Jakarta- Pebulutangkis tunggal putri Indonesia, Gregoria Mariska Tunjung, akan berlaga di turnamen Malaysia Open 2018, pada 26 Juni – 1 Juli mendatang. Dara kelahiran Wonogiri, Jawa Tengah, 18 tahun silam itu bakal melalui jalan terjal di Negeri Jiran itu.
Sebab, Gregoria harus berhadapan dengan peraih medali emas Olimpiade 2016, Rio de Janeiro, Brasil, Carolina Marin, di babak pertama. Berdasarkan catatan, kedua tunggal putri ini belum pernah bertemu di berbagai ajang kejuaraan bulutangkis.
Pebulutangkis asal Spanyol itu memiliki peluang lebih besar untuk memenangi laga atas Gregoria. Selain pernah menjadi kampiun Kejuaraan BWF World Championship 2015, di Jakarta, rangking Marin juga jauh berada di atas wakil Indonesia itu.
Marin kini bercokol di rangking 6 dunia versi Federasi Bulutangkis Dunia (BWF), sekaligus menempati unggulan 6 turnamen, sementara Gregoria menempati rangking 37 dunia dan bersatus non unggulan. Namun, bukan suatu hal yang mustahil bila Gregoria bisa memberikan kejutan.
Penampilan pemain penghuni pemusatan latihan nasional (Pelatnas) Cipayung, Jakarta itu menunjukkan grafik yang meningkat. Ini dibuktikan saat membela skuat Garuda di putaran final Piala Uber 2018, di Bangkok, Thailand, beberapa bulan lalu.
Peraih medali perunggu SEA Games 2017, di Kuala Lumpur, Malaysia itu tampil nyaris sempurna. Bahkan, wakil Thailand Nitchaon Jindapol (rangking 11) serta Gao Fangjie (rangking 21) asal Tiongkok, ditaklukan hanya dalam dua gim langsung.
Mencetak sejarah juara tunggal putri Kejuaraan Dunia Junior BWF 2017, di Yogyakarta, bisa menjadi bekal untuk menambah kepercayaan diri pebulutangkis asal klub Mutiara Cardinal, Bandung, Jawa Barat itu guna memenangi laga di Malaysia nanti.
Senasib Gregoria, tunggal putri Indonesia lainnya, Fitriani, juga akan menghadapi pemain unggulan di babak pertama. Pebukutangkis kelahiran Garut, Jawa Barat, 19 tahun silam itu sudah harus bertemu dengan wakil Korea Selatan, Sung Ji Hyun.
Bagi pemain klub Exist Jaya Jakarta itu, menghadapi lawan rangking 9 dunia versi BWF, sekaligus unggulan 7 turnamen itu, ternyata masih jadi tembok penghalang terbesar bagi dirinya, untuk bisa melaju ke babak berikutnya.
Fitriani yang kini bercokol diperingkat 42 dunia pernah bertemu dengan pemain Negeri Gingseng itu tiga kali. Dan tak satupun kemenangan diraih Fitriani, yakni di All England 2017 (21-18, dan 21-12), Indonesia Open 2017 (21-10, dan 21-10), serta terakhir di German Open 2018 (21-12, dan 21-16).
Mampukah kedua wakil tunggal putri Indonesia ini menghadirkan kejutan di turnamen berhadiah total 700.000 dolar Amerika Serikat (AS) itu? Patut ditunggu aksi mereka pada pekan depan. (Adt)