Hebat, Anak Kelas 4 SD Ini Menduduki Peringkat 5 Besar Dalam Kejurnas Balap Motor Trail

Azura saat berlaga diatas motorcross

Sekali nyoba pasti langsung ketagihan sampai-sampai jatuh kadang tak terasa karena saat olahraga motocross mulai mengadiksi. Menunggangi motor di jalan tanah lalu melompat-lompat memang mengasyikkan dan mampu memacu adrenalin. Seperti yang di lakukan oleh M. Azura Zakaria (11), siswa kelas 6 SDN 03 Pondok Ranji, Tangsel. Yang sehari-hari biasa dipanggil Azura. Pelajar yang mempunyai banyak prestasi di bidang motor trail ini awalnya hanya melihat-lihat saja sampai akhirnya saat kelas 4 SD, ia memutuskan untuk bergabung dalam komunitas PPC Pondok Cabe. Berbekal latihan seminggu 4 kali pada hari kamis-minggu, Azura cepat menguasai olahraga ekstrim tersebut. Ia juga pernah menduduki peringkat ke-5 dalam kejurnas balap motor trail. Andi Tenri Seno, Ibunda Azura mengatakan bahwa dukungan dari keluarga dan terutama suaminya sangat diberikan terhadap keinginan anaknya. “Azura sangat mahir dalam jumping, sedangkan adiknya lebih mahir motor kopling.” jelas Andi, yang mempunyai dua orang anak lelaki dan keduanya berprestasi dalam dunia motor trail. Andi menambahkan bahwa Azura sendiri memang mengakui bahwa ia mempunyai cita-cita menjadi pembalap. Karena itulah ia sangat senang dapat tergabung dalam salah satu komunitas balap. Namun terkadang karena jadwal kejuaraan yang selalu diadakan pada hari sabtu, Azura sesekali harus izin tidak masuk sekolah pada hari tersebut jika ia harus mengikuti kejuaraan. Tapi hal itu bukanlah sebuah masalah bagi Azura. Karena kecerdasannya, Azura tetap dapat mengikuti pelajaran sekolah dengan baik dan tidak menunjukkan kemunduran pada nilai-nilai pelajarannya. “Peserta balap motor trail seusia Azura biasanya sudah lebih ekstrim dan lebih jago bermainnya. Terkadang saya suka takut kalau melihat mereka balapan, takut cidera berat.” ungkap Andi, yang juga mengatakan kepada NYSN bahwa Azura pernah mengalami patah jari ketika mengikuti kejuaraan. Namun, Azura tidak kapok karena kejadian itu. Semakin lama Azura menunjukkan peningkatan yang cukup signifikan. “Awal ikut kejuaraan, Azura hanya mendapat peringkat kedua belas, tapi lama kelamaan bisa naik sampai sepuluh besar. Karena biasanya, peringkat satu sampai sepuluhlah yang banyak dicari oleh para sponsor.” tutur Andi. Andi juga menambahkan, ia tidak lupa menanamkan ajaran-ajaran agama kepada anak-anaknya. Azura dan adiknya mengikuti les mengaji setiap hari Senin-Rabu. Andi berpesan untuk para orang tua yang anak-anaknya ingin bergabung dalam komunitas motor trail. “Jangan dilarang, didukung aja dan jangan khawatir.” tutup Andi mengakhiri perbincangan.(crs/adt)

