Yogyakarta– Tim Basket Pelajar Putri Indonesia terpaksa menjadi lumbung poin bagi lawan-lawannya pada Kejuaraan Basket Pelajar Asia 2018, di GOR Among Rogo, Yogyakarta. Ini karena mereka tidak mampu bersaing hingga game kedua, hingga akhirnya menyerah Thailand 58-76, pada Senin (10/9).
Sehari sebelumnya, Srikandi Indonesia itu takluk dari China 50-62. Tanda-tanda Indonesia inferior atas Thailand bisa dilihat sejak tip off. Adelaide Wongsohardjo dkk tidak bisa mengimbangi permainan tim asal Negeri Gajah Putih di kuarter pertama. Hingga akhirnya kuarter pertama ditutup dengan skor 25-11, untuk kemenangan Thailand.
Superioritas Thailand berlanjut di kuarter kedua. Tim pelajar Indonesia hanya mampu mencetak 14 poin sementara Thailand melesat dengan 19 poin. Kuarter kedua ini pun menjadi milik Thailand dengan kedudukan 44-25. Pelatih tim Srikandi Indonesia mendapatkan wejangan dan motivasi di pinggir lapangan memasuki kuarter ketiga.
Harapannya, waktu istirahat 12 menit dan suntikan motivasi itu meledakkan permainan Adelaide Wongsohardjo dkk di kuarter ketiga. Sempat membuka kran poin di kuarter ini melalui dua kali free throw Salsabila Oktavia Adi Tisar. Konsistensi ini tidak bertahan lama.
Namun, Ledakan di awal itu tidak membuat perolehan poin Indonesia membalikkan kondisi. Para Srikandi Muda Indonesia itu dipaksa akui kehebatan tim asal Negeri Gajah Putih 35-57. Hegemoni berlanjut sampai kuarter akhir. Para Srikandi Indonesia yang tampak lelah, semakin sulit mengimbangi permainan cepat Thailand.
Pertandingan ini pun ditutup dengan kedudukan 76-58 untuk Thailand. Dengan hasil ini, berat bagi tim puteri Indonesia melaju ke final mengingat Thailand sudah mengemas dua kemenangan.
“Kita parah (bermain buruk) di kuarter 1 dan 2. Mental anak-anak down sejak kuarter pertama kalah terlalu jauh. Sehingga ke sininya mudah baca lawan. Ini salah saya yang salah terapkan game plan,” ungkap Pelatih Timnas Basket Pelajar Putri, Tjetjep Firmansyah, usai pertandingan.
Kesalahan yang dimaksud Tjetjep adalah game plan saat defense. Dia berpatokan permainan Thailand melawan Hongkong sehari sebelumnya. Ketika itu, shooter three point mereka jelek. Strategi zona defense pun dipakai untuk meredam amukan pemain Thailand. Eh ternyata, saat melawan Indonesia shooter three point mereka hidup.
“Kita salah pakai zona marking di awal, setelah melihat three point mereka saat lawan Hongkong sepertinya gak bagus. Eh pas mereka lawan kita, malah three point nya bagus. Inilah basket. Cina yang mengalahkan kita saja, bisa takluk 81-73 kepada Hongkong,” jelasnya. (Adt)