Jakarta- Turnamen sepak bola usia dini Asiana Cup kembali dihelat di Lapangan Panahan, Komplek Gelora Bung Karno (GBK) Senayan, Jakarta, pada 2-3 Maret 2019.
Asiana Cup merupakan event tahunan yang diselenggarakan Asiana Soccer School (ASS). Tahun ini, turnamen ini telah memasuki penyelenggaraan kelima.
Event yang diperuntukan bagi kelompok usia (KU) 10 tahun itu sekaligus merupakan ajang bertemunya anak-anak bertalenta dari berbagai kota dan mancanegara yang siap berlaga secara sportif.
Pada Asiana Cup V/2019 diundang 9 SSB (Sekolah Sepak Bola) terbaik dari berbagai kota di Tanah Air, seperti Jakarta, Bandung, Medan, Yogyakarta, Semarang, dan Malaysia.
Agus Gumiwang Kartasasmita, Pendiri ASS, mengatakan pembinaan sepak bola usia dini mutlak diperlukan jika Indonesia ingin menorehkan prestasi di level Asia Tenggara maupun Asia.
“Penting untuk dilihat dari anak-anak usia dini yakni menanamkan dasar-dasar sepak bola dan menguasai wawasan dalam bermain sepak bola. Karena tidak mungkin mereka bisa berprestasi nantinya tanpa adanya pembinaan usia dini,” ujar Agus Gumiwang usai membuka turnamen Asiana Cup V, di Lapangan Panahan, Kompleks GBK Senayan, Jakarta, Sabtu (2/3).
Ditegaskannya, semua stakeholder yang konsen terhadap sepak bola memiliki tanggung jawab bersama untuk melahirkan pemain yang bagus.
“Indonesia tidak pernah kekurangan talenta-talenta muda sepak bola. Dan untuk menciptakan pemain yang memiliki karakter permainan yang bagus dimulai dari usia dini,” lanjut pria yang juga menjabat sebagai Menteri Sosial (Mensos) RI itu.
Sementara itu, Galih Dimuntur Kartasasmita, Presiden Direktur (Presdir) PT Asiana Raga Prestasi, menyebut dari gelaran Asiana Cup yang telah memasuki tahun kedua, dan penyelenggaraan kelima ini diharapkan lahir bibit pemain usia dini yang nantinya bisa membawa harum nama Indonesia di tingkat internasional.
“Kami melihat anak-anak ini merupakan bibit dan masa depan sepak bola bukan hanya di Indonesia, tapi juga Asia. Sehingga kami konsisten menggelar turnamen Asian Cup ini,” jelas Galih.
Menurutnya, kunci dari pengembangan sepak bola terdapat di usia dini. Ia mencontohkan keberhasilan tim nasional (Timnas) U-22 yang berhasil menjadi kampiun di ajang AFF tak lepas dari peran pembinaan usia dini.
“Ini menjadi tugas dan tanggung jawab dari orang tua, pelatih, dan semua pihak untuk membawa mereka ke level yang lebih tinggi,” tutur Galih.
Sedangkan Luthfi Kamal Baharsyah, salah satu skuat Timnas U-22 yang sukses merajai Piala AFF U-22/2019, meminta para pemain tampil penuh semangat tinggi dan bisa menujukan sportifitas ketika bertanding.
“Untuk semuanya bisa bermain dengan semangat dan sportif serta jangan takut bermimpi, semoga bisa membela timnas nantinya,” tukas Luthfi. (Adt)