Pernah Kecewa, Pecatur Muda Ini Targetkan Juara Porprov

Nadine saat mengikuti JAPFA Chess Festival 2017

Catur yang umumnya sangat identik dengan para orang yang sudah berumur dengan menggunakan strategi pertarungan dalam bentuk miniatur mulai banyak di minati oleh remaja, kali ini catur berhasil memikat Aisha Nadine Sharikha, yang lahir di Sangatta, 9 juli 2004 tertarik dengan catur. Nadine, siswi kelas 7 SMP Sinar Cendekia Jombang, Rawalele, Tangsel merupakan siswi yang berprestasi di bidang olahraga catur. Remaja penggemar pempek ini memaparkan kepada NYSN mulai berlatih catur sejak kelas 2 SD, sekitar umur 7 tahun. Tetapi sempat berhenti satu tahun yang lalu dan kembali memulai di bangku kelas 4 SD sekaligus awal dirinya mengikuti berbagai kejuaraan catur. “Waktu saya kelas 2 SD, saya mengikuti les piano. Terus di depan tempat les saya ada tempat les catur. Kalau saya belum dijemput, biasanya saya sering menunggu di tempat ekskul catur dan melihat orang-orang yang sedang berlatih catur sekaligus mempelajarinya. Lama kelamaan saya tertarik main catur, dan akhirnya ikut ekskul catur di sekolah untuk mengembangkan diri saya agar bisa bermain catur lebih baik lagi. Saya tertarik main catur krn seru aja lihatnya. sekitar 5 bulan, saya mencoba fokus belajar catur, lalu saya mengikuti kejuaraan untuk menambah pengalaman.”cerita Nadine Nadine juga telah mengumpulkan cukup banyak prestasi luar biasa dalam berbagai kejuaraan catur, diantaranya : Juara 1 O2SN SD se kabupaten Kutai Timur 2015 juara 2 catur cepat O2SN SD se provinsi Kaltim 2015 juara 1 O2SN SMP se-Tangsel 2017 Juara 1 Kejuaraan Daerah Kaltim Junior Putri E 2014 Juara 3 Kejuaraan Daerah Kaltim Junior Putri E 2015 Juara 2 Kejuaraan Daerah Kaltim Junior Putri D 2016. Ternyata, walau sudah banyak mencetak prestasi, Nadine mengakui terkadang masih ada saat dimana ia merasa capek dan malas berlatih. “Belum lagi berlatih memory, saya dan adik juga atlet memory Indonesia. Cuma ya kalau mau ikut kejuaraan, harus tetap giat berlatih.” jelas Nadine yang juga mempunyai adik yang berprestasi di bidang olahraga yang sama. Nadine juga mengatakan kepada NYSN, jika kejuaraan memakan waktu sampai berhari-hari, ia sering kali tertinggal pelajaran, jadi ia harus rajin mengejar ketinggalan, salah satunya dengan mengikuti pelajaran tambahan dan aktif di sekolah. Kejurnas dan Porprov juga diakui Nadine merupakan tantangan terberat dan tersulit karena mayoritas pesertanya sudah sangat berpengalaman, bahkan ada yang sudah mempunyai gelar. Siswi yang juga hobby membaca novel ini juga pernah merasakan pengalaman pahit saat mengikuti kejurnas. “Saya sempat kalah melawan tim lain, karena kecurangan di tim lain yang sudah kerja sama antara pelatih dan pemain. Disitu saya sangat kecewa sekali, dan saya nangis ke ibu saya karena kalah.” ungkap nadine. Akan tetapi, Nadine bukan merupakan anak yang pantang menyerah. Jika gagal terus untuk mencobanya lagi. “Jangan pantang menyerah, intinya latihan dan berdoa, semuanya pasti akan ada hasilnya cepat atau lambat. Kalo gagal coba lagi, belajar dari kegagalan itu, dan berusaha untuk tidak mengulangi kesalahan yg sama. Semangat terapkan sikap disiplin jg, manfaatkan waktu dengan baik. Orang sukses itu orang yg pandai memanfaatkan waktu, dan belajar setiap kesalahannya.” pesan Nadine (crs/adt)

Sering Memar Saat Bertanding, Nanda Raup Simpatik Orang Tua Dengan Segudang Prestasi

