akan digelar pada 3-4 Oktober nanti, langsung dari kanal Youtube resmi IESPL_ID. Menpora Zainudin Amali sudah menyiapkan hadiah fantastis untuk Piala Menpora eSports 2020, bahkan untuk kalangan pelajar, yakni mencapai angka Rp150 juta.