Banyak orang yang mengalami kelainan pada sistem pernapasan atau biasa kita sebut dengan penderita asma. Pada umumnya penderita asma memiliki kelemahan untuk beraktifitas fisik dan berolahraga. Olahraga dapat menimbulkan ketegangan otot disekitar dada dan saluran pernapasan sehingga akan menyulitkan untuk bernapas. Saat hal ini terjadi, maka akan muncul sesak napas dan batuk, yang mengharuskan anda segera beristirahat.
Salah satu olahraga yang dihindari oleh Penderita asma ialah olahraga lari. Olahraga lari sesungguhnya sangat baik bagi tubuh apabila keadaan asma Anda dalam kendali yang baik dan batas normal. Tetapi, olahraga lari juga dapat menimbulkan gejala asma jika asma Anda tidak di perhatikan dengan baik.
Bagaimana lari dapat mengakibatkan serangan asma?
Pada dasarnya, hidung melindungi paru-paru dengan menghangatkan udara dan berfungsi sebagai penyaring. Saat berlari, tubuh membutuhkan lebih banyak udara dan Anda mulai bernapas melalui mulut. Hidung tidak dapat memanaskan, melembapkan, atau menyaring udara. Yang mengakibatkan, berlari dapat meningkatkan risiko paparan pemicu asma.
Tips Lari Yang Aman Bagi Pengidap Asma
Apakah Anda mengidap asma dan takut untuk berlari? Tips berikut dapat membantu Anda:
- Kunjungi dokter terlebih dahulu. Seperti dengan penyakit kronis lainnya, pastikan Anda mendiskusikan dengan dokter sebelum Anda memulai rutinitas olahraga yang signifikan. Sebelum Anda mulai, dokter akan mencoba mengendalikan asma Anda.
- Ketahui batas tubuh anda. Berlari merupakan aktivitas yang berat dan dapat memicu asma dibanding dengan aktivitas lainnya. Sehingga apabila ingin berolahraga perhatikan terlebih dahulu tubuh anda, apa dalam keadaan yg fit atau tidak.
- Berhenti merokok. Hampir 25% penderita asma biasanya perokok dan sudah memiliki kebiasaan merokok sejak muda. Asap tembakau yang dihisap dapat mengiritasi paru-paru dan memperburuk asma. Merokok saat kehamilan juga dapat meningkatkan risiko asma pada anak-anak. Berhenti merokok juga dapat membantu Anda bernapas dan berlari dengan lebih baik.
- Perhatikan cuaca. Jika cuaca dingin membuat asma Anda kambuh, pertimbangkan untuk berlari dalam ruangan menggunakan treadmill. Jika Anda perlu keluar rumah, pastikan Anda menggunakan masker atau syal yang mengurangi udara dingin masuk ke paru-paru Anda. Berlarilah di luar ruangan saat cuaca hangat dan lembap.
- Selalu bawa inhaler. Inhaler dapat meredakan serangan gejala asma yang muncul secara mendadak.
- Awasi kondisi asma Anda. Jika asma tidak terkendali dengan baik, Anda perlu menanganinya sebelum berlari.
- Ikuti rencana tindakan untuk berolahraga dengan aman. Bicarakan dengan dokter tentang action plan asma Anda dan bagaimana dapat mendukung olahraga dengan asma. Jika Anda tidak dalam kondisi yang aman, Anda dilarang berolahraga, karena dapat memperburuk kondisi.
Jika Anda mengalami gejala saat berolahraga dengan asma, Anda dapat menggunakan inhaler untuk mengobati gejala. Dokter juga dapat meminta Anda menggunakan inhaler sebelum olahraga untuk mencegah gejala.
- Lakukan pemanasan dan pendinginan. Hindari perubahan mendadak pada aktivitas yang dapat memicu gejala asma. Mulai dengan perlahan, jangan langsung ke luar dan berolahraga dengan berat. Begitu juga, jangan tiba-tiba berhenti berolahraga. Namun, perlahan-lahan kurangi tenaga Anda sebelum berhenti.
- Hindari berlari saat angin sedang kencang. Semakin banyak angin, semakin mungkin pemicu asma yang berterbangan.
- Mandilah setelah berlari. Hal ini dapat mengurangi alergen musiman di rumah Anda. Selain itu, Anda juga dapat mengurangi alergen dengan langsung menyikat sepatu Anda dan masukkan baju lari yang kotor ke dalam keranjang cucian yang letaknya tidak di dalam kamar. Mandi air hangat dapat memberi kelembapan pada udara yang baik setelah lari dengan asma.
- Berlari setelah hujan. Hujan membersihkan udara dari banyak pemicu seperti serbuk sari dan debu.
Pertimbangkan masker pelindung. Menggunakan masker pelindung alergen saat berlari dapat mengurangi paparan pemicu asma.
Namun olahraga lari juga memiliki Manfaat bagi penderita asma, yaitu:
- menguatkan otot pernapasan
- menjaga berat badan
- memberi manfaat psikologis
- menurunkan risiko penyakit jantung