Nanda, saat mewakili Indonesia dalam bidang olahraga Anggar di Thailand

Awalnya hanya coba-coba mengikuti ekskul anggar, hingga pada akhirnya tertarik dan menjadi serius dalam olahraga tersebut, remaja yang bernama Jayanto Nanda Putra sudah berlatih anggar dari kelas 2 SMP, Siswa kelas X di SMU St. John’s BSD, Serpong, Tangsel. Menurut Nanda, anggar merupakan olahraga yang unik dan mempunyai alat/senjata yang keren. Ia juga mengatakan kepada NYSN bahwa berlatih anggar tidak memerlukan waktu lama untuk bisa dimengerti. “Asal rajin nonton youtube aja lihat bagaimana para atlet bermain anggar.” ujar Nanda membagikan kiat agar cepat mahir bermain anggar. Siswa yang juga mempunyai hobby bermain game ini mengatakan bahwa selain dapat mengumpulkan banyak prestasi, ia juga dapat melatih mental dan keberaniannya melalui keikutsertaannya dalam berbagai kejuaraan anggar. Namun, Nanda mengakui bahwa terkadang ia sulit membagi waktu antara latihan anggar dan pelajaran sekolahnya. Ia sering kali izin les karena harus mengikuti latihan. Walaupun begitu, remaja yang lahir di Jakarta, 27 November 2001 tersebut tetap giat mengejar ketinggalannya dalam pelajaran sehingga nilainya juga tetap memuaskan. Jika Nanda mengalami kegagalan dalam kejuaraan, hal tersebut tidak akan membuatnya patah semangat dan terus berjuang. Dan terbukti, perjuangannya membuahkan hasil. Nanda mempunyai cukup banyak prestasi, antara lain: 1. Juara 3 Junior High School Men Sabre SYNC 2014 2. Juara 1 Junior High School Men Sabre Highscope Cup 2015 3. Juara 3 OPEN Men Sabre Se JaBoDeTaBek 2015 4. Juara 1 Junior High School Men Sabre SYNC 2015 5. Juara 2 Junior High School Men Sabre PPLP Nasional di Solo 2015 6. Juara 2 Kejurda Men Sabre Cadet 2015 7. Juara 3 Kejurda Men Sabre Junior 2015 8. Juara 3 Men Sabre WalKot Cup 2016 9. Juara 1 KejurDa Men Sabee Cadet 2016 10. Juara 2 KejurNas Men Sabre Cadet 2016 11. Juara 1 KejurDa Men Sabre Junior 2016 12. Representing Indonesia at Korat, Thailand 13. Juara 3 Cadet Jakarta Open Fencing Festival 2 – 2016 Dukungan sempat tidak diberikan oleh orang tua Nanda ketika melihat tubuh Nanda banyak memar selama menjalani latihan anggar. Tetapi Nanda mampu membuat orang tuanya berubah pikiran dengan menunjukkan prestasi-prestasi yang luar biasa. “Waktu di Thailand, aku bangga banget bisa mewakili Indonesia di tingkat Internasional. Walaupun tidak menang, tapi aku punya jaket Indonesia, rasanya bangga banget, walaupun banyak bekas memar di badanku.” ujar Nanda. “Kalau kalian ingin berprestasi, kalian harus giat berlatih dan mempunyai tekad yang tinggi agar bisa menjadi juara. Kalah gakpapa, karena kalah membuat kita belajar dari kesalahan dan bisa memperbaikinya. Salam Olahraga! Jaya!” tutup Nanda dengan semangat.(crs/adt)

