Jakarta – Tunggal putri Indonesia Gregoria Mariska Tunjung berhasil merobohkan wakil China Chen Xiaoxin, dua gim langsung, pada kejuaraan bulutangkis Denmark Open 2018 BWF World Tour Super 750, pada Selasa (16/10).
Memainkan laga di babak pertama (32 besar), di Odense Sports Park, Odense, Denmark, Gregoria menang mudah di gim pertama, dengan skor 21-9.
“Chen memang adaptasinya agak lambat di gim pertama, jadi saya lebih enak mengaturnya. Saya merasa lebih lepas untuk coba-coba pukulan. Chen di bawah tekanan, banyak melakukan kesalahan sendiri dan tidak percaya diri,” ujar remaja putri berpostur 1,64 meter usai laga.
Berbeda dengan gim pertama, pebulutangkis kelahiran Wonogiri, Jawa Tengah, 11 Agustus 1999 itu, justru mendapatkan perlawanan ketat dari Chen, di gim kedua.
Namun, setelah melalui laga sepanjang 37 menit, akhirnya penghuni Pelatnas PBSI Cipayung Jakarta sejak 2013 itu sukses mengemas kemenangan dengan skor 24-22.
“Di gim kedua, dia lebih tahu main bagaimana. Tapi, saya masih bisa mengatasi. Saat unggul jauh dan terkejar, memang dia mengubah permainan. Waktu adu setting itu, sebetulnya kami sama-sama tahan saja, tidak ada yang mau langsung mematikan, tapi dia kurang sabar,” lanjut juara dunia junior 2017 itu.
Ini adalah pertemuan kedua Gregoria dengan Chen. Terakhir, mereka saling adu kekuatan di turnamen China Open 2018, September lalu. Ketika itu, anak didik Minarti Timur ini menang rubber game, 12-21, 21-19, 23-21.
“Bedanya dengan pertemuan pertama kami di China, sekarang saya lebih siap dan tidak mau lagi kalah start. Chen adalah pemain yang bisa mengatur irama permainan, bola-bola atasnya pun bagus dan mengagetkan,” imbuhnya.
Di babak kedua (16 Besar), Gregoria bakal berjumpa dengan peraih medali emas Olimpiade 2016, Rio de Janeiro, Brasil, Carolina Marin asal Spanyol, sekaligus unggulan lima.
Berdasarkan statistik, Marin masih memimpin rekor pertemuannya dengan Gregoria. Kemenangan Juara Dunia 2018 itu diraih di turnamen Malaysia Open 2018, Juni lalu, rubber game, dengan skor 21-4, 18-21, 21-8.
Berhadapan dengan Marin, ungkap Gregoria, dirinya perlu mewaspadai kecepatan lawan. “Bukan berarti saya harus main cepat juga, tapi bisa mengimbangi. Kalau pola main kan beda-beda,” cetusnya.
“Pola main saya kan nggak yang langsung ‘sabet’, tapi ngatur dulu. Defense dan kakinya harus lebih cepat, jadi banyak yang harus disiapkan. Tahan di lapangan dan mentalnya jangan mau kalah duluan,” tukas pemegang medali perak Kejuaraan Asia Junior 2016, Bangkok, Thailand itu. (Adt)