Jarang Peminat, Anggar Malah Jadi Pilihan Anshel Mengejar Beasiswa

Jarang Peminat, Anggar Malah Jadi Pilihan Anshel Mengejar Beasiswa

Hardyanshel Kesuma, siswa kelas X dari SMU St. John’s BSD, tangsel yang berprestasi dalam bidang olahraga anggar, dan sudah mengikuti berbagai kejuaraan. Pelajar yang sehari-harinya sering dipanggil Anshel ini sudah mengikuti ekskul anggar sejak duduk di kelas 8. Awalnya Anshel berminat pada olahraga badminton, tapi ternyata ia merasa bahwa anggar lebih menarik perhatiannya. Salah satu tujuan Anshel menekuni anggar juga karena jika berprestasi, dirinya bisa mendapatkan sertifikat yang bisa digunakan untuk mengikuti program beasiswa. Mayoritas kejuaraan anggar yang telah diikuti oleh Anshel adalah di tingkat provinsi. Salah satu prestasinya adalah juara II dalam Kejurda Banten. Anshel juga punya prestasi lain, yaitu di bidang matematika dan masih menekuni juga sampai sekarang. Berbeda dengan anggar, Anshel telah mengikuti kejuaraan matematika sejak di bangku SD dan sudah mengikuti kejuaraan sampai ke luar negeri. Meskipun dirinya bercita-cita menjadi Aktuaria, tetapi ia tetap mencintai anggar. Menurut Anshel, tidak ada kendala dalam membagi waktu belajar dan latihan. Walaupun pernah sesekali izin untuk berlatih anggar dan harus mengikuti ulangan harian susulan, tapi itu tidak sering terjadi dan tidak ada pengaruh buruk untuk nilai-nilai pelajaran sekolahnya. Orang tua Anshel juga mendukung dirinya untuk mengikuti berbagai kejuaraan anggar. Bagi orang tua Anshel, olahraga anggar belum banyak pesaingnya. Walaupun berprestasi, Anshel tetap pernah merasakan pengalaman pahit yaitu kalah dalam kejuaraan, dan hal tersebut dikatakan Anshel adalah hal yang tidak terlupakan. “Pernah waktu ikut kejurnas sempat merasa putus asa dan ingin menyerah karena merasa tidak bisa bermain dengan baik dan akhirnya mengalami kekalahan.”ujar Anshel. Akan tetapi Anshel terus mendapatkan dukungan dan selalu disemangati oleh pelatih dan orang tuanya, sehingga ia bisa bangkit lagi dari keterpurukan dan mulai menghasilkan prestasi-prestasi yang membanggakan bagi sekolahnya. “Serius dalam latihan, dan setiap ada lomba ikut saja, kalah tidak apa-apa yang penting sudah mencoba dan bisa punya pengalaman.”tutup Anshel seraya memberikan pesan-pesan untuk para pelajar agar bisa meraih prestasi. (crs/adt)

Sosok Aristoteles Menjadi Penyemangat Gerak dan Kata Dalam Menekuni Olahraga Karate Gojukai

Daffa Aditya Sonjaya (11), memegang piala kemenangannya. Foto: NYSNMedia (06/07/17)

Seperti yang kita ketahui bahwa bela diri asal negeri sakura yang berdiri di era 1950-1965 karate Gojukai ini masih di gandrungi oleh banyak kalangan, Gojukai bukan hanya mengajarkan tehnik bela diri tetapi lebih dalam lagi mengajarkan kehidupan yang berbudi luhur. Badan sehat, berbudi luhur, prestasi tercapai inilah target yang akan di capai Daffa Aditya Sonjaya (11) ke depan. Daffa yang tak lain merupakan pelajar sekolah dasar yang berprestasi dalam olahraga beladiri karate gojukai saat ini masih bersekolah di Cikal Harapkan, Rawabuntu, Serpong, Tangsel. Daffa yang gemar makan sate, sudah berhasil duduk di tingkatan sabuk biru walaupun baru kelas 5 sekolah dasar mengatakan kepada NYSN bahwa Gojukai merupakan wadah dari karateka. “Gojukai adalah wadah dari karateka, berbagai perlombaan kejuaraan sudah berhasil aku di lalui, dan seringkali aku selalu pulang membawa kebanggaan untuk orang tuaku.”ujar Daffa dengan nada lugu. Gokasi cup di Depok daffa berhasil pulang membawa piala dan medali juara ke dua, IYOS di Cibubur Daffa kembali menang dengan menyandang juara pertama, sedangkan dalam turnamen GIS Daffa meraih juara 2, dan banyak lagi kompetisi yang ia juarai dari tingkatan setara. Tak luput jenis pertandingan kata atau gerak jurus adalah pertandingan yang daffa lakukan, kata tekyoku, deit, seifa, sepai, seisan dan kururunfa adalah jenis-jenis kata yang sering kali di pertandingan. Daffa menambahkan bahwa jadwal latihan dua kali seminggu adalah modal awal latihan daffa di sekolahnya. Dan tokoh besar Aristoles menjadi idamannya dalam bercermin kedispilinan. “Sang simpai Aristoteles selalu mengajarkan kedisiplinan yang tinggi, dan penekanan keseriusan adalah titik awal kekuatan. Dua kali dalam seminggu merupakan modal awalku meraih impian dan cita cita.” Tambahnya “Aku ingin terus menjadi karateka supaya aku selalu sehat dan aku ingin bisa menjadi guru yang mengajarkan karate kepada muridku nanti. Aku juga ingin bisa melindungi papa dan mama dari orang- orang jahat.” Tutup Daffa dengan nada semangat. (bam/adt)

Agung, Seorang Anak Penjual Bantal yang Mewujudkan Cita-Cita Melalui Sepakbola

Pasti semua orang mempunyai impian besar, dan banyak pula orang yang putus asa untuk menggapai keinginan mereka, tentunya menggapai harapan dapat di wujudkan melalui do’a dan juga niat yang bersungguh-sunguh. Agung Patara, Anak penjual bantal, kasur dan guling yang sering kita gunakan untuk menemani tidur, berangkat dari Medan yang berjuang keras untuk wujudkan cita citanya menjadi pemain sepakbola. Pengurus Unipapua DKI Jakarta yang akrab di sapa Bunda Hirma menjelaskan kepada NYSN melalui Hp selulernya bahwa Agung merupakan salah satu pilot project managemen Unipapua. “Ya, Agung Ini adalah salah satu pilot project management talent Unipapua ID GEN yang akan kami buktikan pada dunia, begitu banyak pengorbanannya sampai saat cidera dan bisa aktif kembali.” Tutur Hirma. Hirma juga menambahkan bahwa Agung Patara mempunyai skill yang amat complex dan berhasil lolos seleksi nasional masuk perguruan tinggi negeri 2017 (SNMPTN).(26/5) “Selain cepat memahami permainan olahraga sepak bola, Agung juga menguasai ilmu umum, dan buktinya dia berhasil lulus SNMPTN 2017 dengan nilai yang bagus, dan berhasil masuk perguruan tinggi negeri universitas negeri Jakarta.” Tambah Hirma. Agung Patara merupakan binaan Unipapua yang memiliki segudang Prestasi diantaranya, pernah menjadi juara 1 Yamaha Cup 2011 wilayah medan U 13, di tahun yang sama juga menjadi juara 3 Asean Cup Thailand U 13. Sedangkan di tahun 2012 Tim Agung mendapkan gelar juara 3 Aqua DNC wilayah Medan, lalu di tahun 2013 berhasil menjadi juara 1 Trofeo U 16 di Jakarta Timur, juara 1 Trofeo Ragunan U 16. Pada tahun 2014 kembali mendapatkan menjadi juara 1 POPDA Kabupaten Bekasi, sekaligus menjadi 5 besar Borneo Cup Malaysia U 14. Di susul pada tahun 2015 menjadi juara 3 Haornas Kota Bekasi U 15. Kemudian timnya masuk peringkat 8 besar MIC Cup di Spanyol U 15. Lalu pada tahun berikutnya 2016 Tim Agung juga meraih Prestasi yang gemilang menjadi juara 1 antar pelajar wijayakrama Cup, juara 2 antar pelajar tingkat Kodim U 16. lalu di teruskan mendapat peringkat 3 liga superball U 16, juara 2 se provinsi DKI Jakarta U 17. Bahkan dirinya sempat di nobatkan menjadi 10 pemain terbaik United training, dan menjadi perwakilan Indonesia di Allianz junior football camp U 16 pada tahun 2016.(adt)

Luar Biasa, Anak Penjual Nasi Uduk ini Mengukir Prestasi ke Jepang

Irvan yang mentorehkan prestasi saat menjadi 5 besar di Jepang mewakili DKI Jakarta

Muhammad Irvan Maulana yang kesehariaannya sering di sapa dengan panggilan Irvan adalah remaja yang duduk di kelas 3 SMA Darusalam Ciputat, Tangsel. Remaja ini menyenangi sepak bola sedari kecil, di mulai saat dirinya berumur 6 tahun. Bergabung di SSB villa 2000 Pamulang, Ivan pernah menjuarai turnamen futsal antar sekolah menengah pertama se Kota Tangsel saat dirinya masih duduk di bangku SMP tahun 2013, kala itu Ivan bersekolah di SMP Arayisa Pamulang. Pada tahun yang sama tahun 2013, Ivan terpilih mengikuti turnamen Sister city yang berlangsung di Jepang, mewakili DKI Jakarta yang dipilih dari tiap sekolah sepak bola (SSB). Turnamen Sister city yang diikuti oleh 16 negara ini berlangsung selama kurang lebih 2 minggu dan tim Irvan berhasil masuk dalam urutan 5 besar. Remaja yang juga sangat menyukai sate ayam ini mengatakan kepada NYSN bahwa olah raga Futsal tidak sulit. “Menekuni sepak bola dan futsal tidak sulit kok, aturan mainnya sangat sederhana, apalagi saya di arahkan oleh pelatih futsal yang berpengalaman.” Papar Irvan yang tak lain anak dari ibu Sawi yang kesehariannya berprofesi sebagai penjual nasi uduk. Atas prestasinya ini Irvan berharap mendapatkan hasil yang baik bagi masa depannya, guna membantu ekonomi orangtuanya. “Saya berharap dengan prestasi yang berhasil saya raih, akan mampu membantu ekonomi keluarga, dan semoga ke depan bisa mendapatkan pekerjaan yang layak bagi saya.” Harap Irvan yang telah berhasil menyabet gelar juara 1 dalam ajang perebutan trophy Dispora Kota Tangerang Selatan.(bgs/adt)

Rizqul Karim Kecil Semangat Untuk Raih Juara Pertama

Menampakan progres yang kian membaik merupakan bagian dari memahami potensi bakat yang di miliki seseorang, lalu berhasil mendapatkan kebanggaan, serta di percaya bisa meningkatkan kepercayaan diri. Seperti yang di alami oleh remaja Pamulang, Muhammad Rizqul Karim, yang sering di panggil oleh teman temannya dengan sebutan Karim. Karim adalah siswa yang sekarang duduk dibangku kelas 2, dan bersekolah Yayasan Islam Al mursyidiyyah, Pondok benda, Pamulang. Dan bergelut dengan olahraga Bulu tangkis adalah pilihannya. Dia pernah menyandang gelar menjuarai turnamen OSSO (Olimpiade Sain Seni dan Olahraga) dalam turnamen bulu tangkis tunggal putra. Karim putra Palembang ini merupakan buah hati dari pasangan Asmawi Irwan Maulana dan Yuningsih, menceritakan pengalamannya sewaktu duduk di bangku Sekolah Dasar. “Semenjak SD pernah mendapatkan juara se kecamatan, antar sekolah di Prabumulih Palembang. Sosok ayah yang mengarahkan saya sewaktu kecil, dan hingga akhirnya melekat menjadi hobby.” Tutur Karim. Karim yang sangat menyukai minum teh manis kala berlatih amatlah berharap ingin menjadi pemain Nasional yang dapat membanggakan kedua orangtuanya. Sementara itu Gojali sebagai guru olahraga mengatakan, sudah mempunyai firasat bakat yang di miliki Karim. “Saya sudah melihat bakat yang di miliki oleh Karim, dan saya hanya tinggal menyalurkan bakat tadi ke dalam ajang kejuaraan.” Ujar Gojali kepada NYSN (24/5) Berbekal menjuarai turnamen osso antar sekolah menengah pertama Se-Tangsel Gojali terus memuji anak didiknya. “Baru saja ikut turnamen, sudah bisa menjadi juara 3, mudah mudahan tahun depan bisa jadi juara satu ya.”Harap Gojali yang di temui di area sekolah.(bgs/adt)

Raih Beasiswa, Nabila Kapten Tim Futsal Putri Ajak Kaum Perempuan Bersahabat Dengan Bola

Nabila bersama tim Futsal Putri SMK Letris

Perlu kita ketahui, bahwa menjadi seorang kapten dalam tim bukan hanya sekedar ikatan di lengan berban karet, tapi juga merupakan sentral komunikasi dimana harus menyerang dan juga mengatur waktu untuk bertahan. Nabila (16) yang tak lain merupakan siswi SMK Letris, dan sekaligus kapten futsal putri di tim sekolah nya. Nabila adalah seorang putri yang berprestasi dalam olahraga futsal, kecintaannya dalam bermain bola di mulai sejak menduduki bangku SMP. Berlatar belakang hobby, menjadi satu satunya alasan untuk menekuni olahraga permainan futsal. Prestasi menjadi tim futsal putri berhasil di raih, diantaranya turnamen Dubesta Cup yang laksanakan di universitas budi luhur awal maret 2016 lalu. Prestasinya berawal dari keberhasilannya menjadi juara 1 tingkat futsal putri dan sekaligus mendapatkan beasiswa sebesar Rp. 34 juta dari panitia penyelenggara Universitas Budi Luhur. Nabila mengatakan kepada NYSN bahwa kaum perempuan jangan pernah merasa minder untuk menekuni olahraga yang di dominasi oleh kaum pria.(23/5) “Buat cewek-cewek yang lain jangan pernah takut mencoba olahraga yang di minati oleh banyak kaum pria. Bersahabatlah dengan bola dan lapangan, kerja sama yang baik dan konsisten dalam latihan adalah awalan yang baik untuk berprestasi di olah raga futsal.” Tegas Nabila Di balik keberhasilan Nabila meraih prestasi gemilang, tak luput berkat strategi sang pelatih Ahmad rifai dan imron nurhadi, yang selalu mengajarkan kedisiplinan dan latihan fisik. “Dua kali seminggu adalah bekal latihan fisik ataupun mental yang wajib di jalani oleh tim futsal putri di Letris. Segala tehnik passing, shooting dribbling juga di tekankan pelatih untuk tim putri.” Ujar Rifai. (bam/adt)

Tak Disangka Pemain Cabutan ini Menyabet Gelar Juara Bola Basket

Amelia Hernanda Suryana, Gadis belia kelahiran pamulang, 7 febuari 2004 ini sangat mengidolakan pemain basket NBA Kyrieirving Cavaliers Basketball. Nanda panggilan akrabnya menceritakan kepada NYSN di kediamannya tentang rutunitas jadwal latihan basket bersama teman timnya St. Diciassette SMPN 17 Tangerang Selatan. “Jadwal latihan bola basketku agak padat, yang rutin di sekolah yaitu hari rabu dan jumat. Di mulai dari jam 15.00 sampai dengan jam 17.30 sore, sedangkan jadwal di luar sekolah, yaitu hari sabtu di saat libur jam 8.00 pagi hingga jam12.00 di Gor ciputat.” Kata Nanda. Nanda yang menyukai makanan bakso ini juga menceritakan bahwa mempunyai harapan untuk masuk di Club besar basket di Indonesia. “Harapannya sih masuk Club Victoria ragunan. Sepertinya bisa menambahkan skill basketku ke depan. Dahulu kami sempat patungan 20 rb/murid. Campuran cewek- cowok untuk bermain basket.” Tambah Nanda Gadis belia ini sempat memaparkan prestasinya yang di raih. Diantaranya pernah menyabet gelar Juara 2 turnamen basket putri tingkat Tangsel dengan kategori gabungan SMA dengan SMP. “Awalnya sih di ajak, tapi lama lama senang. Kemudian sering ikut Sparing dengan tingkatan yang lebih tinggi, walaupun melawan tingkat SMA kami selalu menang. Bahkan saya sering di hubungi oleh tim di luar sekolah, di pinjam menjadi pemain cabutan untuk memperkuat tim sekolah lain.” Sementara itu Herlina ibunda nanda sempat khawatir. Pernah melihat kondisi fisik putrinya sempat drop atau dalam kondisi kurang sehat. “Saya pasti khawatir melihat kondisi Nanda kala itu, Namun ketika di larang masih tetap saja dengan kemauannya berlatih. Tapi akhirnya nanda mengikuti saran saya untuk istirahat demi kesehatan tubuhnya.” Tutup Lina. (bgs/adt)

Anak Gawang di Boyong Roadshow ke Spanyol Valencia

Gabriel saat bertugas sebagai Ball Boy pada acara Football For Peace, Minggu 21/05/17. (NYSN Media)

Gabriel Nicolas Honin (12) yang mengawali jejaknya menjadi anak gawang Unipapua tiap waktu makin menampakkan kemajuan yang signifikan. Seiring berjalannya waktu, Gabriel menjadi murid terbaik Unipapua dari 400 anak didikan di NGO Unipapua. Dan mendapatkan kesempatan training di spanyol merupakan kebanggaan tersendiri baginya. “Kecintaan aku di dunia bola sejak usia 10 tahun, meskipun masih terbilang baru namun akhirnya aku mampu berprestasi. Aku bangga menjadi salah satu anak Indonesia yang pernah latihan di Valencia.” Ungkap Gabriel dengan nada lugu. Dengan latihan yang rajin, serta selalu mengikuti instruksi pelatih adalah hal yang selalu gabriel jalankan demi mewujudkan keinginan yang lain. Sementara itu Yana Efendi yang juga merupakan pelatihnya selalu mengajarkan tehnik tehnik baru dalam bermain bola. “Di Unipapua kami selalu mengarahkan sesuai dengan usia si anak tersebut dalam dasar bermain bola, seperti Passing, control, dribble, tehnik dan strategi lainnya yang baru.”Ujar Yana Sedangkan pelatihan yang baik menurut koordinator Unipapua cabang cengkareng adalah kesabaran dalam menghadapi pertandingan adalah hal utama, agar anak anak dapat bermain dengan tenang bebas tanpa tekanan. “Hal yang perlu di perhatikan adalah mood si anak, bagaimana caranya bisa memberikan semangat agar si anak tersebut dapat leluasa bermain dengan sportif.” Di internal Unipapua cabang Cengkareng sampai saat ini berjumlah 80 anak didik. Dan metode pelatihan mengikuti arahan dari Unipapua pusat. (bam/adt)

Martin Tao dedikasikan diri berjuang bersama Unipapua

Martin Tau saat berlaga dalam acara Football for Peace 20/05/17. (NYSN Media)

Samar selalu terngiang dalam telinga ketika mendengar nama Martin tao (38) yang pernah memperkuat tim lokal seperti Arema FC, PSIS Semarang, dan juga Persiam raja ampat. Martin memulai karier sejak usia 19 tahun dan club pertamanya PKT Bontang. Pria yang sudah berpengalaman 15 tahun menjadi pemain pro ini sempat mengalami cedera yang sangat serius di tahun 2012. “Impian sempat pupus ketika saya cidera lutut dan patah kaki di tahun 2012, itu juga bukan karena bermain sepak bola, tapi karena kecelakaan kendaraan.” Ujar Martin. Namun pemilik kulit hitam manis ini bangkit kembali dan sekarang mendedikasikan dirinya menjadi pelatih untuk uni papua junior. Martin juga memberikan motivasi kepada anak didiknya tentang pengalamannya sewaktu perkuat Arema FC yang sempat bertandang laga dengan singapura, malaysia, thailand. “Bagi saya bukan hanya tentang menang yang saya ajarkan kepada Tim, tetapi rasa sabar jika kalah, contohnya sabar jika merasa wasit tidak adil, dengan cara mempercayakan sepenuhnya kepada wasit menjalankan tugasnya.” Ujar Martin (bam/adt)